Sesampainya kembali ke Sekte. Wu San dengan keras memarahi Li Fang, atas tindakan cerobohnya tadi.
Wu San menyuruh Li Fang untuk kembali ke kamarnya. Dia mengatakan jika ia keluar dari dalam kamar tanpa izinnya. Li Fang tak akan mendapat makan malam. Ia berfikir untuk bersikap tegas, agar kejadian yang seperti tidak kembali di lakukan olehnya.
Waktu tak terasa telah berlalu cepat, saat ini bintang dan bulan telah menunjukkan sinar indahnya di langit.
Wu San terlihat berjalan dan berhenti tepat di depan pintu kamar yang di tempati Li Fang.
"Fang'er, Cepat keluar, makan malam sudah di siapkan," ucap Wu San sembari tangannya mengetuk pintu.
Di dalam kamar, Li Fang hanya berbaring di atas kasur sambil kepalanya ia hadapkan ke langit atap kamar. Mendengar panggilan yang di suarakan Pamannya. Dia lantas bangkit untuk membuka pintu.
"Aku tahu perutmu itu sudah keroncongan. Karenanya, aku menyuruh Penatua Yo untuk membuat hidangan, memajukan jam makan malam kita."
"Aku sama sekali tidak mengira itu," balas Li Fang pelan sambil tersenyum tipis. "Ku pikir, Paman, akan membiarkan aku malam ini tidur dengan tubuh yang kelaparan..."
Setelah membalas dengan kalimat sarkastik itu, Li Fang kemudian menutup pintunya. Dan berjalan bersama Wu San ke meja makan yang letaknya tak jauh dari kamarnya.
"Seperti biasa, Kakek Yo, pasti memasak makanan yang enak," ujar Li Fang seraya memegang perutnya.
Sehabis makan, wajah Wu San tiba-tiba menjadi serius. Dia mengajak Li Fang ke suatu ruangan yang letaknya di dalam bangunan Sekte ini sedikit terpencil.
Pintu berdaun ganda yang kemungkinan itulah ruangan tujuan Wu San, karena hanya satu-satunya ruangan inilah yang letaknya paling di sudut.
Wu San kemudian membuka pintu berdaun ganda itu, lalu melangkah masuk. Di ikuti Li Fang dengan wajah kebingungan berjalan belakangnya.
Ruangan ini mempunyai panjang dan lebar 4 kali lebih besar dari kamar Li Fang. Namun, untuk suatu alasan yang tak jelas ketika berada di dalamnya Li Fang seperti pernah merasakan suasana ruangan seperti ini.
"Ini adalah ruangan rahasia Sekte Kabut Bayangan. Di sinilah kita biasa merencanakan strategi, atau hanya sekedar berkumpul saja dengan Penatua-penatua yang lain..."
Perkataan Pamannya, kembali mengingatkan dirinya ke ruangan rahasia bawah tanah Sektenya yang menjadi tempat pusaka pedang yang sekarang berada pada dirinya dahulu di simpan.
"Aku perkirakan, kamu pasti telah mengetahui tujuan Paman mengapa mengajakmu ke ruangan rahasia ini."
Li Fang berjalan sebentar dan berdiri di samping Wu San. "Sedikit aku mengetahuinya, Paman. Namun, tidak sepenuhnya. Yang ku ketahui adalah ruangan rahasia ini menjadi tempat kunjunganku untuk terakhir kalinya."
Suasana sedikit haru terjadi di dalam ruangan ini. Wu San hanya terdiam beberapa saat tak membalas sebelum kemudian ia kembali berkata.
"Salah...," ucapnya pelan dengan senyum kecutnya. "Kamu salah, Fang'er, jika dirimu mengatakan bahwa ini menjadi terakhir kali kau berada di ruangan ini itu tak benar. Aku seratus persen yakin kamu akan kembali lagi kesini, tetapi waktunya aku tak bisa ketahui seberapa lama..."
Li Fang hanya membalas dengan senyum canggung. "Jika, Paman, tak mau aku pergi. Maka tarik kembalilah niat Paman itu. Aku masih ingin terus berada disini."
Wu San berjalan ke suatu sudut ruangan ini, tak memberi respons, dan saat berhenti di depan sebuah lemari kayu kecil. Dia membuka suara. "Dunia ini lebih rumit dari perkiraanmu. Saat ini kamu sangat di butuhkan, Fang'er. Asal kau tahu dari informasi yang sedikit ku ketahui, saat ini kekaisaran sedang kacau. Di mana-mana terjadi penindasan. Dan itu, meskipun diriku agak berat melepaskanmu, tetapi aku yakin dirimulah yang di takdirkan untuk membuat seluruh dunia persilatan Kekaisaran Zhou menjadi tentram dan damai..."
Setelah penjelasan panjangnya, dia terlihat menarik daun pintu lemari di depannya. Tanpa menunggu balasan Li Fang dari perkataannya. "Fang'er...Coba kamu keluarkan kalung liontin pemberian Ayahmu, dan berikan ke Paman."
Terlebih dahulu pikirannya mengolah maksud dari perkataan Pamannya. Dan setelah itu kemudian ia merogoh saku pakaiannya.
"Ini, Paman...," katanya seraya tangannya memberikan kalung liontin.
Wu San menggerakkan tangannya mengambil kalung liontin itu. "Aku beritahukan kegunaan yang sebenarnya dari liontin ini...
"Kalung liontin ini di buat pada zaman Ayahku dan Kakek buyutmu, Wang Fei. Atau lebih tepatnya kalung ini adalah sebuah simbol pengikat persahabatan keduanya..."
Setelah berkata demikian, Wu San terlihat mengambil sesuatu dari dalam lemari. Sebuah kalung yang sama persis dengan kalung liontin milik Li Fang berada di tangan kirinya.
"Ini adalah kalung liontin punya Ayahku. Sama persis, 'kan, hanya orang yang tak mempunyai mata mengatakan kedua kalung tak memiliki kesamaan...
"Mengapa aku menunjukkan kalung ini, karena ada suatu alasan yang penting kamu ketahui. Kedua kalung ini dahulu di gunakan Ayahku dan Kakek Buyutmu untuk saling mengirim sinyal apabila terjadi sesuatu yang buruk antara salah satu dari mereka. Karenanya itu pula, aku ingin kamu menjaga dan membawa kalung ini terus bersamamu. Bila terjadi sesuatu yang membayakan dirimu, kamu hanya perlu meneteskan sedikit darahmu ke liontin ini. Setelah itu kalung liontin milik Ayahku akan merespons dengan mengeluarkan cahaya terang."
"Apa kamu mengerti, Fang'er?" tanya Wu San.
"Aku mengerti," jawab Li Fang sambil mengangguk pelan. "Kalung liontin akan ku jaga. Makasih karena telah memberitahuku, Paman..."
"Jika kamu sudah mengerti tentang apa yang tadi ku beritahu. Mengesampingkan dendammu kepada Pendekar Aliran Hitam yang membuat nasibmu menjadi seperti ini. Yang harus kamu lakukan terlebih dahulu setelah keluar dari sini memulai petualanganmu adalah..."
Wu San menambahkan bahwa dia harus mencari pasangan dari pedangnya. Yaitu sebuah Kitab itu. Pasalnya, menurut rumor yang beredar, di dalam Kitab tersebut terdapat berbagai jurus yang sengaja di ciptakan untuk pemilik Pedang Surgawi gunakan.
"Dan yang ku ketahui sedikit dari Ayahku dulu, tak banyak Pendekar mengetahuinya. Kitab itu kalau tidak salah berada di Benua Selatan. Kamu hanya perlu bertualang mengelilingi Benua itu. Aku tahu pasti kamu merasa berat melalukannya, tetapi Paman yakin kamu akan berhasil menemukannya."
Dunia ini di bagi menjadi tiga Benua yaitu;
Benua Tengah, Benua Selatan, dan yang terakhir Benua Timur. Di dalam Benua itu masing-masing terdapat beberapa Kekaisaran yang berdiri di atasnya. Kekaisaran Zhou sendiri masuk dalam wilayah Benua Timur.
Di Benua Timur terdapat tiga Kekaisaran. Kekaisaran Shang, Kekaisara Qing, Kekaisaran Zhou. Di antara ketiganya, Kekaisaran Shang adalah yang terkuat, mau itu dari segi kekuatan militer dan ekonomi.
Sedangkan, Kekaisaran Zhou dan Kekaisaran Qing hampir berimbang, tetapi Kekaisaran Qing berada sedikit di atas. Karena tingkat ekonomi di sana lumayan maju.
"Paman harap, Fang'er, kamu memprioritaskan lebih dahulu Kitab itu. Meskipun kamu juga harus melakukan yang lain. Dan Paman sarankan dalam Petualangan mu itu kamu juga harus menyempatkan mencari-cari informasi tentang tubuhmu dan sekaligus cara membuka meridianmu..."
Li Fang tertegun mendengar semua penjelasan Pamannya. Dia kali ini merasa tak akan bisa mewujudkan semua yang di katakannya.
Wu San mengembalikan kalung liontin Li Fang. Dia berjalan ke arahnya lalu merangkul pundaknya. "Kamu harus yakin, Fang'er. Sedari tadi Paman telah mengatakan bahwa kamu yang akan membasmi semua kejahatan, dan Paman seratus persen meyakini nan menaruh harapan tinggi padamu..."
"Aku tak menyangka tujuan dari takdirku akan menuntunku ke jalan yang rumit seperti ini," ucap Li Fang sambil menggaruk kepalanya pusing memikirkan semua yang harus ia lakukan nanti.
"Semakin lama, kamu di luar sana dan mengetahui tentang betapa luas dan kerasnya dunia ini. Dirimu akan menjadi kebal, ketika kamu di hadapkan akan masalah yang menimpamu."
Larutnya malam memberhentikan perbicangan panjang antara Li Fang dan Wu San.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Lanjutkan
2023-10-31
0
Harman LokeST
nice nice nice nice nice nice nice nice
2023-10-03
0
Machan
semangat li fang
2020-12-17
1