6 Tahun Kemudian...
Tepat di tengah-tengah hutan yang berkabut, seluruh area di sini tumbuh banyak pepohonan dan dedaunan liar. Meskipun daun-daun dari pepohonan yang banyak ini tumbuh begitu lebat, tetapi itu sama sekali tak menganggu kedua seseorang dengan jenis kelamin lelaki, namun berbeda usia untuk latihan tanding dengan leluasa.
Anak remaja yang kulitnya sangat putih, tidak jauh beda dengan putihnya susu, dan memiliki badan atletis. Karena otot di seluruh sisi tubuhnya terbentuk dengan sangat indah. Dari badannya, wanita akan langsung tertarik, dan mengatakan bahwa dia adalah lelaki sejati.
Di tengah pepohonan yang tumbuh lebat ini, anak remaja itu dengan leluasa bergerak-gerak menghindari serangan dari pedang kayu, yang lelaki sepuh di hadapannya layangkan.
"Fang'er...," ucap Paman San dengan nafas sedikit kelelahan sembari menghentikan serangannya.
"Paman menyerah, sudah seminggu penuh ini, kita latih tanding. Namun, saat ini titik kelelahan stamina, Paman. Sepetinya telah mencapai batasnya."
"Aihhh, padahal aku sama sekali belum lelah, Paman. Aku ingin meningkatkan kecepatanku ke tahap yang lebih tinggi."
Selama beberapa tahun ini, Li Fang hanya melatih kecepatan dan kekuatan fisiknya saja. Karena tubuhnya sama sekali belum bisa membuat dan mengalirkan Tenaga Dalam ke seluruh meridiannya.
Dalam 6 tahun ini, meridiannya sama sekali belum terbuka. Wu San atau Paman San telah melakukan segala cara untuk mengobati dan mencari penyebabnya. Namun, tetap saja ia tak berhasil.
Akan tetapi, kecepatan yang di miliki Li Fang, jauh di atas dirinya pada saat masih muda, begitu juga dengan kekuatan fisiknya.
Dua tahun yang lalu, awal-awal Paman San memulai latihan fisik kepada Li Fang, dirinya sempat di buat syok tak percaya. Serangan jantungnya hampir kumat, saat melihat Li Fang berjalan turun dari atas gunung dengan membawa batu gunung sebesar sapi dewasa, di pundaknya.
Tak jauh dari hutan berkabut ini, gunung yang sebagian bebatuan-bebatuannya sudah di penuhi oleh lumut. Berdiri tegak nan terlihat angkuh, layaknya sang Dewa, menghadap ke arah hutan tempat Li Fang dan Wu San saat ini tengah melakukan latihan.
Dan itu kembali mengingatkannya, pada saat berada di hutan sebelum dia membawanya kesini. Saat itu ia mencoba menotok urat nadi lehernya agar kehilangan kesadaran, tetapi Paman San harus melakukan percobaan pengulangan, karena totokan yang sebelumnya tak memberikan efek serius.
Karenanya, sebab kekuatan fisiknya yang luar biasa menakjubkan, terlihat seperti monster. Li Fang saat ini telah berada di Kultivasi tingkatan Pendekar Raja menengah, meskipun, ia sama sekali belum memenuhi tiga tahap awal.
Pasalnya, tahapan khusus di awal Kultivasi ini adalah harus memiliki 'kekuatan fisik' yang masuk dengan syarat Pendekar Raja, baru bisa di akui telah berada di tahap demikian. Namun, jika di lihat, kekuatan fisiknya bahkan melebihi kekuatan fisik seorang Pendekar yang telah berada di tahap Pendekar Raja Puncak.
Bisa di katakan, Li Fang patut di setarakan dengan Pendekar Bumi, karena di tahap itulah seorang Pendekar harus meningkatkan kekuatan fisiknya, melebihi pada saat berada di tahap Pendekar Raja dan Kaisar, agar bisa memasuki tahap yang telah di impi-impikan oleh setiap Pendekar, yaitu tahap Kultivasi Pendekar Langit.
Meski Tenaga Dalam, kapasitas Dantian, dan Meridian telah terbuka banyak, tetapi jika kekuatan fisiknya tak mumpuni, dan memenuhi syarat, maka, Pendekar itu tak akan bisa menginjakkan tahap Kultivasinya sebagai Pendekar Langit.
"Baiklah, Fang'er. Paman akan menemanimu latih tanding lagi. Tapi, jika Paman sudah tak kuat lagi, atau pedang kayu ini patah. Kita hentikan latihannya, yah?" Katanya, Jelas, Wu San sudah merencanakan sesuatu. Dia tak mungkin kuat untuk melanjutkan berlatih tanding dengannya lagi.
Karena itulah, Li Fang ingin meningkatkan kecepatannya lagi. Apa yang dahulu di beritahukan Wu San kepadanya, bahwa untuk menjadi Pendekar Raja seseorang harus memiliki 'kekuatan fisik', syarat yang paling awam biasa di lakukan adalah dengan berendam di dalam sungai selama 3 hari penuh, dan pada saat bersamaan, seseorang tak boleh makan atau hanya sekedar minum air.
Tapi, menurutnya, sebulan pun dirinya bisa melakukan itu. Sementara, untuk syarat khusus menjadi seorang Pendekar dengan Kultivasi Kaisar. Hal yang di tuntut dan di tekankan adalah 'kecepatan', latihan yang paling awam di berikan oleh Guru Sekte kepada muridnya, dalam dua kedipan mata mereka harus bergerak dan menghilang dari pandangan, dalam durasi dua kedipan mata itu.
Li Fang merasa 'kecepatan' pergerakannya masih jauh dari kata cepat. Dalam seminggu ini, semua sisi badannya lebam. Karena di akibatkan serangan dari Paman San yang jika dirinya jumlahkan secara kasar, mungkin sudah ribuan kali pedang kayu itu menghantam tubuhnya.
Li Fang melebarkan sedikit kakinya dengan satu sama lain sejajar, dia memasang kuda. Untuk memulai latihannya lagi.
"Serang aku, Paman..."
Wu San hanya tersenyum tipis, lalu kemudian bergerak memberikan serangan. Dia menyerang secara diagonal berniat mengincar area tubuh vital Li Fang agar kesulitan untuk menghindarinya.
Namun, Li Fang dengan refleksnya hanya menggerakkan sedikit badannya, mudah untuk menghindar.
Li Fang megerutkan dahinya, ia merasa serangan dari Pamannya seperti sangat lambat, berbeda dari serangan-serangan hari sebelumnya, yang bahkan belum refleksnya berusaha menghindari serangannya, pedang kayu itu telah mendarat di tubuhnya.
Setelah melayangkan itu, Wu San kembali memberikan serangan. Detik pertama, kecepatannya masih sama, akan tetapi detik berikutnya, pedang yang bergerak berniat mengincar pundak Li Fang, seketika bergerak dengan sangat cepat.
Li Fang dapat melihat pedang kayu itu bergerak dengan seratus kali lipat dari sebelumnya.
"Huh..." dengan refleksnya, Li Fang ingin menghindar. Namun, belum se inci ia gerakkan tubuhnya, pedang kayu itu telah menghantam tubuhnya.
Ah...
Trakk...
Erangan sedikit kesakitan dari mulut Li Fang keluar dengan bersamaan pedang kayu itu patah menjadi dua bagian.
Wu San menyunggingkan senyum setelah pedang kayu itu patah. "Sesuai perjanjian yang sudah di tetapkan oleh dirimu sendiri, latihan tanding ini telah selesai. Lebih baik ayo kita pergi berburu saja untuk makan siang, soalnya persedian makan kita selama satu minggu ini telah habis."
Wu San berjalan lebih dulu masuk lebih jauh ke dalam hutan, tanpa sekalipun menunggu respons anak yang sudah ia anggap sebagai cucu itu, meskipun Li Fang hanya memanggilnya dengan sebutan paman.
Li Fang mendengus kesal, melihat tingkah Pamannya itu.
Dia kemudian berjalan mengikutinya.
**
Wu San berhenti di sebuah lahan kosong di dalam hutan ini. Tempat ini di kelilingi sebuah batu besar, terlihat berfungsi sebagai kursi. Sedangkan tepat di tengah-tengah dari kursi batu itu, terdapat sebuah bekas kayu bakar.
Di tempat inilah, Wu San dan Li Fang mengiristirahatkan badan. Setelah selesai menjalani latihan yang berat. Dan di sini pula, kedua lelaki berbeda usia itu melakukan curhatan, setiap malam tiba.
"Fang'er, hari ini lebih baik kamu cari makanan sendiri saja. Tapi, ingat jangan tangkap kelinci lagi! Kemarin sehabis memakan daging kelinci itu, kulit Paman menjadi gatal-gatal. Lebih baik kamu tangkap ayam hutan saja."
Wu San baru kembali mengetahui setelah bertahun-tahun lamanya bahwa dirinya alergi terhadap daging kelinci. Namun, itu terjadi setelah ia menyantapnya. Dia merasa lebih baik bertarung melawan Pendekar, dari pada memakan kelinci yang akan membuatnya gatal-gatal hingga ke bagian paling penting bagi hidupnya, tepat di Anu*nya.
Li Fang mengangguk pelan, lalu berjalan masuk lebih jauh kedalam hutan berkabut ini.
"Fang'er!" Panggil Wu San dengan intonasi bernada dingin.
"Ada apa, Paman..."
Li Fang menghentikan langkahnya, lalu kembali menoleh ke belakang memandang Pamannya.
"Kamu Jangan terlalu jauh masuk ke dalam hutan ini..." Wajah dari Wu San tiba-tiba menjadi lebih serius.
Li Fang menangkap keseriusan dalam perkataan dan arti dari wajah Pamannya.
Li Fang hanya mengangguk, "Baik, Paman. Akan ku usahakan mengingat terus perkataanmu."
Li Fang kemudian melangkah kakinya, jauh kedalam hutan, semak-semak tumbuh lebih banyak di dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Semangat dan sehat selalu tor
2023-10-31
0
Harman LokeST
nice nice nice nice nice nice nice nice
2023-10-03
0