Chapter 15 - Crazy Arrival

“Karena kau tidak mengatakan tujuanmu. Aku harus mengalahkanmu di tempat ini.” Dengan tatapan serius, Balt mengambil kembali pedangnya yang sempat terjatuh.

Lemiel menatapnya dengan datar. Tentu dia masih bertanya-tanya, apakah orang itu memang salah satu dari mereka?

“Kenapa kau sekeras kepala itu ingin mengusirku dari desa ini?”

“Seperti yang penduduk desa katakan, kau adalah penjahat yang ingin menguasai desa ini.”

“Huft, sebenarnya sudah berapa kali kukatakan. Aku tidak berniat menguasai apapun.”

“Aku memang tidak tahu apa tujuanmu kemari, tapi aku yakin itu pasti berkaitan dengan kami.”

Semakin orang itu berbicara, Lemiel seakan ingin mengelus dadanya. Memang tujuannya ke sini untuk memastikan keberadaan kelompok pembunuh misterius, yang sekarang menjadi sekutu mereka. Jadi tidak mungkin untuknya mengatakan hal itu.

Tapi yang di lakukan kelompok itu sangat mencurigakan untuknya. Kenapa mereka bisa bekerja sama dan bebas berkeliaran di desa ini. Setahu Lemiel, sebuah kelompok yang berisikan pembunuh bayaran pasti akan kesulitan jika terlihat oleh banyak orang.

Ketika memikirkan hal itu, Lemiel terkejut dengan serangan mendadak dari Balt. Pria bertubuh kekar itu menghunuskan pedangnya secara bertubi-tubi sekaligus memberi tekanan yang cukup membuat Lemiel kesulitan.

Lemiel mengayunkan kaki kirinya, tapi mampu di hindari oleh Balt. Lalu Balt kembali mengayunkan pedangnya secara vertikal.

“Apa ini hanya perasaanku saja atau memang kekuatanmu jauh lebih kuat sekarang?”

Balt menghiraukan perkataan Lemiel dan terus mengayunkan pedangnya. Lemiel masih bisa menahan tebasan itu, tapi dia merasa kalau tebasan Balt jauh lebih kuat dari sebelumnya.

“Ini membuatku semakin yakin kalau kau salah satu dari mereka.”

“Jadi kau mencurigaiku?”

Lemiel lalu mengayunkan pedangnya dengan cepat hingga Balt terdorong mundur.

“Tentu saja. Lagipula sangat aneh melihat sebuah desa mau bersekutu dengan sebuah kelompok pembunuh.”

“Kami bersekutu setelah beberapa dari kami meminta tolong ke mereka. Kelompok pembunuh itu akhirnya setuju setelah mengetahui tujuan kami sama-sama menguntungkan.”

“Jadi tujuan kalian adalah ingin membunuhku ya?”

“Itu benar. Apalagi setelah kau bebas dari penjara!” Sambil berteriak , Balt berlari dengan cepat untuk mengayunkan pedangnya.

Lemiel hanya terdiam dan ayunan pedang itu dengan senang hati.

“Kalau aku tidak sengaja membunuh satu atau dua orang penduduk desa, mungkin orang itu mau memaafkanku,” gumam Lemiel.

Lalu Lemiel menangkis semua serangan bertubi-tubi dari Balt. Kemampuan bertarung Balt memang meningkat di bandingkan sebelumnya. Tapi Lemiel tidak mengalami kesulitan berarti melawannya.

“Mati kau sialan!” Sambil menumpahkan amarahnya, Balt mengayunkan pedangnya dan—

Trang!

Terjadi benturan pedang yang sangat keras, di tambah sedikit percikan di kedua bilah pedang mereka.

“Tebasan pedangmu sangat kuat ya!” seru Lemiel, sebelum memberikan tekanan di pedangnya hingga membuat Balt semakin terdesak.

Dengan cepat, Lemiel langsung menendang orang itu hingga terlempar ke belakang. Belum sampai di situ, Lemiel melompat ke udara untuk menerjangnya dengan sebuah pedang.

Dan—Bruak!

Lemiel menghantam salah satu kedai kecil hingga hancur bersamaan dengan Balt yang terhempas. Namun seranganya meleset, dan hampir mengenai kepala dari Balt.

Kengerian seketika terlintas di wajahnya saat melihat Lemiel berdiri di hadapannya.”

“Kenapa kau tidak mengenainya?” tanya Balt dengan suara berat. Pikiran Balt seakan kosong ketika mengira Lemiel sengaja tak mengenainya.

Tanpa menghiraukan orang itu, Lemiel menarik pedangnya dan beranjak pergi dari hadapan Balt. Ternyata dari serangan Lemiel barusan, Balt sudah menerima sayatan kecil di sekitar tubuhnya.

Balt baru tersadar saat Lemiel menerjangnya, dia telah terkena serangan yang entah kapan di lakukan olehnya sebelum terhempas menghantam kedai itu.

Sambil memegang lukanya, Balt mencari kemana pedangnya terjatuh dengan raut wajah panik.

“Hentikan saja. Aku tidak ingin membunuhmu.” Lemiel mengatakan itu sambil membelakanginya.

“Kenapa? Bukankah kau seorang pembunuh?”

“Kau pikir seorang pembunuh bisa bebas membunuh siapapun?

“Apa karena aku terlalu lemah? Sampai kau ingin mengampuniku?”

“Kau salah. Aku hanya tidak punya alasan untuk membunuhmu.”

Balt merasa kesal dengan pernyataan itu. Bahkan dia sampai meninjukan tangannya ke tanah, menganggap dirinya memang lemah.

Lemiel yang melihat kekesalan Balt seketika merubah pikirannya kalau dia memang bukanlah bagian dari mereka. Bahkan dengan rasa frustasi itu, Lemiel cukup yakin Balt memang hanya berniat melindungi desa Kubaku.

“Sebelum aku pergi, aku ingin bertanya padamu. Apa yang kalian berikan kepada mereka sehingga kalian bersekutu?”

“Mereka hanya mengatakan untuk menjadikan desa ini sebagai tempat persembunyian. Selain itu, mereka juga sangat terobsesi untuk membunuhmu.”

“Begitu ya.”

Di pikiran Lemiel sekarang sudah terdapat satu nama yang kemungkinan besar merencanakan ini semua.

Tapi hal yang tidak terduga pun terjadi.

Tiba-tiba saja, lima pembunuh bayaran muncul entah dari mana dan menyerangnya. Lemiel yang dalam keadaan panik langsung menahan semua serangan mereka.

Karena jumlah mereka jauh lebih banyak, celah menyerang untuk Lemiel pun terbuka. Salah satu dari mereka melihat hal itu dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menusuknya.

Lemiel yang menyadari itu langsung memindahkan kakinya, tapi belati itu tetap berhasil menyobek kulit kaki kanannya hingga berdarah.

“Sialan! Celanaku menjadi bolong dasar tikus-tikus kotor!” Sambil mengumpat, Lemiel langsung menghunuskan pedangnya dengan kesal dan membuat mereka semua terlempar.

Darah segar terus mengalir dari sayatan kaki kanannya. Lemiel merasakan kesakitan yang cukup dalam, tapi itu tidak akan menghambatnya dalam bertarung.

Belum sempat memastikan keadaan sekitar, ternyata di atas kepala Lemiel muncul seorang pria misterius bertubuh besar hampir menerjangnya.

Tanpa banyak berpikir, Lemiel melompat ke depan dengan rasa panik dan berhasil menghindar dari terjangan pria besar itu.

“Apa-apaan itu?!” Lemiel tampak syok seseorang yang tiba-tiba saja ingin menabraknya.

Pria aneh itu ternyata adalah Jack, salah satu komplotan dari Dray. Lalu Jack menegakkan badannya, dan melirik ke Lemiel dengan tatapan tajam.

“Ini adalah pertama kalinya aku melihatmu dari dekat.”

“Siapa kau?”

“Tuan Jack! Syukurlah kau datang kemari ….” Balt menyeringai melihat kedatangan Jack.

Pria 30 tahunan itu sama sekali menghiraukan respon Balt, bahkan hanya melihatnya dengan datar.

Sementara Lemiel, mengamati pria yang bernama Jack itu dengan tatapan waspada. Lemiel cukup yakin kalau orang di depannya sekarang adalah orang yang cukup kuat di bandingkan lima orang pembunuh tadi.

Jack lalu membunyikan jari-jarinya, lalu mengepal tangannya seakan siap untuk bertarung.

“Aku sudah di beri kesempatan yang langka untuk membunuhmu di sini, Lemiel Raksha.”

“Kesempatan? Apa aku ini memang sedang populer di mata kalian?”

Tanpa berbasi-basi lagi, Jack berlari sangat cepat dan langsung menghantam Lemiel tepat di perutnya. Lemiel begitu kesakitan sambil mendesah, “urgh ....” Sebelum akhirnya terlempar ke belakang.

Merasa belum cukup, Jack kembali melompat ke udara dengan tangan mengepal. Lemiel yang dalam keadaan tersungkur memaksakan tubuhnya untuk menghindar ke belakang.

Duar!

Bunyi hantaman Jack terdengar cukup keras di telinga Lemiel. Seketika tanah yang di hantam olehnya menjadi retak seperti tertimpa benda berat.

Lemiel seketika tertawa kecil sambil membayangkan jika dirinya terkena pukulan itu mungkin tubuhnya bisa saja hancur.

“… heheh, kupikir pengguna sihir udara itu yang datang kemari. Ternyata hanya seorang petarung aneh yang sedang mengamuk.”

“Aku di beri kesempatan oleh Tuan Dray untuk mengalahkanmu.”

Lemiel terfokus dengan kata “Tuan” yang di ucapkan Jack. Sepertinya Jack salah satu anak buah yang di miliki Dray. Tapi Lemiel tidak menyangka kalau Dray memiliki anak buah sekuat ini.

“Sepertinya rencana kalian untuk menguasai desa ini benar-benar tercapai ya?” Lemiel menanyakan itu dengan senyuman menyindir.

Balt yang mendengar ucapan Lemiel tentang menguasai desa seketika mengernyitkan wajahnya.

“Tidak. Kami tidak menguasai apapun dari desa ini.” Jack menjawabnya dengan wajah tenang.

“Jadi tebakanku salah ya.” Lemiel berpura-pura meyakinkan orang itu.

Ketika Lemiel masih memikirkan rencana mereka, lima pembunuh yang tadi tiba-tiba saja kembali menyerangnya. Mereka berlima menyerang dari berbagai arah, membuat pergerakan Lemiel terkunci oleh ayunan belati mereka.

Menahan kelima belati tajam dengan hanya menggunakan sebuah pedang tentu membuatnya kesulitan. Tapi alis Lemiel mengernyit ketika melihat Jack sudah berlari sambil mengepalkan tinjunya.

Lemiel yang melihat pukulan itu akan mengenainya sama sekali tidak bisa bergerak karena pergerakannya terkunci. Lemiel berpikir jika menghindar sedikit saja, mungkin salah satu dari mereka akan langsung menyayatnya.

“Gawat ….”

Melihat kepalan tinju yang semakin mendekat, Lemiel hanya bisa pasrah dan bersiap menerima pukulan itu. Namun—

Buum!

Terdengar bunyi hantaman yang cukup keras, dan mengagetkan semua orang yang ada di sana. Tapi Lemiel lebih terkejut ketika melihat seseorang yang di kenalnya tiba-tiba menahan pukulan Jack.

“Kau tidak papa kan, Lemiel?” tanya Ravid menaikkan sudut bibirnya saat menoleh ke Lemiel.

Ternyata Ravid datang di saat yang tepat dan menahan pukulan Jack dengan tinjunya. Belum sampai di situ, tiba-tiba saja—Srett!

Selena datang menghunuskan pedangnya dan membuat kelima pembunuh itu terkapar seketika.

“Kau ….” Lemiel menatap wanita itu dengan tatapan malas.

Dengan rambut biru tua yang menggerai panjang, Selena memasukkan pedangnya dengan anggun.

“Ternyata kau bisa juga terpojok oleh orang-orang ini.”

“Dasar wanita menyebalkan,” umpat Lemiel pelan.

Tapi pikiran Lemiel terfokus dengan sebuah pertanyaan. Kenapa mereka bisa datang ke tempat ini? Seharusnya tidak mungkin mereka bisa datang ke tempat ini, apalagi hanya Kahuko yang mengetahui pekerjaannya.

To be Continued…

Terpopuler

Comments

why

why

banyak yg bilang mc paling nyantai,,

tapi menurutku mc paling jelek,,,,

pas perang bukan nya bantai malah mengumpat coba kalo gag ada ravid udah tamat MC MATI

2021-09-21

0

kimzky

kimzky

okee

2021-02-06

0

Ampun Dj

Ampun Dj

lemiel mc paling nyantai ya wkwk

2020-12-22

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Underground Jail
2 Chapter 2 - Prisoners
3 Chapter 3 - Sword Clash
4 Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5 Chapter 5 - Rakshassin
6 Chapter 6 - Naye Village
7 Chapter 7 - Three Assassins
8 Chapter 8 - Scheming
9 Chapter 9 - Heartless
10 Chapter 10 - Unknown Guest
11 Episode 11 - Message
12 Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13 Chapter 13 - The Unexpected
14 Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15 Chapter 15 - Crazy Arrival
16 Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17 Chapter 17 - Played Like a Dog
18 Chapter 18 - Human Heart
19 Chapter 19 - Warmth
20 Chapter 20 - One Quite Afternoon
21 Chapter 21 - Wend One's Way Home
22 Chapter 22 - Insults and Questions
23 Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24 Chapter 24 - Noisy
25 Chapter 25 - Bloody Dessert
26 Chapter 26 - Innocence
27 Chapter 27 - Old Friend
28 Chapter 28 - Nivelied
29 Chapter 29 - Vanity
30 Chapter 30 - Inexplicable Things
31 Chapter 31 - Curiosity
32 Chapter 32 - Good and Bad Side
33 Chapter 33 - Neklace
34 Chapter 34 - On The Road to Imais
35 Chapter 35 - Real Purpose
36 Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37 Chapter 37 - Needle of Rage
38 Chapter 38 - Intent of a Reason
39 Chapter 39 - Ravid Determination
40 Chapter 40 - Answer
41 Chapter 41 - At The End of Hopeless
42 Chapter 42 - Sense of Empathy
43 Chapter 43 - Threaten
44 Chapter 44 - Wind Disaster
45 Chapter 45 - Steps That Will End
46 Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47 Chapter 47 - The Visited Place
48 Chapter 48 - Under Passage
49 Chapter 49 - Sudden Changes
50 Chapter 50 - An Unexpected Requests
51 Chapter 51 - Aimless
52 Chapter 52 - Disrupted Way
53 Chapter 53 - Thought
54 Chapter 54 - Rumors of the Wind
55 Chapter 55 - A Man Full of Worries
56 Chapter 56 - Elite Assassin
57 Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58 Chapter 58 - Ninazu
59 Chapter 59 - The Next Step
60 Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61 Chapter 61 - Poison Wine
62 Chapter 62 - Antique Merchant
63 Chapter 63 - White Vs Green Shard
64 Chapter 64 - Mirror Magic
65 Chapter 65 - Two Investigator
66 Chapter 66 - Full Moon
67 Chapter 67 - After the Moonlight
68 Chapter 68 - Memories...
69 Chapter 69 - Truth
70 Chapter 70 - Little Desire
71 Chapter 71 - Pursuit
72 Chapter 72 - Generous, Expectedly
73 Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74 Chapter 74 - Turning Point
75 Chapter 75 - Reflection of Anger
76 Chapter 76 - Explosive Stone
77 Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78 Chapter 78 - Reflected Blood
79 Chapter 79 - Whisper Away
80 Chapter 80 - Gale Impulse
81 Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82 Chapter 82 - A Bound Conversation
83 Chapter 83 - Little Confrontation
84 Chapter 84 - One Question Behind
85 Chapter 85 - Between of All Odds
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1 - Underground Jail
2
Chapter 2 - Prisoners
3
Chapter 3 - Sword Clash
4
Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5
Chapter 5 - Rakshassin
6
Chapter 6 - Naye Village
7
Chapter 7 - Three Assassins
8
Chapter 8 - Scheming
9
Chapter 9 - Heartless
10
Chapter 10 - Unknown Guest
11
Episode 11 - Message
12
Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13
Chapter 13 - The Unexpected
14
Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15
Chapter 15 - Crazy Arrival
16
Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17
Chapter 17 - Played Like a Dog
18
Chapter 18 - Human Heart
19
Chapter 19 - Warmth
20
Chapter 20 - One Quite Afternoon
21
Chapter 21 - Wend One's Way Home
22
Chapter 22 - Insults and Questions
23
Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24
Chapter 24 - Noisy
25
Chapter 25 - Bloody Dessert
26
Chapter 26 - Innocence
27
Chapter 27 - Old Friend
28
Chapter 28 - Nivelied
29
Chapter 29 - Vanity
30
Chapter 30 - Inexplicable Things
31
Chapter 31 - Curiosity
32
Chapter 32 - Good and Bad Side
33
Chapter 33 - Neklace
34
Chapter 34 - On The Road to Imais
35
Chapter 35 - Real Purpose
36
Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37
Chapter 37 - Needle of Rage
38
Chapter 38 - Intent of a Reason
39
Chapter 39 - Ravid Determination
40
Chapter 40 - Answer
41
Chapter 41 - At The End of Hopeless
42
Chapter 42 - Sense of Empathy
43
Chapter 43 - Threaten
44
Chapter 44 - Wind Disaster
45
Chapter 45 - Steps That Will End
46
Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47
Chapter 47 - The Visited Place
48
Chapter 48 - Under Passage
49
Chapter 49 - Sudden Changes
50
Chapter 50 - An Unexpected Requests
51
Chapter 51 - Aimless
52
Chapter 52 - Disrupted Way
53
Chapter 53 - Thought
54
Chapter 54 - Rumors of the Wind
55
Chapter 55 - A Man Full of Worries
56
Chapter 56 - Elite Assassin
57
Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58
Chapter 58 - Ninazu
59
Chapter 59 - The Next Step
60
Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61
Chapter 61 - Poison Wine
62
Chapter 62 - Antique Merchant
63
Chapter 63 - White Vs Green Shard
64
Chapter 64 - Mirror Magic
65
Chapter 65 - Two Investigator
66
Chapter 66 - Full Moon
67
Chapter 67 - After the Moonlight
68
Chapter 68 - Memories...
69
Chapter 69 - Truth
70
Chapter 70 - Little Desire
71
Chapter 71 - Pursuit
72
Chapter 72 - Generous, Expectedly
73
Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74
Chapter 74 - Turning Point
75
Chapter 75 - Reflection of Anger
76
Chapter 76 - Explosive Stone
77
Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78
Chapter 78 - Reflected Blood
79
Chapter 79 - Whisper Away
80
Chapter 80 - Gale Impulse
81
Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82
Chapter 82 - A Bound Conversation
83
Chapter 83 - Little Confrontation
84
Chapter 84 - One Question Behind
85
Chapter 85 - Between of All Odds

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!