Assalamu’alaikum readers...
Terima kasih sudah menunggu episode selanjutnya..
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Bu Rena terus menggosokkan minyak angin di telapak tangan dan kaki Kyara yang sudah terasa dingin, berharap agar Kyara cepat sadar. Akan tetapi, tetap saja tidak membuahkan hasil.
Selang satu jam, Dokter Andi tiba. "Ada apa ini, Ren?" tanya dokter Andi.
"Entahlah An, kata temannya. dia sudah dua hari mengurung diri di kamarnya. Saat kami menemukannya, tiba-tiba dia pingsan," jawab Bu Rena.
Bu Rena dan Dokter Andi adalah teman semasa SMA. Jadi, tak heran jika mereka sudah sangat akrab.
Dokter Andi mulai memeriksa Kyara secara detail. Setelah itu dia menghampiri Bu Rena.
"Gak usah khawatir Ren, gadis itu hanya dehidrasi saja. Sepertinya, sejak dia mengurung diri, dia tidak makan ataupun minum. Untuk sementara, aku akan pasang infus dulu ya, biar ada cairan yang masuk ke tubuhnya. Nanti aku berikan resep obat dan vitamin, bisa kamu tebus di apotek. Tapi Ren, sepertinya dia sedang mengalami trauma. Aku bisa melihat itu dari detak jantungnya yang tak beraturan. Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?" tanya Dokter Andi penuh selidik.
Bu Rena dan Sisil saling bertatapan, kemudian dengan serempak menggelengkan kepala, tanda tak mengetahui kejadian yang menimpa Kyara.
"Baiklah, setelah sadar, suruh dia makan dan minum obat serta vitaminnya. Tapi aku sarankan, jangan dulu bertanya tentang apa yang menimpanya, takutnya dia merasa terbebani lagi," kata Dokter Andi.
"Baik, Dok. Terima kasih," jawab Sisil.
"Ayo Ndi, aku antar ke depan!" kata Bu Rena.
"Iya Ren," jawab Andi. Mereka pun berjalan beriringan ke luar kamar.
"Emh." Kyara bergumam, perlahan dia mulai membuka matanya.
Sisil yang berada di sampingnya, langsung mengelus pipi Kyara.
"Kenapa, Ra? Kamu haus?" tanya Sisil.
Kyara mengangguk perlahan, kemudian Sisil memberinya minum dengan menggunakan sedotan agar lebih mudah.
Setelah minum, Kyara bertanya, "Aku kenapa ada di sini, Sil?"
Sisil menatap Kyara bingung, haruskah dia katakan kalau tadi Kyara pingsan dan menanyakan alasannya kenapa Kyara mengurung diri selama dua hari ini tanpa menyentuh makanan apa pun? Tapi, tidak-tidak ... Dokter Andi sudah berpesan untuk tidak menanyakan apa pun sampai Kyara yang siap bercerita tentang penyebab dia mengurung diri.
Sisil menghela napasnya, "Sudahlah Ra, istirahatlah!" kata Sisil
Kyara memejamkan matanya. Ya! Dia mengingat semuanya. Ah, aku pasti sudah bertindak bodoh, batin Kyara. Tanpa sadar, air mata mulai mengalir di pipinya.
Sisil yang melihat Kyara seperti itu, mulai merasa cemas. Dia menghampiri Kyara dan memeluknya.
"Ra, aku tahu kamu sedang ada masalah, aku tidak akan memaksamu, tapi jangan dipendam sendirian, Ra. Ya! Aku tahu, aku bukan orang yang bisa memberikan solusi. Tapi setidaknya, dengan bercerita, kita bisa berbagi beban bersama. Ra, kamu sudah seperti saudaraku, jangan sungkan jika ingin berbagi masalah denganku. Aku janji, aku akan jadi pendengar yang baik," bisik Sisil.
Kyara membalas pelukan Sisil, dia kembali menangis tanpa bicara apa pun. Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
"Kamu sudah sadar, Sayang?" Bu Rena mendekati Kyara, menyeka air mata Kyara, membelai lembut rambut panjang Kyara dengan penuh kehangatan. "Sil, coba kamu ambil nasi sama lauknya di meja makan!" perintah Bu Rena pada Sisil.
"Iya Bu," jawab Sisil sambil berlari menuju ruang makan. Tak lama, Sisil kembali dengan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya, dia pun menyerahkannya kepada Bu Rena.
"Ayo Sayang, Ibu suapi ya? Sebentar lagi Cecep datang bawa obatnya. Sambil menunggu Cecep, kamu makan dulu ya, kamu pasti lapar," kata Bu Rena sambil menyendok nasi di piringnya.
Kyara hanya diam dan menatap sendu pada wanita paruh baya di depannya. Tanpa dikomando, air mata Kyara mulai jatuh di pipinya. Bibir Kyara bergetar mengingat kejadian dua hari yang lalu.
Bu Rena yang menyadari Kyara menangis, segera mengusap air mata Kyara, kemudian memeluknya.
"Tenanglah, Ibu selalu bersamamu," bisik Bu Rena lirih di telinga Kyara. "Apa pun yang terjadi, jangan lemah dan bangkitlah!" lanjut Bu Rena memberikan semangat untuk Kyara.
Ya! Walaupun Bu Rena tidak tahu ada masalah apa, tapi Bu Rena yakin kalau saat ini Kyara sedang tidak baik-baik saja.
Kyara merenggangkan pelukannya, menatap Bu Rena dan mengangguk pelan. Kemudian dia mengambil piring yang ada di tangan Bu Rena. "Biar Kya makan sendiri, Bu," katanya.
Bu Rena tersenyum mendengarnya, Sisil pun bernapas lega.
Dalam diamnya, Kyara terhanyut dengan tekadnya. Benar apa yang dikatakan Bu Rena, aku harus bangkit kembali. Apa pun yang terjadi padaku, aku harus tetap tegar, batin Kyara.
Bersambung ya...
Terima kasih masih setia membaca karya pertama author...
jangan lupa jika berkenan, mohon berikan jempolnya untuk cerita ini ya...
🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Viani
lanjut
2022-07-11
2
Sani
smangat kya
2022-05-16
3
Adam
semangat kya...
2022-05-16
4