Bab 9. Titik Terang

"Kamu tidak apa-apa?"

Setelah kejadian dimana Alan pingsan karena tertimpa kelapa jatuh, Kansha membawa Alan dengan susah payah ke gubuk mereka.

"Aku masih sedikit pusing." ringis Alan. Dia memijat dahinya pelan.

"Maaf ya Alan." sesal Kansha.

"Tidak apa-apa. Aku saja yang terlalu lemah." balas Alan.

"Iya, terlepas dari kesalahanku, kamu juga terlalu lemah. Masa hanya karena kelapa yang bahkan beratnya tidak mencapai 3 kilo, kamu bisa terkapar tidak berdaya?" dengus Kansha.

"Nona, coba kamu bayangkan ada benda keras yang dijatuhkan di atas kepalamu setinggi 15 meter, kamu fikir kepalamu itu kepala besi apa?" Alan kesal. Dia jadi menyesal merendahkan dirinya tadi.

Kansha berdecak, "Ya sudah, maafkan aku." kata Kansha. Alan mendesah pelan, dia tidak menanggapi dan terus memijat kepalanya yang masih berdenyut sakit.

***

“Jadi mereka sudah mengkonfirmasi bahwa pesawat memang terjatuh ke parairan?” tanya Nana memastikan.

Ruben mengangguk, “Keberadaan pesawat terakhir kali terlihat di Laut Banda, sepertinya memang pesawat terjatuh dan tenggelam.”

Nana terhenyak di sandaran kursi cafe. Di satu sisi ia merasa lega bahwa ada perkembangan terkini tentang keberadaan pesawat setelah satu bulan pencarian. Namun di sisi lain, fakta bahwa pesawat jatuh ke laut, membuat Nana bertambah khawatir pada Kansha. Apakah Kansha bisa selamat?

“Apa ada perkembangan lain?” tanya Nana. Ruben mengangguk.

“Mereka akan mulai menyisir Laut Banda dengan kapal laut. Di sekitar Laut Banda ada beberapa pulau berbatu dan terpencil. Mungkin bisa jadi sebenarnya pesawat jatuh di salah satu pulau itu. Jadi solusi terbaik, mereka juga akan mencari menggunakan helikopter. Asal mereka menemukan satu petunjuk saja soal keberadaan pesawat, petunjuk mengenai para korban juga bisa menemui titik terang.” Penjelasan Ruben membuat Nana sedikit lega.

“Setahuku Kansha bisa berenang. Dia juga pernah mengikuti pelatihan keselamatan di air. Semoga saja dia selamat.” Nana mengaminkan dalam hati perkataan Ruben.

Hanya satu pinta Nana pada Tuhan, selamatkanlah Kansha.

***

“Pencarian sudah menemukan titik terang. Pesawat dipastikan jatuh ke Laut Banda. Kini tim pencarian tengah menyisir laut Banda menggunakan kapal laut dan helikopter. Di sekitar Laut Banda juga ada beberapa pulau tak berpenghuni, mereka juga akan menyisirnya.” Jelas Kevin, sekretaris pribadi Andrian Williams.

Andrian mengangguk. Hatinya sudah sedikit lega meski ia masih sangat kalut. Satu hal yang hanya ia mau, ia ingin Kansha kembali meski sudah tak bernyawa.

“Berikan bantuan logistik. Beri tahu pada orang-orang kita untuk ikut membantu pencarian. Laporkan perkembangan sekecil apapun.” Titah Andrian tegas. Kevin mengangguk patuh lalu undur diri.

Andria bersandar di kursi ruang kerjanya. Ia memijat pangkal hidungnya. Kehilangan Kansha membuat suasana makin suram. Grace bahkan terus mengurung diri di kamar Kansha sejak mendengar insiden tragis itu.

Andrian keluar dari ruang kerjanya lalu melangkah pada kamar Kansha. Di bukanya pintu kamar, ia melihat istrinya sedang meringkuk di kasur dengan memeluk surat dari Kansha.

Andrian mendekat lalu mengusap bahu yang kini terlihat ringkih itu. Tak ada lagi Grace yang berhati dingin dan angkuh. Di hadapannya kini hanya ada seorang ibu yang menyesal dan bersedih. Andrian menatap surat yang dipegang Grace. Ia menarik lembut surat itu. Ia membacanya dalam hati. Seketika air matanya meluncur turun.

^^^Jakarta, 2009^^^

^^^Hai mama dan papa^^^

Apa kabar?

Sebenarnya Kansha sudah tidak punya hak untuk memanggil kalian dengan sebutan mama dan papa. Tapi saat ini Kansha sedang bahagia. Kansha diterima di salah satu SMA negeri!

Awalnya Kansha tidak tahu apakah harus melanjutkan sekolah atau tidak. Kansha bahkan tidak punya uang yang cukup. Tapi waktu itu Kansha mendapat pekerjaan menjadi pelayan di salah satu cafe. Dan tebak, apa yang terjadi?

Pemilik cafe itu namanya Bu Sari menyuruh Kansha untuk lanjut SMA. Beliau dengan sukarela mau menjadi wali Kansha. Kansha senang sekali. Tapi Kansha menolak karena saat itu Kansha tidak punya uang. Untuk tidur pun Kansha harus menumpang di cafe bu Sari.

Tapi Bu Sari sungguh baik. Selain menawarkan tempat tinggal dan pekerjaan, Bu Sari juga mau membantu biaya sekolah Kansha. Kansha bilang, Kansha hanya akan meminjam. Dan Bu Sari menyetujuinya.

Lusa nanti, Kansha mulai bersekolah. Do’akan Kansha ya. Dan juga Kansha minta maaf atas kesalahan Kansha. Kansha tidak pernah bermaksud mengorbankan kak Kania. Kansha sayang dengan kak Kania. Begitupun Kansha sayang pada kalian.

Sudah itu saja yang Kansha bilang. Kansha tidak mau menangis lagi. Hidup yang baik ya papa dan mama. Oh ya satu lagi, Kansha sudah mengubah nama Kansha, kini tak ada nama Williams dibelakangnya. Semoga kalian selalu bahagia.

^^^Kansha Andara.^^^

Andrian menangis sejadinya tanpa suara. Membayangkan gadis berusia 15 tahun harus berjuang sendiri demi kelangsungan hidupnya. Kansha bahkan menjadi pelayan cafe dan menumpang tidur di cafe. Mengetahui hal itu, Andrian merasa gagal menjadi ayah.

Andrian lalu menoleh pada meja belajar Kansha. Ada beberapa surat lagi. Menurut Bi Ningsih, dalam beberapa tahun ini, Kansha memang selalu rutin mengirim surat. Namun Grace menolak menerimanya dan malah menyuruh untuk dibakar. Namun ternyata Bi Ningsih menaruhnya di kamar Kansha.

Andrian mengambil salah satu surat. Surat itu ditempeli sebuah print kertas kecil seperti gambar ijazah sekolah.

^^^Jakarta, 2011^^^

Hari ini adalah hari kelulusan Kansha dan Kansha lulus dengan nilai terbaik!

Setelah tiga tahun Kansha berjuang akhirnya Kansha bisa punya ijazah SMA. Hari kelulusan saat ini juga merupakan hari paling terbaik dalam hidup Kansha. Untuk pertama kalinya, Kansha ada yang menemani di hari kelulusan Kansha.

Bu Sari mau menemani Kansha menjadi wali dalam kelulusan Kansha. Akhirnya Kansha bisa merasakan berdiri di panggung dengan seseorang yang sudah menganggap Kansha anaknya. Kansha senang sekali!

Namun Kansha juga sedih. Seharusnya yang menemani Kansha adalah orang tua Kansha. Namun Kansha tahu bahwa sekarang Kansha tidak punya orang tua lagi. Tapi Kansha akan tetap menganggap kalian sebagai orang tua Kansha. Bahkan di pidato kelulusan pun Kansha menyebut nama kalian.

Selama 3 tahun itu, Kansha berusaha mengejar prestasi agar bisa mendapatkan beasiswa. Kansha tahu, tidak boleh terus bergantung pada Bu Sari. Akhir-akhir ini usaha Bu Sari sedang turun. Kansha bahkan sempat ingin mengajukan diri untuk putus sekolah. Namun Bu Sari marah dan malah mengunci diri di kamar. Kansha jadi merasa bersalah.

Tapi setelah semua itu, Kansha akhirnya bisa lulus. Dan kabar baiknya, Kansha mendapat beasiswa di salah satu universitas negeri. Kansha berencana mengambil jurusan ilmu komunikasi. Kansha masih bercita-cita menjadi reporter, hehe.

Kansha juga sudah mulai mencicil hutang Kansha pada Bu Sari. Kansha juga mulai mencari kost-kostan terdekat dengan harga murah. Kansha tidak ingin merepotkan Bu Sari terus menerus.

Mungkin itu saja yang bisa Kansha ceritakan. Kansha mau mengepak barang karena akan pindahan. Doakan Kansha ya.

^^^Kansha Andara^^^

Andrian masih menangis. Hidup anaknya sangat berat semenjak meninggalkan rumah. Ia harus berjuang dengan sangat keras demi bisa mencecap bangku sekolah. Bagaimana bisa dulu ia dan Grace memiliki pemikiran untuk mengusir Kansha dan memutuskan hubungan mereka.

Andrian lalu keluar dari kamar Kansha. Ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang, “Cari informasi tentang Bu Sari. Dia pemilik salah satu cafe di jakarta. Dia memiliki hubungan dengan putriku.” Ucap Andrian setelah itu memutuskan sambungan telfonnya.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

apa setelah hilang baru ada rasa sesal,,,, entahlah pada dasarnya rasa sesal memang datang belakangan

2022-12-12

0

Yanti Mulyanti

Yanti Mulyanti

Asli nyesek thor 😭😭.. kok ada ortu yg seperti itu.. Naudzubillah Min dzalik

2022-08-03

0

Murniati Budi Utami

Murniati Budi Utami

emang ada ortu kaya gitu ya. mudah2 an hanya dalam dongeng. he... he... jadi anak indonesia semua bahagia.

2022-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Benang Hitam
2 Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3 Bab 3. Kabar Duka
4 Bab 4. Bertahan Hidup
5 Bab. 5 Mencari Cara
6 Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7 Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8 Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9 Bab 9. Titik Terang
10 Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11 Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12 Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13 Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14 Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15 Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16 Bab 16. Kebenaran
17 Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18 Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19 Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20 Bab 20. Pulang
21 Bab 21. Sungguhan Selamat
22 Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23 Bab 23. Kecemasan Alan
24 Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25 Bab 25. Trauma
26 Bab 26. kabar Mengejutkan
27 Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28 Bab 28. Tanpa Pamit
29 Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30 Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31 Bab 31. Gagal
32 Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33 Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34 Bab 34. Tinggal Serumah
35 Bab 35. Paralel Terulang
36 Bab 36. Perang 'Urat'
37 Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38 Bab 38. Kansha dan Aisyah
39 Bab 39. Masokis Cinta
40 BAB 40. Khawatir
41 Bab 41. Mulai Bertindak
42 Bab 42. Tur ARC
43 BAB 43. Dia Memesona
44 Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45 Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46 Bab 46. Cinta Segitiga
47 Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48 Bab 48. Dilema
49 Bab 49. Pengakuan Paksaan
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 KARAKTER
60 Bab 59.
61 Bab 60.
62 Bab 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63.
65 Bab 64.
66 Bab 65.
67 Bab 66.
68 Bab 67.
69 Bab 68.
70 Bab 69.
71 Bab 70.
72 BAB 71.
73 Bab 72.
74 Bab 73.
75 Bab 74.
76 Maafkan Aku!
77 Bab 75.
78 Bab 76.
79 Bab 77.
80 Bab 78.
81 Bab 79.
82 Bab 80.
83 Bab 81.
84 Bab 82.
85 Bab 83.
86 Bab 84.
87 Bab 85.
88 Bab 86.
89 Bab 87.
90 Bab 88.
91 Bab 89.
92 Bab 90.
93 Bab 91.
94 Bab 92.
95 Bab 93.
96 Bab 94.
97 Bab 95.
98 Bab 96.
99 Bab 97.
100 Bab 98.
101 Bab 99.
102 Bab 100.
103 Bab 101.
104 Bab 102.
105 Bab 103.
106 Bab 104.
107 Bab 105.
108 Bab 106.
109 Bab 107.
110 Bab 108.
111 Bab 109.
112 Bab 110.
113 Bab 111.
114 Minal Aidzin, Teman-Teman
115 Bab 112.
116 Bab 113.
117 Bab 114.
118 Bab 115.
119 Bab 116.
120 Bab 117.
121 Bab 118.
122 Bab 119.
123 Bab 120.
124 Bab 121.
125 Bab 122.
126 Bab 123.
127 Bab 124.
128 Bab 125.
129 Bab 126.
130 Bab 127.
131 Bab 128.
132 Bab 129.
133 Bab 130.
134 Bab 131.
135 Bab 132.
136 Bab 133.
137 Bab 134.
138 Bab 135.
139 Bab 136.
140 Bab 137.
141 Bab 138.
142 Bab 139.
143 Bab 140. END
144 Seakhir Kata
145 Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146 Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147 Announcement!
148 Karya Baruuuu!!
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Benang Hitam
2
Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3
Bab 3. Kabar Duka
4
Bab 4. Bertahan Hidup
5
Bab. 5 Mencari Cara
6
Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7
Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8
Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9
Bab 9. Titik Terang
10
Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11
Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12
Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13
Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14
Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15
Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16
Bab 16. Kebenaran
17
Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18
Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19
Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20
Bab 20. Pulang
21
Bab 21. Sungguhan Selamat
22
Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23
Bab 23. Kecemasan Alan
24
Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25
Bab 25. Trauma
26
Bab 26. kabar Mengejutkan
27
Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28
Bab 28. Tanpa Pamit
29
Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30
Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31
Bab 31. Gagal
32
Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33
Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34
Bab 34. Tinggal Serumah
35
Bab 35. Paralel Terulang
36
Bab 36. Perang 'Urat'
37
Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38
Bab 38. Kansha dan Aisyah
39
Bab 39. Masokis Cinta
40
BAB 40. Khawatir
41
Bab 41. Mulai Bertindak
42
Bab 42. Tur ARC
43
BAB 43. Dia Memesona
44
Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45
Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46
Bab 46. Cinta Segitiga
47
Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48
Bab 48. Dilema
49
Bab 49. Pengakuan Paksaan
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
KARAKTER
60
Bab 59.
61
Bab 60.
62
Bab 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63.
65
Bab 64.
66
Bab 65.
67
Bab 66.
68
Bab 67.
69
Bab 68.
70
Bab 69.
71
Bab 70.
72
BAB 71.
73
Bab 72.
74
Bab 73.
75
Bab 74.
76
Maafkan Aku!
77
Bab 75.
78
Bab 76.
79
Bab 77.
80
Bab 78.
81
Bab 79.
82
Bab 80.
83
Bab 81.
84
Bab 82.
85
Bab 83.
86
Bab 84.
87
Bab 85.
88
Bab 86.
89
Bab 87.
90
Bab 88.
91
Bab 89.
92
Bab 90.
93
Bab 91.
94
Bab 92.
95
Bab 93.
96
Bab 94.
97
Bab 95.
98
Bab 96.
99
Bab 97.
100
Bab 98.
101
Bab 99.
102
Bab 100.
103
Bab 101.
104
Bab 102.
105
Bab 103.
106
Bab 104.
107
Bab 105.
108
Bab 106.
109
Bab 107.
110
Bab 108.
111
Bab 109.
112
Bab 110.
113
Bab 111.
114
Minal Aidzin, Teman-Teman
115
Bab 112.
116
Bab 113.
117
Bab 114.
118
Bab 115.
119
Bab 116.
120
Bab 117.
121
Bab 118.
122
Bab 119.
123
Bab 120.
124
Bab 121.
125
Bab 122.
126
Bab 123.
127
Bab 124.
128
Bab 125.
129
Bab 126.
130
Bab 127.
131
Bab 128.
132
Bab 129.
133
Bab 130.
134
Bab 131.
135
Bab 132.
136
Bab 133.
137
Bab 134.
138
Bab 135.
139
Bab 136.
140
Bab 137.
141
Bab 138.
142
Bab 139.
143
Bab 140. END
144
Seakhir Kata
145
Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146
Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147
Announcement!
148
Karya Baruuuu!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!