Mejaku terletak disudut ruangan produksi, dari sini aku bisa jelas melihat bagian assembling dan bagian testing.
Kunyalakan laptopku, mulai kubuka file-file proyek yang sedang berjalan.
Perusahaan tempatku bekerja bergerak dalam bidang elektronika komunikasi. Alat-alat yang diproduksi selain menggunakan bahan atau komponen lokal, juga menggunakan komponen dari luar negeri.
Nah, komponen yang berasal dari luar negeri inilah yang seringkali membuatku pusing karena keterlambatan dalam pengirimannya.
"Selamat pagi Ririn...," ada suara seseorang yang mengagetkanku. Kuangkat wajahku, ada wajah yang kukenal sedang tersenyum padaku.
Akupun membalas senyumnya. "Selamat pagi juga A Rendi, ih.. bikin aku kaget aja."
Rendi adalah karyawan bagian testing, dia bekerja disini sudah lebih lama dariku. Perawakannya tinggi, tidak terlalu kurus tidak terlalu gemuk, ideal menurutku, ia memiliki cambang seperti Ridho Roma.
Kulihat A Rendi meletakkan coklat diatas mejaku. "Nih buat kamu, biar kerjanya semangat."
"Wow.. makasih A Rendi... udah ganteng, baik lagi," aku tersenyum sambil mengangkat tangan membentuk simbol finger heart ala Korea.
Dia tertawa mendengar pujianku. Terlihat giginya yang berderet rapi.
"Rin, pulang kerja kita nonton yuk," matanya menatap padaku.
"Maaf A, kerjaanku banyak nih, mungkin hari ini aku telat pulangnya," aku mencoba menolak ajakannya secara halus.
"Ah, kamu mah.. setiap aku ajak pasti nolak terus," wajahnya terlihat kecewa.
"Maaf ya," aku tidak tahu harus berkata apalagi tapi kucoba tetap tersenyum padanya.
Rendi pun tak berkata lagi, ia berlalu masuk ke ruangannya. Sudah sering ia mengajakku pergi berdua, makanlah, nontonlah atau jogging di hari Minggu, semuanya aku tolak dengan halus.
"Huhh...," kuhela nafasku. Sebagai perempuan normal tentu saja aku menyukai lelaki tampan, ganteng, gagah, tapi aku harus sadar diri dengan keadaanku.
Sejak masa puberku, aku sudah terbiasa menekan perasaanku. Walaupun ada teman lelakiku yang aku sukai menyatakan perasaannya, aku akan menolaknya dengan halus. Aku akan menyimpan sendiri perasaan sukaku sampai aku bisa mengakhirinya dan membuangnya jauh-jauh rasa sukaku itu. Jadi alhasil sampai sekarang aku belum pernah merasakan punya pacar.
...***...
"Rin, ini teh manisnya," Pak Alan, OB di kantorku, meletakkan gelas berisi teh manis di mejaku.
"Makasih Pak," kataku sambil tersenyum.
Rutinitas setiap pagi, Pak Alan membuatkan teh manis atau kopi untuk karyawan disini. Khusus bagian mekanik dan finishing mereka akan disediakan susu.
Mataku kembali tertuju pada layar laptopku. Ah, ada proyek yang hampir dateline. Sudah dua minggu ada komponen yang belum datang.
Akan kutanyakan pada bagian logistik. Aku beranjak dari kursiku.
Aku berjalan menuju lift. Bagian logistik terletak di lantai lima. Kupijit tombol untuk ke lantai atas. Tak lama pintu lift terbuka.
Aku sedikit terhenyak, didalam lift ada Pak Devan, pemilik sekaligus dirut perusahaan ini.
"Selamat pagi Pak," kuanggukkan kepalaku sambil tak lupa tersenyum.
"Pagi," ia menjawab salamku dengan datar.
Aku masuk kedalam lift. Kutekan angka lima, lalu tombol untuk menutup pintu.
"Oh ya Rin, kenapa radio com untuk Samarinda belum dikirim juga?" tanya Pak Devan.
Oh, ia tahu namaku walaupun aku hanya karyawan dengan posisi rendah. Ada sedikit rasa senang dihatiku.
"Oh itu karena ada komponen untuk power supply yang belum datang," kataku.
"Coba kamu cek ke bagian logistik."
"Baik Pak. Sekarang saya juga sedang menuju bagian logistik."
Ting...! Pintu lift terbuka. "Permisi Pak," kubungkukkan sedikit badanku kearah Pak Devan tanpa melihat wajahnya.
Aku melangkah keluar dari lift, menuju ruangan logistik.
"Assalaamu'alaikum," kuucapkan salam sebelum melangkah masuk.
"Wa'alaikumsalaam," serempak dijawab oleh penghuni ruangan logistik.
Ada tiga orang karyawan di bagian ini, Pak Haris sebagai Kasie, Teh Tina bagian pengadaan barang dalam negeri dan Teh Wati bagian pengadaan barang luar negeri.
"Pak Haris, saya mohon dibantu, tolong di cek kenapa transistor 2n3055 belum datang juga," kataku sambil tersenyum.
"Kalau sampai minggu depan belum dikirim juga, ada kemungkinan proyek radio com akan terlambat dikirim ke Samarinda."
"Baik, akan saya tanyakan langsung pada suppliernya," kata Pak Haris.
"Makasih banyak ya," mataku tertuju pada Pak Haris, lalu kuanggukkan sedikit kepalaku.
"Teh Tina, Teh Wati, aku permisi dulu ya," kulambaikan tanganku kearah mereka.
*********************************************
terima kasih sudah membaca novel ini, mohon beri dukungan author dengan rate, vote, like dan comment ya 😘😘😘
*********************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ucy (ig. ucynovel)
aku baru mampir thor
ceritanya kyk keseharian bagus 👍
2023-02-25
0
Beci Luna
sdh ketemu muka langsung dg bos Devan....keren cerita awalx...thor
2021-07-24
1
Mommy Gyo
2 like hadir Thor salam cantik tapi berbahaya
2021-06-14
1