Awal pagi ini, cahaya matahari belum muncul menyinari bumi. Li Fang dan Wu san telah bangun dari tidurnya, dan bergegas untuk kembali.
Jarak yang mereka tempuh untuk kembali ke Sekte, tak sampai 1 kilometer. Bahkan mereka berdua bisa sampai ke sana dalam waktu yang terbilang singkat. Namun, Wu San tadi berkata bahwa lebih baik berjalan-jalan santai saja. Sekalian menikmati kesejukan udara alami dari hutan ini.
Sekitar setengah jam berjalan, beberapa saat kemudian mereka berdua telah sampai di tempat tujuan.
Sebuah gerbang kayu sederhana, dan tak terlalu besar menjadi batas langkah mereka untuk masuk ke dalam Sekte.
Setelah membuka gerbang, Li Fang kemudian mengikuti Wu San berjalan masuk. Tanpa ia sadari bibirnya membentuk senyum simpul dengan sendirinya, melawan kesadaran pikirannya.
"Ah...Walaupun hanya seminggu meninggalkan tempat ini, tetap saja membuatku merindukannya. Seminggu seperti terasa setahun..." Kata Li Fang sambil meregangkan kedua tangannya, lalu kemudian menghirup udara di sekitar bangunan Sekte.
Li Fang menikmati itu sendiri, pasalnya Wu San telah beranjak masuk ke dalam, mendahuluinya. Di depan Li Fang sekarang, terdapat sebuah bangunan yang lumayan besar, berdiri kokoh dengan kesederhanaannya.
Li Fang kemudian beranjak dari tempatnya berdiri, menggerakkan kedua kakinya untuk melangkah masuk ke pintu bangunan yang telah terlebih dahulu di buka oleh Wu San.
Meskipun dari luar, bangunan Sekte ini terlihat sedikit tak bersahabat di pandang mata, tetapi di dalamnya sangat jauh berbeda dengan di luar. Lantai, tembok yang terbuat dari kayu, semuanya masih terlihat bersih, orang-orang akan mengatakan bahwa yang membersihkan bangunan yang memiliki ratusan kamar Vila di dalamnya ini sangat ahli dalam hal membersihkan.
"Tuan Muda, telah datang rupanya..."
Ucapan itu refleks menghentikan langkah Li Fang untuk kembali ke kamar Vilanya.
Seorang lelaki yang jauh lebih berumur daripada Wu San sedang tersenyum ke arahnya.
Kakek Yo, begitulah dirinya ingin di sebut. Yang, Li Fang tahu dialah yang membersihkan seluruh bangunan sampai Vila-vilanya dari pertama kali dirinya datang kesini. Kakek Yo sekarang tengah berdiri di sudut bangunan dengan tangan yang memegang sapu.
"Hai, Kakek Yo, bagaimana kabarmu? Tumben juga pagi-pagi begini Kakek telah berada di sini," ucap Li Fang dengan ramah.
Li Fang kemudian berjalan menghampiri Kakek Yo yang masih tersenyum.
"Kakek baik-baik saja, Tuan Muda. Tentang datang pagi-pagi ini, Kakek merasa butuh kegiatan saja." Kakek Yo berkata sembari mengulurkan tangannya ke arah Li Fang.
Li Fang membalas uluran tangan itu dengan menjabat erat telapak tangan, Kakek Yo. "Entah mengapa, selama seminggu ini aku merasa rindu sekali dengan bangunan ini termasuk juga Kakek Yo."
Kakek Yo hanya tersenyum tanpa berkata sepatah kata apapun membalas ucapannya.
"Fang'er! Apa yang kamu buat di situ sendirian. Cepat bersihkan badanmu terlebih dahulu, setelah itu segera pergi ke meja makan..."
Setelah berkata demikian, Wu San segera berbalik meninggalkannya.
Li Fang yang masih dalam posisi menjabat tangan. Segera mengalihkan pandangannya dari Pamannya yang tadi berkata kembali ke Kakek Yo.
Li Fang seperti menjabat angin saja. Karena Kakek Yo sudah tak terlihat lagi di hadapannya. Menghilang sepenuhnya, tanpa menimbulkan suara bising. Itulah yang sering di lakukan Kakek itu ketika sedang berbincang dengannya.
Dirinya mendengus pelan, karena kesal melihat tingkah Kakeknya yang sering mempermainkannya. Dan ia menebak Kakek Yo sekarang berada di dapur untuk menyiapkan hidangan.
"Pembantu Sekte ini saja memiliki kecepatan yang menakjubkan seperti itu. Apalagi anggota-anggotanya lain yang masih melakukan pertapaan di kaki gunung," gumam Li Fang kagum sambil berjalan ke kamar Vilanya.
Tanpa sepengetahuannya, Li Fang telah melewati kamar Vilanya berada, dia kembali berbalik mencari kamarnya.
Setelah sampai di depan kamar Vilanya ia berkata. "Aku harus segera mencari cara untuk tubuhku ini yang tak bisa membuka meridian. Agar segera mempelajari Jurus Langkah Bayangan..."
Li Fang kemudian membuka pintu kamarnya, dan masuk.
Pernah suatu kejadian, waktu itu Li Fang melihat Kakek Yo menggunakan Jurus itu. Dan seketika dirinya di buat tertarik, lalu kemudian ia memaksa Pamannya untuk mengajarkannya.
Namun, Wu San menolak, ia memberitahu bahwa dirinya harus memiliki Tenaga Dalam terlebih dahulu untuk menggunakannya. Karena Jurus Langkah Bayangan sangat mendewakan Tenaga Dalam. Sebab, bila tak ada Tenaga Dalam Sekte ini tidak akan di berikan nama Sekte Kabut Bayangan.
Pasalnya, Jurus Langkah Bayangan itu sudah menjadi ciri khas dari masing-masing anggota Sekte ini. Sebuah Jurus yang menitikberatkan Tenaga Dalam lalu di alirkan ke kedua kaki, itulah dasarnya. Namun, di lakukan dan di terapkan dengan proses yang jauh berbeda dengan Langkah Angin.
Langkah Angin atau Jingkang adalah jurus ilmu meringankan tubuh paling awam di gunakan oleh seluruh Pendekar di dunia ini. Dasarnya sama dengan Langkah Bayangan, tetapi proses penyalurannya saja yang berbeda, dan rahasia penyaluran itu hanya diketahui oleh anggota Sekte ini.
**
"Penatua Yo, lebih baik anda sekarang jangan terlalu sering menggunakan Langkah Bayangan ketika berada di dekat, Fang'er."
Wu San sekarang berada di meja makan bersama Kakek Yo. Sup daging dan beberapa buah telah di hidangkan di tengah-tengah meja yang tak terlalu besar ini, hanya cukup untuk di duduki 4 orang saja.
Kakek Yo tersenyum canggung setelah mendengar perkataan Wu San. "Baiklah, Ketua, lain kali aku tak akan menggunakannya lagi."
Kakek Yo berkata dengan sedikit ragu, makanya, kata-kata berjanji tak keluar dari mulutnya. Dan Wu San menangkap keraguan itu.
"Aku bukan bermaksud untuk melarang mu, Penatua Yo. Ku tahu, Penatua tak akan bisa menghilangkan kebiasaan itu, bahkan akupun masih sering menggunakannya karena kita semua telah di biasakan memakai Jurus itu. Namun, tak baik untuk menunjukkannya terus menerus kepada anak itu. Aku takutnya dia menggunakan cara yang aneh untuk mempelajari Langkah Bayangan..."
Kakek Yo mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasan Wu San. "Apa perlu saya memanggil, Tuan Muda, di kamarnya."
Kakek Yo terlihat sudah berdiri ingin bergegas, tetapi kemudian kembali duduk. Setelah mendengar balasan Wu San.
"Tak perlu, Penatua. Itu dia sudah datang." Wu San berkata sembari menunjuk Li Fang yang sedang berjalan ke meja makan.
"Maaf, membuat Paman dan Kakek menunggu," ucapnya sembari menarik kursi yang terbuat dari kayu itu untuk duduk.
Li Fang saat ini telah rapi, rambutnya yang mulai tumbuh sedikit panjang menambah ketampanannya. Badannya yang terlihat kekar menambah aura kepemimpinannya.
Wu San dan Kakek Yo tertegun melihat kharisma dari Li Fang.
"Ayo kita makan..." Kata Li Fang sambil mengambil semangkuk sup daging.
"Ayo, ayo...," ucap mereka berdua serentak.
Setelah sarapan, mereka bertiga kembali melanjutkan aktivitas masing-masing.
Li Fang dan Wu San kembali bersemedi di sebuah ruangan berniat ingin mencoba terus mengumpulkan Tenaga Dalam.
Seminggu yang lalu Wu San mengajaknya pergi ke hutan bukan hanya melakukan latihan untuk menyempurnakan kekuatannya. Dia hanya ingin mengenalkan kehidupan luar kepadanya, karena selama beberapa tahun ini, Li Fang sama sekali tak pernah di izinkan untuk keluar, walau itu hanya sejengkal saja dari gerbang.
**
Pagi telah berganti menjadi siang, matahari sudah menunjukkan wujudnya di atas langit.
"Sudah siang rupanya...," ucap pelan Li Fang.
Di dalam ruangan ini hanya tinggal dirinya seorang saja. Li Fang membuka matanya perlahan-lahan. Meskipun masih belum bisa membuka meridian dan mengumpulkan Tenaga Dalam, tetapi setelah melakukan semedi ini, pikirannya menjadi tenang, dan ia merasa badannya terasa lebih segar.
"Ah, aku lupa bahwa ada yang harus ku lakukan hari ini..."
Li Fang bangkit dari posisi duduk menyilangnya. Dia teringat kembali dengan kejadian kemarin sewaktu di hutan.
Dengan mengendap-endap Li Fang keluar dari bangunan Sekte. Setelah berada di luar gerbang, ia segera memacu kedua kakinya untuk berlari menuju hutan. Dengan kekuatan fisiknya, ia berlari sangat cepat dengan sekali-kali atraksi bersalto apabila melihat batu besar.
**
Maaf jika ada kesalahan, semacam Typo.
Mohon menjadi penyemangat saya untun. Meng- Like, Vote, dan komen ceritaku ini😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Next
2023-10-31
0
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Li Fang
2023-10-03
0
arif tatta
sampai di sini cukup menghibur
2021-05-30
0