Bab 9

Perpisahan itu akan selalu ada, karena kita pernah berjumpa, bersama dalam canda tawa dan bahagia, setiap tetes air mata yang tertumpah hari ini akan menjadi saksi atas jalinan erat yang selama ini kita simpul se erat eratnya.

Kelulusan adalah akhir dari pengetahuan teoritis dan awal dari kehidupan praktis.

Hari ini hari kelulusan sekaligus perpisahan bagi kami, isak tangis haru terasa begitu nyata di ruang kelas ku.

Tak terkecuali dengan ku, tiga tahun begitu terasa singkat, ku rasa baru kemarin kami sering bolos,tanpa ku sadari kini saat nya ku lanjutkan hidup ku.

Masa depan memberi penghargaan bagi mereka yang terus maju,aku tidak punya banyak waktu untuk mengasihani diri ku sendiri.Aku tidak punya waktu untuk mengeluh.

Sudah banyak fakultas yang masuk daftar list ku.Aku tidak ingin menyia nyiakan waktu ku lagi, masa putih abu abu sudah cukup bagi ku untuk bermain main.

" Al ! lu mau lanjut kuliah ke mana?" tanya Dimas seraya mendaratkan bokongnya di kursi sebelah ku yang kebetulan kosong.

" Belum tau, rencana sih ada tapi belum di obrolin lagi sama orang tua gue." jawab ku.

" Hmmm.." Dimas pun menganggukan kepalanya.

Tiba tiba suara gaduh dengan penuh suka cita tertengar menggema di ruang kelas ku, dengan membawa sebuah cat warna mereka menyemprotkan nya ke seluruh pakaian putih abu abu yang kami pakai saat itu. perpisahan yang di akhiri dengan saling memberi warna dan keceriaan. Setelah itu kita pun melakukan konvoi menusuri jalanan yang tak ada ujungnya tanpa tujuan, membuat kegaduhan dan jalanan menjadi rusuh tak beraturan. Seolah merayakan keberhasilan, walaupun kita tau itu semua bukan keberhasilan, melainkan awal dari perjuangan.

Tanpa terasa sore pun tiba ,mentari sudah mulai mengakhiri tugasnya.Aku dan Citra pun memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan perjalanan konvoi kami.

Namun saat dalam perjalanan pulang motor ku mendadak bermasalah.Sedangkan hujan mulai turun dengan deras.

Akhirnya Aku dan Citra memutuskan untuk berteduh di depan gerbang sebuah bangunan megah, dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Ku dengar suara indah adzan magrib menggema begitu jelas di telinga ku.

" Loh kalian ngapain di sini?" ucap seseorang dari belakang kami sambil membawa payung.

" Eh pak ustadz ngapain di sini?" tanya balik Citra. Dan aku memilih untuk tidak menghiraukan nya.

" Mau shalat magrib." jawabnya sambil menunjuk sesuatu.

seketika itu juga aku melihat ke arah yang di tunjuknya, lalu memperhatikan lebih jelas dari setiap bangunan yang ada di dalam sana.

Sebuah mesjid megah dengan gaya arsitektur menyerupai bangunan di timur tengah, serta bangunan bangunan lain yang tak kalah megah dan cantiknya.Membuat semua orang yang melihat akan merasa takjub.Aku pun sempat terhipnotis oleh keindahannya.

" Ayo ,mau ikut shalat?" ajaknya pada kami.

Aku dan Citra pun saling melirik, bagaimana bisa shalat dengan pakaian basah dan kotor seperti ini.

" Ayo masuk, entar aku pinjem baju ke salah satu santriwati di sini."

Dan aku baru menyadari bahwa tempat ku berdiri saat ini adalah sebuah pondok pesantren. " apa ini pesantren miliknya, sial banget gue, kenapa motor gue malah mogok di tempat ni." lirih ku dalam hati.

Unta Arab itu pun terlihat menemui seseorang yang terus memandangnya dengan tatapan intens dan bibir yang terus menyunggingkan senyumnya. Namun saat orang itu melirik kami, pandangan dan sikapnya menjadi kecut, seolah tidak suka.

Tidak lama unta Arab itu kembali menghampiri kami dengan membawa dua buah pakaian.

" Nih , pake ini dulu, kalian ganti di toilet mesjid saja." ucapnya.

Dan mau tidak mau kami pun menerimanya.

" Gimana sih, minjemin baju tapi gak menjamin CD sama BH, CD sama BH kita juga kan basah." protes Citra.

" Emang lu mau pake CD bekas orang, gue sih ogah." ujar ku sambil memakai gamis tersebut.

" Gak salah nih gue pake gamis kaya gini." protes ku sambil membolak balik kan badan ku di depan kaca di toilet itu.

Itu kali pertama ku memakai gamis syar'i seperti ini, walaupun memang dari dulu aku sudah berhijab, namun aku lebih suka mencocokannya dengan pakaian casual.

" Udah lah pake aja, daripada kita masuk angin, yuk keluar !"

Kami pun keluar dari toilet itu dan ternyata unta Arab itu masih menunggu kami di luar.

" Kok pak ustadz masih di sini?" tanya Citra.

" Gak apa apa, yuk keburu waktu shalat nya abis."

Dan kami pun mengikutinya

Shalat magrib selesai, hujan pun sudah mulai reda, aku dan Citra kembali ke luar menghampiri motor yang masih terparkir di sana, beberapa kali ku starter namun kali ini motor ku benar benar tidak bersahabat.

" Motor nya kenapa?" Suara seseorang yang ku kenal kembali menghampiri kami.

" Gak tau kayaknya mogok." lagi dan lagi Citra yang menjawab.

" Boleh aku bantu?" tawarnya dan mau tidak mau Aku pun mengizinkannya.

Setelah beberapa jam kami menunggu .

" Kayaknya harus di bawa ke bengkel, tapi kalau jam segini bengkel udah pada tutup."

ucapnya Saat sudah memeriksa pada bagian body motor ku.

Aku melirik jam di pergelangan tangan ku, jam 20.00 wib " Gawat bapak pasti marah."

Saat itu juga ponsel ku bergetar, wajahku menjadi pucat setelah ku lihat nama yang tertera di ponsel ku.

" Alvi,, kamu di mana, gak inget ini jam berapa?"

" Maaf pak, motor Alvi mogok." lirih ku dengan panik dan mata yang sudah berkaca kaca.

" Kamu di mana, bapak jemput kamu sekarang."

" Gak usah pak, ini Alvi udah mau pulang." bohong ku, bisa gawat kalau bapak tau aku barada di mana sekarang.

Baru mendengar suaranya saja nyali ku sudah menciut.

Melihat aku yang seperti ini mungkin membuat unta Arab itu sedikit prihatin, Akhirnya dia pun menawarkan diri untuk mengantarkan kami pulang.Tidak ada pilihan lain untuk ku selain menyetujuinya.Yang penting sekarang aku bisa pulang, urusan yang lain biar ku pikirkan nanti,fikir ku.

Unta Arab itu terlihat menghubungi seseorang, dan tidak lama sebuah mobil keluar dari gerbang pondok pesantren dan menghampiri kami.

" Ayo bang Bro." ucap seseorang dari balik kemudi.

Dan kami pun masuk ke dalam mobil tersebut.

Di dalam mobil ku liat Unta arab itu beberapa kali melirik ku lewat kaca spion depan.

"Emang kalian abis dari mana?" tanya nya, dengan mata yang masib menatap ku melalu kaca spion.

" ikut konvoi pak Ustadz." jawab Citra. karena aku sendiri enggan untuk menjawab, dan malah sibuk mencari alesan yang tepat untuk aku jawab saat nanti bapak ku bertanya.

" Oh,, baru lulus ya?"

" Iya, kok pak ustadz tau?"

" Kan tadi aku liat pakaian kalian di corat coret." ustad itu kembali melirik ku, namun aku lebih memilih diam dan pura pura tidak tau.

" Kalau dah lulus bararti dah pada punya SIM dong?" orang yang sedang mengemudipun ikut berbicara

" Harusnya sih udah.tapi kami belum sempet ngurus ke kantor polisinya." jawab Citra.

" Ngapain ke kantor polisi, SIM yang abang maksud kan Surat izin menikah." ujar orang itu dengan terkekeh.

" Duh, bang Fais bisa ja." ujar Citra dengan sedikit malu malu dan menundukan kepalanya.

Ya , orang itu adalah Fais yang sempat berkenalan dengan Citra saat di acara penyambutan calon bupati beberapa waktu lalu.

Aku sama sekali tidak tertarik dengan obrolan receh mereka.

hidup ku memang sangat datar, dingin dan kaku, bahkan untuk tertawa dan bercanda pun cukup jarang.

Hanya Citra yang bisa membuatku tertawa dan itu pun tidak terlalu sering.

Tak terasa mobil pun sampai di depan gang sempit dekat rumahku.

Karena rumahku berada di dalam gang sempit yang tidak dapat di masuki mobil.Aku pun memutuskan untuk turun di pinggir jalan.

Aku dan Citra pun turun dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

Namun tak ku duga unta Arab dan temanya itu malah ikut juga.

" Loh, pak ustadz ngapain ikut turun."karena rasa penasaran ku, kali ini aku yang bertanya.

" Gak apa apa, cuma pengen ketemu bapak kamu aja." jawabnya.

" Waduh bisa gawat kalau bapak tau aku di antar pulang sama si unta Arab." gumam ku dalam hati.

Karena tidak bisa melarang, dengan berat hati aku pun mengizinkannya.

Ku lihat bapak ku sudah berada di depan pintu seakan siap menerkam ku hidup hidup.

" Assalamu'alaikum. "

Dengan ragu aku menghampiri dan menyalimi tangan bapak.

" Wah alaikum salam Kok bisa pulang sama pak ustadz?" tanya nya dengan berkacak pinggang.

Aku menunduk tak mampu menatap mata bapak yang berada dekat di depan ku.

" Maaf pak, tadi motornya mogok di depan pondok."

" Kok bisa, tadi pagi kamu pergi sekolah kan,kenapa bisa nyasar sampe ke pondoknya pak Ustadz, itu kan jauh." mata bapak terus menatapku dengan tatapan yang tajam.

" Maaf pak, tadi Alvi ikut konvoi." ucap ku dengan ragu, namun kali ini aku tidak ingin berbohong, apalagi di depan unta Arab itu, bisa bisa aku dapat ceramah darinya.

" Masuk kamu !" wajah bapak semakin terlihat garang.

Akupun langsung masuk ke kamar ku, sementara bapak mempersilahkan unta Arab itu untuk masuk.

Ku intip dari sela pintu kamar ku,ku perhatikan wajah bapak seakan berubah seperti sedia kala, eeettsss wajahnya memang masih sama tapi sikapnya yang berbeda tidak seperti saat tadi berbicara pada ku.

karena jarak dari kamar ku ke ruang tengah tidak terlalu dekat aku pun tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan.hanya saja Beberapa kali ku lihat bapak ku tersenyum saat mendengar ucapan dari si unta Arab. Entah apa yang mereka bicara kan, namun aku cukup yakin pembicaraan mereka tak akan jauh dari ajaran ajaran agama sesuai dengan provesi mereka.Membuatku males untuk mengupingnya.

Terpopuler

Comments

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

gitu dong jujur

2022-08-26

0

Queentsany

Queentsany

thor kenaap panggilan namanya sama

2021-03-25

1

Ni'matul Jannah

Ni'matul Jannah

Nah..gitu dong..jujur..
kan aman..😀

2021-01-30

5

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 Bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Ban 90
91 Bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab.110
111 bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 117
118 Bab 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab Tambahan
Episodes

Updated 140 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
Bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Ban 90
91
Bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab.110
111
bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
117
118
Bab 118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab Tambahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!