Hari Lamaran Tiba

Sabtu sore sesudah sholat Ashar, Ririn dan keluarganya pergi ziarah ke makam ayahnya. Mereka membaca surat Yasin kemudian berdoa semoga Pak Didi almarhum diampuni segala dosanya dan diterangkan didalam kuburnya.

"Pak.. besok si Teteh ada yang akan ngelamar.. tapi Bapak jangan khawatir, Emak sudah mengurus semuanya, ada Mang Ino juga yang akan mewakili Bapak..."

...***...

Hari ini Bu Nani bangun lebih subuh lagi. Jam tiga ia sudah membuat nasi goreng terus bikin air teh seteko gede.... kayak mau sahur aja...

Terus ia menata lagi toples-toples kue, menyiapkan pisau untuk memotong cake, menyiapkan piring kertas untuk cake, mengelap semua piring yang ia punya, siapa tahu nanti diperlukan kan tinggal pakai, pikirnya.

Mendengar suara trung..treng.. trung..treng..

Ririn keluar dari kamarnya. Karena sebenarnya ia juga hampir terjaga semalaman, memikirkan hari ini ia akan dilamar oleh laki-laki yang hanya dikenalnya sebagai atasannya, tidak lebih dari itu.

"Mak.. kenapa udah riweuh jam segini, padahal ini teh belum adzan subuh?"

(riweuh \= sibuk)

"Emak teh nggak bisa tidur nyenyak semalam. Emak kepikiran terus acara lamaran Teteh. Kayaknya Emak yang deg degannya ," Bu Nani tertawa.

"Ah Emak ada-ada aja, Teteh yang mau dilamarnya aja, biasa-biasa aja tuh.." padahal bohong, bahkan ia semalaman tak bisa tidur.

Tak lama adzan subuh berkumandang. "Mak ayo kita sholat dulu, Teteh mau bangunin Tami sama si Ade, kita berjamaah Mak, biar si Ade belajar jadi imam."

...***...

Satu-satu kerabat mulai berdatangan, pertama datang keluarga Wa Ucup, kedua... keluarga Mang Ino dan terakhir datang keluarga Bi Atin.

Sesuai perkataan Devan, catering datang sekitar jam tujuh. Makanan yang datang cukup untuk satu RT.

Mang Ujang yang disewa Ririn sudah sibuk dari pagi, menata kursi sewaan di pekarangan rumah sekarang sibuk menata makanan catering didalam rumah.

Bu Nani sudah hilir mudik dengan memakai kebaya baru dan selopnya. Tami dan Amran sedang ngobrol dengan para sepupunya.

Ririn yang juga sudah berdandan dan memakai kebaya datang menghampiri para tetua. "Mang Ino, Bi Atin, Wa Ucup, ke kamar Ririn dulu yuk, ada yang mau diomongin."

"Teteh aya naon... Ibi mah sok asa rareuwas (Teteh ada apa .. Bibi kaget)" Bi Atin itu sama hebohnya dengan Bu Nani.

Didalam kamar Ririn yang berukuran 3x3 meter itu berkumpullah Ririn, Bi Atin, Mang Ino dan Wa Ucup.

"Wa, Amang, Ibi ada yang mau Teteh omongin... ini mengenai orang yang akan datang melamar Teteh... dia sudah punya istri..."

"Apa Teteh kamu ngerebut suami orang ?" Bi Atin bersuara dengan frekuensi tinggi.

"Ibu, Amang, Uwa, tenang dulu semuanya, biarkan dulu Teteh bicara sampai selesai ya.."

"Orang yang akan ngelamar Teteh itu... namanya Devan, sebelumnya Teteh sudah menolak ketika ia ngajak Teteh menikah karena tahu ia sudah punya istri. Oh iya Devan itu bosnya Teteh, yang punya perusahaan tempat Teteh bekerja.." Ririn menarik napas dulu.

"Tapi kemudian istrinya Devan ngajak ketemuan, ia perempuan yang cantik dan baik, namanya Citra, ia meminta Teteh agar mau diperistri oleh Devan, alasannya karena ia sampai saat ini masih belum dikaruniai seorang anak... Teteh ngobrol panjang lebar dengan istrinya Devan... sampai akhirnya Teteh bersedia untuk menjadi istri Devan..."

"Jadi ... Teteh nggak ngerebut suami orang ya Ibi... Mungkin sekarang Citra juga ikut acara lamaran... jadi nanti jangan kaget kalo dia dikenalkan sebagai istri Devan.."

"Teteh, sebagai wakil bapakmu, Amang mau nanya... apa kamu sudah memikirkan baik-baik hal ini, lamaran merupakan gerbang pernikahan, apa kamu sudah siap jadi istri kedua?" Mang Ino bertanya sambil mengelus punggung Ririn.

"Sudah Amang, dia mungkin jodoh Teteh yang dipertemukan dengan jalan luar biasa, sekarang Teteh minta doa restu dari semuanya"

...***...

Tetangga dan Pa RT sudah hadir, sekarang mereka duduk di kursi yang ada di pekarangan.

Akhirnya tamu agung yang dinanti-nantikan tiba. Mereka hanya berempat Papa Arif, Mama Siska, Citra dan Devan. Mereka turun dari mobil sambil membawa hantaran. Pa Danu sebagai sopir mereka bertugas membawa hantaran paling banyak.

"Assalaamualaikum," Papa Arif mengucap salam.

"Wa'alaikumsalaam," serempak semua yang hadir menjawab.

"Mari silahkan masuk," masing-masing keluarga bergantian bersalaman.

Mang Ino berdiri. "Perkenalkan saya perwakilan dari keluarga Ririn, nama saya Ino, saya adalah pamannya Ririn, adik Pak Didi almarhum, ayahnya Ririn...

Selanjutnya Ibunda Ririn namanya Bu Nani, nah ini kedua adik Ririn namanya Tami dan Amran.

Selanjutnya saya perkenalkan istri saya Bu Asri, ini anak-anak saya, Annisa dan Ahmad.

Lalu selanjutnya keluarga Bi Atin, beliau adik dari Ibunda Ririn, ini suaminya Mang Ibrahim, mereka mempunyai tiga orang anak, ini Dewi, Danar dan Iwan.

Dan ini keluarga Wa Ucup, namanya sih Yusuf Permana, beliau adalah kakak dari ibundanya Ririn, ini istrinya Wa Rida, ini satu-satunya putri mereka yang cantik Yulia.

...Kami sekeluarga mengucapkan selamat datang kepada nak Devan sekeluarga..."

Sekarang Papa Arif yang berdiri, "Terima kasih atas perkenalannya Mang Ino, saya sangat senang bertemu dengan keluarga besar, karena kami berasal dari keluarga beranak tunggal. Perkenalkan nama saya Arif Rahadian, ini istri saya Siska, ini anak saya satu-satunya, Devan Rahadian, dan ini Citra seorang wanita luar biasa...

Kami sekeluarga kemari dengan maksud baik yaitu untuk meminang ananda Ririn."

Papa Arif mengenalkan Citra sebagai wanita luar biasa tanpa menyebutkan status Citra sebagai istri Devan, Papa Arif pikir ini sebuah langkah bijaksana untuk melindungi Citra dan Ririn agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan pada saat itu.

"Sekarang saya persilahkan kepada nak Devan sebagai yang berkepentingan untuk mengutarakan maksud dan tujuannya datang kemari," Mang Ino mempersilahkan Devan.

Sekarang Devan berdiri . "Saya Devan Rahadian bermaksud meminang Ririn Wulandari putri dari Bapak Didi almarhum dan Ibu Nani, untuk menjadikannya istri saya yang akan saya sayangi dan cintai dan saya akan membahagiakannya didunia dan akhirat." Devan mengutarakan maksudnya dengan tegas sambil menatap kearah Ririn.

Mendengar ucapan Devan seperti itu hati Ririn berdesir. Ah, benarkah janjinya itu? Semoga...

"Bagaimana Teh Ririn... apakah akan menerima pinangan nak Devan?" Mang Ino bertanya pada Ririn.

"Iya saya menerima pinangannya," sahut Ririn.

"Alhamdulillaah... maksud dan tujuan nak Devan sudah diterima oleh Ririn, kira-kira kapan akad nikahnya dilaksanakan?"

"Sebulan dari sekarang," Devan menjawab.

"Wah nak Devan gercep ya... gerak cepat... memang benar kalau niat baik jangan ditunda-tunda," Mang Ino tertawa.

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan hantaran dari pihak keluarga Devan yang diterima oleh keluarga Ririn. Yang secara simbolisnya hantaran yang berisi perhiasan diserahkan oleh Mama Siska dan diterima oleh Bu Nani.

Setelah itu berlanjut ke acara ramah tamah. Semua yang hadir dipersilahkan menikmati hidangan yang tersedia.

Papa Arif terlihat mengobrol akrab dengan Mang Ino dan Wa Ucup, sesekali mereka terlihat tertawa.

Ririn mendekati Citra lalu memeluknya, "Saya senang bisa mengenal Mbak Citra, wanita luar biasa..."

*********************************************

terima kasih sudah membaca novel ini, mohon beri dukungan author dengan memberikan rate, vote, comment n like ya 😘😘😘

*********************************************

Terpopuler

Comments

𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊

𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊

lanjut

2021-06-18

1

Cucu Suliani

Cucu Suliani

Like
💞Salam manis dari Bukan Jodoh 💞

2021-06-07

1

Riri ZM

Riri ZM

adakah di dunia nyata wanita seperti ibu citra...bahkan istri ustadz pun kyknya gak ada hatinya setulus itu

2021-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Keluargaku, Penyemangatku
2 Ririn POV
3 Permintaan Citra
4 Devan Rahadian
5 Lamaran dan Ancaman
6 Ultimatum
7 Atas Izinmu
8 Pertemuan
9 Calon Istri
10 Mengundurkan Diri
11 Sehari Sebelum Lamaran
12 Hari Lamaran Tiba
13 Gamang
14 Seperti Terbawa Arus
15 BTW (Bicara Tentang Warna)
16 Ada Citra diantara Kita
17 Beda Semboyan Hidup
18 The Power of Money
19 It's a Big Day
20 Suamiku
21 H plus 1
22 Cemburu?
23 Yang Aku Inginkan
24 Rumah Baru
25 Bibir Monyong Lima Senti
26 Keluargaku, Sumber Kebahagiaanku
27 Memberi Kebahagiaan Itu Indah
28 Memanfaatkan Kesempatan
29 Hidup Itu Harus Semangat
30 Sabar Tiada Batas
31 Mencoba Konsisten
32 Pengabdian Seorang Istri
33 Menjalani Hidup Dengan Sebaik-baiknya
34 Jadi Anak Kuliahan
35 Harta Suami Adalah Harta Istri
36 Mencoba Berhati Lapang
37 Rahma dan Iqbal
38 Jangan Malu Jadi Istriku
39 Aku Sayang Padamu
40 Jatuh Cinta Sungguh Menyiksa
41 Hidup Itu Anugerah
42 Too Excited
43 Jadi Bintang Untukmu
44 Tamasya ke Bonbin
45 Cari Jodoh Buat Si Beno
46 Devan Suamiku
47 Cemburu Itu Tandanya Cinta
48 Makhluk Paling Menakjubkan
49 Dia Suami Yang Baik
50 Antara Bandrek Dan Bajigur
51 Seperti Apa Suamimu?
52 Pengakuan
53 Gundah
54 Terbukanya Rahasia
55 Terbukanya Rahasia
56 Berjuang Bersama
57 Aku Akan Bertahan
58 Semua Demi Kamu
59 Aku Pasti Akan Baik-baik Saja
60 Berharap
61 Tetaplah Jadi Istriku
62 Hamil?
63 Menyimpan Kabar Bahagia
64 Memastikan
65 Karena Rindu
66 Hadiah
67 Ini Anakku
68 Tabah
69 Dua Mama
70 Garis Hidup
71 Ini Bukan Episode Baru
72 It's a Boy
73 Dia Juga Istriku
74 Kuatlah!
75 Romantika
76 Acara Pengajian
77 Terima Kasih Untukmu
78 Mengertilah
79 Maaf
80 Pertemuan Tak Terduga
81 Sebuah Pesan
82 Gosip
83 Akulah Pelindungmu
84 Tak Perlu Disembunyikan
85 Rukun
86 Do'akan Aku
87 Tampil Bersama
88 Serangan Mulas
89 Kontraksi Palsu
90 Tolong Jangan Marah
91 Citra Bertemu Citra
92 Curahan Hati
93 Tersanjung
94 Goyah
95 Tolong Pegang Janjimu
96 Undangan
97 Kado
98 Maukah Kau Menjadi Ibu Dari Anak-anakku?
99 Aku Akan Membahagiakanmu
100 Menanti Saat
101 Melahirkan
102 Antusias
103 Salah
104 Kecewa
105 Menyesal
106 Badai Datang
107 Tetap Setia
108 Aku Tidak Bahagia
109 Jangan Menjauh Dariku
110 Pengawal Untuk Citra
111 Menata Hati
112 Dora
113 Lotek's Day
114 Main Tebak-tebakan
115 Diary
116 Suara Hati Citra (1)
117 Suara Hati Citra (2)
118 Citra, Aku Datang Menjemputmu
119 Kau Yang Teristimewa
120 Aku Akan Melanjutkan Kuliah
121 Tentang Raffa
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Keluargaku, Penyemangatku
2
Ririn POV
3
Permintaan Citra
4
Devan Rahadian
5
Lamaran dan Ancaman
6
Ultimatum
7
Atas Izinmu
8
Pertemuan
9
Calon Istri
10
Mengundurkan Diri
11
Sehari Sebelum Lamaran
12
Hari Lamaran Tiba
13
Gamang
14
Seperti Terbawa Arus
15
BTW (Bicara Tentang Warna)
16
Ada Citra diantara Kita
17
Beda Semboyan Hidup
18
The Power of Money
19
It's a Big Day
20
Suamiku
21
H plus 1
22
Cemburu?
23
Yang Aku Inginkan
24
Rumah Baru
25
Bibir Monyong Lima Senti
26
Keluargaku, Sumber Kebahagiaanku
27
Memberi Kebahagiaan Itu Indah
28
Memanfaatkan Kesempatan
29
Hidup Itu Harus Semangat
30
Sabar Tiada Batas
31
Mencoba Konsisten
32
Pengabdian Seorang Istri
33
Menjalani Hidup Dengan Sebaik-baiknya
34
Jadi Anak Kuliahan
35
Harta Suami Adalah Harta Istri
36
Mencoba Berhati Lapang
37
Rahma dan Iqbal
38
Jangan Malu Jadi Istriku
39
Aku Sayang Padamu
40
Jatuh Cinta Sungguh Menyiksa
41
Hidup Itu Anugerah
42
Too Excited
43
Jadi Bintang Untukmu
44
Tamasya ke Bonbin
45
Cari Jodoh Buat Si Beno
46
Devan Suamiku
47
Cemburu Itu Tandanya Cinta
48
Makhluk Paling Menakjubkan
49
Dia Suami Yang Baik
50
Antara Bandrek Dan Bajigur
51
Seperti Apa Suamimu?
52
Pengakuan
53
Gundah
54
Terbukanya Rahasia
55
Terbukanya Rahasia
56
Berjuang Bersama
57
Aku Akan Bertahan
58
Semua Demi Kamu
59
Aku Pasti Akan Baik-baik Saja
60
Berharap
61
Tetaplah Jadi Istriku
62
Hamil?
63
Menyimpan Kabar Bahagia
64
Memastikan
65
Karena Rindu
66
Hadiah
67
Ini Anakku
68
Tabah
69
Dua Mama
70
Garis Hidup
71
Ini Bukan Episode Baru
72
It's a Boy
73
Dia Juga Istriku
74
Kuatlah!
75
Romantika
76
Acara Pengajian
77
Terima Kasih Untukmu
78
Mengertilah
79
Maaf
80
Pertemuan Tak Terduga
81
Sebuah Pesan
82
Gosip
83
Akulah Pelindungmu
84
Tak Perlu Disembunyikan
85
Rukun
86
Do'akan Aku
87
Tampil Bersama
88
Serangan Mulas
89
Kontraksi Palsu
90
Tolong Jangan Marah
91
Citra Bertemu Citra
92
Curahan Hati
93
Tersanjung
94
Goyah
95
Tolong Pegang Janjimu
96
Undangan
97
Kado
98
Maukah Kau Menjadi Ibu Dari Anak-anakku?
99
Aku Akan Membahagiakanmu
100
Menanti Saat
101
Melahirkan
102
Antusias
103
Salah
104
Kecewa
105
Menyesal
106
Badai Datang
107
Tetap Setia
108
Aku Tidak Bahagia
109
Jangan Menjauh Dariku
110
Pengawal Untuk Citra
111
Menata Hati
112
Dora
113
Lotek's Day
114
Main Tebak-tebakan
115
Diary
116
Suara Hati Citra (1)
117
Suara Hati Citra (2)
118
Citra, Aku Datang Menjemputmu
119
Kau Yang Teristimewa
120
Aku Akan Melanjutkan Kuliah
121
Tentang Raffa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!