Dulu tidak pernah terpikir oleh Devan untuk menduakan Citra. Citra adalah cinta pertamanya, pacaran sejak SMA yang kemudian dinikahinya. Bersama Citra tidak pernah ada pertengkaran yang berarti. Citra seakan selalu tahu apa yang diinginkannya.
Devan selalu menolak ketika Citra menyuruhnya menikah lagi. Tapi lihat dia sekarang, sudah mulai memperhatikan Ririn. Apa ini naluri seorang lelaki? Sungguh ada rasa bersalah pada Citra. Tapi bukankah ini yang diinginkan Citra?
Hari Sabtu pagi, Devan dan Citra sudah bersiap untuk pergi ke rumah orangtua Devan. Mereka akan memberitahu rencana pernikahan Devan dan mohon diantar besok Minggu untuk acara lamaran.
Mama Siska menyambut kedatangan Devan dan Citra. Papa Arif sedang menonton acara berita di ruang keluarga.
Tak lama Bu Yati, asisten Mama Siska, menyuguhkan teh dan cake.
Setelah bertukar kabar antara Devan, Citra, Mama Siska dan Papa Arif,... mereka juga membahas proyek yang sedang ditangani perusahaan.
Sampai akhirnya Citra menceritakan bahwa Devan akan menikah lagi, bahwa dirinyalah yang telah mendorong Devan untuk melakukan hal itu. Karena calon istrinya sudah ada, mereka berencana akan melamarnya secara resmi pada keluarganya. Citra memohon agar Papa Arif dan Mama Siska bersedia mengantar Devan ke acara lamaran tersebut.
Selama Citra bercerita, Mama Siska terus meneteskan air mata. Prihatin, sedih, terharu, semua perasaan bercampur aduk didalam hati Mama Siska.
"Mama sungguh terharu atas kebesaran hatimu. Pasti tidak mudah untuk mengijinkan suamimu menikah lagi. Walaupun itu yang kamu inginkan, Mama yakin kamu pasti sering merasa sedih," Mama Siska memeluk Citra sambil terus mengusap-usap punggungnya.
"Devan kamu harus tahu kalau Citra sangat mencintai dan menyayangimu. Ini pengorbanan yang besar yang dilakukan oleh istrimu," Mama Siska menatap Devan.
"Van, punya dua istri itu tanggung jawab berat, kamu harus adil menafkahi baik lahir maupun batin," Papa Arif juga ikut menasehati.
"Baiklah, besok acara nya jam berapa? Tempatnya dimana?" tanya Papa Arif.
"Acaranya sekitar jam 10, tempatnya di daerah Cimahi. Besok kami jemput kesini, biar kita perginya sama-sama," Devan yang menjawab.
"Bagaimana persiapan untuk acara besok? Apa saja yang harus dibawa?"
"Semua sudah saya persiapkan Ma, saya sudah pesan catering untuk besok, akan dikirim langsung oleh pihak catering ke tempat acara, lalu saya juga sudah mempersiapkan hantaran, seperangkat perhiasan... kosmetik... pakaian, tas, dan sepatu... alat sholat dan Al-Qur'an... tidak lupa sejumlah uang."
"Masya Allah.. kamu juga mempersiapkan semua itu? Citra kamu menantu Mama yang luar biasa," Mama Siska memeluk lagi Citra sambil nangis lagi.
...***...
Sementara itu di rumah Ririn, Bu Nani sudah heboh dari subuh. Tangannya memegang ponsel, sebentar-sebentar matanya melihat kearah jam dinding.
"Nah, udah jam 5, wajarlah nelpon jam segini mah," pikir Bu Nani.
Dipijitnya kontak, dicari nama Mang Ino... Mang Ino adalah adiknya Pak Didi almarhum, ayahnya Ririn.
"Hallo.. assalamualaikum."
Wa'alaikumsalaam ... ada apa Wa Nani?
"Abdi teh bade ngemutan enjing tong hilap kadieu, acara lamaran si Teteh tea."
(*Saya mau ngingetin besok jangan lupa kesini, acara lamaran Teteh)
Tentu saja Wa, saya pasti datang, kan kalau si Teteh nikah, saya yang jadi walinya.
"Kapan mau datang kesininya?"
Insya Allah pagi ... jam tujuhan lah.
"Hatur nuhun Mang."
Selanjutnya Bu Nani memilih lagi nama yang ada didaftar kontaknya, Bi Atin.. adiknya Bu Nani. Dia mengatakan hal yang sama pada Bi Atin seperti tadi berbicara dengan Mang Ino, mengingatkan untuk datang besok hari Minggu ke acara lamaran Ririn.
Sekarang tinggal Wa Ucup, gumam Bu Nani. Wa Ucup itu kakaknya Bu Nani.
"Wa Ucup sudah dihubungi... sekarang apalagi ya?!" gumam Bu Nani.
"Teteh..."
"Ya Mak..." Ririn keluar dari kamarnya.
"Teteh.., besok teh jadi kan acaranya? Terus Emak harus ngapain aja sekarang? Terus bener besok ada catering? Emak nggak usah masak? Terus Emak besok pake baju apa? Di make up nggak? Terus...."
"Emak tarik napas ... huhh.... tarik... huhh... Tenang dulu Mak ya, Teteh nge-WA dulu Mas Devan."
Kasihan Emak ... seandainya Bapak masih ada , Emak pasti nggak akan sepanik ini, Ririn memalingkan mukanya agar Emak tidak melihat air matanya.
Sekarang Ririn yang menarik napas dalam-dalam untuk menormalkan suaranya agar tak bergetar.
"Emak tenang dulu ... takutnya darah tinggi Emak nanti malah naik, sebentar Teteh buatin teh manis hangat ya," Ririn bergegas kearah dapur.
"Nih Mak... diminum dulu tehnya."
"Assalamualaikum" Ririn mengirim pesan pada Devan.
"Wa'alaikumsalaam."
Tak lama ponsel Ririn berdering." Hallo.."
"Ada apa Rin?"
"Hari ini Emak panik ngadepin acara besok, Emak tanya.. besok jadi acaranya? Apa betul ada catering jadi Emak nggak usah masak? dan banyak lagi yang ditanyain.. termasuk Emak harus pake baju apa.."
"Acara lamarannya tentu jadi, sekarang aku sama Citra sedang siap-siap ke rumah Papa minta dianter buat besok ngelamar. . Rin sekarang hapenya kasihin ke Ibu kamu, aku mau ngomong."
"Mak, ini Mas Devan mau ngomong.."
"Assalamualaikum nak Devan."
"Wa'alaikumsalaam Bu.. Ibu jangan panik ya, besok saya pasti datang, untuk catering besok.. saya sudah mewanti-wanti agar datang pagi jam tujuh... terus hari ini saya akan mengirim kue-kue dan cake ... untuk baju yang akan ibu pakai buat acara besok, hari ini akan dikirim ke rumah ibu... jadi ibu sekarang tenang aja."
"Oh terima kasih Nak," Bu Nani tampak berseri-seri.
"Rin nih hapenya."
"Hallo"
"Rin hari ini akan ada kiriman kue-kue dan baju ke rumahmu... udah dulu ya, aku mau ke rumah Papa... Assalaamualaikum."
"Ya Mas... Wa'alaikumsalaam."
"Nah Emak sekarang udah nggak panik lagi kan? Sekarang tinggal ngebahas siapa aja yang akan hadir besok... saudara kita siapa aja yang akan hadir?"
"Keluarga Mang Ino, keluarga Bi Atin dan keluarga Wa Ucup sudah Mak undang."
"Berarti sekarang tinggal tetangga dekat kita dan Pak RT yang Emak undang... Mak ngundang tetangganya jangan banyak-banyak, yang rumahnya terdekat aja."
"Sekarang Teteh mau ke rumah Mang Ujang dulu, minta tolong buat bantu-bantu disini sampai besok, sekalian minta sewain kursi, pasti kursi kita kurang Mak.."
Sekitar tengah hari, ada yang mengetuk pintu, "Saya dari Kart*k* S*r* mengantarkan pesanan Pak Devan untuk Bu Ririn."
Kurir tersebut menyerahkan tiga dus besar berisi kue-kue kering dan dua dus besar berisi cake.
Bu Nani sumringah menerimanya, ia segera meletakkan kue-kue dan cake tersebut diatas meja.
"Sungguh beruntung punya calon menantu sangat pengertian," gumam Bu Nani.
Tak lama kemudian pintu kembali ada yang mengetuk pintu, "Saya dari butik Pelangi mengantarkan pesanan Pak Devan untuk Bu Ririn."
Kali ini kurir itu menyerahkan delapan paper bag. Isinya setelan pakaian kebaya plus kerudung, selop, setelan batik dan celana untuk Amran plus sepatu fantopel.
Wah, Bu Nani bahagia sekali. Ia mencari pakaian jatahnya, kebaya warna coklat susu, rok batik, kerudung segiempat warna senada, dan selop... "Wah semuanya bagus sekali, kelas butik ini mah"... Matanya berbinar. Padahal biasanya paling-paling ia belanja baju di pasar Andir, itu pun sudah bisa membuatnya bahagia.
"Tami, Amran, kesini.."
"Ada apa Mak?" Tami dan Amran datang menghampiri Emak.
"Nih, cobain ya, baju buat acara Teteh besok"
"Wah asik nih udah punya baju baru lagi .." Amran mengambil paper bag miliknya lalu masuk ke kamar.
"Taraaa.... lihat Ade nih...kayak om-om... tinggal pake kacamata item pasti tambah keren", Amran merentangkan kedua tangannya didepan Bu Nani dan Tami, ia memakai kemeja batik, celana formal dan sepatu fantopel.
"Mak kalau Tami mah, ini pinggang roknya agak longgar.."
"Kalau longgarnya sedikit mah, coba kamu jahit jelujur aja kedua sisi pinggang roknya"
"Sok sekarang mah, ganti baju lagi, baju buat besok gantung di lemari, terus kita mulai bersihin rumah." Bu Nani bak komandan memberi perintah.
*********************************************
terima kasih sudah membaca novel ini, mohon beri dukungan author dengan memberikan rate, vote, comment n like ya 😘😘😘
*********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
syafridawati
3 like mampir
2021-08-30
0
manoppoyuni yuni
Waaah di pasar Andir, murah" tu harga bajunya
2021-07-04
1
𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊
sukaaa🥰🥰
2021-06-18
1