Pov 2 ( Hikam Aljalari)
Wanita wanita yang keji adalah untuk laki laki yang keji.
Dan laki laki yang keji adalah untuk wanita wanita yang keji pula.
Dan wanita wanita yang baik adalah untuk laki laki yang baik.Dan laki laki yang baik adalah untuk wanita wanita yang baik pula.( QS Annur : 26)
Jelas dalam firman tersebut bahwa Allah
memberikan jodoh berdasarkan akhlak dari hambaNya tersebut, sebab itu lah senantiasa ada nasihat bahwa setiap orang hendaknya memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Dengan menjalan kan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya agar kelak mendapatkan jodoh yang baik pula.
Bila rindu ini masih milik mu, ku hadirkan sebuah tanya untuk mu, "harus berapa lama aku menunggu mu?"
Dalam setiap detik ku menunggu,ku simpan beribu ribu rindu untuk mu.Kau adalah alasan mengapa aku tetap menunggu.
Ketika seseorang menunggu mu,bukan berarti dia tidak ada hal lain untuk di lakukan.Itu hanya berarti tak ada yang lebih penting selain diri mu.
Lalu perlahan lahan aku sadar bahwa kamu adalah salah satu alasan mengapa aku rela tetap menunggu dan bertahan.
Lebih baik menunggu sebentar lagi untuk mendapatkan jodoh terbaik,daripada mendapatkan dengan cepat seseorang yang kelak melukai hati ku.
Menunggu itu sakit, lelah dan membosankan,namun kenapa ketika aku ingin berhenti menunggu mu tapi hati ku memaksa ku untuk tetap memperjuangkan mu.
Percayalah aku hebat dalam hal menunggu.
Sadarlah bahwa ada orang yang menunggu mu dengan sabar karena rasa cintanya yang teramat besar.
Sekuat kemampuan ku untuk menunggu,seabadi itu pula harapan ku padamu.
" Bang, ada yang ingin aku bicara kan, dan aku harap abang bisa bantuin aku." ucap ku pada Bang Haikal.
" Bantuin apa? apa ini penting?"
" Penting banget,Abang liat deh gadis ini." pinta ku seraya menunjukan rekaman cctv yang sudah di kirim ke ponsel ku.
" Gadis ini, kayak nya abang pernah lihat."
" Iya , dia memang cukup terkenal."
" Oh iya, abang baru inget dia gadis pemilik toko kue yang terkenal dengan wajah kakunya kan, kenapa dia bisa ada di sini?"
" Aku gak tau, tapi Kak Zahra pasti tau, apa aku boleh minta tolong sama abang." ucap ku dengan gaya memohon yang tak mungkin bisa di tolak oleh abang ku.
" Ya udah, kamu mau minta tolong apa?" bang Haikal menarik nafas dengan pasrah.Dan aku pun mulai membisikan sesuatu di telinga nya, sampai membuat Abang ku menganga tak percaya dengan apa yang aku rencana kan.
" Kamu gila Al , emang gak ada lagi cewek lain apa? kenapa bisa suka sama cewek kaya dia."
" Ayo lah bang, untuk kali ini aja please ya ya ya." rengek ku dengan sedikit memaksa sambil bergelayut manja.
" Ya sudah abang usahain, tapi abang gak yakib kalau Zahra mau bantu."
" Ayolah bang, bujuk dia juga agar mau bantu kita."
" Terserah kamu saja lah."
Aku pun merasa senang saat mendapat bantuan dari abang ku untuk melancarkan aksi ku, apapun akan aku lakukan hanya untuk mendapatkan gadis itu, walau harus dengan cara licik.
Aku yakin dia gadis yang tepat untuk ku, maka dari itu aku tidak bisa melupakan dan melepaskanya begitu saja.
Setelah beberapa hari.
Pov 1 ( Alvia khumaira )
Seperti biasa ku habis kan sisa hidup ku dengan mengurus toko kue yang menjadi saksi bisu atas usaha yang aku bangun dari nol . Tempat ini adalah tempat ternyaman bagi ku di banding dengan tempat tinggal orang tua ku sendiri.
Bagaimana tidak, setiap aku pulang aku selalu mendapat rentetan pertanyaan yang sangat menyebalkan dan membuat aku kesal. Apa lagi kalau bukan tentang pernikahan dan orang orang yang sengaja bertamu hanya untuk melamar ku.
" Neng gimana ini, orang tua Nak Rendy datang ke sini lagi, bapak harus bilang apa?" tanya bapak setiap bertemu dengan ku.
" Jawab aja aku belum mau menikah, gitu aja kok repot." jawab ku dengan ketus.
" Terus bagaimana dengan Nak ustadz, apa kamu udah bisa nerimanya."
" Aduhh Pak, Alvi kan udah bilang, Alvi belum mau menikah.Dan gak mau nerima siapa siapa." teriak ku dengan kesal.Aku pun meninggalkan rumah itu dengan emosi yang udah naik ke ubun ubun.
Oleh sebab itu aku memutuskan untuk menyulap sebuah gudang yang berada di lantai atas toko ku menjadi sebuah kamar. sementara waktu aku ingin menenangkan fikiran ku dari bayang bayang bapak yang semakin hari membuat ku kesal.
Sebenarnya Bapak tidak salah, hanya saja emosi ku tidak bisa di redam jika dia sudah mengungkit tentang lamaran dan pernikahan.
" Lu yakin Al mau tinggal di sini sendirian." tanya Citra saat membantu membereskan barang barang ku.
" Ya , gue yakin, lagian kan cuma numpang tidur malam doang."
" Ya juga sih, tapi nyaman juga yah kalo dah bersih kaya gini, kenapa gak kepikiran dari dulu bikin kamar,kan enak kalo cape bisa tiduran dulu ."ucapnya sambil merebahkan tubuhnya di atas karpet berbulu tebal
" Enak lu dong kalo di bikinin kamar kaya gini, entar bukannya kerja malah molor." jawabku sambil ikut berbaring.
Citra pun terkekeh menimpali gerutuan ku.
Tiba tiba sebuah ketukan dari luar pintu kamar tersebut mengalihkan obrolan kita.
Akupun membukanya dan ternyata dia Rini karyawan di bagian kasir .
" Ada apa Rin?"
" Ada telpon katanya dia pengen ngomong penting sama teh Alvi." jawabnya, aku pun mengkerutkan kening ku sesaat.
" Siapa? cewek apa cowok, kalo cowok bilang aja aku lagi sibuk." ucap ku dengan malas.
" Cewek."
Karena penasaran aku pun buru buru turun ke lantai bawah, dan ternyata panggilan telponnya masih tersambung, ku raih gagang telpon tersebut hendak memastikan siapa orang di sebrang sana.
" Assalamu' alaikum." ucap ku seperti biasa mencoba untuk bisa seramah mungkin.
" Wa'alaikum salam, Apa aku bisa bicara dengan Alvia." suara di sebrang sana sepertinya tidak asing untuk ku,dari bahasa yang masih belepotan dan belum fasih.
" Iya, ini aku , ada apa?" jawab ku seraya menunjukan wajah kaku ku.Sesaat setelah tau siapa orang yang berada di sebrang telpon sana.
" Aku mau bicara penting sama kamu, apa kamu bisa ke sini sekarang?"
" Tapi aku masih kerja."
" Ayo lah Al,, kamu kan bos nya, masa gak bisa keluar sebentar aja."
Permintaan yang menyebalkan, namun entah dorongan dari mana aku pun dengan bodohnya mau menuruti permintaanya.
Tanpa menunggu lama aku pun meraih helm dan kunci motor dan dengan terpaksa aku harus menginjakan kaki ku di tempat itu lagi.
Setelah sampai di depan gerbang pagar yang tinggi menjulang itu aku di sambut oleh seorang wanita yang mungkin seumuran dengan ku, ia manyuruh ku masuk dan mengajak ku kerumah mewah yang kemarin aku kunjungi.
" Alvi..." teriak seseorang dan tanpa di duga dia langsung memeluk ku sambil terisak.
" Ada apa mbak." ucap ku dengan terkejut.
" Maaf kan aku Al, gara gara aku kita harus kena hukuman." lirihnya sambil terus terisak, wajahnya memang tertutup tapi dari sorot matanya yang sudah memerah dan mengeluarkan banyak air mata aku tau betul dia sudah lama menangis.
" Hukuman, hukuman apa?"
" Maaf kan aku, kemarin aku telah melanggar peraturan di pesantren ini dengan membawa orang asing ke sini tanpa izin dari suami dan mertua ku."
" Lalu?"
" Kita berdua akan kena hukuman."
"Hukuman apa?" tanya ku dengan sedikit bingung.
Benar benar membingungkan,aku menginjakan kaki ku ke tempat itu karena terpaksa dan sekarang aku harus menerima hukuman yang entah aku pun tidak tau hukuman berupa apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
chiput
kaya lagu 😁
2022-08-01
0
Maryati Agusteni
thor karakter Alvinya kurang cocok,,, sejutek juteknya gx pantaslah sampe ngeluarin kta" kasar sma yg lebih tua siapa pun itu secara dia ank ustad seharusnya pemahaman agamanya lebih bagus dan lebih baik dalam bersikap
2021-04-19
0
Dwisya12Aurizra
ko alvi jutek ye gk ada manis manisnya, bener kt fais ibunya kurang asupan gula ketika hamil🤭
2021-04-01
0