pov 2 (Hikam Aljalari)
Dua tahun telah ku lalui, bersama sepi yang selalu senantiasa menemani, bersama do'a yang semantiasa ku ucap, bersama nama yang senantiasa ku selipkan dalam do'a.
Dua tahun begitu berat bagiku di kala semua keluarga menanti dan menanyakan hal sama, da dengan jawaban yang sama pula aku menjawab.
" Al ini udah dua tahun loh, dari semenjak Fais bilang kamu lagi ngincer kambing cewek, emang belum dapet juga tuh kambing." umi ku bertanya di saat sarapan bersama.
" Belum Mi." jawab ku dengan lirih
" Ya udah cari yang lain aja, kambing masih banyak." timpal abi dengan santai.
" Kambing emang banyak bi, tapi yang kaya kambing inceran Bang Al langka, susah dapatnya." Fais ikut meninpali .
Sedangkan abang ku dan juga istrinya hanya mengerutkan kening memperhatikan obrolan unfaedah dari kami.
" Kalian pada ngomongin apa sih, kambing apa yang langka, kambing etawa , kambing PE , kambing jawarandu apa kambing gemberong?" tanya Bang Haikal.
" Bukan itu bang, bang Al lagi ngincer kambing buat ritual semedi." ujar Fais sambil terkekeh.
" Semedi apa, biasanya yang suka di pake ritual kambing hitam kan, lagian kamu ngapain pake ngadain ritual ritual segala, mau nyari wangsit?" tanya abang ku semakin penasaran, aku hanya diam menanggapi pertanyaan dari bang Haikal sedangkan Umi dan abi ku hanya menggelengkan kepala, sedangkan Fais dia sudah terbahak bahak mendengar gerutuan dari Bang Haikal.
" Kambing hitam mah udah ada punya." wajab Fais dengan terkekeh sambil melirik istri dari abang ku.
Aku tau maksud dari itu. Akupun hanya menggelengkan kepala.
" Faiiisss." Umi ku sudah memasang wajah susana nya, sepertinya iapun mengerti dari maksud perkataan Fais,yang menyebut kambing hitam udah ada yang punya itu.
" Maaf Umi." Fais pun hanya nyengir kuda.
Prasaan ku semakin sakit jika sudah membahas tentang masalah ini, Umi ku selalu berharap aku bisa segera mendapatkan nya, sedangkan aku jangan kan mendapatkan, bahkan untuk melihatnya saja aku tak bisa.
Aku hanya bisa menjadi penggemar rahasianya saja, mendengar ia baik baik saja sudah cukup membuat ku merasa bahagia, bahkan sekarang Aku sangat bahagia setelah mendengar gadis pujaan ku telah meraih kesuksesannya, dan sampai sekarang ia juga belum menerima lamaran dari lelaki mana pun, dan itu artinya aku masih punya kesempatan.
Aku belum siap untuk kembali menemuinya, maka jalan yang terbaik adalah diam, diam mencegah dari fitnah dan mencegah dari hawa nafsu.
Diam adalah jalan terbaik sambil menunggu dan memperbaiki diri.Menerima petunjuk yang terbaik dari allah sehingga hati akan merasa tenang, dan jauh dari gelisah,karena menyadari semua yang ada di dunia ini hak nya allah.Seperti kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah yang awalnya selalu di perjuangkan dalam diam, hingga allah
menunjukan pada mereka jalan untuk bersama.
Pov 1 ( Alvia khimaira)
Aku masih menusuri setiap jalanan untuk menuju sebuah alamat yang ku cari, hingga di tengah perjalanan aku baru menyadari bahwa jalan yang ku lalui sangat tidak asing bagiku, aku tau jalan ini adalah jalan menuju pondok pesantren itu,aku pun menepikan motor ku di pinggir jalan ,beberapa kali aku berfikir ingin sekali ku urungkan niat ku dan kembali ke toko kue ku, hanya saja aku merasa seperti tidak bertanggung jawab atas tugas ku, walaupun ini memang bukan tugas ku, tapi demi usaha yang ku bangun dari nol aku tidak ingin membuat pelanggan ku kecewa. Akupun berniat melanjutkan perjalan ku dan berharap aku tidak harus melawati tempat itu.
Sesaat kemudian aku sudah sampai di depan gerbang tempat yang sesuai dengan alamat yang di beri, aku membuka kertas kembali untuk memastikan apa benar ini tempatnya.
" PONPES ALMUSYADDADIYAH." lalu aku pun mlihat ke pintu gerbang yang di sana bertulisakan nama pondok pesantren yang sama.
" Sial , kenapa gue malah datang ke kandang unta Arab ini sih, harus nya gue lebih hati hati lagi nerima pesenan." lirih ku dalam hati.
Aku pun masih mematung di depan pintu gerbang tersebut tidak berani untuk masuk, setelah itu aku memutuskan untuk kembali pulang tanpa mengantar pesenan kue yang entah siapa pemesannya.
" Eh mbak!!" suara seseorang dari balik pintu gerbang tersebut menghentikan aksi ku saat akan menyalakan motor, dan terpaksa aku pun kembali turun dari motor dan menghampirinya.
Ku perhatikan penampilannya dengan seksama ,dari ujung kepala sampai ujung kaki yang sama sekali tidak terlihat karena jilbab dan cadar serta gamis serba hitam yang menjuntai sampai menyentuh tanah, dan perhatian ku terhenti di bagian perutnya yang besar seperti sedang mengandung.
" Kamu mbak Alvia yang punya toko kue KiTa kan." tanya nya dengan gaya bicara ala orang luar yang belum fasih berbahasa indonesia, sama seperti saat di telpon tadi.
Dan aku pun menjawab dengan menganggukan kepala.
" Iya aku mau mengantar kue pesanan atas nama Zahra." ucap ku.
" Iya,, itu aku." ucapnya kemudian aku pun langsung menyerahkan kue pesenannya.
" Terima kasih, ayo masuk dulu." ajaknya , ingin sekali aku menolak namun aku bisa apa, setelah melihat sorot mata memohon serta alasan yang tak masuk akal yang mengatakan dia sedang hamil dan ingin sekali memakan kue pavoritnya bersama penjualnya langsung membuatku mau tidak mau harus menurutinya.
" Sial banget gue hari ini, kenapa Citra pake sakit segala sih." lirih ku saat sudah berada di dalam kawasan ponpes itu.
Aku perhatikan tempat itu masih sama seperti dulu saat aku pertama masuk tempat ini karena kehujanan dan di pinjamkan pakaian, aku pun tersenyum getir saat mengingatnya.
" Yuk masuk." ajaknya setelah membukakan pintu rumah mewah yang masih berada di kawasan pondok itu. Dan terpaksa aku pun memasukinya.
" Duduk dulu ya, saya buatkan dulu minum." wanita itu pun berlalu meninggalkan aku sendiri.
Aku perhatikan setiap sudut ruangan di rumah itu, terlihat barang barang antik khas timur tengah banyak terpajang di sana dan pastinya harganya akan sangat mahal.
Perhatian ku teralihkan saat melihat beberapa foto yang terpajang di dinding ruang tengah, aku perhatikan satu persatu foto tersebut sampai mataku tertuju pada satu foto yang berukuran sedikit lebih kecil dari foto foto yang lainnya.
Akupun tersenyum getir saat melihat foto pernikahan yang menampilkan gambar si unta arab itu dengan seorang wanita bercadar .
Aku yakin wanita itu adalah wanita yang sedang bersama ku saat ini.
"Syukurlah kalo dia udah nikah, ternyata dia bisa semudah itu move on dari gue." lirih ku dan mengingat wanita itu sedang mengandung hati ku sedikit tersenggol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Eman Sulaeman
kamu terlalu sombong alvia
2022-08-27
0
Nurini
itu nama ponpes nya sama kayak yang di garut, Al-Musaddadiyah
2021-02-21
1
Ni'matul Jannah
Tuh..kan..ada perasaan kecewa kamu Al..
menyesal ya..karena dulu tdk menerima nya.
Tapi tenang..masih ada kesempatan kok..
semangat Al..
semangat utk lebih baik..💪
2021-01-30
2