Bab 16. Kebenaran

Suara ombak masih menggelora dengan pelan. Laut Banda kini terlihat bersahabat. Angin laut berhembus membawa kesejukan pagi hari. Suara burung camar masih menggaung.

Alan menoleh dengan terkejut ketika mendengar pengakuan Kansha. Alan melihat Kansha masih dalam posisi sama.

“Maksudmu, kamu memiliki hubungan buruk dengan kedua orang tuamu, hingga mereka mengusirmu? Begitukah?” tanya Alan.

“Kurasa lebih dari sekedar hubungan buruk. Sejak awal, aku memang seharusnya tidak ada ditengah-tengah keluarga mereka.” Tukas Kansha.

“Aku tidak mengerti.” Tandas Alan dengan raut bingung.

Kansha terkekeh lalu mengalihkan pandangannya pada hamparan Laut Banda didepannya, “Tidak usah mengerti. Jangankan kamu, aku saja yang mengalaminya juga tidak terlalu mengerti. Namun dua tahun yang lalu, aku mengerti sepenuhnya.”

“Kalau kamu mau menjadi tong sampah, aku akan menceritakannya.” Ujar Kansha menatap Alan.

Alan mengangguk, “Aku tipe orang yang lebih suka mendengarkan. Jadi tentu tidak keberatan.” Ucap Alan terkekeh pelan.

Kansa tersenyum lalu ia menunduk. Ia mengedarkan sekeliling, ia menemukan apa yang ia cari. Sebuah kerangka kerang laut.

“Semuanya berawal karena ini.” ucap Kansha memegang kerang laut itu.

Flashback On

13 tahun yang lalu...

Keluarga Williams kini sedang berlibur di sebuah pantai di salah satu pulau yang mereka sewa di Korea Selatan. Kania kecil dan Kansha kecil, dua bersaudari itu sangat menyukai pantai. Jadilah ketika Kansha lulus playgroup dan Kania yang akan naik ke kelas 3 SD, Andrian dan Grace memutuskan mengajak kedua putrinya itu berlibur.

Kansha kecil sangat suka dengan kerang laut. Ia terus mengumpulkan kerang yang berada di pesisir pantai. Tanpa disadari, Kansha sudah terlalu jauh dari tempat kedua orangtuanya dan kakaknya bermain. kansha terus saja asik memungut kerang laut itu yang ia simpan di keranjang kecil miliknya.

Di tempat Andrian dan Grace, mereka sedang asik menemani Kania bermain istana pasir. Mereka tidak menyadari Kansha yang sudah pergi terlalu jauh. Lalu Andrian merasakan sesuatu. Ia menatap ombak yang kini terasa besar dan kencang.

“Ma, ombaknya sudah terlalu besar. Hari juga sudah sore. Kita bawa anak-anak kembali ke penginapan.” Ucap Andrian.

Grace lalu mengedarkan kesekeliling, di tempat itu hanya ada Kania. Tidak ada Kansha—putri keduanya, Grace mulai panik, begitupun Andrian. Sedang Kania yang belum mengerti situasi, hanya menatap polos kedua orang tuanya yang kini berteriak memanggil nama adiknya.

“Kansha!” teriak Andrian.

“Kansha! Kamu dimana?” Grace juga ikut berteriak.

“Pa, bagaimana ini? Kansha---“ Grace panik. Ia sangat cemas dengan putri keduanya yang kini menghilang.

“Ini semua salahku. Seharusnya aku juga memerhatikan Kansha, bukannya terlalu fokus pada Kania. Kansha jauh lebih aktif dibanding Kania” kini Grace menyalahkan dirinya.

“Andrian memeluk Grace, “Sudah, bukan hanya kamu yang salah, aku juga salah. Sekarang yang terpenting, kita harus menemukan keberadaan Kansha. Ma, kamu bawa Kania masuk ke penginapan lagi. Papa akan mencari Kania dengan Kevin.” Titah Andrian yang langsung diangguki Grace.

Grace lalu menuntun Kania kembali. Di tengah perjalanan, Kania kecil menoleh pada ibunya yang masih beraut gusar. “Ma, adik Kansha dimana?” tanya Kania.

Grace menoleh pada Kania lalu mensejajarkan dirinya dengan sang putri, “Adik Kansha masih pergi bermain. papa lagi nyusul adik Kansha, biar sudahan mainnya.” Jawab Grace lembut. Kania kecil hanya mengangguk polos.

“Adik Kansha nakal sekali, masih bermain. kania tidak diajak.” Ujar Kania cemberut.

Grace mengelus surai lembut putri kecilnya itu, “Adik Kansha tidak nakal. Adik Kansha hanya terlalu senang bermain. lagipula nanti kalian akan bermain bersama kan. Kania bawa boneka barbienya?” kania mengangguk.

“Nah, nanti habis mandi. Kania dan adik Kansha main sama-sama ya!” ujar Grace lembut. Kania kembali mengangguk.

“Anak pintar.” Ucap Grace tersenyum. Namun ia tidak sepenuhnya tersenyum, hatinya masih gundah akan keberadaan putri keduanya yang kini menghilang.

***

Kansha terus mencari kerang. Keranjangnya sudah penuh, namun Kansha masih ingin terus mengambil kerang.

“Kerangnya masih banyak. Tapi keranjangnya sudah penuh. Sudahlah aku akan kembali ke penginapan dan membawa keranjang lagi. Nanti aku ajak kak Kania deh.” Gumam Kansha.

Kansha pun kembali ke penginapan. Ia adalah anak yang cerdas, ia bisa menghafal segalanya dalam waktu singkat dan hanya sekali lihat. Terbukti ia sudah sampai ke penginapan tanpa tersesat.

Kania masuk melalui pintu samping. Ia lalu bertemu dengan Kania yang sedang bermain boneka. Kansha mendekat pada kakaknya. Ia menaruh keranjang yang penuh dengan kerang laut.

“Kak, lihat, Kansha dapat apa?” tanya Kansha.

Kania menghentikan permainannya, lalu menoleh pada keranjang Kansha. Mata Kania membola, ia takjub dengan keranjang Kansha yang penuh dengan kerang laut.

“Adik, kamu tidak ajak-ajak.” Seru Kania cemberut.

“Makanya dari itu, Kansha mau ambil kerang lagi tapi keranjangnya sudah penuh. Kak Kania mau ikut? Ada banyak loh tadi.” Ajak Kansha.

Kania mengangguk lalu bangkit mengikuti Kansha yang kini sudah mengambil dua keranjang kecil. Satu keranjang ia serahkan pada kakaknya.

“Ayo, kak.”

***

Dua bersaudari itu terus memunguti kerang yang memang benar kata Kansha sangat banyak itu. Kania terkekeh senang. Begitupun Kansha. Mereka terus asik memungut kerang tanpa dirasa malam datang disambut ombak yang kini bergemuruh besar.

Ombak semakin besar. Pasang surut laut pun makin cepat. Ketika surut, Kansha semakin mendekati bibir pantai. Kansha berseru senang, kerangnya makin banyak.

Lalu ada laut pasang menghantam Kansha. Kansha terkejut. Ia berteriak histeris. Kania mendengar teriakan Kansha lalu berlari menyelamatkan sang adik.

Kania naik ke bebatuan dan mengulurkan tangan pada Kansha yang sedang memegangi batu karang. Kansha berusaha menggapai lengan kakaknya, namun ombak makin terasa menyeretnya. Butuh upaya keras hingga Kansha berhasil menggapai lengan sang kakak. Namun naas, Kania malah ikut tertarik Kansha. Mereka tenggelam ke dalam laut.

Kejadian itu dilihat oleh Andrian dan Grace yang menyusul suaminya. Grace berteriak, Andrian dan Kevin berlari mendekati Kansha dan Kania yang kini sedang melambaikan tangan meminta tolong.

“Tolong! Uhuk tolong!” teriak Kansha. Nafasnya makin berat, ia bahkan sudah menangis.

Beruntung, Kevin langsung menarik tubuh Kansha dan memeluk erat. Kansha menangis dan batuk-batuk. Kevin berenang mendekati bibir pantai.

Namun naas, Andrian tidak berhasil menggapai Kania yang sudah terseret jauh oleh ombak. Grace berteriak pilu ketika tak melihat keberadaan Kania. Kevin menyusul Andrian yang sudah terlalu jauh berenang. Ombak sangat besar saat ini, Andrian bisa ikut terseret ombak bila memaksa berenang lebih jauh lagi.

Kevin menarik kerah direkturnya itu lalu sekuat tenaga membawanya ke tepian. Andrian sempat menolak, namun Kevin tetap memaksa menarik tubuh Andrian yang terkulai lemas.

Grace sudah berjongkok di tepi pantai dengan air mata berlinang. Kansha yang duduk disampingnya tidak mengerti apa yang terjadi. Yang ia tahu, sang kakak tidak nampak batang hidungnya.

Malam itu, Andrian memerintahkan orang-orangnya untuk menyisir laut itu untuk menemukan keberadaan putrinya. Namun hingga sebulan pencarian, putrinya masih tak kunjung ditemukan.

Kehilangan Kania, menjadi pukulan keras untuk Andrian terlebih Grace. Dan sejak saat itulah, hidup Andrian dan Grace berubah. Hidup Kansha pun ikut berubah.

Flash back Off

Terpopuler

Comments

Yunita😊

Yunita😊

brarti ada kemungkinan Kania msih hdup nih

2021-02-07

0

Autimatic

Autimatic

full of flashback kak, tapi bagus sih buat Story Knowledge tapi jadi jenuh. gpp Bagus kak Lanjutin

2021-01-28

6

Uvie El Feyza

Uvie El Feyza

👍👍👍

2021-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Benang Hitam
2 Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3 Bab 3. Kabar Duka
4 Bab 4. Bertahan Hidup
5 Bab. 5 Mencari Cara
6 Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7 Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8 Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9 Bab 9. Titik Terang
10 Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11 Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12 Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13 Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14 Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15 Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16 Bab 16. Kebenaran
17 Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18 Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19 Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20 Bab 20. Pulang
21 Bab 21. Sungguhan Selamat
22 Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23 Bab 23. Kecemasan Alan
24 Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25 Bab 25. Trauma
26 Bab 26. kabar Mengejutkan
27 Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28 Bab 28. Tanpa Pamit
29 Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30 Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31 Bab 31. Gagal
32 Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33 Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34 Bab 34. Tinggal Serumah
35 Bab 35. Paralel Terulang
36 Bab 36. Perang 'Urat'
37 Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38 Bab 38. Kansha dan Aisyah
39 Bab 39. Masokis Cinta
40 BAB 40. Khawatir
41 Bab 41. Mulai Bertindak
42 Bab 42. Tur ARC
43 BAB 43. Dia Memesona
44 Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45 Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46 Bab 46. Cinta Segitiga
47 Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48 Bab 48. Dilema
49 Bab 49. Pengakuan Paksaan
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 KARAKTER
60 Bab 59.
61 Bab 60.
62 Bab 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63.
65 Bab 64.
66 Bab 65.
67 Bab 66.
68 Bab 67.
69 Bab 68.
70 Bab 69.
71 Bab 70.
72 BAB 71.
73 Bab 72.
74 Bab 73.
75 Bab 74.
76 Maafkan Aku!
77 Bab 75.
78 Bab 76.
79 Bab 77.
80 Bab 78.
81 Bab 79.
82 Bab 80.
83 Bab 81.
84 Bab 82.
85 Bab 83.
86 Bab 84.
87 Bab 85.
88 Bab 86.
89 Bab 87.
90 Bab 88.
91 Bab 89.
92 Bab 90.
93 Bab 91.
94 Bab 92.
95 Bab 93.
96 Bab 94.
97 Bab 95.
98 Bab 96.
99 Bab 97.
100 Bab 98.
101 Bab 99.
102 Bab 100.
103 Bab 101.
104 Bab 102.
105 Bab 103.
106 Bab 104.
107 Bab 105.
108 Bab 106.
109 Bab 107.
110 Bab 108.
111 Bab 109.
112 Bab 110.
113 Bab 111.
114 Minal Aidzin, Teman-Teman
115 Bab 112.
116 Bab 113.
117 Bab 114.
118 Bab 115.
119 Bab 116.
120 Bab 117.
121 Bab 118.
122 Bab 119.
123 Bab 120.
124 Bab 121.
125 Bab 122.
126 Bab 123.
127 Bab 124.
128 Bab 125.
129 Bab 126.
130 Bab 127.
131 Bab 128.
132 Bab 129.
133 Bab 130.
134 Bab 131.
135 Bab 132.
136 Bab 133.
137 Bab 134.
138 Bab 135.
139 Bab 136.
140 Bab 137.
141 Bab 138.
142 Bab 139.
143 Bab 140. END
144 Seakhir Kata
145 Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146 Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147 Announcement!
148 Karya Baruuuu!!
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Benang Hitam
2
Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3
Bab 3. Kabar Duka
4
Bab 4. Bertahan Hidup
5
Bab. 5 Mencari Cara
6
Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7
Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8
Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9
Bab 9. Titik Terang
10
Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11
Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12
Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13
Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14
Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15
Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16
Bab 16. Kebenaran
17
Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18
Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19
Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20
Bab 20. Pulang
21
Bab 21. Sungguhan Selamat
22
Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23
Bab 23. Kecemasan Alan
24
Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25
Bab 25. Trauma
26
Bab 26. kabar Mengejutkan
27
Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28
Bab 28. Tanpa Pamit
29
Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30
Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31
Bab 31. Gagal
32
Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33
Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34
Bab 34. Tinggal Serumah
35
Bab 35. Paralel Terulang
36
Bab 36. Perang 'Urat'
37
Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38
Bab 38. Kansha dan Aisyah
39
Bab 39. Masokis Cinta
40
BAB 40. Khawatir
41
Bab 41. Mulai Bertindak
42
Bab 42. Tur ARC
43
BAB 43. Dia Memesona
44
Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45
Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46
Bab 46. Cinta Segitiga
47
Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48
Bab 48. Dilema
49
Bab 49. Pengakuan Paksaan
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
KARAKTER
60
Bab 59.
61
Bab 60.
62
Bab 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63.
65
Bab 64.
66
Bab 65.
67
Bab 66.
68
Bab 67.
69
Bab 68.
70
Bab 69.
71
Bab 70.
72
BAB 71.
73
Bab 72.
74
Bab 73.
75
Bab 74.
76
Maafkan Aku!
77
Bab 75.
78
Bab 76.
79
Bab 77.
80
Bab 78.
81
Bab 79.
82
Bab 80.
83
Bab 81.
84
Bab 82.
85
Bab 83.
86
Bab 84.
87
Bab 85.
88
Bab 86.
89
Bab 87.
90
Bab 88.
91
Bab 89.
92
Bab 90.
93
Bab 91.
94
Bab 92.
95
Bab 93.
96
Bab 94.
97
Bab 95.
98
Bab 96.
99
Bab 97.
100
Bab 98.
101
Bab 99.
102
Bab 100.
103
Bab 101.
104
Bab 102.
105
Bab 103.
106
Bab 104.
107
Bab 105.
108
Bab 106.
109
Bab 107.
110
Bab 108.
111
Bab 109.
112
Bab 110.
113
Bab 111.
114
Minal Aidzin, Teman-Teman
115
Bab 112.
116
Bab 113.
117
Bab 114.
118
Bab 115.
119
Bab 116.
120
Bab 117.
121
Bab 118.
122
Bab 119.
123
Bab 120.
124
Bab 121.
125
Bab 122.
126
Bab 123.
127
Bab 124.
128
Bab 125.
129
Bab 126.
130
Bab 127.
131
Bab 128.
132
Bab 129.
133
Bab 130.
134
Bab 131.
135
Bab 132.
136
Bab 133.
137
Bab 134.
138
Bab 135.
139
Bab 136.
140
Bab 137.
141
Bab 138.
142
Bab 139.
143
Bab 140. END
144
Seakhir Kata
145
Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146
Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147
Announcement!
148
Karya Baruuuu!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!