Tok-tok-tok!
Suara pintu diketuk berulang-ulang. Namun, rupanya sang pemilik kamar masih asyik dengan lamunannya.
Dug-dug-dug!
Kembali pintu diketuk lagi, kali ini suaranya semakin kencang.
"Ra! Ra, buka pintunya!" teriak Sisil, tetangga kamar sekaligus rekan kerjanya Kyara.
"Kyara, cepat buka! Lu di dalam, ‘kan?’ Sisil kembali berteriak seraya menggedor pintu kost Kyara.
Merasa tak mendapat jawaban, Sisil yang sudah cemas karena sudah dua hari tak melihat Kyara keluar kamar kost, akhirnya menemui Mang Cecep, satpam kost-an yang dia tinggali.
Sisil berlari ke depan. "Mang Cecep, lagi sibuk, enggak?” tanya Sisil setibanya di pos penjagaan.
"Eh, enggak Non, cuma lagi ngopi aja. Ada apa ya?" Mang Cecep balik bertanya.
"Ikut Sisil, yuk! Bantuin dobrak kamar Kyara, soalnya Sisil khawatir ... udah dua hari enggak lihat Kyara keluar kamarnya," ajak Sisil
"Tapi, Non ..." kata Mang Cecep penuh keraguan.
Sisil yang paham akan keraguan Mang Cecep langsung bicara. "Sisil ngerti kok, entar Sisil bilang ke Bu Rena. Bu Rena pasti ngerti kok. Ayo!" Sisil menarik tangan Mang Cecep karena semakin khawatir dengan keadaan Kyara.
Mang Cecep mengikutinya, tiba di tempat.
Brugh-brugh!
Mang Cecep mencoba mendobrak pintu kamar kost Kyara.
"Hey, kalian! Apa-apaan ini?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya berlari dari gerbang depan karena melihat keributan itu.
"Maaf Bu Rena ... tadi Sisil sudah coba hubungi Ibu, mau minta izin buat dobrak kamarnya Kyara," ucap Sisil memelas.
Ya! Wanita paruh baya itu namanya Bu Rena, pemilik tempat kost.
"Iya, saya baru pulang arisan. Memangnya Kyara kenapa?" tanya Bu Rena, lembut.
Bu Rena adalah seorang janda yang tidak memiliki anak. Karena itu, dia selalu bersikap hangat kepada anak-anak kost-nya.
"Ini Bu, Kyara sudah dua hari mengurung diri di kamarnya. Tadi saya coba ketok-ketok pintu, panggil-panggil dia, tapi enggak ada jawaban. Saya takut terjadi sesuatu sama Kyara," jawab Sisil.
"Apa?!" Bu Rena berteriak, suaranya yang cempreng membuat Mang Cecep dan Sisil langsung menutup telinganya. " Cep, ayo buka!" perintah Bu Rena.
Dan pada akhirnya, di dobrakan ketiga, pintu pun terbuka. Bu Rena, Sisil dan Mang Cecep langsung berlari ke dalam guna mencari Kyara.
Brakk!
Pintu kamar dibuka paksa, Kyara mendongak, menatap ke arah pintu dengan keadaan yang sulit untuk digambarkan.
"Astaghfirullah! Kamu kenapa, Nak?" Bu Rena langsung menghambur memeluk Kyara yang sedang duduk menekuk lututnya. Rambutnya terlihat acak-acakan, matanya yang bengkak menandakan entah berapa lama dia menangis.
Kyara hanya menatap kosong kepada orang yang berada di depannya. Tiba-tiba, pandangannya gelap, dan Kyara jatuh terkulai lemah di pelukan Bu Rena.
"Sisil! Cep! Cepat kemari!" teriak Bu Rena.
Sisil dan Mang Cecep yang sedang berada di dapur mencari Kyara, segera berlari menuju kamar Kyara.
"Masya Allah, Kyara kenapa, Bu?” tanya Sisil menghampiri Kyara yang sudah terkulai lemah di pangkuan Bu Rena.
"Entahlah. Ayo Cep, bantu angkat ... jangan bengong saja!" perintah Bu Rena.
Mang Cecep menggendong kyara menuju rumah Bu Rena, kemudian meletakkannya di atas kasur, sedang Sisil berlari ke luar kamar untuk menelpon dokter Andi, salah satu dokter kenalan Bu Rena.
Bersambung....
Terima kasih atas kunjungannya ke karya pertamaku ini...
Semoga masih suka ceritanya...
Ditunggu dukungannya ya...
Jangan lupa saran dan kritikannya, supaya author bisa lebih baik lagi dalam berkarya...🙏🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Wirda Lubis
lanjut
2023-06-23
1
Viani
semoga kyara selamat
2022-07-11
1
Adam
yuk kya, kamu bisa..
2022-05-16
2