Chapter 9 - Heartless

Dengan pedang berlumuran darah, Lemiel mengeluarkan ekspresi datar terhadap kematian Kenzo. Dia yang telah tertusuk itu kemudian terjatuh, dan mati kehabisan darah.

Sementara itu, Mary terdiam dengan bibir gemetar seakan tak percaya apa yang di lihatnya sekarang. Dia hanya bisa terduduk lemas di hadapan Kenzo, dan perlahan mulai menitihkan air mata sambil bergumam, “Kenzo … Kenzo ….”

Lemiel menaruh pedang yang sudah merenggut banyak nyawa itu ke sabuk pedangnya. Dia melihat Mary sedang menangis tersedu-sedu dengan perasaan hancur.

“Apa kau sadar yang kau lakukan itu?!” Selena tampak geram melihat tindakan Lemiel yang begitu kejam. Bahkan raut wajah Lemiel sama sekali tak menunjukkan simpati setelah apa yang di lakukannya.

“Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan.” Lemiel menatap Selena dengan datar,

Dengan raut wajah tak peduli, Lemiel berjalan pergi membiarkan Mary dan Selena diam di tempat itu.

Selena sebenarnya mengerti apa maksud perkataan Lemiel. Kenzo memang sudah berniat untuk membunuh Mary, dan apa yang di lakukan Lemiel mungkin cukup masuk akal.

Tapi tetap saja cara Lemiel tidak bisa di benarkan.

***

Setelah berjalan cukup jauh dari tempat Selena dan Mary, hembusan angin tiba-tiba saja meniup rambut hitam Lemiel.

Itu bukanlah hal yang aneh bagi Lemiel dan benar saja, Dray tiba-tiba muncul di hadapannya.

“Sepertinya tidak ada lagi yang harus kulakukan di sini. Kukira kau tidak akan ikut campur, Lemiel?"

Lemiel tak memberikan respon, dan Dray terus melanjutkan kata-katanya.

“Ini juga pertama kalinya, aku gagal dalam pekerjaanku. Bahkan anak buahku terbunuh dalam pekerjaan konyol ini.”

“Siapa kalian sebenarnya?” tanya Lemiel tajam seakan mengeluarkan aura membunuh.

Dray menaikkan sudut bibirnya, dan angin kembali berhembus.

“Kita akan bertemu lagi, Akaenma!” Dray tersenyum sinis sebelum menghilang dari pandangan Lemiel.

Dengan angin yang meniup rambut hitamnya, Lemiel terdiam. Lemiel teringat ketika Dray menyebutkan Akaenma kepadanya.

“Aku sangat membenci nama itu ….” Lemiel menggumam, sambil memandangi langit sore hari yang kemerahan.

***

Mary masih terduduk lemas, dan terus menangis akan kematian suami tercintanya. Selena tidak menduga kematian Kenzo menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi Mary, setelah semua yang di lakukannya selama ini.

Selena mulai mendekat ke Mary, tapi anehnya Mary tiba-tiba menghentikan tangisannya. Lalu Mary menoleh memberi senyuman tulus.

“Terima kasih banyak, nona Selena.”

Untuk sesaat, Selena mengernyit melihat respon Mary.  “Bukankah suamimu ….”

Mary menurunkan wajahnya, menatap Kenzo yang tak bernyawa itu dengan ekspresi mendalam.

“Aku sangat mencintai Kenzo, bahkan sejak pertama kali melihatnya. Dia sosok pekerja keras dan pantang menyerah, mungkin itu yang membuatku jatuh cinta dengannya. Saat dia melamarku, aku sempat berfikir apakah ini sebuah mimpi? Tapi pada akhirnya aku memang hanyalah bermimpi … aku sampai tidak tahu harus mengatakan apa ….”

Selena hanya bisa mendengarkan semua cerita itu dengan tatapan murung. Memang Selena sendiri tidak memiliki kisah asmara, tapi Selena mengerti bagaimana hancurnya perasaan Mary saat ini.

“Maafkan aku, nona Selena. Jika saja aku tidak menuruti kemauanku, mungkin ini tidak akan terjadi,” kata Mary sambil menyeka air matanya.

“Tidak, itu bukan salahmu. Orang ini memang sejak awal sudah merencanakan ini semua.”

“Aku juga sangat berterima kasih kepada tuan Rakshassin. Kalau dia tidak datang menolongku saat itu, mungkin aku sudah terbunuh.”

“Orang itu hanya ingin membunuhnya sejak awal.”

“Kurasa itu tidak sepenuhnya benar,” ucap Mary tiba-tiba. “Sebenarnya aku sendiri sangat takut saat meminta jasa pembunuh bayaran kepada tuan Rakshassin. Tapi aku cukup yakin, dia tidak sejahat yang kukira ….”

Dengan alis mengernyit, Selena tak menyangka Mary bisa mengatakan itu. Selena tentu mengetahui tentang Lemiel yang cukup di takuti oleh sebagian penduduk Drakea.

***

Beberapa menit telah berlalu. Langit tampak semakin kemerahan dengan matahari yang tersisa sedikit sebelum benar-benar tenggelam.

Sesuai permintaan, Mary telah memberikan bayaran kepada Selena. Awalnya Selena tidak berniat menerimanya, tentu dengan insiden terbunuhnya Kenzo.

Tapi Mary bersikeras memberi bayarannya, dan Selena terpaksa menerima itu.

Terlihat seorang bayi perempuan yang sedang tertawa juga di gendong oleh Lemiel. Mary yang melihat Lemiel menggendong bayi itu lalu memberi senyuman hangat.

“Terima kasih banyak, tuan Rakshassin.”

“Aku tidak mengerti kenapa anda berterima kasih padaku, Nyonya. Dan juga, kenapa aku harus menggendong bayi ini?” tanya Lemiel dengan tatapan mengeluh.

Mina, bayi perempuan Mary, sejak tadi tertawa geli seakan senang berada di pelukan Lemiel. Sementara Lemiel sendiri menunjukkan wajah risih dengan tawa bayi itu.

Beberapa saat yang lalu, Lemiel sempat mendengar tangisan bayi dan menemukan Mina yang sedang menangis di rumah. Lemiel berpikir, mungkin saja Kenzo sudah meletakan bayi ini sebelum menemui Mary yang akhirnya terbunuh di tangannya sendiri.

“Sepertinya dia menyukaimu,” ucap Mary, tersenyum saat melihat bayinya baik-baik saja.

“Tidak, sepertinya dia hanya ingin meledekku.” Lemiel menyerahkan bayi itu kepada Mary. Memang Lemiel bukanlah tipe orang yang menyukai anak kecil terutama bayi.

“Aku sangat senang saat mengetahui anakku baik-baik saja.”

“Mau bgaimanapun juga, anak ini tetaplah anak kandungnya,” kata Selena, menatap bayi itu dengan datar.

Mary terdiam sejenak menatap bayinya dengan senyuman kecil. “… kau benar.”

Dengan tatapan datar, Lemiel masih tak menyangka melihat Mary bisa sesenang itu seakan sudah melupakan kejadian tadi.

“Tapi, aku tersadar satu hal. Ternyata aku sama sekali tidak mengerti tentang percintaan. Mungkin kalian masih tidak nyaman saat aku mencocokkan kalian, jadi aku minta maaf ya hehehe.”

“Tak apa. Lagipula wanita itu sangat membenciku,” ucap Lemiel santai.

“Benarkah? Kupikir itu tidak benar, nona Selena mungkin menyukaimu loh!” seru Mary sambil menyikut tubuh Lemiel dengan tawa bercanda.

“Bukankah Anda baru saja meminta maaf tentang itu?” tanya Lemiel masam.

“Hehehe, tapi aku sangat senang mencocokkan kalian.”

“Aku mohon Mary-san, bisakah Anda menghentikan itu? Benar benar mimpi buruk jika aku harus bersama orang seperti dia.” Selena mengatakan itu dengan kejam meski dengan ekspresi datar.

“Biar kutanyakan sekali lagi, apa aku memang seburuk itu?” Lemiel merasa terhina dengan perkataan Selena.

“Ehh, ayolah jangan malu-malu. Bukankah Tuan Rakshassin itu cukup tampan?”

Mary masih saja terbawa oleh sifatnya. Sekarang dia mendekat ke samping Selena sambil menggendong Mina, seakan terbawa suasana. Terlihat jelas dari wajah Selena yang tampak risih mendengar semua celotehan Mary.

“Untuk terakhir kalinya, bisakah Anda hentikan itu?”

“Maaf, maaf aku terbawa suasana.”

Mary akhirnya menghentikan candaannya, sambil tertawa kecil yang di ikuti Mina. Lemiel yang melihat itu, masih tak mengerti dengan suasana hati Mary saat ini. Padahal Lemiel sudah membunuh suaminya, tapi Mary seakan baik-baik saja seakan kejadian itu sudah lama berlalu.

“Ngomong-ngomong Tuan Rakshassin, sebelumnya aku berterima kasih karena telah menolongku.”

“Apa Anda baik-baik saja?

“Mungkin itu terdengar cukup aneh ya, hehe. Tapi bagaimanapun juga inilah kenyataannya, dan semua ini sudah terjadi. Sekarang yang perlu kulakukan hanyalah fokus merawat, dan membesarkan Mina.”

Lemiel terdiam saat melihat Mary sedang menatap bayi perempuannya.

“Kupikir, Tuan Rakshassin sendiri tidak berniat untuk membunuhnya. Oleh karena itu, aku sangat berterima kasih.” Lalu, Mary menundukkan badannya menunjukkan dengan tulus.

Dengan tatapan hangat, Lemiel sedikit menaikkan sudut bibirnya. “Anda wanita yang sangat kuat, Nyonya.”

Entah kenapa Lemiel tersentuh dengan ucapan terima kasih yang begitu tulus dari Mary. Sejak menjadi pembunuh bayaran, Lemiel tidak pernah mendapatkan ucapan terima kasih dari para Kliennya seperti yang Mary lakukan.

Melihat hal itu, Lemiel tidak akan melupakan kejadian hari ini.

***

Lemiel dan Selena sekarang berjalan pulang menuju tempat mereka masing-masing. Terlihat dari kejauhan, Mary melambai kepergian mereka sambil menggendong Mina.

Setelah berjalan cukup jauh dari kediaman Mary, Selena tiba-tiba berhenti di belakang Lemiel yang terus berjalan pergi.

“Tunggu,”

“Ada apa? Kalau kau ingin membahas perjanjian itu sebaiknya lupakan saja. Aku sudah ikut campur dalam pekerjaanmu, jadi kau tak perlu memberikan bayaranmu padaku.” Lemiel berhenti sejenak saat mengatakan itu.

“Bukan itu yang ingin kubicarakan. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu padamu.”

Lemiel mendesah sebelum berbicara, “Kau benar-benar merepotkan ya.”

“Seandainya saja, pria itu yang menyewamu, apa kau akan membunuh wanita itu?” Selena menatap Lemiel yang membelakanginya dengan tatapan tajam.

Dengan wajah menurun, Lemiel lalu menjawab, “Tentu saja.”

Spontan Selena yang mendengar itu mengernyitkan alisnya. “Kau … apa kau tak memikirkan perasaan orang yang akan kau bunuh?!”

Kemudian Lemiel menoleh ke belakang. Dengan tatapan mata yang mengeluarkan hawa menusuk.

“Apa wajahku terlihat peduli?”

Selena seketika kehilangan kata-kata melihat tatapan mata Lemiel.

“Dari awal aku tidak pernah peduli tentang perasaan dan hal hal merepotkan seperti itu. Aku bukanlah orang suci. Aku hanyalah seorang pembunuh.” Setelah melanjutkan kata-katanya, Lemiel berjalan pergi meninggalkan Selena.

Selena masih terdiam mendengar perkataan itu. Sedangkan Lemiel terus berjalan pergi dengan pemandangan langit kemerahan matahari yang hampir tenggelam.

“Sebelumnya, kau bilang ingin bekerja denganku kan? Aku akan membiarkanmu, tapi dengan satu syarat. Aku tidak akan memberimu bayaran sedikitpun. Jadi semua itu terserah padamu.”

Dengan berakhirnya kalimat itu, Lemiel semakin menjauh dari pandangan Selena. Namun, Selena melihat perginya Lemiel dengan tatapan yang begitu tajam.

To be Continued …

Note Author:

Akaenma \= Iblis Merah

Enma sendiri mengacu kedalam mitologi Buddha, yaitu Dewa kematian/Iblis penguasa neraka dan alam kematian.

Terpopuler

Comments

why

why

kecewa,,,

gue kira kenzo sama dray mati...

2021-09-21

0

🖤༒︎★𝕱𝖚𝖏𝖔𝖘𝖍𝖙★༒︎🖤

🖤༒︎★𝕱𝖚𝖏𝖔𝖘𝖍𝖙★༒︎🖤

Gw nabung nih novel dari masih ada 2 chap sampe sekarang udh ada 50 chap...

2021-05-18

1

anggita

anggita

Lamiel~ Akaenma🗡

2021-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Underground Jail
2 Chapter 2 - Prisoners
3 Chapter 3 - Sword Clash
4 Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5 Chapter 5 - Rakshassin
6 Chapter 6 - Naye Village
7 Chapter 7 - Three Assassins
8 Chapter 8 - Scheming
9 Chapter 9 - Heartless
10 Chapter 10 - Unknown Guest
11 Episode 11 - Message
12 Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13 Chapter 13 - The Unexpected
14 Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15 Chapter 15 - Crazy Arrival
16 Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17 Chapter 17 - Played Like a Dog
18 Chapter 18 - Human Heart
19 Chapter 19 - Warmth
20 Chapter 20 - One Quite Afternoon
21 Chapter 21 - Wend One's Way Home
22 Chapter 22 - Insults and Questions
23 Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24 Chapter 24 - Noisy
25 Chapter 25 - Bloody Dessert
26 Chapter 26 - Innocence
27 Chapter 27 - Old Friend
28 Chapter 28 - Nivelied
29 Chapter 29 - Vanity
30 Chapter 30 - Inexplicable Things
31 Chapter 31 - Curiosity
32 Chapter 32 - Good and Bad Side
33 Chapter 33 - Neklace
34 Chapter 34 - On The Road to Imais
35 Chapter 35 - Real Purpose
36 Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37 Chapter 37 - Needle of Rage
38 Chapter 38 - Intent of a Reason
39 Chapter 39 - Ravid Determination
40 Chapter 40 - Answer
41 Chapter 41 - At The End of Hopeless
42 Chapter 42 - Sense of Empathy
43 Chapter 43 - Threaten
44 Chapter 44 - Wind Disaster
45 Chapter 45 - Steps That Will End
46 Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47 Chapter 47 - The Visited Place
48 Chapter 48 - Under Passage
49 Chapter 49 - Sudden Changes
50 Chapter 50 - An Unexpected Requests
51 Chapter 51 - Aimless
52 Chapter 52 - Disrupted Way
53 Chapter 53 - Thought
54 Chapter 54 - Rumors of the Wind
55 Chapter 55 - A Man Full of Worries
56 Chapter 56 - Elite Assassin
57 Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58 Chapter 58 - Ninazu
59 Chapter 59 - The Next Step
60 Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61 Chapter 61 - Poison Wine
62 Chapter 62 - Antique Merchant
63 Chapter 63 - White Vs Green Shard
64 Chapter 64 - Mirror Magic
65 Chapter 65 - Two Investigator
66 Chapter 66 - Full Moon
67 Chapter 67 - After the Moonlight
68 Chapter 68 - Memories...
69 Chapter 69 - Truth
70 Chapter 70 - Little Desire
71 Chapter 71 - Pursuit
72 Chapter 72 - Generous, Expectedly
73 Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74 Chapter 74 - Turning Point
75 Chapter 75 - Reflection of Anger
76 Chapter 76 - Explosive Stone
77 Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78 Chapter 78 - Reflected Blood
79 Chapter 79 - Whisper Away
80 Chapter 80 - Gale Impulse
81 Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82 Chapter 82 - A Bound Conversation
83 Chapter 83 - Little Confrontation
84 Chapter 84 - One Question Behind
85 Chapter 85 - Between of All Odds
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1 - Underground Jail
2
Chapter 2 - Prisoners
3
Chapter 3 - Sword Clash
4
Chapter 4 - Tendo's Bar & Meals
5
Chapter 5 - Rakshassin
6
Chapter 6 - Naye Village
7
Chapter 7 - Three Assassins
8
Chapter 8 - Scheming
9
Chapter 9 - Heartless
10
Chapter 10 - Unknown Guest
11
Episode 11 - Message
12
Chapter 12 - Lemiel and Kahuko
13
Chapter 13 - The Unexpected
14
Chapter 14 - Lemiel Vs Balt
15
Chapter 15 - Crazy Arrival
16
Chapter 16 - Beauty Can Be Hidden by Mist
17
Chapter 17 - Played Like a Dog
18
Chapter 18 - Human Heart
19
Chapter 19 - Warmth
20
Chapter 20 - One Quite Afternoon
21
Chapter 21 - Wend One's Way Home
22
Chapter 22 - Insults and Questions
23
Chapter 23 - Shirasaki Kyoka
24
Chapter 24 - Noisy
25
Chapter 25 - Bloody Dessert
26
Chapter 26 - Innocence
27
Chapter 27 - Old Friend
28
Chapter 28 - Nivelied
29
Chapter 29 - Vanity
30
Chapter 30 - Inexplicable Things
31
Chapter 31 - Curiosity
32
Chapter 32 - Good and Bad Side
33
Chapter 33 - Neklace
34
Chapter 34 - On The Road to Imais
35
Chapter 35 - Real Purpose
36
Chapter 36 - Trap and Misunderstanding
37
Chapter 37 - Needle of Rage
38
Chapter 38 - Intent of a Reason
39
Chapter 39 - Ravid Determination
40
Chapter 40 - Answer
41
Chapter 41 - At The End of Hopeless
42
Chapter 42 - Sense of Empathy
43
Chapter 43 - Threaten
44
Chapter 44 - Wind Disaster
45
Chapter 45 - Steps That Will End
46
Chapter 46 - The Place Should Be (Arc 1 - End)
47
Chapter 47 - The Visited Place
48
Chapter 48 - Under Passage
49
Chapter 49 - Sudden Changes
50
Chapter 50 - An Unexpected Requests
51
Chapter 51 - Aimless
52
Chapter 52 - Disrupted Way
53
Chapter 53 - Thought
54
Chapter 54 - Rumors of the Wind
55
Chapter 55 - A Man Full of Worries
56
Chapter 56 - Elite Assassin
57
Chapter 57 - Hint of A Coincidence
58
Chapter 58 - Ninazu
59
Chapter 59 - The Next Step
60
Chapter 60 - Suburbs of Capital, Guisa Village
61
Chapter 61 - Poison Wine
62
Chapter 62 - Antique Merchant
63
Chapter 63 - White Vs Green Shard
64
Chapter 64 - Mirror Magic
65
Chapter 65 - Two Investigator
66
Chapter 66 - Full Moon
67
Chapter 67 - After the Moonlight
68
Chapter 68 - Memories...
69
Chapter 69 - Truth
70
Chapter 70 - Little Desire
71
Chapter 71 - Pursuit
72
Chapter 72 - Generous, Expectedly
73
Chapter 73 - Chaos in Front Royal Palace
74
Chapter 74 - Turning Point
75
Chapter 75 - Reflection of Anger
76
Chapter 76 - Explosive Stone
77
Chapter 77 - Kahuko Vs Claude
78
Chapter 78 - Reflected Blood
79
Chapter 79 - Whisper Away
80
Chapter 80 - Gale Impulse
81
Chapter 81 - Nothing Left Unsaid
82
Chapter 82 - A Bound Conversation
83
Chapter 83 - Little Confrontation
84
Chapter 84 - One Question Behind
85
Chapter 85 - Between of All Odds

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!