Chapter 5 - Rakshassin

“Tentu saja bekerja denganmu. Apa itu masih belum jelas?” Selena memperjelas maksud perkataan sebelumnya.

Selena memasang tatapan datar saat memperjelas maksud ucapannya. Lemiel masih kebingungan, dan dia mulai mengalihkan pembicaraan.

“Sebelum itu, bagaimana dengan pintu rumahku?!” Lemiel melihat pintu rumahnya yang sudah bolong di tengah.

“Sejak awal pintu rumahmu memang sudah lapuk.”

“Kalau tahu begitu, kenapa kau malah merusaknya?!”

Selena mengabaikannya, melihat sekeliling ruangan Lemiel yang begitu kelam dengan banyak hiasan dinding yang cukup mengerikan.

“Ternyata rumahmu benar-benar mencerminkan seorang pembunuh bayaran.”

“Itu hanya perasaanmu saja.”

“Rakshassin, itu gabungan dari nama belakangmu kan? Raksha dan juga Assassin. Jadi itu nama jasa yang kau gunakan untuk menerima permintaan para Klienmu ya...."

Lemiel seakan tak percaya saat Selena menjelaskan arti dari Rakshassin miliknya.

“Tunggu, bagaimana kau tahu? Aku memikirkan nama itu selama berjam-jam!”

“Apa kau ini bodoh? itu sangatlah mudah di tebak.”

“Sialan, sepertinya aku harus membuat nama baru,” gumam Lemiel sambil serius memikirkan sebuah nama.

“Jangan mengalihkan pertanyaanku. Aku datang kemari untuk bergabung denganmu."

Lemiel pun menghentikan alibinya untuk mengelak setelah melihat ekspresi Selena yang begitu serius. Mungkin akan terjadi hal yang merepotkan jika dia tidak memberi tahu semuanya.

“Sepertinya aku tidak bisa menutupi ini darimu.”

“Kenapa kau harus menutupinya dariku?”

“Entahlah, bagiku kau adalah wanita yang harus kuhindari terutama mengenai privasiku."

“Apa kau sedang meremehkanku?" Selena mulai mengeluarkan pedanganya sambil menatap Lemiel dengan tajam.

“Oi, aku tidak bermaksud seperti itu. Bisakah kau berhenti berburuk sangka padaku?”

“Kalau begitu, kau harus menerimaku bekerja di sini.”

Melihat tatapan tajam Selena, Lemiel terdiam dengan ekspresi curiga. Entah apa yang di rencanakan Selena saat ini.

“Sebaiknya kau duduklah. Aku ingin membersihkan wajahku sejenak."

“Kau benar-benar pria yang menyedihkan. Baiklah.” Dengan sikap arogan, Selena berjalan menuju sofa merah di ruang utama, kemudian duduk.

“Bisakah kau berhenti menghinaku? Hatiku bisa terluka loh.” Sambil mengatakan itu, Lemiel berjalan menuju kamar mandi.

***

Setelah mencuci muka untuk menghilangkan rasa kantuknya. Lemiel duduk di hadapan Selena yang sejak tadi menatapnya.

“Wajahmu tak ada yang berubah,” ucap Selena datar.

“… lalu kau ingin aku bagaimana sialan?!”

“Maksudku, wajahmu masih menyebalkan.” Selena memberikan nada sarkastik yang membuat Lemiel sedikit kesal.

“Jadi, apa maksudmu tentang bekerja denganku?” Sambil menutupi kekesalannya, Lemiel melempar pertanyaan sekaligus mengembalikan topik pembicaraan.

“Tentu saja bekerja denganmu sebagai pembunuh bayaran.”

“Selena, aku harap kau sedang bercanda kali ini. Untuk seseorang dari keluarga Mystin, sepertinya kau datang ke tempat yang salah.”

“Keluarga Mystin tidaklah sama seperti dulu. Apalagi sejak peperangan Karagis 6 tahun yang lalu. Kurasa kau mengetahui hal itu.”

“Lalu, apa hubungannya?”

“Sekarang, Keluarga Mystin hanyalah keluaga biasa di kerajaan ini.”

Lemiel terdiam berusaha memahami semua perkataan Selena. Tatapan Selena menunjukkan keseriusan, membuat Lemiel menaruh rasa curiga.

“Kenapa kau ingin bekerja denganku?”

“Meski kau seorang pembunuh, aku mengakui kemampuanmu. Mungkin dengan bekerja di sini bisa membuatku jauh lebih kuat. Tenang saja, aku tidak akan meminta bayaran apapun darimu.”

Tiba-tiba—Lemiel mengayunkan pedangnya di hadapan Selena.

“Kau pikir menjadi pembunuh bisa membuat seseorang menjadi lebih kuat?” Lemiel menatapnyaa tajam, sektika merubah suasana menjadi tidak nyaman.

Selena tetap mengeluarkan ekspresi tenang, meski ujung pedang masih mengarah tepat di depan wajahnya.

“Tentu saja,” tegas Selena dengan tatapan serius.

Melihat keyakinan dari raut wajah Selena, Lemiel menurunkan pedangnya dan menghela napas.

“Kau terlalu percaya diri, Selena. Tapi aku selalu bekerja sendirian. Sejak aku menjadi pembunuh, sejauh ini aku tidak pernah mengecewakan Klienku, jadi aku tidak membutuhkan siapapun.” Lemiel menjawabnya dengan serius.

Raut wajah Selena seolah seakan tak menerima penolakan. Lemiel hanya terdiam kehilangan kata-kata, tapi bagaimanapun juga inilah keputusannya.

Apalagi saat ini, Selena terkesan punya tujuan yang mencurigakan.

Memang terdengar sangat konyol ketika melihat seseorang yang baru dia kenal, tiba-tiba datang dan ingin menjadi pembunuh bayaran di tempatnya.

Suasana tempat itu mendadak di telan keheningan.

—Tok, tok tok!

Ketukan pintu depan seakan memecah keheningan ruang utama. Lemiel melirik ke lubang pintu yang sebelumnya di lubangi Selena. Terlihat seorang wanita berambut coklat berusia sekitar 30 tahun sudah berdiri di depan pintu.

“Klien ya? Akhirnya aku bisa mendapatkan uang setelah sekian lama.” Lemiel tampak senang saat berjalan menuju ke depan pintu. Sedangkan Selena hanya terdiam melihat Lemiel menghampiri wanita itu.

“Tuan Rakshassin bukan? Aku dengar dari kakek Tendo kau sudah kembali,” ucap wanita itu saat melihat Lemiel.

“Ya, ya, silahkan masuk ke dalam.”

Wanita itu mengangguk setelah Lemiel mempersilahkan masuk. Saat berjalan masuk, wanita itu sedikit terkejut dengan adanya Selena.

Wanita itu sama sekali tak berpikiran aneh, dan duduk menghadap Selena. Kemudian di susul oleh Lemiel yang duduk di samping Selena.

“Ada perlu apa?” tanya Lemiel dengan senyuman ramah yang memaksa.

“Heheh, kau tidak perlu bersikap itu ….” Wanita itu terlihat ketakutan melihat tatapan Lemiel yang baginya aneh.

“Wajahmu terlihat menyeramkan,” tutur Selena tajam, membuat Lemiel berhenti tersenyum.

“Maaf saja kalau itu menganggumu, nona!”

“Hehehe, kalian benar-benar pasangan yang serasi….” Wanita itu tertawa kecil sambil menutup mulutnya saat melihat tingkah mereka berdua.

“Kami tidak seperti yang kau pikirkan, Nyonya.” Selena membantah wanita itu dengan datar.

“Nyonya, aku tidak tahu kenapa kau bisa membuat kesimpulan itu. Aku sendiri tidak akan sanggup kalau harus berpacaran dengan wanita tanpa ekspresi ini.”

“Benarkah? sayang sekali ….”

“Maaf, tapi apakah anda tidak bisa melihatnya? Orang ini sama sekali tak punya daya tarik.” Selena terus memprotes wanita itu.

“Tapi … kamu benar-benar cocok loh dengannya,” goda Wanita itu, berbisik ke telinga Selena.

“Itu tidak akan pernah terjadi!” tegas Selena menahan rasa kesal.

Melihat alur pembicaraan yang semakin tidak jelas, Lemiel segera mengalihkan pembicaraan.

“Maaf saja Nyonya, aku tak bermaksud buruk. Bisakah Anda kembali ke inti utamanya?” tanya Lemiel dengan tatapan risih.

“Oh iya maaf, aku terbawa suasana. Aku memang punya kebiasaan buruk memasangkan seseorang.” Wanita itu tampak malu-malu saat menjelaskan sifatnya.

“Aku akan melupakan hal itu. Ngomong-ngomong, apa Kakek tua itu yang memberitahumu tentang tempat ini?”

“Ya, sebenarnya aku sudah datang kemari beberapa hari yang lalu. Tapi sepertinya Tuan Rakshassin sedang tidak ada di rumah.”

“Apakah ada sesuatu yang membuatmu kemari?”

“Aku dengar kalau Rakshassin ini bisa melacak seseorang. Jadi aku punya permintaan untukmu.”

Wanita itu tiba-tiba mengeluarkan ekspresi sedikit murung. Tentu pemandangan seperti itu bukan hal yang baru bagi Lemiel. Selama ini banyak sekali Klien dengan berbagai ekspresi yang datang ke tempatnya, termasuk wanita itu.

“Melacak seseorang? Bisakah Anda jelaskan?” tanya Lemiel menunggu penjelasan wanita itu, tentu bersama Selena yang ikut mendengarkan.

“Pertama-tama, namaku Mary Kadota. Aku sudah menikah setahun yang lalu, dan baru memiliki seorang anak. Tapi beberapa minggu yang lalu, suamiku tiba-tiba saja pergi meninggalkan rumah, dan membawa banyak barang berharga milikku. Sekarang aku tidak bisa menemukannya, apalagi dia kabur membawa anak kami.”

Mary menceritakan awal permasalahannya secara rinci kepada Lemiel dan juga Selena dengan wajah murung.

“Jadi, kau ingin meminta bantuanku untuk melacak keberadaan suamimu?” tanya Lemiel di tengah penjelasan Mary.

“Ya, kurang lebih seperti itu. Aku sangat khawatir karena dia membawa anak kami. Jadi aku ingin meminta tolong padamu,” ucap Mary dengan tatapan memohon.

Lemiel terdiam seakan mengerti apa yang ingin di katakan Mary. Lalu tiba-tiba saja, Lemiel menatapnya dengan tajam.

“Kalau begitu siapa yang harus kubunuh, Nyonya?”

Pertanyaan singkat Lemiel sontak membuat Selena dan Mary terkejut.

“Apa kau tidak mendengarnya? tidak ada yang harus kau bunuh.” Selena menjelaskan, namun Lemiel tak begitu mendengarkan.

“Aku juga tahu itu.”

“Kalau begi—"

“Nyonya, aku adalah pembunuh bayaran. Sepertinya Anda meminta bantuan ke tempat yang salah.”

Lemiel tetap melanjutkan kata-katanya saat memotong perkataan Selena. Tentu Selena tak menyangka dengan apa yang di katakan Lemiel barusan. Kali ini Selena cukup membenci sifat pria berambut hitam itu.

“Y-ya, aku tahu kalau Tuan Rakshassin seorang pembunuh bayaran.” Mary menunduk seakan menyembunyikan rasa takutnya terhadap tatapan Lemiel.

“Aku bisa menebak inti permintaanmu. Intinya, Anda ingin menyewaku untuk menemukan keberadaan suamimu dan juga anakmu. Apa aku benar?”

“Ya … kau benar. Aku mohon Tuan, aku tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Aku bahkan bersedia membayarmu berapapun. Aku sangat butuh bantuanmu, Tuan Rakshassin”

“Maaf Nyonya, ini bukanlah soal uang atau apapun itu. Aku hanya tidak ingin melakukan sesuatu di luar tanggung jawabku. Lagipula untuk masalah seperti itu, harusnya Anda meminta bantuan kepada Shirogami. Mereka adalah pasukan kerajaan yang biasa menangani hal-hal seperti itu. Jika Anda tidak tahu tempatnya, aku bisa memberitahumu.”

Tapi raut wajah Mary terlihat putus asa, masih dengan wajah menurun.

“Aku sudah pernah meminta tolong hal ini kepada Shirogami. Tapi mereka menolaknya dengan alasan selama itu belum membahayakan nyawaku, mereka belum bisa berbuat apa-apa. Jadi aku tidak punya pilihan lain selain datang ke tempat ini.”

“Shirogami sialan ….” Lemiel mengumpat pelan saat Shirogami terbesit di pikirannya.

Dalam kasus ini, Shirogami memang tidaklah salah. Tugas Shirogami sendiri hanya melindungi kedamaian di kerjaan Drakea. Shirogami juga hanya bisa bertidak kalau keluarga kerajaan memintanya.

Dengan kata lain, selama tidak ada yang terancam bahaya Shirogami tidak akan membantu.

Apalagi untuk masalah Mary sekarang. Terutama soal anaknya yang di bawa kabur oleh ayahnya sendiri. Tentu Shirogami yang mengetahui hal itu pasti menolak permintaan Mary secara mentah-mentah.

Lemiel sendiri sudah cukup lama bermasalah dengan pasukan Shirogami. Jadi dia cukup mengetahui cara berpikir pasukan Shirogami.

“Aku mohon padamu, bisakah anda memikirkan kembali tentang permintaanku?” Mary masih tak menyerah memohon ke Lemiel yang sudah memasang wajah datar.

“Sudah kukatakan padamu, Nyonya. Itu bukanlah tanggung jawabku.” Lemiel tetap pada keputusannya.

“Aku akan membantumu.”

Selena Mystin menawarkan bantuan seakan memberi secercah harapan kepada Mary yang hampir putus asa.

“Te-terima kasih, nona ….” Mary menangis haru, memegang tangan Selena dengan rasa syukur.

Lemiel lalu menoleh ke Selena, “Kenapa kau malah menerimanya? Aku tidak pernah ingat telah membolehkanmu bekerja denganku.”

“Aku membantunya atas kemauanku sendiri. Jadi ini tidak ada hubungannya denganmu.” Selena menjelaskan tujuannya dengan tajam.

“Kalau begitu, terserah kau saja.”

“Te-terima kasih banyak, nona Selena ….” Mary terus mengucapkan terima kasih sampai tak bisa mengendalikan dirinya. “Aku pasti akan membayarmu dengan uang yang banyak,” lanjutnya.

Lemiel hanya bisa terdiam melihat Mary yang tersenyum senang. Bahkan saking senangnya, Mary terus-terusan berterima kasih hingga memeluk Selena yang terlihat risih.

To be Continued…

Terpopuler

Comments

Jo-Ann

Jo-Ann

bagus thor ceritanya

2022-10-23

0

kimzky

kimzky

ooce

2021-02-05

0

drawan

drawan

bawa beban kemana mana? kalo sampe ya, lah sy kecewa

2021-02-01

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Underground Jail
2 Chapter 2 - Prisoners
3 Chapter 3 - Sword Clash
4 Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5 Chapter 5 - Rakshassin
6 Chapter 6 - Naye Village
7 Chapter 7 - Three Assassins
8 Chapter 8 - Scheming
9 Chapter 9 - Heartless
10 Chapter 10 - Unknown Guest
11 Episode 11 - Message
12 Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13 Chapter 13 - The Unexpected
14 Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15 Chapter 15 - Crazy Arrival
16 Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17 Chapter 17 - Played Like a Dog
18 Chapter 18 - Human Heart
19 Chapter 19 - Warmth
20 Chapter 20 - One Quite Afternoon
21 Chapter 21 - Wend One's Way Home
22 Chapter 22 - Insults and Questions
23 Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24 Chapter 24 - Noisy
25 Chapter 25 - Bloody Dessert
26 Chapter 26 - Innocence
27 Chapter 27 - Old Friend
28 Chapter 28 - Nivelied
29 Chapter 29 - Vanity
30 Chapter 30 - Inexplicable Things
31 Chapter 31 - Curiosity
32 Chapter 32 - Good and Bad Side
33 Chapter 33 - Neklace
34 Chapter 34 - On The Road to Imais
35 Chapter 35 - Real Purpose
36 Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37 Chapter 37 - Needle of Rage
38 Chapter 38 - Intent of a Reason
39 Chapter 39 - Ravid Determination
40 Chapter 40 - Answer
41 Chapter 41 - At The End of Hopeless
42 Chapter 42 - Sense of Empathy
43 Chapter 43 - Threaten
44 Chapter 44 - Wind Disaster
45 Chapter 45 - Steps That Will End
46 Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47 Chapter 47 - The Visited Place
48 Chapter 48 - Under Passage
49 Chapter 49 - Sudden Changes
50 Chapter 50 - An Unexpected Requests
51 Chapter 51 - Aimless
52 Chapter 52 - Disrupted Way
53 Chapter 53 - Thought
54 Chapter 54 - Rumors of the Wind
55 Chapter 55 - A Man Full of Worries
56 Chapter 56 - Elite Assassin
57 Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58 Chapter 58 - Ninazu
59 Chapter 59 - The Next Step
60 Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61 Chapter 61 - Poison Wine
62 Chapter 62 - Antique Merchant
63 Chapter 63 - White Vs Green Shard
64 Chapter 64 - Mirror Magic
65 Chapter 65 - Two Investigator
66 Chapter 66 - Full Moon
67 Chapter 67 - After the Moonlight
68 Chapter 68 - Memories...
69 Chapter 69 - Truth
70 Chapter 70 - Little Desire
71 Chapter 71 - Pursuit
72 Chapter 72 - Generous, Expectedly
73 Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74 Chapter 74 - Turning Point
75 Chapter 75 - Reflection of Anger
76 Chapter 76 - Explosive Stone
77 Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78 Chapter 78 - Reflected Blood
79 Chapter 79 - Whisper Away
80 Chapter 80 - Gale Impulse
81 Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82 Chapter 82 - A Bound Conversation
83 Chapter 83 - Little Confrontation
84 Chapter 84 - One Question Behind
85 Chapter 85 - Between of All Odds
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1 - Underground Jail
2
Chapter 2 - Prisoners
3
Chapter 3 - Sword Clash
4
Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5
Chapter 5 - Rakshassin
6
Chapter 6 - Naye Village
7
Chapter 7 - Three Assassins
8
Chapter 8 - Scheming
9
Chapter 9 - Heartless
10
Chapter 10 - Unknown Guest
11
Episode 11 - Message
12
Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13
Chapter 13 - The Unexpected
14
Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15
Chapter 15 - Crazy Arrival
16
Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17
Chapter 17 - Played Like a Dog
18
Chapter 18 - Human Heart
19
Chapter 19 - Warmth
20
Chapter 20 - One Quite Afternoon
21
Chapter 21 - Wend One's Way Home
22
Chapter 22 - Insults and Questions
23
Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24
Chapter 24 - Noisy
25
Chapter 25 - Bloody Dessert
26
Chapter 26 - Innocence
27
Chapter 27 - Old Friend
28
Chapter 28 - Nivelied
29
Chapter 29 - Vanity
30
Chapter 30 - Inexplicable Things
31
Chapter 31 - Curiosity
32
Chapter 32 - Good and Bad Side
33
Chapter 33 - Neklace
34
Chapter 34 - On The Road to Imais
35
Chapter 35 - Real Purpose
36
Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37
Chapter 37 - Needle of Rage
38
Chapter 38 - Intent of a Reason
39
Chapter 39 - Ravid Determination
40
Chapter 40 - Answer
41
Chapter 41 - At The End of Hopeless
42
Chapter 42 - Sense of Empathy
43
Chapter 43 - Threaten
44
Chapter 44 - Wind Disaster
45
Chapter 45 - Steps That Will End
46
Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47
Chapter 47 - The Visited Place
48
Chapter 48 - Under Passage
49
Chapter 49 - Sudden Changes
50
Chapter 50 - An Unexpected Requests
51
Chapter 51 - Aimless
52
Chapter 52 - Disrupted Way
53
Chapter 53 - Thought
54
Chapter 54 - Rumors of the Wind
55
Chapter 55 - A Man Full of Worries
56
Chapter 56 - Elite Assassin
57
Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58
Chapter 58 - Ninazu
59
Chapter 59 - The Next Step
60
Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61
Chapter 61 - Poison Wine
62
Chapter 62 - Antique Merchant
63
Chapter 63 - White Vs Green Shard
64
Chapter 64 - Mirror Magic
65
Chapter 65 - Two Investigator
66
Chapter 66 - Full Moon
67
Chapter 67 - After the Moonlight
68
Chapter 68 - Memories...
69
Chapter 69 - Truth
70
Chapter 70 - Little Desire
71
Chapter 71 - Pursuit
72
Chapter 72 - Generous, Expectedly
73
Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74
Chapter 74 - Turning Point
75
Chapter 75 - Reflection of Anger
76
Chapter 76 - Explosive Stone
77
Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78
Chapter 78 - Reflected Blood
79
Chapter 79 - Whisper Away
80
Chapter 80 - Gale Impulse
81
Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82
Chapter 82 - A Bound Conversation
83
Chapter 83 - Little Confrontation
84
Chapter 84 - One Question Behind
85
Chapter 85 - Between of All Odds

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!