Esok pagi nya seperti biasa setelah shalat subuh aku di sibukan dengan membantu abang ku mengajar para santri. Di lanjutkan dengan shalat dhuha berjama'ah.
Ku rebah kan badan ku di sofa ruang keluarga, saat ingin memejamkan mata bayangan gadis manis yang kemarin aku lihat di lampu merah melintas di fikiran ku begitu saja tanpa permisi ,aku pun baru ingat sesuatu.
Tidak lama ku lajukan motor ku menuju ke alamat sekolah yang tertulis di kartu tersebut.
Sudah cukup lama aku menunggunya di depan gerbang sekolahnya, terlihat semua murid telah keluar meninggalkan gedung sekolah itu. namun di antara mereka tak ku lihat gadis yang ku maksud.
Akupun melihat seorang menjaga di sana dan menanyakan nya.
" Oh neng Alvi ya, pasti dia bolos lagi.Saya juga gak liat dia pas anak anak bubar." ucapnya .Ku pikir gadis itu cukup terkenal juga di sekolah sampai sampai seorang satpam pun memperhatikannya.
" Kalau gitu bapak tau gak tempat tinggalnya?" tanya ku
" Tau, Dari sini Aden nyebrang aja, di depan ada gang kecil, Aden masuk jalan ja lurus, ada perapatan belok kiri, jalan terus sampai mentok terus ada pertigaan Aden belok kanan, di situ ada kuburan."
" Terus rumah nya deket kuburan gitu?" tanya ku , sedikit bingung.
" Bukan, Setelah ada kuburan, Aden jalan ja ikutin jalan setapak di sana, gak jauh dari kuburan itu ada sungai kecil."
" Terus?"
" Aden ikutin aja ke arah air sungai mengalir, di situ ada sawah."
" Terus, apa rumahnya di sana?"
" Bukan lah den, itu sawah mana mungkin neng Alvi tinggal di sana. emang dia belalang."
hufffttt...kesabaran ku mulai di uji , ni orang maunya apa, Setelah berfikir cukup keras, sebuah lampu menyala di atas kepala Ku, aku tau apa yang dia mau.
Aku pun mengeluarkan selembar uang dari dompet ku dan memberikannya.
tanpa basa basi lagi dia menunjukan yang sebenarnya di mana rumah gadis itu berada.
" ngomong aja minta duit gak usah pake bawa bawa kuburan ama belalang." ucap ku sambil pergi menuju motor ku kembali.
Ku pikir akan mudah mendapatkan alamat yang di berikan satpam itu, Setelah masuk ke gang yang satpam itu tunjukan, aku kesulitan dan lupa harus belok ke mana.Aku pun ingat satpam itu memberi tahu nama ayah dari gadis itu, dia bilang semua orang pasti mengenalnya.
Aku pun berniat untuk menanyakan nya pada beberapa pemuda yang sedang nongkrong di depan warung kopi yang ku lewati.
" Maaf dek, tau rumah ustadz Ahmad gak?"
" Aduh bang ,dengar nama nya aja aku kaya dengar nama malaikat maut." jawabnya dan ikutin gelak tawa dari teman temannya, aku hanya menggelengkan kepala bisa bisanya malaikat maut di bikin candaan, kalau malaikat maut itu dengar, bisa bisa dia mati mendadak di tempat itu juga.
" Aden cari rumah ustadz Ahmad?" tanya seorang ibu, ku rasa dia yang menjaga warung.
" Iya bu."
" Tuh, rumahnya di sebelah mushola di sana." ibu itu menunjukan sebuah mushola tak jauh dari sana yang masih bisa ku lihat dari jarak jauh.
Sebelum pergi Tak lupa aku ucapkan terima kasih pada ibu itu,
Setelah sampai di depan pintu rumah yang ku cari sejak tadi, aku mendengar suara gaduh dan isak tangis dari dalam rumah tersebut, aku pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tak lama seorang pria paruh baya, berbadan tinggi besar membukakan pintu untuk ku,ku yakin pasti dia yang bernama ustadz Ahmad , pemuda tadi memang benar wajah sangar dan kumis tebalnya akan membuat semua orang berkidik ngeri seperti melihat malaikat maut.
beliau pun mempersilahkan ku untuk masuk.
" Maaf ada maksud apa Adek kemari." tanya nya, sangat mengejutkan bagiku , tak ku sangka wajah sangarnya sangat bertolak belakang dengan sikapnya, sikapnya sangat ramah pada ku, aku pun bisa bernafas dengan lega.
" Maaf pak , apa bener ini rumah nya neng Alvi, kalau bener apa saya bisa ketemu. " ucap ku ragu ragu.
Sebenarnya itu hanya sedikit modus, bisa saja aku langsung menyerahkan kertas ini pada bapak nya, tapi aku sangat ingin melihat gadis yang sempat mengalihkan perhatianku di lampu merah kemarin.
Bapak itu pun memanggil istrinya menyuruhnya membuatkan minum untuk ku, serta memanggil gadis yang ku maksud.
"Masya allah." sungguh memang indah ciptaanNya.
Aku melihat gadis itu keluar dari kamarnya dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah, sangat menggemaskan , baru kali ini aku melihat lawan jenis ku tanpa mengedipkan mata.
" Astagfirullah." aku baru tersadar saat gadis itu sudah berada di depan ku, dia menatapku seakan penasaran dengan kehadiran ku, tanpa membuang waktu aku pun menyerahkan kertas yang ku temui di tengah perapatan jalan kemarin.
Dia sangat terkejut namun ku lihat senyum mengembang di bibir mungilnya, aku pun tau ia pasti sangat senang dengan hal ini.
" Makasih ya bang." ucapan sederhana dari mulutnya membuat hati ku seakan merasakan oase di padang pasir.
Ia berjingkrak jingkrak di depan ku sambil menciumi selembar kertas berukuran kecil itu. Dan masuk kembali ke kamarnya.
" Terima kasih ya dek, cuma gara gara kertas itu, dia udah nangis dari tadi."
ucap bapaknya pada ku, aku pun cukup senang bisa membantunya.
" Oh iya , ini bukanya ustadz Al , yang lagi viral itu kan." ibunya memperhatikan ku dari ujung kaki sampai ujung kepala.
" Eh iya benar , kenapa bapak baru nyadar ya."
Aku pun tertawa mendengar ucapan pasangan suami istri yang tidak muda lagi itu.
Aku pun sedikit memperkenalkan diri ku, siapa tau bisa membuat meraka sedikit simpati pada ku , agar aku lebih mudah mendekati putri nya. Anggap ja ada udang di balik bakwan.
Deketin dulu orang tuanya, baru bisa dapetin putrinya, itulah misi ku saat ini.
Tidak terasa kita sudah mengobrol terlalu lama, karena sudah sore aku pun pamit.
" Sering sering main ke sini ya ustadz Al." ucap Ibu itu pada ku, dan tentu saja ku angguki dengan semangat.
" Insha allah bu, Assalamualaikum. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
wow tambah seruuuu
2022-08-26
0
SaSa🐕
ngajak guyon ini satpam😂
2022-04-02
1
Lilan Dewy
kartu ujian membawa berkah🤭🤭🤭🤭
2021-10-05
1