Aku pun masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamar ku,ku ganti pakaianku dengan baju tidur, lalu ku gantung pakaian yang telah di pinjamkan pada ku tadi, rencananya aku akan mengembalikan baju itu setelah aku mencucinya nanti.
Tiba tiba seperti biasa ibu ku masuk tanpa permisi.
" Loh ,, Al ini gamis siapa?" tanya ibu saat melihat gamis yang ku gantung dekat lemari pakaian ku.
" Gak tau, tadi Al di pinjemin sama Unta Arab itu." jawab ku dengan malas.
" Kayaknya kamu cantik kalo pake gamis kaya gini, sayang banget tadi ibu gak liat, tapi kamu tuh kalau ngomong di jaga, kalau kedengaran gimana." bisik ibu .
"Alvi mah di apain juga cantik, gak pake baju aja masih keliatan cantik kan. Emang unta Arab itu masih di sini?" tanya ku, karena kaget aku refleks menaikan nada suara ku.
" Hussshhh..Kamu ini kalo di bilangin malah ngelunjak." ibu ku menepak punggungku.
" Maaf bu, Alvi gak sengaja, lagian ngapain sih tuh Onta jam segini masih di sini, gk ada kerjaan lain lagi apa." ujar ku dengan kesal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Pov 2 ( Hikam Aljalari )
Saat ku mengantar gadis itu pulang,perasaan ku sungguh tak karuan, aku tau ini tidak benar, aku tidak bisa menjaga pandanganku terhadapnya.
Ini kali pertama ku, pandangan ku selalu fokus tertuju pada satu wanita yang telah mencuri perhatian ku sejak pertama aku melihatnya.
Dan aku yakin aku telah menyukainya, dan ini adalah kesempatan yang baik untuk ku, agar bisa lebih dekat dengannya.
Tekat sudah bulat, aku akan meminta izin pada orang tuanya saat ini juga, aku tidak akan membiarkan orang lain memilikinya.
Setelah sampai di rumahnya, kami di sambut dengan tatapan yang menakutkan dari bapaknya, membuat Fais yang dari tadi di sebelah ku mengurungkan langkahnya dan bersembunyi di balik punggung tegap ku.
Aku sudah beberapa kali bertemu dengan beliau di acara acara tertentu. Dan itu membuat ku yakin jika beliau tidak seseram seperti yang keliatan nya
Terbukti dengan caranya menyambutku dan mempersilahkan kami masuk.
Aku pun cukup yakin bisa mengambil hati dari orang tua gadis itu.
Aku tidak suka bertele tele, oleh karena itu saat ini juga ku utarakan niat ku.
" Maaf pak malam malam begini aku ganggu waktu bapak.Dan alangkah baiknya bapak gak perlu manggil aku pak ustadz, panggil saja aku Al." ucap ku dengan menunjukan senyum termanis ku di depan camer.
Sebelum aku membicarakan hal inti dari maksud kedatangan ku.
" Ah, gak apa apa, lagian ini kan belum terlalu malem." ujarnya dengan ramah.
" Maaf Pak, kalau saya lancang, kedatangan saya kemari ingin meminta izin pada bapak untuk bisa lebih mengenal putri bapak. Aku sudah tertarik padanya saat aku pertama liat dia, oleh karena itu aku ingin lebih mengenalnya dan jika allah menghendaki aku ingin meminangnya." ucap ku dengan lantang
" Tapi Nak, putri bapak masih terlalu kecil, dan bapak yakin dia tidak pantas untuk bersanding dengan Nak ustadz. Liat saja kelakuannya seperti itu, jauh dari kata baik." ujarnya dengan terkejut.
" Aku tau pak, dan aku pun belum merasa benar, tidak ada yang sempurna di dunia ini,pernikahan yang sempurna adalah dua orang yang tidak sempurna yang saling melengkapi satu sama lain.Aku udah nunggu saat ini untuk waktu yang lumayan lama.Untuk mengatakan hal ini ,aku butuh banyak waktu. Mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi. Bermunajat pada tuhan untuk menentukan pilihan yang paling tepat, berkali kali ku bertanya pada hati ku sendiri, sudah tepatkah pilihan ku? dan berkali kali pula jawaban ku tetap sama, yaitu Alvi putri bapak." ucap ku dengan tatapan yang benar benar serius.
Seketika ku lihat bapak di hadapan ku itu termenung, entah apa yang di pikir kan nya.Tapi aku cukup yakin kedatangan dan ucapan ku yang mendadak seperti ini, Akan membuat semua orang pun terkejut sama halnya yang di rasakan bapak itu saat ini.
" Aku tidak memintanya buru buru, aku akan menunggu sampai Alvi bersedia, tapi untuk itu, aku mohon pada bapak untuk tidak menyerahkannya pada orang lain." ucap ku kembali untuk lebih meyakinkannya.
" Bapak senang atas kedatangan dan maksud Nak ustadz kemari, insayaallah bapak sendiri mengizinkan, tapi bapak harus tetap menyampaikan dan menanyakan bagaimana respon dari Alvi sendiri, bapak tidak mau memaksakan kehendak bapak. Bapak akan bicarakan ini pada Alvi, dan Bapak akan segera menemui Nak ustadz untuk hal ini."
Mendengar hal itu , membuatku semakin yakin aku akan bisa mendapatkan gadis itu. Bagiku tidak akan sulit untuk mendapatkan hati gadis kecil seperti dia.
Akupun pamit pulang dengan membawa sebuah harapan yang indah.
Saat dalam perjalanan pulang.
" Keren bang Bro. Abang serius sama apa yang abang bicara kan tadi?" tanya Fais yang sejak dari tadi tidak mengeluarkan suaranya sama sekali.
" Ya serius lah , masa abang becanda kaya gitu, emang lucu?"
" Ya gak sih, tapi abang yakin? emang abang dah kenal lama sama tuh cewek?"
" Kenal lama sih belum,kan tadi juga abang dah bilang pengen kenal lebih lama dan lebih jauh dulu sama dia,tapi abang yakin ja sama tuh cewek.Dia cantik kan?" tanya ku pada Fais yang masih sebuk di belakang kemudi.
" Cantik sih, tapi kayaknya tuh cewek kurang asupan gula pas dalam perut emaknya. Mukanya kecut mulu gak ada manis manisnya." lirih Fais.
Aku pun hanya tertawa mendengar celotehan dari Fais.
" Itu sebabnya, kamu gak tau sih pas dia lagi ketawa, wajahnya itu bisa mengalihkan dunia abang."
" Mulai lebay nih."
" Serius, abang suka pada pandangan pertama ama tuh cewek."
" Issshhh..Dari lebay mengarah ke bucin."
" Sikap cuek dan jutek nya itu lho yang bikin abang tertarik dan makin penasaran,kamu tau sendiri kan selama ini pesona abang gak ada tandingannya, dari yang muda sampai yang tua bahkan nenek nenek ja ngadadak jadi remaja lagi kalau liat abang.Tapi dia sama sekali gak pernah ngelirik abang." lirih ku.
" Jadi itu tandanya dia gak tertarik sama abang, lebih baik abang mundur alon alon dari sekarang."
" Issshhh...Kamu ini belum apa apa udah nyuruh mundur aja, bukan HIKAM ALJALARI dong namanya kalo kaya gitu, abang gak nyerah gitu aja sampai tuh gadis bertekuk lutut sama abang" ucap ku dengan percaya aja.
" Iya,, goodlack deh bang." ujar Fais seraya menepuk bahu ku.
Tak terasa mobil yang kami tumpangi pun sudah sampai di depan gerbang pondok pesantren milik abi ku ini.
Fais langsung memasukan mobil ku ke dalam garasi, sementara aku langsung masuk ke rumah orang tua ku, sebenarnya aku sendiri sudah memiliki rumah yang masih berada di area pondok, namun aku memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua ku untuk sementara waktu, sebelum aku menemukan pendamping hidup .
" Al dari mana, kok tumben pergi gak ngomong sama Umi, abang kamu jadi ngajar anak anak sendirian."
" Maaf mi, tadi ada sedikit urusan." ucap ku.
" Bang Al lagi ngincer kambing cewek punya warga kampung sebelah Mi." ujar Fais tiba tiba.
" Kambing buat apa, aqiqah?" tanya Umi.
" Bukan Mi, kambing cewek buat ritual semedinya." lagi lagi ucapan Fais yang tidak jelas membuat Umi ku semakin penasaran.
" Semedi buat apaan sih Al? kamu jangan macam macam ya, kamu tau kan itu semua tindakan syirik,"
Fais pun semakin tergelak mendengar ucapan polos dari Umi, ia memang sering menggoda dan bermanja pada Umi layaknya seorang anak,walaupun sampai sekarang aku sendiri tidak tau siapa orang tua aslinya.
Yang ku tau Fais bayi tergeletak di depan gerbang pondok pesantren Abi dengan hanya selembar kain dan Kardus sebagai alasnya.
Sejak saat itu Umi dan Abi ku merawat nya layaknya sebagai anak kandungnya sendiri, tidak ada yang membedakan antara aku, abang ku, dan dia.
Bagi mereka kami bertiga adalah putra kebanggaannya.Dan bagi ku Fais adalah adik kecil kesayangan ku.
Karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Umi semakin mendesak ku, aku pun enggan untuk menjawab,untuk saat ini aku belum siap untuk berbacara pada Umi.Karena ini pengalaman pertama ku, akan sangat malu membahasnya secara langsung.
Umi pun kembali pada Fais.
" Fais ! Umi lagi gak pengen becanda ya."
" Iya, maaf Umi." akhirnya Fais pun menceritakan apa yang sudah aku lakukan.
Umi melirik ku dengan tatapan mengejek." Ternyata putra Umi yang satu ini udah baligh juga ya?"
" Bukan hanya baligh Mi, tapi udah tua, malah udah tiap hari mimpi basah." ejek Fais , aku pun sontak memukul pelan kepala Fais, dan pergi menuju ruang buku yang masih berada di dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
fais fais bikin kesel aja 😅😅😅😅
2022-08-26
0
Dwisya12Aurizra
ustadz gaul... 🤭
2021-04-01
0
Kaiss
bhasa nya"aku"untuk peran sbgai ustazd kurang sopan tor pakai "saya"gitu..😁👍
2021-02-08
0