Jack yang pukulannya sekarang tertahan oleh Ravid, lalu mendorongkan pukulannya yang membuat Ravid terhempas ke belakang.
Sementara itu, kelima pembunuh yang telah tertebas Selena masih bisa untuk berdiri meski tubuh mereka tersimbah darah.
Menyadari kedatangan dua orang yang tidak dikenalnya, Jack tersenyum kecil sambil menatap Lemiel.
“Ternyata kau membawa orang-orangmu kemari ya.”
“Heh, sayang sekali mereka bukanlah orang-orangku. Mereka hanyalah orang asing yang ikut campur.” Lemiel meresponnya dengan santai.
Ravid yang mendengar itu langsung bereaksi dengan wajah anehnya. “Eh?! Bukankah aku sudah di terima bekerja olehmu?!” Lalu Ravid mendekat ke hadapan Lemiel yang membuatnya risih.
“Menjauhlah dariku!” bentak Lemiel sambil mengusir Ravid dari pandangannya. “Aku tidak pernah bilang telah menerimamu, bodoh!” lanjutnya kesal.
“Kau tidak mengatakan jika kita memiliki pekerjaan di tempat ini.” Selena bergabung dengan percakapan mereka yang membuat Lemiel seketika kecut.
“Aku juga tidak pernah ingat kalau pekerjaan ini harus di kerjakan bersama kalian. Lagipula aku sudah mengatakan padamu, aku tidak akan memberimu bayaran apapun dari pekerjaanku.”
“Ya, dan aku tidak keberatan dengan persyaratanmu.”
“Kenapa kau seniat itu ingin bekerja di tempatku?” Lemiel menanyakan itu dengan tatapan masam.
Tapi Selena mengabaikannya dan menoleh ke arah Jack.
“Jadi itu musuh kita?”
“Kau tidak perlu melawannya.” Lemiel menjawabnya saat menatap Jack dengan tajam.
Sementara itu, Balt yang kebingungan melihat kedatangan Selena dan Ravid hanya bisa terdiam. Alisnya mengernyit ketika dia menatap Ravid.
“Ravid … kenapa kau di sini?”
Mendengar suara yang cukup familiar di telinganya, membuat Ravid seketika menoleh ke asal suara tersebut.
“Balt, sudah lama kita tidak bertemu!” seru Ravid sambil berlari mendekat ke arahnya.
“Tunggu, kau mengenalnya?” tanya Lemiel tiba-tiba.
“Tentu saja, dia salah satu penduduk di desa ini.”
Mendengar hal itu Lemiel seakan tak percaya kalau orang itu memang warga dari desa Kubaku. Padahal dia cukup yakin kalau Balt salah satu dari kelompok itu.
“Kenapa kau bisa mengenalnya, Ravid?” Balt menaruh kecurigaan terhadap Lemiel yang mengenal Ravid.
“Ya, aku mengenalnya! Dia adalah penyelamat desa ini!” seru Ravid tersenyum lebar.
“Penyelamat ... apa maksudmu?” Balt menaikkan alisnya saat mendengar kata-kata itu.
Tapi belum sempat Ravid menjawab pertanyaan itu, kelima orang pembunuh yang terluka parah kembali menyerang Lemiel.
Dengan tatapan tajam, Lemiel langsung menebas mereka semua cukup dalam hingga menyobek organ dalam mereka. Darah segar juga seketika menyembur deras dari bilah pedangnya, dan lima orang itu langsung tergeletak tak bernyawa.
Balt, Selena, dan juga Ravid seketika kompak mengernyitkan wajahnya. Terlihat juga bagian wajah Lemiel terkena semburan darah dari para pembunuh itu.
Namun Lemiel hanya terdiam sambil menjilat darah yang ada di pipinya.
“Akan lebih baik kalau kalian tidak menyerangku.”
“Tidak mungkin … tidak mungkin kalau orang itu pernah menyelamatkan desa ini ….” Balt terdiam dengan tatapan kosong. Wajahnya mengeras, kedua tangannya juga bergetar.
Tentu Balt merasa ketakutan ketika melihat sosok Lemiel yang sebenarnya. Bahkan Balt berpikir jika melanjutkan pertarungan melawannya, mungkin dia sudah berakhir seperti mereka.
Terlihat dari kejauhan, para penduduk desa mendekat ke tempat mereka masih memegang senjata masing-masing. Tapi langkah mereka terhenti ketika melihat darah menggenang di tengah tengah Lemiel dan yang lainnya.
“Apa kau baik-baik saja, Balt?!” tanya salah satu penduduk tapi—seketika, dia dan juga orang-orang desa mulai gemetar ketakutan melihat lima orang pembunuh yang menjadi sekutu mereka terbunuh begitu saja.
Lemiel yang merasakan ketakutan orang-orang itu pun menoleh ke mereka.
“Sebaiknya kalian pergi dari sini.” Lemiel mengeluarkan hasrat membunuh yang pekat. Para penduduk yang melihat itu seketika mengikuti apa yang di katakan Lemiel dan menyelamatkan diri.
Selena dan Ravid sempat saling menatap satu sama lain.
Lalu Selena menatap Lemiel kembali dan berkata, “Apa kau berencana membunuh orang-orang tidak berdosa tadi?” tanyanya dengan raut wajah seakan ingin memastikan sesuatu.
“Itu semua tergantung apakah mereka masih berniat untuk membunuhku atau tidak.” Lemiel tersenyum kecil yang tampak ke dirinya seperti biasa.
“Heheheh ….” Terdengar suara tawa yang cukup berat. “Aku tidak heran kenapa kau di sebut sebagai iblis,” lanjut Jack kemudian.
Jack tampak tak begitu peduli saat melihat teman-temannya terbunuh di tangan Lemiel. Bahkan senyuman kecilnya seakan memperlihatkan rasa kagum melihat apa yang dilakukan Lemiel.
“Itu bukanlah sesuatu yang bisa kubanggakan.”
“Tapi itu semakin membuatku tertarik untuk membunuhmu, Lemiel!”
Tiba-tiba belasan pembunuh berpakaian serba hitam bermunculan, dan langsung mengelilingi Lemiel.
Ravid dan Selena tentu terkejut dengan kehadiran mereka, termasuk Balt yang sejak tadi duduk terdiam. Tentu Balt bertanya-tanya kenapa ada banyak sekali pembunuh bayaran berada di desanya. Bahkan para pembunuh itu juga mengelilingi Balt yang seharusnya menjadi sekutunya.
Jack lalu tersenyum ketika melihat Balt yang di telan kebingungan.
“Kenapa kau panik begitu, Balt? Kau tak perlu khawatir, mereka semua masih memihakmu.”
“Ini sudah melanggar perjanjian! Sejak kapan orang sebanyak ini berada di desaku?!”
“Tentu saja sejak pertama kali kita bersekutu.”
“Lalu kenapa aku juga di kelilingi oleh mereka?!”
“Itu tidak di sengaja ….” Jack mengatakan itu dengan nada sedikit bercanda.
Balt yang mendengar cara bicara Jack seketika merasa geram. Tapi dia tidak bisa apa-apa, ditambah tubuhnya sedikit terluka akibat pertarungannya melawan Lemiel.
Sementara itu, para pembunuh yang telah mengelilingi mereka, mulai menyerang secara bersamaan. Lemiel, Selena, dan juga Ravid, langsung melancarkan penyerangan ke mereka satu persatu.
Lemiel hanya menggunakan pedangnya, menebas setiap pembunuh yang mencoba menyerangnya.
Selena yang menggunakan sihir es mulai membisikkan mantra, “White Rain” dan pecahan es pun menghujani mereka satu persatu, menciptakan cipratan darah dari tertusuknya badan mereka.
Sedangkan Ravid, terus memukul dan menendang mereka satu persatu hingga terlempar menabrak beberapa rumah.
Seketika di tempat itu terjadi pertarungan sengit antara kelompok pembunuh bayaran melawan Lemiel dan yang lainnya.
Di tengah-tengah pertarungan, Jack melompat ke arah Lemiel sekaligus bergabung ke dalam pertarungan tersebut. Lemiel yang masih mengayunkan pedangnya terhadap mereka, masih sempat untuk menghindar dari terjangan Jack.
“Kau benar-benar suka ikut campur ya.” Lemiel mengatakan itu dengan nada kesal.
Namun Jack menghiraukan perkataan itu dan terus menerus memberikan pukulannya. Lemiel menghindari setiap pukulan Jack yang hampir saja melukainya. Tapi pergerakannya semakin terbaca oleh Jack dan—
Blam!
Dengan kekuatan penuh, Jack memukul tepat di wajah Lemiel hingga membuatnya terlempar jauh ke belakang.
Selena dan Ravid yang masih dalam keadaan bertarung sontak terkejut dengan pertarungan itu. Namun mereka berdua masih di sibukkan oleh para pembunuh yang terus menyerang mereka secara bergantian.
Seakan belum puas menghabisinya, Jack berlari ke tempat di mana Lemiel terjatuh.
Dan di tempat itu akhirnya menyisakan Selena dan Ravid yang masih bertarung melawan para pembunuh itu. Sedangkan Balt, dia hanya terdiam menyaksikan pertarungan mereka dengan wajah kosong.
“Um … nona Selena,” sahut Ravid ragu-ragu, sambil menghantam salah satu dari mereka.
“Sudah kutakan padamu, panggil saja aku Selena.” Selena menjawab panggilan Ravid, sambil menghunuskan pedang hitamnya ke mereka.
Setelah mengalahkan beberapa dari mereka, Selena dan Ravid saling membelakangi dan menatap para pembunuh itu dengan gerakan waspada.
“Baiklah. Apa yang akan kita lakukan setelah ini …?”
“Kita bisa memikirkan itu nanti setelah mengalahkan mereka semua.”
“Oke!” Ravid tampak berapi-api, dan langsung maju menghantam mereka satu persatu.
Para pembunuh yang menyerang mereka berdua berjumlah sekitar belasan orang. Meskipun begitu, mereka tidaklah selemah yang diduga. Bahkan mereka bisa memberikan perlawanan yang cukup berarti bagi Selena dan juga Ravid.
Dengan ganas, mereka terus menebas ke arah Selena secara bergantian menggunakan pisau belati mereka. Dalam kondisi tertekan, Selena menahan beberapa tebasan yang cukup membuatnya kesulitan.
Ravid yang mengetahui keadaan itu, dengan cepat menendang orang-orang yang menyerang Selena dan membuat mereka terlempar seketika.
Selena lalu memanfaatkan kesempatan itu, dan menggengam pedangnya dengan kuat. Selena membuang nafasnya yang dingin, dan di ikuti oleh udara yang di sekitarnya menjadi dingin.
Sontak para pembunuh merasakan suhu dingin yang cukup menusuk. Bahkan Ravid yang berada di dekatnya mulai menggigil kedinginan.
Selena mengangkat wajahnya dengan tajam, sambil mengenggam pedangnya dengan erat dan—
“White Haze: Heavenly Shards!”
Udara dingin yang berada di sekitar para pembunuh itu seketika berubah menjadi ratusan pecahan es dan—langsung menhujani tubuh mereka. Teriakan kesakitan dari para pembunuh itu bahkan terngiang di sepanjang jalan.
Setiap pecahan es itu menusuk kulit mereka dan beberapa menembus organ vital yang akhirnya menumbangkan mereka satu persatu. Warna kemerahan darah perlahan mengalir dari setiap pecahan es yang telah menusuk mereka.
Dan tanpa menunggu waktu lama, semua pembunuh itu tergeletak seketika. Menyisakan pemandangan darah yang bercipratan di tanah.
Ravid yang melihat kekuatan sihir Selena seketika merasa canggung sekaligus memasang raut wajah tidak nyaman.
“Yah … kurasa kau terlalu berlebihan, Selena, hehehh ….” Ravid tertawa kecil seperti dipaksakan untuk mencairkan suasana.
“Itu adalah teknik terkuat yang bisa ku kuasai saat ini.” Selena mengatakan itu di ikuti hembusan nafas akibat udara di sekitarnya yang menjadi dingin.
Sementara Balt yang menyaksikan pemandangan tadi, masih terdiam tak berdaya. Wajahnya mengernyit ketika melihat kekuatan sihir Selena yang cukup mematikan.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Balt.
To be Continued…
Note Author:
White Haze: Heavenly Shards \= Kabut Putih: Pecahan Surgawi
Tambahan dari auhtor:
Terima kasih yang udah like, vote atau juga dukungannya ke novel ini. Kalau ada kritrik atau saran bisa langsung di komen aja kok karena itu sangat membantu author untuk berkembang.
Semoga suka terus ya sama cerita Bloody Dawn☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
kimzky
iye iye iye rhor
2021-02-06
0