Nita dan Michel baru saja tiba di rumah Morin. Uli terkejut karena kakak iparnya datang tiba-tiba.
" Kenapa tidak kasih kabar dulu sih? " ucap Uli di depan pintu.
" Sudah! Kemarin sudah di kasih tahu di telepon ke kak Morin." jawab Nita sambil memeluk Uli.
" Bi ! Bawakan barang-barang ini ke dalam ya." ucap Uli kepada artnya, kemudian ia merangkul Michell.
" Mana Silvia, kak ! Lama kami tidak ketemu." Uli berjalan mengitari rumah, Ia langsung masuk ke kamar Silvia.
" Sekarang dia bekerja dengan Morin di perkebunan kak." jawab Uli sambil berjalan menghampiri Nita yang masih di depan kamar Silvi
" Apa dia sudah bertemu Roi ?"
" Sudah."
" Bagaimana hubungan mereka ?"
" Masih sama-sama dingin."
Seketika wajah Nita sedikit kecewa.
Michell mengambil ponselnya di saku, kemudian ia menelepon Roi.
" Di mana kau ? "
Uli dan Nita melihat kepada Michell.
" Cepatlah ke rumah tulangmu. Kami sudah disini." Michell mematikan ponselnya.
" Kau menelepon Roi pih." Nita menghampiri suaminya.
Michell menganggukkan kepalanya.
" Hayu..minum dulu." Uli mempersilahkan Nita dan Michell minum jus yang baru saja di letakkan bibi di meja.
👀👀👀
Sementara Roi yang baru menerima telepon dari papihnya sedikit gusar. Ia mondar - mandir di depan meja kerjanya.
" Ada apa tuan ? " Togar yang sedari tadi melihat Roi berjalan mondar- mandir sedikit terganggu.
" Papih dan mamih sudah disini, sekarang di rumah Morin.Gawat ! bakalan rumit nih." Roi memijit keningnya.
" Hadapi saja tuan. Lagi pula nona Silvi itukan sangat cantik. Tuan beruntung di jodohkan dengan dia." Togar tersenyum
" Berani kau memberiku nasehat ha ?" Roi menatap Togar tajam
" hehe....tidak tuan. Bukan nasehat. Itu kenyataan."
" Ngomong lagi kukirim kau ke papua bekerja."
" Jangan tuan. Disana wanita seperti non Silvi langkah."
" Togar ! "
" Maaf tuan. Saya salah." Togar kembali menyelesaikan pekerjaannya.
" Sekarang kita ke rumah Morin."
" Tapi...."
Roi sudah menghilang di balik pintu.
@@@@
Roi dan Togar sudah sampai di rumah Morin.
" Pih, Mih. Kok nga ngabarin dulu sih." Roi memeluk papih mamihnya bergantian. Disana sudah duduk Morin, Uli dan Silvi.
Roi menatap Silvi yang menundukkan kepalanya.
" Duduk kamu." suara Michell membuat Roi takut.
" Perusahaan mana yang ingin kau dirikan ?" tatapan Michell seperti menghantam wajah Roi.
" Pih..."
" Untuk apa kau berbohong ? Apa perusahaan papih kurang banyak hingga kau harus mendirikan perusahaan lagi."
Roi menatap Nita meminta pembelaan. Tapi sayang Nita malah memasang muka cemberut dan membuang wajahnya.
" Sekarang ceritakan semua ! "
Roi tertunduk malu.Hari ini posisinya seperti di hakimi di ruang pengadilan.
" Maaf. Sebenarnya...aku....ber...bo..hong tentang itu semua. Aku hanya ti....dak ingin dijo....."
" Roi !" suara Nita membentak
Nita tampak kesal dengan sikap dan ucapan Roi.
" Mamih nga mau tahu. Sekarang mamih dan papih datang ke sini untuk menentukan hari pertunangan kalian. Mengerti ! "
Silvi memandang Roi yang menundukkan kepalanya.
Ada perasaan sedih di hatinya melihat Roi dibentak namborunya.
" Bagaimana Silvi ? Kau setujukan ? " Nita berbalik menanya Silvi.
" A...a...ku. Gimana papa dan mama saja."
Roi menatap Silvi dengan perasaan heran. Dasar wanita suka bersandiwara, di depanku ngomongnya gini, sekarang beda lagi.
" Nah, Kalau begitu kita tetapkan tanggal tunangan mereka." tambah Michell
" Pih, Mih ! Kenapa buru-buru sih. Kita makan siang saja dulu. Nanti ini dibicarakan lagi." potong Roi.
" Betul kata Roi. Mari kita makan siang di luar saja." tambah Morin.
" Ma, Silvi, hayu..siap- siap." ucap Morin kepada istri dan putrinya
Mereka bergegas untuk makan siang di salah satu restoran ternama di kota Medan.
Michell dan Nita masuk di mobil Morin.
sedangkan Silvi ikut di mobil Roi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Harnio Kenan Alvaro
hormat kau Roy sama tulang mu
2023-01-30
0
Nur 'S
si roy nggak sopan , masa panggil nama sama tulangnya..
2022-06-01
0