Bab 3. Kabar Duka

Sebuah pesawat Key Asia J 203 diketahui hilang kontak satu jam setelah lepas landas di bandara Halim Perdana Kusuma. Pesawat dengan tujuan rute Maluku ini tidak terlihat lagi pada radar pukul sebelas siang tadi. Sampai saat ini pihak maskapai sedang melacak keberadaan pesawat ini. Namun, diperkirakan pesawat mengalami kecelakaan dan jatuh di perairan.

Bagi keluarga dari para korban bisa mendatangi ke pihak maskapai untuk informasi lebih jelas atau hubungi nomor dibawah ini.

Prang

Gelas yang dipegang Nana seketika terlepas. Tubuhnya lemas mendengar berita yang amat mengejutkan ini.

kansha.. tidak mungkin!

Nana segera ke kamar membawa sling bag nya dan segera berlari ke luar rumah. Ia mengendarai mobilnya ugal-ugalan. Di fikirannya hanya ada Kansha dan Kansha.

“Tuhan aku tahu, aku bukan hamba yang baik. Tapi tolong kabulkan permohonanku, selamatkan Kansha.” Do’a Nana gusar.

***

Nana sudah sampai di bandara. Ia langsung berlari mencari meja informasi. Setelah sampai, disana puluhan orang sudah berkumpul. Jeritan, tangisan dan racauan bersatu. Perasaan Nana semakin tidak enak. Ia bahkan tidak sadar sudah menangis.

Nana dengan gemetar melangkah pelan menuju meja informasi. Disana juga banyak keluarga korban yang meminta penjelasan dan pertanggung jawaban.

“Untuk perkembangan sementara, kami sedang melakukan pencarian navigasi untuk melacak koordinat pesawat. Jadi kemungkinan pesawat selamat atau tidak, kami masih belum bisa menjelaskan karena belum ada konfirmasi pasti.” Itu beberapa potong kalimat yang Nana dengar.

Ia mematung dengan air mata yang terus berlinang di matanya. Baru saja beberapa jam, Kansha pamit dan berpelukkan dengannya. Kini bahkan Kansha tidak diketahui dimana. Sekelebat percakapannya dengan Kansha pun menghampirinya.

“Na, aku berangkat ya.” Pamit Kansha enggan.

Nana mengangguk sambil mencebikkan bibir, “Safe Flight ya Sasha. Kabarin kalau udah sampai.” Ucap Nana.

“Iya, nanti aku kabarin tiga bulan kemudian.” Ujar Kansha becanda.

“Ih, kok 3 bulan sih. Kamu mau rencana menetap apa?” seru Nana kesal.

Kansha hanya terkekeh lalu memeluk erat sahabatnya itu, “Na, maafin aku ya kalau aku ada salah sama kamu. Maaf aku suka ngerepotin kamu, suka bikin kamu kesel, bahkan sering pinjam uang kamu.” Ucap Kansha sedih.

“Ih apa sih, Sha. Kamu ngomongnya kayak mau pamitan kemana saja. Lagian kamu tidak ngerepotin kok, aku malah seneng bisa sahabatan sama kamu.” Jawab Nana. Entah kenapa perasaannya makin tidak enak.

Air mata Nana makin jatuh ketika ucapan Kansha menghantam kepalanya lagi.

“Ketika aku merasa duniaku mulai berbalik arah, cuma kamu satu-satu tempat yang tidak pernah pergi. Disaat kedua orang tuaku tidak menginginkanku, kamu masih tetap ada menyayangiku. kamu adalah sahabat terbaik untukku.”

“Sampaikan salamku kepada Bu Sari dan..juga orang tuaku ya. Bilang, aku minta izin pergi.” Bisik Kansha.

Kansha tersenyum sekali lagi dan membuat gerakan seperti hormat pada Nana, “Bye bye Nana.” Pamit Kansha sambil mengedip lalu berbalik melangkah.

Bye-bye Nana..

Nana berjongkok. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia menangis sejadi-jadinya. Tak percaya bahwa satu-satunya sahabat berharganya kini tak tahu rimbanya. Entah ia masih hidup atau tidak. Nana hanya merasa langitnya telah runtuh.

“Kansha, kamu dimana?” bisik Nana serak.

***

Bunda Alena dan ayah berlari dengan tergesa-gesa menuju meja informasi yang berada di bandara. Air mata mereka sudah mengalir.

Bunda masih terkejut ketika ia mendengar berita tentang pesawat yang ditumpangi anaknya hilang kontak dan tidak tahu ada dimana. Ayah pun sama terkejutnya, sebagai seorang pilot, ia tahu apa yang terjadi selanjutnya. Namun ia tidak ingin memberitahukan hal itu pada istrinya. Lara istrinya akan bertambah bila ia harus menyampaikan hal terburuk itu.

“Pak bagaimana dengan kabar pesawat itu? Apakah bisa ditemukan? Apa para penumpang selamat?” tanya bunda beruntun. Ayah mengusap bahu istrinya pelan.

“Sabar bun. Tenang.” Ujar Ayah.

“Gimana bunda bisa tenang ayah. Putra kita, putra sulung kita sedang dalam ambang kematian.” Ucap Bunda menangis histeris.

“Ya Allah, lindungilah putraku dan selamatkan dia Ya Allah, hiks.” Do’a bunda terisak.

“Kami sedang melakukan pencarian dan mencoba menghubungi pesawat. Belum ada informasi lagi.” Jawab petugas itu.

Nana yang berada tak jauh dari meja sontak langsung bangun dan menghampiri meja informasi, “Dari satu jam yang lalu, Anda bilang begitu. Tapi mana, belum ada perkembangan apapun!” teriak Nana sambil menggebrak meja.

“Dia adalah sahabat terbaik saya! Satu-satunya orang yang saya miliki di dunia ini.” Nada suara Nana mulai memelan. Ia kembali tersedu-sedu, “Sudah cukup dengan penderitaannya selama ini,jangan lagi.” Lanjut Nana menangis.

Bunda memeluk Nana yang sedari tadi emosional. Sesama wanita, ia tahu bagaimana rasanya mengkhawatirkan orang yang kita sayangi.

“To-tolong, selamatkan sahabat saya. Dia satu-satunya keluarga yang saya miliki.” Ucap Nana lirih. Dia makin menangis ketika dalam pelukan bunda.

Bunda memeluk Nana dengan erat. Ia juga menangis. Bukan hanya Nana yang mengkhawatirkan sahabatnya, tapi ada seorang ibu yang juga sedang mengkhawatirkan keadaan darah dagingnya.

***

Nana, bunda dan ayah kini duduk di ruang tunggu bandara. Mereka tidak mau pergi sebelum mengetahui ada perkembangan dari pencarian pesawat itu.

“Maaf bu, saya peluk ibu tadi.” Ucap Nana lirih. Matanya masih sembab. Dalam 4 tahun belakang ini, ini kali pertamanya menangis lagi.

“Tidak apa-apa, nak. Lagian kita juga sama-sama merasakan kesedihan.” Jawab Bunda tersenyum sedih.

“Kansha sahabat terbaik saya bu. Dia satu-satunya orang yang mau berteman dengan gadis seperti saya. Dia orang paling berharga yang saya miliki. Mengetahui bahwa sahabat yang saya sayangi tidak tahu dimana, membuat hati saya hancur.” Kata Nana, air matanya kembali meluruh. Hatinya terus sakit, dan dadanya sesak sejak tadi.

“Sepertinya Kansha orang yang baik.” Ujar bunda.

Nana mengangguk kuat-kuat. “Bukan hanya baik, bu. Saya bahkan selalu anggap dia malaikat. Dia masih bisa tersenyum riang meski hatinya sakit karena penolakkan keluarganya. Ia bisa menangis di mana saja asal jangan didepan saya. Katanya, kalau dia terlihat rapuh di mata saya, lalu saya bakal gimana nanti. Setidaknya satu orang harus terlihat kuat. Itu yang dia katakan pada saya. Padahal saya tahu jelas, sakit dihatinya bahkan lebih besar dari yang terlihat.” Lanjut Nana. Entah kenapa cerita tentang Kansha mengalir lancar dari mulutnya.

“Kami mulai berteman sejak kuliah. Saat itu, yang saya tahu, Kansha adalah penerima beasiswa. Orang tuanya kaya, tapi mereka bahkan tidak memberikan uang untuk sekedar biaya hidup. Kansha mencari sesuap nasi dari bekerja sambilan menjadi pelayan di restoran atau bar. Saya bertemu dengannya ketika saya mabuk dan ngedrug di bar. Sejak saat itu, dia mendekatkan diri pada saya, menolong saya untuk lepas dari benda haram. Penolakkan apapun yang saya berikan, tidak membuat ia kapok.” cerita Nana. Kenangan saat mereka pertama kali bertemu menari di fikirannya. Nana menganggap bahwa hari itu adalah hari terberuntungnya.

“Sama halnya dengan anak saya. Dia adalah putra yang cerdas dan sopan. Tidak pernah ia menggunakan nada tinggi pada saya. Ia selalu bertutur kata dengan baik. Mengetahui ia hilang, membuat hati saya hancur.” timpal Bunda sedih.

Nana memegang tangan bunda, “Mari kita sama-sama berdo’a untuk keselamatan orang yang kita sayangi.” Ucap Nana tulus.

Tuhan tahu, do'a tulus untuk orang tersayang akan selalu terijabah.

Terpopuler

Comments

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

asli mewek

2022-12-13

0

buk e irul

buk e irul

bakal ngabisin stok tisu 😭😭😭

2021-12-20

0

Noorhikmah

Noorhikmah

sedih...msh nyimak

2021-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Benang Hitam
2 Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3 Bab 3. Kabar Duka
4 Bab 4. Bertahan Hidup
5 Bab. 5 Mencari Cara
6 Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7 Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8 Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9 Bab 9. Titik Terang
10 Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11 Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12 Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13 Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14 Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15 Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16 Bab 16. Kebenaran
17 Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18 Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19 Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20 Bab 20. Pulang
21 Bab 21. Sungguhan Selamat
22 Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23 Bab 23. Kecemasan Alan
24 Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25 Bab 25. Trauma
26 Bab 26. kabar Mengejutkan
27 Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28 Bab 28. Tanpa Pamit
29 Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30 Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31 Bab 31. Gagal
32 Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33 Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34 Bab 34. Tinggal Serumah
35 Bab 35. Paralel Terulang
36 Bab 36. Perang 'Urat'
37 Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38 Bab 38. Kansha dan Aisyah
39 Bab 39. Masokis Cinta
40 BAB 40. Khawatir
41 Bab 41. Mulai Bertindak
42 Bab 42. Tur ARC
43 BAB 43. Dia Memesona
44 Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45 Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46 Bab 46. Cinta Segitiga
47 Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48 Bab 48. Dilema
49 Bab 49. Pengakuan Paksaan
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 KARAKTER
60 Bab 59.
61 Bab 60.
62 Bab 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63.
65 Bab 64.
66 Bab 65.
67 Bab 66.
68 Bab 67.
69 Bab 68.
70 Bab 69.
71 Bab 70.
72 BAB 71.
73 Bab 72.
74 Bab 73.
75 Bab 74.
76 Maafkan Aku!
77 Bab 75.
78 Bab 76.
79 Bab 77.
80 Bab 78.
81 Bab 79.
82 Bab 80.
83 Bab 81.
84 Bab 82.
85 Bab 83.
86 Bab 84.
87 Bab 85.
88 Bab 86.
89 Bab 87.
90 Bab 88.
91 Bab 89.
92 Bab 90.
93 Bab 91.
94 Bab 92.
95 Bab 93.
96 Bab 94.
97 Bab 95.
98 Bab 96.
99 Bab 97.
100 Bab 98.
101 Bab 99.
102 Bab 100.
103 Bab 101.
104 Bab 102.
105 Bab 103.
106 Bab 104.
107 Bab 105.
108 Bab 106.
109 Bab 107.
110 Bab 108.
111 Bab 109.
112 Bab 110.
113 Bab 111.
114 Minal Aidzin, Teman-Teman
115 Bab 112.
116 Bab 113.
117 Bab 114.
118 Bab 115.
119 Bab 116.
120 Bab 117.
121 Bab 118.
122 Bab 119.
123 Bab 120.
124 Bab 121.
125 Bab 122.
126 Bab 123.
127 Bab 124.
128 Bab 125.
129 Bab 126.
130 Bab 127.
131 Bab 128.
132 Bab 129.
133 Bab 130.
134 Bab 131.
135 Bab 132.
136 Bab 133.
137 Bab 134.
138 Bab 135.
139 Bab 136.
140 Bab 137.
141 Bab 138.
142 Bab 139.
143 Bab 140. END
144 Seakhir Kata
145 Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146 Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147 Announcement!
148 Karya Baruuuu!!
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Benang Hitam
2
Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3
Bab 3. Kabar Duka
4
Bab 4. Bertahan Hidup
5
Bab. 5 Mencari Cara
6
Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7
Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8
Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9
Bab 9. Titik Terang
10
Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11
Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12
Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13
Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14
Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15
Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16
Bab 16. Kebenaran
17
Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18
Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19
Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20
Bab 20. Pulang
21
Bab 21. Sungguhan Selamat
22
Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23
Bab 23. Kecemasan Alan
24
Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25
Bab 25. Trauma
26
Bab 26. kabar Mengejutkan
27
Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28
Bab 28. Tanpa Pamit
29
Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30
Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31
Bab 31. Gagal
32
Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33
Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34
Bab 34. Tinggal Serumah
35
Bab 35. Paralel Terulang
36
Bab 36. Perang 'Urat'
37
Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38
Bab 38. Kansha dan Aisyah
39
Bab 39. Masokis Cinta
40
BAB 40. Khawatir
41
Bab 41. Mulai Bertindak
42
Bab 42. Tur ARC
43
BAB 43. Dia Memesona
44
Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45
Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46
Bab 46. Cinta Segitiga
47
Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48
Bab 48. Dilema
49
Bab 49. Pengakuan Paksaan
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
KARAKTER
60
Bab 59.
61
Bab 60.
62
Bab 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63.
65
Bab 64.
66
Bab 65.
67
Bab 66.
68
Bab 67.
69
Bab 68.
70
Bab 69.
71
Bab 70.
72
BAB 71.
73
Bab 72.
74
Bab 73.
75
Bab 74.
76
Maafkan Aku!
77
Bab 75.
78
Bab 76.
79
Bab 77.
80
Bab 78.
81
Bab 79.
82
Bab 80.
83
Bab 81.
84
Bab 82.
85
Bab 83.
86
Bab 84.
87
Bab 85.
88
Bab 86.
89
Bab 87.
90
Bab 88.
91
Bab 89.
92
Bab 90.
93
Bab 91.
94
Bab 92.
95
Bab 93.
96
Bab 94.
97
Bab 95.
98
Bab 96.
99
Bab 97.
100
Bab 98.
101
Bab 99.
102
Bab 100.
103
Bab 101.
104
Bab 102.
105
Bab 103.
106
Bab 104.
107
Bab 105.
108
Bab 106.
109
Bab 107.
110
Bab 108.
111
Bab 109.
112
Bab 110.
113
Bab 111.
114
Minal Aidzin, Teman-Teman
115
Bab 112.
116
Bab 113.
117
Bab 114.
118
Bab 115.
119
Bab 116.
120
Bab 117.
121
Bab 118.
122
Bab 119.
123
Bab 120.
124
Bab 121.
125
Bab 122.
126
Bab 123.
127
Bab 124.
128
Bab 125.
129
Bab 126.
130
Bab 127.
131
Bab 128.
132
Bab 129.
133
Bab 130.
134
Bab 131.
135
Bab 132.
136
Bab 133.
137
Bab 134.
138
Bab 135.
139
Bab 136.
140
Bab 137.
141
Bab 138.
142
Bab 139.
143
Bab 140. END
144
Seakhir Kata
145
Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146
Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147
Announcement!
148
Karya Baruuuu!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!