Wang Yuan Vs Guo Heng

Pertempuran tak terelakkan lagi, tanah yang menjadi masuk dalam wilayah Sekte Pedang Abadi di penuhi oleh darah yang berceceran, dan potongan tubuh yang berserakan kemana-mana, hingga menimbulkan bau amis yang menyengatkan.

Semua Penatua dari Sekte Pedang Abadi di sibukkan oleh bawahan dari ke empat individu aliran hitam tersebut.

Dua Penatua yang datang terlebih dahulu bersama Xu He sedang berhadap-hadapan dengan Ming Ling dan Yang Shu. Namun, belum beberapa jurus yang mereka berdua adukan, kedua Penatua itu terlihat sudah terluka parah, darah keluar dari mulut mereka masing-masing.

Hanya tersisa Guo Heng saja, yang masih belum bergerak. Dia terlihat masih tenang duduk di atas kudanya.

Sementara tidak jauh dari pertarungan yang tidak seimbang antara kedua Penatua itu. Xu He terus beradu pukulan tangan kosong dengan Mo Xing, yang dengan beringas terus menerus menyerang ke bagian vital tubuh.

Kultivasinya telah berada di tingkatan Pendekar Langit awal, tentu saja aku tak bisa mengalahkannya. Batin Xu He sambil memegang bagian ulu hatinya yang sakit, akibat serangan yang di daratkan Mo Xing.

Nafasnya sudah terburu-buru, terlihat dia hampir mencapai batasnya. Xu He tak menolak mengatakan bahwa dirinya lemah di hadapan lelaki berwajah bengis itu. Dia harus mengakui itu, karena tingkatan Kultivasinya masih berada di jauh di bawah lelaki itu, yang hanya baru mencapai Pendekar Bumi Menengah.

"Lagi-lagi ekspektasiku ini salah...," kata Mo Xing sembari mengangkat kakinya satu langkah ke depan.

"Aku kira keberanian besarmu itu setara dengan kekuatanmu. Aku sedikit kecewa melihat itu, tetapi tak apa..."

Sedetik setelah perkataannya, Mo Xing tiba-tiba menghilang dari di depan Xu He. Dan dengan secara tak terduga, ia telah berdiri di sampingnya.

Xu He tak mau berbalik memandang ke arah sumber suara. Karena ia tahu, di lehernya saat ini telah menempel dengan ujung mata dari pedang lelaki itu. Nyawanya ada di tangan Mo Xing, yang kalau ia mau saat ini pedang itu telah menembus lehernya. Maka dengan itu tak mau mengambil tindakan lanjut yang akan merugikan.

"Ada yang ingin kau ucapkan sebelum kepergianmu ini. Atas keberanianmu yang aku sedikit kagumi itu, kematian yang cepat tanpa rasa sakit akan ku berikan padamu." Mo Xing berkata dengan senyum iblisnya.

Xu He menggemerutukkan giginya kesal. Dia tak merasa kesal terhadap dirinya sendiri, tak bisa berbuat apa-apa di situasi seperti ini. Kekesalan itu semakin jadi saat kata-kata yang sangat merendahkan itu ia dengar.

"Jangan banyak berfikir. Beruntung karena kau masih ku berikan waktu sebelum ajal yang ku berikan menjemputmu. Biasanya lawan yang berhadapan denganku langsung ku tendang ke alam baka."

Raut wajah Xu He, tiba-tiba berubah saat merasakan aura seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu sebentar lagi akan datang.

"Kau seperti Tuhan saja! Dasar manusia rendahan yang tak mengerti algoritma kehidupan. Beraninya kau melawan takdir yang telah di ciptakan oleh Sang Pencipta," desis Xu He.

Mo Xing merasakan emosi sekarang sudah berada di puncaknya, setelah mendengar hinaan itu. Dia dengan cepat mengangkat Pedangnya ingin menebas lelaki tua yang berada di hadapannya yang sedang berlutut ini.

"Tamatlah riwayatmu, Pendekar rendahan!"

Trang...

Mo Xing melebarkan matanya saat serangannya yang secenti lagi akan merobek daging dari leher lelaki itu ternyata ada yang berani menangkisnya.

Wang Yuan telah berada di hadapan Penatuanya itu, dan dialah yang menangkis serangan dari Mo Xing.

Xu He tersenyum tipis melihat kedatangan Ketuanya. Semangatnya kembali lagi seperti semula.

Sementara Mo Xing mengambil langkah menjauh pergi berada di dekat kuda Guo Heng. Dia berdua memandang ke satu arah yang sama.

"Berdirilah, Penatua He." Wang Yuan berkata sembari membantu Xu He berdiri. "Aku tak menyangka dalam situasi genting seperti ini kamu masih bermain-main. Gunakan pedang mu, Penatua."

Xu He hanya tersenyum canggung, awalnya dirinya hanya meremehkan kekuatan Mo Xing, dan berfikir untuk bermain-main sebentar dengan menyerang memakai tangan kosong.

Namun, dengan terus berjalannya waktu dan ia semakin di sudutkan. Pergerakannya dalam memakai pedangnya tertutu menjadi tertutup, karena serangan lawannya bergerak terus yang mengharuskan dia harus menangkisnya.

"Terlalu lama...Terlalu lama sekali kau menunjukkan batang hidungmu!"

Suara itu bukan berasal dari Mo Xing, tetapi dari seseorang yang sedari tadi hanya diam di atas kudanya.

Guo Heng turun dari kudanya, dan berdiri memandang Wang Yuan jijik. "Aku sudah menunggu saat-saat ini, Yuan... Dendam ku kepada Sektemu tak akan pernah hilang walaupun itu telah berlalu selama bertahun-tahun."

Setelah berkata, belasan Kalajengking hitam keluar dari sela-sela jubahnya, dengan tungkai kepalanya memandang ke arah Wang Yuan.

Wang Yuan hanya membalas dengan tatapan dingin, ia mengingat kembali detik terakhir kematian Ayahnya. Dan akibat utama dari penyakit keras yang di terima olehnya di dapat saat bertarung dengan Ayah dari Guo Heng.

Pada saat itu Wang Guo berhasil membunuh Guo Ying. Namun, harga yang ia harus bayar besar, racun mematikan dari Kelompok Kalajengking beracun berhasil masuk dan mengalir di dalam darahnya.

Di bawah rembulan yang entah mengapa sinarnya malam ini begitu terang. Berdiri dan saling berhadap-hadapan kedua lelaki yang di penuhi dendam.

"Aku tak akan mengganggumu, Heng'er. Tapi ku mohon, jika, kau ingin bantuanku.... Katakanlah," sela Mo Xing sebelum kedua lelaki yang terlihat seumuran itu bertarung.

"Makasih, guru. Namun, ini adalah urusan pribadiku dengannya. Akan ku usahakan guru tidak masuk atau membantuku."

Guru? Semua pasti bertanya-tanya dengan itu. Akan tetapi, begitulah kenyataannya. Ketiga individu terkuat selain Guo Heng telah berusia lanjut, seangkatan dengan Ayah dari Wang Yuan.

Namun, itu hanyalah hal yang biasa bagi seorang Pendekar yang mempunyai tenaga dalam tinggi, yang mampu memberi energi kehidupan.

Mo Xing mengangkat Guo Heng sebagai murid, setelah mendengar kabar Guo Ying teman kecilnya telah tewas saat bertarung melawan Ketua dari Sekte Pedang Abadi.

"Jika itu maumu, baiklah. Aku tak akan mengganggu pertarunganmu dengan dia. Sekalian juga diriku ingin melihat perkembanganmu selama kamu menjadi muridku."

Mo Xing kembali menjatuhkan pandangannya ke Xu He dengan ekspresi menyeringai. Yang saat ini telah berdiri tegap sedikit di belakang Wang Yuan.

Tanpa berkata lagi, Guo Heng melesat ke arah Wang Yuan dan berhenti lebih dekat selangkah di depan Wang Yuan.

Sedangkan, Mo Xing tak mau kalah, dia juga bergerak menghampiri Xu He, dengan pedangnya, yang dari bilah hingga gagangnya berwarna hitam, bersiap-siap mendaratkan serangan.

**

Pertarungan sengit dan tegang terjadi antara Wang Yuan dengan Guo Heng. Setiap kali salah dari mereka berdua melayangkan serangan, hasil dari serangan itu akan menimbulkan kerusakan yang tak terhingga.

Tanah-tanah yang telah Guo Heng pijak, berubah menjadi berwarna hitam. Sementara hasil dari serangan yang di sebabkan oleh Wang Yuan sendiri, berhasil membuat kerusakan yang lebih parah. Karena gerbang Sektenya yang tadinya kokoh berdiri sekarang ambruk parah.

Saat ini dari mereka berdua, kelelahan sepertinya telah menimpa rongga pernafasan masing-masing. Namun, karena dendam yang sangat mendalam, kelelahan itu di hiraukan.

Hingga pertarungan antara keduanya telah berlalu selama satu jam. Akibat yang di timbulkan dari keduanya semakin parah. Tembok dan menara pos penjaga hancur. Menyisakan serpihan bebatuan saja.

Sementara dari segi luka...

Wang Yuan mengalami luka yang serius, tetapi tak dapat di lihat oleh orang lain. Karena racun di dalam tubuhnya sangat menganggu pergerakannya, ia selama ini berusaha menekan itu dengan tenaga dalamnya.

Namun, luka yang lebih serius di terima oleh Guo Heng. Kedua tangannya terputus, darah berwarna hitam mengalir deras memenuhi jubah dan badannya.

Mereka berdua sebenarnya berada pada tingkatan Kultivasi sejajar yaitu Pendekar Bumi, tetapi tahapan dari Wang Yuan sedikit satu tingkat di atas Guo Heng yang hanya berada di Kultivasi Pendekar Bumi awal, dirinya baru dua bulan yang lalu masuk berada ke tahap itu.

"Haha...Kau tidak akan bisa bertahan dari racun racikanku sendiri itu. Efeknya akan membakar semua pinggiran Dantian dan Meridianmu hingga kau tak bisa lagi menggunakan tenaga dalam." Guo Heng terlihat sangat senang sekali.

"Ah, aku tahu itu. Dan mungkin lukamu juga lebih parah dariku," ucap Wang Yuan tersenyum mengejek. "Keuntungan yang aku miliki, yaitu masih bisa menjalani hidup. Sementara engkau....

"Dalam satu gerakan saja, saat ini aku bisa membunuhmu."

Mendengar hinaan itu, Guo Heng menjadi geram. "Cuihh! Coba kau praktekan perkataanmu itu. Jangan hanya sekedar ber--"

"Pedang Halilintar!"

Sebuah kepala bergelinding jatuh ketanah. Mata dari pemilik kepala itu masih dalam keadaan melotot.

Wang Yuan dalam satu tarikan nafas telah memutus kepalanya, melepaskan dari tubuhnya.

Dan tak berselang lama setelah itu, Wang Yuan jatuh ke tanah sambil memegang perutnya yang tiba-tiba memanas seperti sedang di bakar oleh api. Dia juga memuntahkan darah segar dari mulutnya, tetapi warna darah itu hitam.

"Kemungkinan, ini efek racun yang ia tadi katakan." Wang Yuan tersenyum pasrah sambil memandang ke arah tempat pertarungan antara Xu He dan Mo Xing.

Mo Xing yang melihat itu seketika menjadi geram, ia melampiaskan kekesalannya saat melihat kepala muridnya bergelinding di tanah, ke Xu He.

Xu He yang telah terlukan parah, hanya tersenyum pasrah saat mata pedang Mo Xing mengarah ke titik jantungnya berada.

"Ah.." Erangnya sambil memuntahkan darah segar.

Setelah selesai menyelesaikan urusannya. Begitu juga dengan Ming Ling dan Yang Shu yang terlihat sedikit lagi akan selesai dengan pertarungannya.

Mo Xing lantas berjalan pelan dengan wajah sangat marah, ke Wang Yuan.

Wang Yuan hanya tersenyum memandang ke arah lelaki itu berjalan yang berniat mengakhiri nyawanya.

Srasshh...

Ketua dari Sekte Pedang Abadi telah tewas secara mengenaskan, dengan badan yang terbelah menjadi dua bagian.

**

Maaf jika ada kesalahan, semacam Typo.

Mohon menjadi penyemangat saya untun. Meng- Like, Vote, dan komen ceritaku ini😁

Terpopuler

Comments

Lanjut terus

2023-10-31

0

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeerriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiuuuuuuuuuuuusss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss Li Fang

2023-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!