Chapter 13 - The Unexpected

Terlihat wajah para penduduk desa mengeluarkan raut wajah kebencian sambil memegang beraneka ragam senjata, seperti pedang, obor, bahkan sebuah cangkul.

Lemiel yang melihat pemandangan itu hanya bisa tersenyum kecut, menganggap para penduduk tidak benar-benar serius ingin menyerangnya.

“Apa yang ingin kalian lakukan dengan benda berbahaya itu,” kata Lemiel dengan santainya.

“Pergilah dari sini!”

“Kami tidak akan membiarkanmu menguasai desa kami!”

Mendengar teriakan itu, seketika Lemiel berkata, “Hah?!”

“Cepatlah pergi dari desa kami!”

“Jangan salahkan kami jika kita menggunakan kekerasan!”

Semakin mereka berteriak, Lemiel semakin merasa terbodohi sambil menghembuskan nafas beratnya.

“Dengarkan aku baik-baik penduduk bodoh! Aku datang kesini bukan untuk mengusai desa kalian.”

“Jangan berbohong! Kau adalah pemimpin para bandit waktu itu kan?!”

Penduduk itu terus menghiraukan perkataan Lemiel dan semakin meneriakkan amarah mereka.

“Apa kalian semua itu bodoh?! Jelas jelas aku di serang oleh kedua orang i—” Ketika Lemiel meihat kembali dua pembunuh yang telah terpojok olehnya, mereka menghilang.

Padahal Lemiel ingin menunjukkan kedua orang pembunuh yang sempat menyerangnya kepada mereka. Tapi Lemiel di buat terkejut saat melihat kedua pembunuh itu telah membaur bersama gerombolan penduduk desa.

Lemiel yang melihat itu mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi.

“Begitu ya ….” Lemiel melihat kedua pembunuh itu dengan senyuman kecil.

Lalu kedua pembunuh itu menginstruksikan sesuatu seakan memerintahkan penduduk desa untuk menyerang. Spontan saja, gerombolan warga itu berlari dengan suara lantang dengan senjata mereka masing-masing.

“Oi, apa kalian serius ingin menyerangku?”

Mereka tak memperdulikan perkataan Lemiel dan terus mendekat ke arahnya. Karena tidak ada pilihan lain, Lemiel menangkis semua serangan mereka tanpa pandang bulu.

Para penduduk itu pun terhempas ke belakang bersamaan dengan senjata mereka. Bahkan salah satu orang yang bersenjatakan cangkul, seketika mengeluh melihat cangkulnya terlepas dari gagangnya.

“Gawat, daganganku rusak!” kata orang yang memegang cangkul.

“Kenapa aku harus melawan orang-orang bodoh ini …,” gumam Lemiel saat melihat orang yang memegang cangkul.

Tapi tiba-tiba saja—beberapa belati melesat tajam menuju ke arahnya.

Lemiel menangkis serangan itu namun, para penduduk memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya. Dengan banyaknya penduduk yang mengelilinginya, Lemiel tak bisa mengayunkan pedangnya sembarangan.

Lemiel lalu menendang beberapa orang di depannya hingga tersungkur, dan kembali menjelaskan.

“Tunggu dulu.” Lemiel mengarahkan pedangnya ke penduduk desa. “Sudah kutakan pada kalian, aku bukanlah musuh yang ingin menguasai desa ini.”

“Lalu untuk apa kau kemari?!”

“Aku … hanya ingin mencari informasi.” Lemiel tak bisa mengatakan tujuan sebenarnya. Apalagi para pembunuh yang di incarnya itu sekarang bersekutu dengan para penduduk desa.

DI saat para penduduk itu mulai mempercayai ucapan Lemiel, tiba-tiba tiga orang dari para pembunuh misterius menyerang Lemiel dari belakang.

Dengan paniknya, Lemiel langsung menebas ketiga orang itu. Mereka langsung terbunuh seketika, menyisakan satu orang yang lengannya bersimbah darah.

Penduduk desa yang melihat itu mulai bergidik ketakutan. Tentu yang di lakukan Lemiel membuat penduduk desa semakin mempercayai Lemiel adalah musuh mereka.

“Kurang ajar!”

“Ayo kita bunuh dia!”

Teriakan amarah mereka semakin menggema di sepanjang jalan desa Kubaku.

“Tenanglah dulu. Kalian semua melihatnya, kan? Merekalah yang duluan menyerangku.”

“Jangan dengarkan pembunuh sepertinya, penduduk Kubaku!”

Orang yang mengatakan itu tiba-tiba muncul dari kerumunan warga. Seorang pria berusia sekitar 26 tahun yang berpenampilan seperti penduduk desa lainnya. Tapi yang berbeda dari orang itu adalah, sebuah pedang yang berada di sabuk kirinya.

“Siapa kau?” tanya Lemiel tajam.

“Namaku adalah Balt, salah satu dari penduduk desa Kubaku.”

Para penduduk desa yang melihat Balt maju ke ke hadapan mereka tampak senang dengan kehadirannya. Tapi Lemiel merasa ada sesuatu yang mencurigakan dari pria itu.

“Balt, akhirnya kau datang!”

“Maafkan aku. Tadi aku sempat tersesat saat melihat keributan di sekitar sini.”

“Tak apa, yang penting kau datang tepat waktu.”

“Maaf kalau aku mengecewakan kalian.”

“Sudah kubilang tidak apa-apa. Lagipula kau baru sebulan tinggal di sini.”

“Ya. kami harusnya berterima kasih karena dengan adanya dirimu, desa ini menjadi terlindungi.”

“Kalian terlalu berlebihan. Kita semua sudah berjuang keras melindungi desa dari orang-orang jahat sepertinya.”

Melihat keakraban penduduk desa terhadap orang itu, semakin menaruh kecurigaan di pikiran Lemiel. Tapi itu bukanlah tujuan Lemiel datang kemari.

Sekarang yang menjadi masalah adalah, penduduk desa itu semakin mempercayai Lemiel adalah seorang penjahat. Meski pada kenyataannya memang dia bisa di bilang sebagai penjahat.

“Balt, akhirnya kau kemari.”

Lemiel kembali di kejutkan oleh kedua pembunuh itu yang tampak akrab dengan Balt. Kedua pembunuh itu seakan berubah menjadi orang yang baik sambil menuntun salah satu teman mereka yang lengannya terluka oleh tebasan Lemiel.

“Gawat, dia terluka!” seru Balt dengan tatapan melebar.

“Ayo kita obati lengannya!” Kemudian beberapa penduduk desa mulai mengobati orang itu.

Permandangan itu seolah olah semakin membuktikan Lemiel adalah penjahat di sini.

“Sialan … apa yang sebenarnya terjadi di desa ini?!” Lemiel merasa kesal dengan kebingungannya terhadap desa Kubaku.

Apa penduduk desa dan para pembunuh itu memang sudah seakrab itu?

Balt yang melihat salah satu pembunuh itu terluka, langsung melirik ke Lemiel dengan geram.

“Kurang ajar, berani-beraninya kau melukai rekanku?!”

“Rekan? tunggu dulu, brengsek! Apa yang kau katakan?!”

Amarah terlanjur menguasai Balt. Sambil mengeluarkan pedangnya, Balt berlari menyerang Lemiel.

“Mati kau!” teriaknya.

Tapi Lemiel berhasil menahan tebasan pedang dari Balt. Lemiel tak menyangka kalau tebasan orang itu bisa sekuat ini.

Melihat cara orang itu bertarung, tentu Lemiel menaruh keraguan kalau Balt bukanlah sekedar penduduk biasa.

***

Main Corridor, Markas Shirogami.

“Apa?! jadi kau menduga orang-orang itu bersekutu dengan penduduk Kubaku?!”

Kahuko berteriak dengan wajah kesal. Di depannya sekaeang, terdapat dua orang mata-mata Shirogami dengan penutup muka berkain putih. Mereka mendatangi ruangan Kahuko untuk melaporkan tentang apa yang terjadi di desa Kubaku.

“Sepertinya begitu. Tapi ini masih dugaan kami.”

“Brengsek, aku melakukan kesalahan besar!” gumam Kahuko dengan nada kesal.

Dua orang mata-mata itu tampak bingung dengan reaksi Kahuko. Mereka hanya tidak menyangka kalau laporan mereka membuatnya sekesal itu.

“Wa-wakil … kenapa Anda marah begitu?” tanya salah satu dari mereka.

“Tak apa, aku hanya tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini." Kahuko lalu menyalakan rokoknya untuk menenangkan dirinya dihadapan mereka. “Lalu, apa kalian tahu kenapa penduduk desa bisa seperti itu?” lanjutnya.

“Maaf, wakil Kahuko. Kami tidak mengetahui hal itu.”

“Kami takutnya, para penduduk desa akan mencurigai kami dan melaporkan pengintaian ini kepada kelompok itu. Jadi kami tidak ingin mengambil resiko."

Setelah mendengar penjelasan mereka, Kahuko masih berusaha menenangkan dirinya sambil menbuang asap rokoknya.

“… tak perlu minta maaf. Kalian sudah melakukan tindakan yang benar.”

“Terima kasih banyak,” kata dua orang itu secara serentak, sambil membungkukkan badan dengan rasa hormat.

“Berarti kita tidak bisa bergerak ke desa itu ya ….” Kahuko menggumamkan itu sambil menaruh bara rokoknya di asbak.

“Apa ada sesuatu yang bisa kita lakukan, Wakil Kahuko?”

“Tidak perlu. Lagipula kalian sudah menyelesaikan tugas ini dengan baik. Kalian bisa kembali ke tempat kalian masing-masing.”

“Baik, terima kasih banyak! Wakil Kahuko.” Mereka lalu menghormat, dan menghilang dengan cepat di hadapan Kahuko.

Sekarang di tempat itu hanya menyisakan Kahuko yang tampak kesal sekaligus gelisah.

“Apa yang harus kulakukan sekarang?! Aku sudah melakukan kesalahan besar menyerahkan pekerjaan ini padanya!” geram Kahuko saat memikirkan kembali laporan dari mata-matanya.

Kahuko kembali menghisap rokoknya dengan panjang untuk merenungkan sesuatu. Tapi tiba-tiba kedua matanya berkilat ketika satu orang terlintas di pikirannya.

“Benar juga. Mungkin dia bisa menghentikan tindakan orang itu ….”

Meski begitu, Kahuko kembali merasa gelisah ketika dia memikirkan tentang permintaannya ke orang ‘itu.'

“Jika kau sampai melakukan hal hal bodoh, aku tidak akan ragu untuk membunuhmu, Lemiel!” geramnya.

To be Continued…

Terpopuler

Comments

kimzky

kimzky

uwoo oke

2021-02-06

0

Lian Andreas

Lian Andreas

kasian ya orang yang megang cangkul wkwk

2020-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Underground Jail
2 Chapter 2 - Prisoners
3 Chapter 3 - Sword Clash
4 Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5 Chapter 5 - Rakshassin
6 Chapter 6 - Naye Village
7 Chapter 7 - Three Assassins
8 Chapter 8 - Scheming
9 Chapter 9 - Heartless
10 Chapter 10 - Unknown Guest
11 Episode 11 - Message
12 Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13 Chapter 13 - The Unexpected
14 Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15 Chapter 15 - Crazy Arrival
16 Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17 Chapter 17 - Played Like a Dog
18 Chapter 18 - Human Heart
19 Chapter 19 - Warmth
20 Chapter 20 - One Quite Afternoon
21 Chapter 21 - Wend One's Way Home
22 Chapter 22 - Insults and Questions
23 Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24 Chapter 24 - Noisy
25 Chapter 25 - Bloody Dessert
26 Chapter 26 - Innocence
27 Chapter 27 - Old Friend
28 Chapter 28 - Nivelied
29 Chapter 29 - Vanity
30 Chapter 30 - Inexplicable Things
31 Chapter 31 - Curiosity
32 Chapter 32 - Good and Bad Side
33 Chapter 33 - Neklace
34 Chapter 34 - On The Road to Imais
35 Chapter 35 - Real Purpose
36 Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37 Chapter 37 - Needle of Rage
38 Chapter 38 - Intent of a Reason
39 Chapter 39 - Ravid Determination
40 Chapter 40 - Answer
41 Chapter 41 - At The End of Hopeless
42 Chapter 42 - Sense of Empathy
43 Chapter 43 - Threaten
44 Chapter 44 - Wind Disaster
45 Chapter 45 - Steps That Will End
46 Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47 Chapter 47 - The Visited Place
48 Chapter 48 - Under Passage
49 Chapter 49 - Sudden Changes
50 Chapter 50 - An Unexpected Requests
51 Chapter 51 - Aimless
52 Chapter 52 - Disrupted Way
53 Chapter 53 - Thought
54 Chapter 54 - Rumors of the Wind
55 Chapter 55 - A Man Full of Worries
56 Chapter 56 - Elite Assassin
57 Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58 Chapter 58 - Ninazu
59 Chapter 59 - The Next Step
60 Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61 Chapter 61 - Poison Wine
62 Chapter 62 - Antique Merchant
63 Chapter 63 - White Vs Green Shard
64 Chapter 64 - Mirror Magic
65 Chapter 65 - Two Investigator
66 Chapter 66 - Full Moon
67 Chapter 67 - After the Moonlight
68 Chapter 68 - Memories...
69 Chapter 69 - Truth
70 Chapter 70 - Little Desire
71 Chapter 71 - Pursuit
72 Chapter 72 - Generous, Expectedly
73 Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74 Chapter 74 - Turning Point
75 Chapter 75 - Reflection of Anger
76 Chapter 76 - Explosive Stone
77 Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78 Chapter 78 - Reflected Blood
79 Chapter 79 - Whisper Away
80 Chapter 80 - Gale Impulse
81 Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82 Chapter 82 - A Bound Conversation
83 Chapter 83 - Little Confrontation
84 Chapter 84 - One Question Behind
85 Chapter 85 - Between of All Odds
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1 - Underground Jail
2
Chapter 2 - Prisoners
3
Chapter 3 - Sword Clash
4
Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5
Chapter 5 - Rakshassin
6
Chapter 6 - Naye Village
7
Chapter 7 - Three Assassins
8
Chapter 8 - Scheming
9
Chapter 9 - Heartless
10
Chapter 10 - Unknown Guest
11
Episode 11 - Message
12
Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13
Chapter 13 - The Unexpected
14
Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15
Chapter 15 - Crazy Arrival
16
Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17
Chapter 17 - Played Like a Dog
18
Chapter 18 - Human Heart
19
Chapter 19 - Warmth
20
Chapter 20 - One Quite Afternoon
21
Chapter 21 - Wend One's Way Home
22
Chapter 22 - Insults and Questions
23
Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24
Chapter 24 - Noisy
25
Chapter 25 - Bloody Dessert
26
Chapter 26 - Innocence
27
Chapter 27 - Old Friend
28
Chapter 28 - Nivelied
29
Chapter 29 - Vanity
30
Chapter 30 - Inexplicable Things
31
Chapter 31 - Curiosity
32
Chapter 32 - Good and Bad Side
33
Chapter 33 - Neklace
34
Chapter 34 - On The Road to Imais
35
Chapter 35 - Real Purpose
36
Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37
Chapter 37 - Needle of Rage
38
Chapter 38 - Intent of a Reason
39
Chapter 39 - Ravid Determination
40
Chapter 40 - Answer
41
Chapter 41 - At The End of Hopeless
42
Chapter 42 - Sense of Empathy
43
Chapter 43 - Threaten
44
Chapter 44 - Wind Disaster
45
Chapter 45 - Steps That Will End
46
Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47
Chapter 47 - The Visited Place
48
Chapter 48 - Under Passage
49
Chapter 49 - Sudden Changes
50
Chapter 50 - An Unexpected Requests
51
Chapter 51 - Aimless
52
Chapter 52 - Disrupted Way
53
Chapter 53 - Thought
54
Chapter 54 - Rumors of the Wind
55
Chapter 55 - A Man Full of Worries
56
Chapter 56 - Elite Assassin
57
Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58
Chapter 58 - Ninazu
59
Chapter 59 - The Next Step
60
Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61
Chapter 61 - Poison Wine
62
Chapter 62 - Antique Merchant
63
Chapter 63 - White Vs Green Shard
64
Chapter 64 - Mirror Magic
65
Chapter 65 - Two Investigator
66
Chapter 66 - Full Moon
67
Chapter 67 - After the Moonlight
68
Chapter 68 - Memories...
69
Chapter 69 - Truth
70
Chapter 70 - Little Desire
71
Chapter 71 - Pursuit
72
Chapter 72 - Generous, Expectedly
73
Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74
Chapter 74 - Turning Point
75
Chapter 75 - Reflection of Anger
76
Chapter 76 - Explosive Stone
77
Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78
Chapter 78 - Reflected Blood
79
Chapter 79 - Whisper Away
80
Chapter 80 - Gale Impulse
81
Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82
Chapter 82 - A Bound Conversation
83
Chapter 83 - Little Confrontation
84
Chapter 84 - One Question Behind
85
Chapter 85 - Between of All Odds

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!