Fatima

Happy reading...

"Kak Maliek, baby girl diberi nama siapa?"

"Fatima. Fatima Maliek Bramasta," sahut Maliek. Ia menatap Meydina yang tersenyum sambil mengangguk.

"Fatum," panggil Meydina pada bayi yang sedang belajar menyusu itu.

"Kakak Zein suka nama itu?" tanya Maliek.

"Tuka," sahut Zein sambil mengangguk cepat.

Zein yang melihat adik barunya dalam dekapan Maminya meronta ingin melepaskan diri. Ia menatap pada sang Mami dengan mata berkaca-kaca. Meydina yang menangkap tatapan itupun berkata, "Sebentar ya Sayang."

"Mami," rengek Zein.

"Zein sama auntie dulu ya," bujuk Amiera.

"Lihat nih, Kakek nelpon sayang." Bujuknya lagi.

"Nggak mau. Mami!" Zein semakin meronta.

Bahkan sapaan Salman dari ponsel Amiera tidak bisa meredakan keinginan anak itu akan Maminya. Maliek mendekatkan Zein pada Meydina saat melihat istrinya itu selesai menyusui.

"Sini, Dede Fatum sama Oma, Sayang."

Zein terlihat senang saat berhasil mendapatkan dekapan Maminya. Ia memeluk erat Meydina seakan tak ingin berbagi dengan siapapun. Sementara Amar yang berada dalam dekapan Bram melihat kegembiraan sang kakak hanya berucap, "Mi?"

"Amar sama Opa aja ya," ucap Bram yang mengecup gemas cucunya dan menghampiri istrinya.

Amiera dan Resty sedang memamerkan anggota baru dalam keluarga mereka pada Salman. Terlihat dari layar ponsel, wajah pria Timur Tengah itu merasa sangat terharu.

📱 "Dia mirip sekali kamu waktu bayi, Mey." Ucapnya.

Meydina hanya tersenyum dari kejauhan sambil berucap, "Ayah kapan pulang?"

📱 "Mungkin lusa. Masih ada yang harus Ayah urus disini."

Setelah berbicara panjang lebar, Salman pun menutup panggilannya.

Amiera tidak menyia-nyiakan kedatangan seorang perawat dalam ruangan itu. Ia kemudian meminta semua berkumpul di dekat Meydina untuk berfoto. Dan sudah pasti perawat itu yang menjadi juru fotonya.

Seolah belum puas, Amiera berselfie ria dengan Mama Resty dan Baby Fatum. Yang kemudian di posting di sosial media (sosmed) miliknya. Hanya butuh sepersekian detik akun sosmednya di banjiri kamentar yang memberikan ucapan selamat dan mengagumi bayi mungil yang menggemaskan tersebut.

Drtt..

Maliek mengangkat ponselnya, Alvin melakukan panggilan video.

📱 "Mey. Selamat, Sayang!"

📱 "Terima kasih, Kak. Kak Alvin masih di kantor?"

📱 "Iya. Siapa nama Babynya?"

📱 "Fatima."

📱 "Nama yang bagus. Fatum... Bramasta dong ya?"

📱 "Pastinya," jawab Maliek.

📱 "Biar adil satu lagi ya, Liek. Bramasta sepasang, Al-Azmi sepasang."

📱 "Emang loe kira sepatu. Kan udah ada Queena Al-Azmi satu laginya."

📱 "Oh iya, ya. Emang loe udah nggak mau nambah lagi?" kekeh Alvin.

📱 "Enggak ah. Ngeri gue, yang ini caesar."

📱 "Oh, ya!"

Maliek mengangguk dan Meydina hanya tersenyum tipis. Kemudian Amiera mengambil alih ponsel Maliek. Gadis itu terlihat sangat senang dan bangga pada keponakan cantiknya. Sampai-sampai Alvin berucap, "Nikah dong Amie, kalau ingin yang cantik begitu."

Kalimat Alvin langsung merusak mood Amiera. Ia memasang wajah cemberut pada Alvin dan pastinya Alvin menertawakannya.

Malam itu, Resty dan Suaminya menginap di kediaman Salman. Ia dan Amiera kesusahan menghadapi kedua anak Maliek yang merengek ingin ditemani Maminya. Mereka baru bisa terlelap saat Maminya menemani lewat panggilan video. Bahkan Zein tertidur sambil memeluk ponsel Neneknya.

Sementara itu di rumah sakit, Meydina mengusap air matanya setelah menutup panggilannya. Ini pertama kalinya ia jauh dari kedua putranya. Karena saat Amar lahir, Zein diperbolehkan menginap di ruangannya. Sedangkan kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk meminta hal yang sama.

"Sayang, maaf ya!" ucap Maliek sambil memeluk Meydina.

Ia tahu Meydina pasti merasa sedih melihat putranya menangis dan memanggil-manggil Maminya.

"Kak, besok pulang ya." Pintanya.

"Tapi kamu harus pemulihan dulu beberapa hari, Sayang."

"Kak," rengek Meydina.

"Besok kita konsultasikan dulu dengan Dokter Yuli, ya."

Meydina mengangguk. Maliek mengusap pucuk kepala istrinya lalu mengecupnya. Melihat Meydina menangis adalah hal terberat baginya.

***

Dengan berat hati Dokter Yuli mengijinkan Meydina pulang pagi itu. Maliek meminta seorang perawat membantu selama proses pemulihan Meydina di rumah. Juga meminta Dokter Yuli untuk rutin memeriksa kondisi istrinya.

"Jangan terlalu lelah ya, Bu! Kedua kakaknya pasti akan menguras energi Bu Meydina. Jadi sebisa mungkin untuk tidak merasa stress dan juga kelelahan," pesan Dokter Yuli.

"Baik, Dok."

***

Maliek menepikan mobilnya di halaman rumah. Kedatangan mereka disambut gembira terutama oleh kedua putra mereka. Disana juga ada Evan dan juga Alena.

Maliek yang menghawatirkan keadaan Meydina, membopong istrinya ke kamar mereka yang ada di bawah. Meydina sampai menutup wajahnya karena malu pada Alena dan Amiera yang menggodanya. Sedangkan Baby Fatum di gendong perawat yang datang bersama mereka.

Di tempat lain...

Rendy menatap sendu layar ponselnya. Pria itu menggerakkan dua jarinya untuk memperbesar tampilan foto seorang wanita dalam layar ponselnya itu.

"Mey," gumam Rendy.

Ia menatap lekat wajah sahabat sekaligus wanita yang sangat dicintainya itu. Dalam foto yang dilihatnya dalam akun sosial media milik Alena, Meydina terlihat bahagia atas kelahiran anak ketiga dalam pernikahannya dengan Maliek Putra Bramasta.

"Terima kasih karena senyum ini masih ada. Dan semoga selalu ada, Mey." Ucapnya.

Rendy mengingat terakhir kali ia bertemu Meydina saat pemakaman Ibu Anita. Ia merasa sedih melihat sahabatnya itu sangat berduka atas kepergian ibunya. Dan di tahun yang sama, Rendy memutuskan melanjutkan pendidikan S2nya di London.

Setahun ini, Rendy juga mulai bekerja sambil menunggu kelulusannya yang sudah di depan mata. Ia bertekad untuk meraih kesuksesan dan mengesampingkan urusan asmara.

Di kampusnya, Rendy cukup menjadi idola. Apalagi dalam olah raga basket yang memang sangat di gemarinya itu. Tidak hanya wanita asia yang memuja dan berharap bisa menjadi kekasihnya, tapi juga beberapa wanita eropa mengaguminya.

Rendy kemudian melangkah menuju kamar mandi. Ia harus bersiap untuk berangkat kerja. Ia harus pandai mengatur waktu bekerja dan pendidikannya. Dan sejauh ini, pria itu berhasil melakukannya.

Setelah selesai mengenakan pakaian formalnya, Rendy punya kebiasaan yang selama ini jadi rutinitasnya. Kabiasaan itu adalah memandang foto yang menempel di cermin dalam kamarnya.

Foto yang memperlihatkan wajah dua orang yang mengenakan seragam SMU sedang tersenyum bahagia. Foto dirinya yang sedang bersama Meydina, cinta pertamanya.

"Mey, aku berangkat dulu ya!" ucap Rendy sambil mengusap lembut wajah Meydina dalam foto itu.

Melakukan hal demikian dirasa Rendy mampu menyemangati dirinya yang sendirian di negara itu. Setelah memastikan semua siap, Rendy melangkah keluar apartemennya.

Pria itu melangkah pasti menyongsong masa depannya yang kelak entah dengan siapa ia akan menjalaninya. Karena cinta pertamanya hanya menganggapnya sebatas sahabat saja. Dan bagi Rendy, melihat senyum Meydina adalah hal yang bisa mengobati lelah dan juga rindunya.

Terpopuler

Comments

momtikita

momtikita

Duh Rendy kpn mau move on nya kalo begitu terus,,, yg ada semakin dalam,,, hmmm cinta emang ribet ya

2021-03-10

2

iza_melan🍁

iza_melan🍁

maliek suka koleksi anak hahaha... tp skrg dh kapok tak kala fatima lahir pke operasi Caesar hehehe...

2021-02-11

1

Aya Vivemyangel

Aya Vivemyangel

Kasihan ya si rendy , bklan ma amiera apa alena ini thor 😂😂 lanjut dehh 😍😍💖💖

2021-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 operasi caesar
2 Fatima
3 tingkah Zein dan Amar
4 Zein vs Alena
5 keberangkatan Amiera
6 tiba di London
7 cemburu
8 pengakuan Meydina
9 kedua cucu Salman
10 jomblo
11 Alya vs Rafael
12 ingin naik pesawat
13 wanita di masa lalu Alvin
14 bertemu lagi
15 orang asing
16 perdebatan
17 mendapatkan pekerjaan
18 hari pertama bekerja
19 wanita yang dibicarakan (bagian 1)
20 wanita yang dibicarakan (bagian 2)
21 mobil siapa?
22 Maliek vs Meydina (bagian 1)
23 bertemu lagi
24 Maliek vs Meydina (bagian 2)
25 kencan?
26 menunggu
27 kesepakatan
28 bertemu calon mantu
29 penolakan
30 prasangka
31 sugar baby?
32 rengekan Zein
33 berangkat ke London
34 terkejut
35 pertemuan tidak terduga
36 dia putriku!
37 kebersamaan di penthouse
38 hampir saja
39 kepulangan yang tertunda
40 affair?
41 sekutu
42 sahabat
43 acara malam ini
44 perkelahian
45 bingung
46 amarah Salman
47 keputusan Salman (bagian 1)
48 keputusan Salman (bagian 2)
49 bimbang
50 keputusan Rendy
51 pernikahan (bagian 1)
52 pernikahan (bagian 2)
53 kembali ke London
54 kabar mengejutkan
55 pengakuan Amiera
56 Rafael vs Wira
57 tetangga baru
58 Dia istriku
59 teman online
60 kakak cengeng
61 musibah yang menjadi berkah
62 kebersamaan
63 Amiera vs Rendy
64 mendaftar sekolah
65 Alex
66 maaf...
67 belum kalah
68 hari pertama sekolah
69 pria misterius
70 berita mengejutkan (bagian 1)
71 berita mengejutkan (bagian 2)
72 cucu-cucu Salman
73 hari yang menyenangkan
74 pengakuan Rendy
75 check-in
76 mengantar cucu
77 jalan-jalan
78 pernyataan Riky
79 married?
80 keputusan Alvin dan Amiera
81 kesempatan yang dilewatkan
82 jangan panggil Daddy
83 Dia juga cucuku
84 empat sekawan
85 berkumpul di rumah Salman (1)
86 berkumpul di rumah Salman (2)
87 reunian
88 LDR
89 kecewa
90 persalinan Amiera (1)
91 persalinan Amiera (2)
92 Baby...
93 tamu tidak terduga (1)
94 tamu tidak terduga (2)
95 mantu atau adik?
96 modus
97 Mama...
98 ide gila Maliek
99 pernikahan Riky-Alena (1)
100 pernikahan Riky-Alena (2)
101 keberangkatan
102 Honeymoon (1)
103 Honeymoon (tamat)
104 extra-part (Baby twins)
105 extra-part (keluarga besar Salman)
106 Pengumuman
107 pemberitahuan author!
Episodes

Updated 107 Episodes

1
operasi caesar
2
Fatima
3
tingkah Zein dan Amar
4
Zein vs Alena
5
keberangkatan Amiera
6
tiba di London
7
cemburu
8
pengakuan Meydina
9
kedua cucu Salman
10
jomblo
11
Alya vs Rafael
12
ingin naik pesawat
13
wanita di masa lalu Alvin
14
bertemu lagi
15
orang asing
16
perdebatan
17
mendapatkan pekerjaan
18
hari pertama bekerja
19
wanita yang dibicarakan (bagian 1)
20
wanita yang dibicarakan (bagian 2)
21
mobil siapa?
22
Maliek vs Meydina (bagian 1)
23
bertemu lagi
24
Maliek vs Meydina (bagian 2)
25
kencan?
26
menunggu
27
kesepakatan
28
bertemu calon mantu
29
penolakan
30
prasangka
31
sugar baby?
32
rengekan Zein
33
berangkat ke London
34
terkejut
35
pertemuan tidak terduga
36
dia putriku!
37
kebersamaan di penthouse
38
hampir saja
39
kepulangan yang tertunda
40
affair?
41
sekutu
42
sahabat
43
acara malam ini
44
perkelahian
45
bingung
46
amarah Salman
47
keputusan Salman (bagian 1)
48
keputusan Salman (bagian 2)
49
bimbang
50
keputusan Rendy
51
pernikahan (bagian 1)
52
pernikahan (bagian 2)
53
kembali ke London
54
kabar mengejutkan
55
pengakuan Amiera
56
Rafael vs Wira
57
tetangga baru
58
Dia istriku
59
teman online
60
kakak cengeng
61
musibah yang menjadi berkah
62
kebersamaan
63
Amiera vs Rendy
64
mendaftar sekolah
65
Alex
66
maaf...
67
belum kalah
68
hari pertama sekolah
69
pria misterius
70
berita mengejutkan (bagian 1)
71
berita mengejutkan (bagian 2)
72
cucu-cucu Salman
73
hari yang menyenangkan
74
pengakuan Rendy
75
check-in
76
mengantar cucu
77
jalan-jalan
78
pernyataan Riky
79
married?
80
keputusan Alvin dan Amiera
81
kesempatan yang dilewatkan
82
jangan panggil Daddy
83
Dia juga cucuku
84
empat sekawan
85
berkumpul di rumah Salman (1)
86
berkumpul di rumah Salman (2)
87
reunian
88
LDR
89
kecewa
90
persalinan Amiera (1)
91
persalinan Amiera (2)
92
Baby...
93
tamu tidak terduga (1)
94
tamu tidak terduga (2)
95
mantu atau adik?
96
modus
97
Mama...
98
ide gila Maliek
99
pernikahan Riky-Alena (1)
100
pernikahan Riky-Alena (2)
101
keberangkatan
102
Honeymoon (1)
103
Honeymoon (tamat)
104
extra-part (Baby twins)
105
extra-part (keluarga besar Salman)
106
Pengumuman
107
pemberitahuan author!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!