Pertemuan

Dengan langkah gontai Ririn kembali ke meja kerjanya. Masih terngiang di telinganya kalimat terakhir Devan. "Sepulang kerja kau tunggu aku di lobby, kita akan menemui Citra."

Der... jeder... bagai petir di siang bolong.

Ririn berharap hari ini akan panjang, semoga waktu berjalan sangat lambat. Ia tidak ingin cepat-cepat bertemu Citra.

Ririn teringat dirinya belum shalat. Dilangkahkan kakinya menuju musholla.

"Ya Allah lapangkanlah dadaku, mudahkanlah jalanku. Aamiin."

...***...

Meski tak diharapkan, waktu itu tiba juga....

Drrt ... drrrt..., ada sms masuk.

"Ditunggu dibawah, aku sudah didalam mobilku," sms dari nomor tak dikenal tapi Ririn sudah tahu siapa yang mengiriminya sms.

Setelah membereskan meja kerjanya, ia meraih tasnya. Kemudian melangkah menuju lobby, lalu keluar meninggalkan gedung.

Tiiinn....tiiinn... Terdengar suara klakson. Ririn menoleh kearah mobil yang mengeluarkan suara itu. Pintu depannya terbuka. Ririn melangkah mendekat.

" Masuk!" terdengar suara dari dalam mobil. Ririn menurut melangkah masuk.

Devan duduk dibelakang kemudi. Hari ini sengaja Pak Danu disuruh pulang duluan, ia sendiri yang akan menyetir mobilnya.

Ririn duduk disamping Devan. Lalu memasang seat belt. Ia merasa tak nyaman meskipun duduk didalam mobil yang didesain demi kemewahan dan kenyamanan, yang katanya mobil itu hanya diproduksi sebanyak 300 unit saja.

Sesekali Ririn melirik kesamping kearah Devan. Wajah yang tampan dengan bentuk rahang tegas, alis tebal, hidung mancung. Kemejanya digulung, dasinya dilonggarkan, terlihat macho Dimata Ririn. Kalau saja Devan masih single tentu tidak sulit jatuh hati padanya.

"Aku tampan ya?" celetuk Devan.

"Ehhmm.." Ririn berdehem tanpa menjawab.

"Kamu gugup?"

Ririn mengangguk. "Sedikit."

"Santai saja istriku sangat baik."

Punya istri baik kok mau nikah lagi. Ririn bergumam dalam hatinya.

Sisa perjalanan dilalui dalam diam. Mobil melaju hingga menyusuri jalan Dago lalu masuk ke sebuah kompleks perumahan elit. Berhenti didepan sebuah rumah besar dengan banyak pilar.

"Ayo turun," suara Devan mengagetkan Ririn.

Pintu mobil terbuka, Ririn turun. Lalu mengekor mengikuti Devan. Pintu rumah itu tiba-tiba terbuka lalu keluar seorang wanita cantik dan anggun. Wanita itu mencium tangan Devan. Lalu tersenyum kearah Ririn.

"Sayang ini Ririn. Ririn ini Citra," Devan mengenalkan mereka berdua.

Ririn mengulurkan tangannya kearah Citra, Citra menyambutnya dengan hangat.

"Ririn .."

"Citra..., ayo masuk," Citra menggandeng tangan Ririn mengajaknya masuk.

"Kita makan bareng ya?"

"Saya mau ikut shalat maghrib dulu," kata Ririn.

"Ayo aku tunjukkin mushollanya." Mushollanya ada dibagian belakang rumah, kecil tapi indah, banyak hiasan kaligrafi didindingnya.

"Setelah selesai sholat ditunggu diruang makan ya," kata Citra sambil tersenyum.

Ya Allah mudahkanlah segala urusanku. Janganlah Engkau memberikan kesulitan yang aku tidak bisa menanggungnya. Aamiin.

Selesai shalat Ririn mencari Citra. Rupanya ia telah menunggunya di meja makan. Diatas meja sudah terhidang berbagai masakan. Hari ini Citra sengaja memasak banyak makanan karena Devan sudah memberitahu akan membawa Ririn ke rumah.

"Ayo duduk sini," Citra menepuk kursi disebelahnya.

"Iya Bu," Ririn tersenyum.

"Aduh jangan panggil Bu, panggil saja Mbak..."

"Iya Bu... eh... Mbak," Ririn merasa canggung.

"Tunggu sebentar ya, Mas Devan sedang mandi."

"Makanan apa yang kamu suka Rin?" Citra memulai obrolan karena melihat Ririn canggung dan tak nyaman.

"Saya mah tidak pilih-pilih makanan semua saya suka yang penting tidak terlalu pedas," Ririn tersenyum.

"Kamu bisa masak?"

"Sedikit... yang mudah-mudah saja... telor ceplok.. telor dadar.. telor orak-arik... telor rebus..."

Citra tertawa, " Kamu lucu."

Tak lama kemudian Devan terlihat keluar dari kamarnya. Rambutnya terlihat masih agak basah, memakai celana pendek selutut dan kaos oblong, terlihat santai. Tampan, pikir Ririn. Ia segera menundukkan pandangannya.

Devan bergabung di meja makan. Citra dengan sigap segera menyendokkan nasi ke piring Devan.

"Mau makan apa Mas?" Citra bertanya karena pilihan masakannya cukup banyak.

"Sop iga aja," Citra segera menuang sop iga ke mangkuk lalu menyimpannya disebelah piring nasi milik Devan.

Ririn memperhatikan Citra dengan kagum. Begitu luwes ia melayani Devan.

"Ayo.. silahkan dimakan Rin..."

Ririn menyendok nasi ke piringnya. Ia melihat masakan yang disimpan paling dekat dengan dirinya, semur daging... ah itu saja yang kupilih, gumam hatinya.

"Nanti kedepannya kita sering-sering ya makan bersama seperti ini..." tiba-tiba Citra berbicara seperti itu.

"Mmm......." Ririn menoleh kearah Devan yang ternyata sedang menatapnya lalu menoleh kearah Citra, tak tahu harus berkata apa. Ririn hanya tersenyum saja.

Selesai makan Citra mengajak Ririn pindah ke sofa di ruang keluarga, tampak Bi Sari yang membereskan meja makan.

"Mbok, tolong minta air putih sama puding", Citra berkata pada Bi Sari.

"Mas, aku mau ngobrol sama Ririn, berdua aja ya, Mas di kamar aja ya," Citra mengedipkan sebelah matanya pada Devan sambil mendorong badan Devan yang sudah mengikutinya ke ruang keluarga. Devan menurut, ia berbalik menuju ke kamarnya.

Tinggallah mereka berdua. Ririn dan Citra.

"Rin, kamu sudah menjawab lamarannya Mas Devan?"

Ririn menatap Citra lalu perlahan mengangguk.

"Apa jawaban kamu?"

"Saya menolaknya Mbak. Saya lebih memilih dipecat saja daripada merusak rumah tangga Mbak Citra dan Pak Devan."

"Rin akulah yang menyuruh Mas Devan supaya menikah lagi. Kami sudah 7 tahun menikah tapi masih belum dikaruniai momongan. Aku menyuruh Mas Devan menikah lagi agar ia mempunyai keturunan."

"Kenapa Mbak nggak ngadopsi anak aja?"

"Aku ingin Mas Devan punya anak yang merupakan darah dagingnya sendiri sehingga keturunan Rahadian tetap terjaga. Selain demi kebahagiaan Mas Devan, ini juga demi kebahagiaan kedua mertuaku, orang tua Mas Devan..."

"...jadi aku harap kamu mau ya... diperistri Mas Devan. Kamu tidak akan merusak rumah tanggaku. Kita berdua akan sama-sama berbakti pada suami yang sama. Kita bersama bisa hidup rukun."

"Apa Mbak nggak akan sedih jika dimadu?"

"Aku wanita normal Rin. Walau sedikit tentu ada perasaan sedih. Aku sangat mencintai Mas Devan. Tapi aku tak boleh egois. Bagaimana kalau aku ditakdirkan tak bisa punya anak? Jadi aku merelakan Mas Devan untuk menikah lagi agar ia bisa punya keturunan."

"Tapi bagaimana kalau Pak Devan punya anak dari istri kedua lalu tak lama kemudian Mbak Citra hamil lalu punya anak..., apakah istri kedua akan diceraikan?"

"Tentu saja tidak! Aku sungguh bersyukur kalau aku hamil kemudian punya anak. Tapi aku tak akan membiarkan Mas Devan menceraikan istri keduanya hanya karena aku bisa memberinya anak."

"Jadi sekali lagi aku mohon ... mau ya menikah dengan Mas Devan.. kita bersama akan menjadi keluarga besar," Citra tersenyum sambil menggenggam tangan Ririn.

Sungguh wanita yang mengagumkan, pikir Ririn.

"Mmm... baiklah saya akan menerima lamaran Pak Devan," Ririn berkata dengan pelan.

"Terima kasih Rin... terima kasih." Citra memeluk erat Ririn.

"Mbak saya mau pamit dulu biar nggak terlalu malam sampai di rumah."

"Oh ya tunggu sebentar saya bilang Mas Devan buat nganterin kamu pulang."

"Nggak usah Mbak, biar saya naik ojol aja."

"Eh masa calon istrinya nggak dianter pulang?" Citra tersenyum menggoda Ririn.

Pipi Ririn merona mendengar kata calon istri, ia merasa malu dan tak nyaman.

Tak lama Citra keluar dari kamarnya diiringi Devan, ia menjinjing beberapa paper bag ukuran besar lalu memberikannya pada Ririn.

"Titip ini untuk ibu dan adikmu ya. Titip salam juga untuk ibumu. Insya Allah kita segera bertemu lagi."

"Terima kasih," Ririn menyalami Citra.

"Sini aku bawain," Devan membawa paper bag-paper bag itu kedalam mobil. Ririn mengikuti Devan masuk kedalam mobil. Lalu mereka meninggalkan rumah itu.

*********************************************

terima kasih sudah membaca novel ini, mohon beri dukungan author dengan memberikan rate, vote, comment n like ya 😘😘😘

*********************************************

Terpopuler

Comments

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

kalo udah nikah, nnti egois istri pertama...

2022-10-23

0

Devi Sihotang Sihotang

Devi Sihotang Sihotang

kalo udah nikah, nnti egois istri pertama

2022-10-23

0

The Taste Of Love👩‍🍳👨‍🍳

The Taste Of Love👩‍🍳👨‍🍳

suka😍

2021-10-06

2

lihat semua
Episodes
1 Keluargaku, Penyemangatku
2 Ririn POV
3 Permintaan Citra
4 Devan Rahadian
5 Lamaran dan Ancaman
6 Ultimatum
7 Atas Izinmu
8 Pertemuan
9 Calon Istri
10 Mengundurkan Diri
11 Sehari Sebelum Lamaran
12 Hari Lamaran Tiba
13 Gamang
14 Seperti Terbawa Arus
15 BTW (Bicara Tentang Warna)
16 Ada Citra diantara Kita
17 Beda Semboyan Hidup
18 The Power of Money
19 It's a Big Day
20 Suamiku
21 H plus 1
22 Cemburu?
23 Yang Aku Inginkan
24 Rumah Baru
25 Bibir Monyong Lima Senti
26 Keluargaku, Sumber Kebahagiaanku
27 Memberi Kebahagiaan Itu Indah
28 Memanfaatkan Kesempatan
29 Hidup Itu Harus Semangat
30 Sabar Tiada Batas
31 Mencoba Konsisten
32 Pengabdian Seorang Istri
33 Menjalani Hidup Dengan Sebaik-baiknya
34 Jadi Anak Kuliahan
35 Harta Suami Adalah Harta Istri
36 Mencoba Berhati Lapang
37 Rahma dan Iqbal
38 Jangan Malu Jadi Istriku
39 Aku Sayang Padamu
40 Jatuh Cinta Sungguh Menyiksa
41 Hidup Itu Anugerah
42 Too Excited
43 Jadi Bintang Untukmu
44 Tamasya ke Bonbin
45 Cari Jodoh Buat Si Beno
46 Devan Suamiku
47 Cemburu Itu Tandanya Cinta
48 Makhluk Paling Menakjubkan
49 Dia Suami Yang Baik
50 Antara Bandrek Dan Bajigur
51 Seperti Apa Suamimu?
52 Pengakuan
53 Gundah
54 Terbukanya Rahasia
55 Terbukanya Rahasia
56 Berjuang Bersama
57 Aku Akan Bertahan
58 Semua Demi Kamu
59 Aku Pasti Akan Baik-baik Saja
60 Berharap
61 Tetaplah Jadi Istriku
62 Hamil?
63 Menyimpan Kabar Bahagia
64 Memastikan
65 Karena Rindu
66 Hadiah
67 Ini Anakku
68 Tabah
69 Dua Mama
70 Garis Hidup
71 Ini Bukan Episode Baru
72 It's a Boy
73 Dia Juga Istriku
74 Kuatlah!
75 Romantika
76 Acara Pengajian
77 Terima Kasih Untukmu
78 Mengertilah
79 Maaf
80 Pertemuan Tak Terduga
81 Sebuah Pesan
82 Gosip
83 Akulah Pelindungmu
84 Tak Perlu Disembunyikan
85 Rukun
86 Do'akan Aku
87 Tampil Bersama
88 Serangan Mulas
89 Kontraksi Palsu
90 Tolong Jangan Marah
91 Citra Bertemu Citra
92 Curahan Hati
93 Tersanjung
94 Goyah
95 Tolong Pegang Janjimu
96 Undangan
97 Kado
98 Maukah Kau Menjadi Ibu Dari Anak-anakku?
99 Aku Akan Membahagiakanmu
100 Menanti Saat
101 Melahirkan
102 Antusias
103 Salah
104 Kecewa
105 Menyesal
106 Badai Datang
107 Tetap Setia
108 Aku Tidak Bahagia
109 Jangan Menjauh Dariku
110 Pengawal Untuk Citra
111 Menata Hati
112 Dora
113 Lotek's Day
114 Main Tebak-tebakan
115 Diary
116 Suara Hati Citra (1)
117 Suara Hati Citra (2)
118 Citra, Aku Datang Menjemputmu
119 Kau Yang Teristimewa
120 Aku Akan Melanjutkan Kuliah
121 Tentang Raffa
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Keluargaku, Penyemangatku
2
Ririn POV
3
Permintaan Citra
4
Devan Rahadian
5
Lamaran dan Ancaman
6
Ultimatum
7
Atas Izinmu
8
Pertemuan
9
Calon Istri
10
Mengundurkan Diri
11
Sehari Sebelum Lamaran
12
Hari Lamaran Tiba
13
Gamang
14
Seperti Terbawa Arus
15
BTW (Bicara Tentang Warna)
16
Ada Citra diantara Kita
17
Beda Semboyan Hidup
18
The Power of Money
19
It's a Big Day
20
Suamiku
21
H plus 1
22
Cemburu?
23
Yang Aku Inginkan
24
Rumah Baru
25
Bibir Monyong Lima Senti
26
Keluargaku, Sumber Kebahagiaanku
27
Memberi Kebahagiaan Itu Indah
28
Memanfaatkan Kesempatan
29
Hidup Itu Harus Semangat
30
Sabar Tiada Batas
31
Mencoba Konsisten
32
Pengabdian Seorang Istri
33
Menjalani Hidup Dengan Sebaik-baiknya
34
Jadi Anak Kuliahan
35
Harta Suami Adalah Harta Istri
36
Mencoba Berhati Lapang
37
Rahma dan Iqbal
38
Jangan Malu Jadi Istriku
39
Aku Sayang Padamu
40
Jatuh Cinta Sungguh Menyiksa
41
Hidup Itu Anugerah
42
Too Excited
43
Jadi Bintang Untukmu
44
Tamasya ke Bonbin
45
Cari Jodoh Buat Si Beno
46
Devan Suamiku
47
Cemburu Itu Tandanya Cinta
48
Makhluk Paling Menakjubkan
49
Dia Suami Yang Baik
50
Antara Bandrek Dan Bajigur
51
Seperti Apa Suamimu?
52
Pengakuan
53
Gundah
54
Terbukanya Rahasia
55
Terbukanya Rahasia
56
Berjuang Bersama
57
Aku Akan Bertahan
58
Semua Demi Kamu
59
Aku Pasti Akan Baik-baik Saja
60
Berharap
61
Tetaplah Jadi Istriku
62
Hamil?
63
Menyimpan Kabar Bahagia
64
Memastikan
65
Karena Rindu
66
Hadiah
67
Ini Anakku
68
Tabah
69
Dua Mama
70
Garis Hidup
71
Ini Bukan Episode Baru
72
It's a Boy
73
Dia Juga Istriku
74
Kuatlah!
75
Romantika
76
Acara Pengajian
77
Terima Kasih Untukmu
78
Mengertilah
79
Maaf
80
Pertemuan Tak Terduga
81
Sebuah Pesan
82
Gosip
83
Akulah Pelindungmu
84
Tak Perlu Disembunyikan
85
Rukun
86
Do'akan Aku
87
Tampil Bersama
88
Serangan Mulas
89
Kontraksi Palsu
90
Tolong Jangan Marah
91
Citra Bertemu Citra
92
Curahan Hati
93
Tersanjung
94
Goyah
95
Tolong Pegang Janjimu
96
Undangan
97
Kado
98
Maukah Kau Menjadi Ibu Dari Anak-anakku?
99
Aku Akan Membahagiakanmu
100
Menanti Saat
101
Melahirkan
102
Antusias
103
Salah
104
Kecewa
105
Menyesal
106
Badai Datang
107
Tetap Setia
108
Aku Tidak Bahagia
109
Jangan Menjauh Dariku
110
Pengawal Untuk Citra
111
Menata Hati
112
Dora
113
Lotek's Day
114
Main Tebak-tebakan
115
Diary
116
Suara Hati Citra (1)
117
Suara Hati Citra (2)
118
Citra, Aku Datang Menjemputmu
119
Kau Yang Teristimewa
120
Aku Akan Melanjutkan Kuliah
121
Tentang Raffa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!