" Ekhemm.." suara itu membuyarkan lamunan ku, aku pun tersenyum saat melihat wanita bercadar itu sudah membawa 2 cangkir teh dan beberapa piring di atas nampan.
" Ayo minum dulu." ajaknya seraya meletakan nampan itu di atas meja.
" Terima kasih." ucapku, ia pun mulai membuka box kue yang ku kirim, kemudian memakannya.
Kami pun mulai mengobrol ringan, ternyata dia wanita yang ramah dan menyenangkan. Aku rasa dia memang cocok untuk si Unta Arab itu.
" Aku suka banget sama kue dan roti kamu.Biasanya suami ku yang membelinya langsung dari toko mu, tapi sekarang dia lagi sibuk jadi aku gak tega minta biliinnya." ucapnya di sela sela obrolan kami.
Aku pun mencoba mengingat kapan unta Arab itu mengunjungi toko ku, perasaan aku tidak pernah melihatnya.
" Aku udah lama banget pengen ketemu kamu langsung kaya gini, aku sering dengar bahwa pemilik dari toko kue pavoritku ini adalah gadis muda yang cantik. Dan ternyata benar juga bahkan lebih cantik dari yang ku lihat di berita atau sosial media." ucapnya dengan antusias, dan aku pun tersipu.
Toko kue ku memang sudah beberapa kali di liput oleh beberapa stasiun tv dan masuk beberapa situs online , mungkin karena pemiliknya yang masih muda dan berpendidikan rendah membuat mereka tertarik untuk mewawancari kami dengan alasan untuk memberi motivasi bagi banyak orang.
" Tidak juga, mungkin yang mereka maksud adalah sahabat ku, dia juga pemilik toko itu." ujarku mencoba merendahkan hati ku sendiri.
" Oh ya? terus yang mereka maksud gadis jutek yang dingin dan sombong itu siapa? soalnya aku juga sering denger kayak gitu."
Sialan tadi dia muji gue sampai bikin gue ngerasa kaya terbang sekarang malah ngejatuhin gitu aja. lirih ku dalam hati.
" Aku gak tau, mungkin mereka belum mengenalnya lebih dekat,makanya mereka bisa bilang seperti itu." jawab ku seakan menghibur diri ku sendiri.
Sebenarnya aku sendiri memang marasa seperti yang orang lain fikir , dingin , kaku dan jutek, tapi aku tidak terima jika ada orang yang bilang se-to the point itu.
" Iya sih kamu benar juga, kadang orang lain melihat dari sisi luarnya saja, aku juga sering di anggap ******* gara gara penampilan ku seperti ini." ucapnya sambil menunjukan pakaiannya, dan aku pun menanggapinya dengan tersenyum.
Tidak terasa waktu begitu singkat , ku lihat hari sudah menjelang petang, dan aku benar benar menghabiskan waktu ku bersama orang yang baru aku kenal, sungguh itu momen yang sangat langka bagiku. Walaupun bicaranya belum fasih namun aku merasa nyambung berbincang dengannya.
" Maaf , aku merasa terlalu nyaman berada di sini sampai lupa waktu kayak gini." ucap ku saraya bengkit dari duduk.
" Tidak masalah, tidak usah meminta maaf, aku senang ngobrol sama kamu, ku harap kamu bisa sering sering main ke sini. " ujarnya, aku pun menganggukan kepala, dan langsung pamit pulang.
Saat keluar dari rumah itu aku berjalan menuju gerbang, aku melihat beberapa pemuda berpakaian layaknya seorang santri berdiri dan berbincang di sebuah bangunan yang entah aku pun tidak tau tempat apa.
Sekilas aku melihat sosok pria yang tidak asing bagiku. Dari kejauhan dia juga melihatku seakan memperhatikan ku.Dan aku pun langsung memperbesar langkah ku saat aku mengingat siapa orang itu.
Pov thor
Sore itu seorang pemuda sedang berbincang dengan para santri di halaman sebuah asrama putra.Perhatiannya teralih kan saat melihat seorang gadis yang berjalan melewatinya.
"*Siapa gadis itu ? berani sekali lewat kawasan santri putra, apa santri*wati baru yang belum tau peraturan di sini, tapi pakaiannya tidak seperti para santriwati .Gerak geriknnya pun mencurigakan kenapa dia panik saat melihat ku. Tapi wajahnya sepertinya aku pernah lihat." gumamnya sambil terus memperhatikan gadis yang sudah jauh melewatinya .
" Maaf aku harus pergi dulu, assalamu'alaikum." pamitnya pada semua santri yang sedang berbincang dengannya tadi.
Pemuda itu pun langsung berbegas pergi kerumahnya dan melaporkan kepada pemilik sekaligus pengasuh pondok pesantren tersebut.
" Bi, apa hari ini ada santri baru yang masuk pesantren ini?"
" Gak ada, emang kenapa?"
" Tadi aku lihat seorang gadis asing berjalan di sekitar asrama putra, gerak geriknya mencurigakan."
" Siapa yang kamu maksud?"
" Aku gak tau, tapi gerak geriknya mencurigakan, aku juga sebelumnya belum pernah melihat dia di sekitar sini."
" Ya sudah periksa CCTV, pastikan dia siapa dan mau ngapain dia masuk wilayah pesantren." titah lelaki paruh baya itu.
" Siap bi." ujar Fais seraya mengangkat tangan nya ke atas seperti sedang memberu hormat.
Saat akan keluar dari rumah tersebut, ia berpapasan dengan seorang pria blasteran Indo Timur tengah yang wajahnya lebih banyak mengambil gen dari ibunya yaitu Turki.
" Ada apa Is?"
" Fais bang, bukan Is, entar orang ngiranya Iis." protesnya.
" Sama aja lah, terus ada apa kenapa muka mu jelek gitu."
" Ada tugas penting." ucapnya seraya melanjutkan jalannya , karena penasaran pria itu pun mengikutinya.
Mereka pun memasuki sebuah ruangan Khusus yang masih berada di dalam kawasan pondok pesantren.
" Kenapa kita ke sini?"
" Bukan kita, tapi aku sendiri, abang aja yang ikut ikut tan ke sini."
" Iiissshhh..kamu ini." lirih pria itu sambil menggelengkan kepalanya.
Fais sudah mulai membuka sebuah layar komputer, ia membuka dan memperhatikan satu persatu hasil rekaman dari cctv yang sengaja di pasang di beberapa titik dalam kawasan pondok pesantren mewah itu.
" Coba perhatikan deh bang, sepertinya dia bukan anak sini kan?" ucap Fais seraya menunjuk sebuah layar yang memperlihatkan seorang gadis cantik bermuka kaku itu.Al pun langsung melihat apa yang di tunjuk Fais.
" Ini kan Alvi, ngapain dia di sini?"
" Alvi? kambing kaku inceran bang Al itu kan?" Tanya Fais seraya memperbesar tampilan layar itu agar lebih jelas." Oh iya benar, pantesan aku merasa pernah melihatnya."
" Tapi ngapain dia ke sini."
" Aku gak tau."
" Coba periksa cctv yang lainnya." titah Al pada Fais, dan Fais pun menurutinya.
" Dia masuk ke sini bareng kak Zahra, dan keluar dari rumah kak Zahra juga." ucap Fais seraya menunjuk beberapa hasil rekaman cctv yang terpampang di layar komputer itu.
" Apa mereka saling kenal."
" Mana ku tau."
" Jodoh memang gak kenapa." ucap Al sambil mengusap bulu salus di sekitar dagunya dengan menyeringai menampakan senyum devilnya.
" Apa yang mau abang lakuin."
" Waktunya beraksi."
" Abang mau ngapain?"
" Siap siap kamu bakal punya kakak ipar lagi." ujar Al dengan girang sambil menepuk pelan bahu Fais.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
semangat hakam pepet terus
2022-08-27
0
Mirwani Adwa Azizah
semangat Al
2021-04-28
0
Ni'matul Jannah
Mau minta bantuan sama kakak iparnya (Zahra) paling..😜
Semangat pak ustadz...💪
2021-01-30
1