Bab 15. Titik Cahaya Kecil

Alan ternganga dengan keterampilan memanggang Kansha. Setelah satu bulan menolak memasakkan makanan, Kansha kini mau unjuk kebolehan. Ia memanggang sendiri ikan yang ia berhasil tangkap dengan penuh drama itu.

Alan bertepuk tangan takjub. Pasalnya, ikan yang dibuat Kansha adalah ikan berbumbu. Maksud berbumbu disini adalah makanan mereka kini sedikit memiliki rasa. Yaitu asin. Semua bermula dari keluhan Kansha yang merasa hambar dan tak enak dengan makanan yang ia makan. Kansha akhirnya membuat garam laut buatan tangan.

Cara membuat garam laut termasuk tidak terlalu sulit apalagi bisa di sederhanakan. Yaitu hanya dengan air laut, cuaca mumpuni dan tanah dengan daya serap pas. Tidak semua air laut bisa menjadi garam. Air laut yang dekat ke hilir sungai biasanya sudah tercampur oleh air tawar. Tingkat keasaman dari air laut juga perlu diperhatikan.

Kansha hanya membuat sepetak tanah kecil untuk penyerapan air dan air laut secukupnya. Kemudian dengan bantuan sinar matahari yang terik dan angin yang berangin, proses penguapan segera dimulai. Dan bila air sudah tidak ada, yang tersisa hanyalah butiran kristal yang disebut garam. Itulah garam yang biasanya kita makan. Garam alami dari cara tradisional.

Awalnya Kansha ragu untuk menaburkannya ke makanan. Namun didorong dengan keinginan membuat ikan serasa steak, khayalannya. Akhirnya ia memberanikan diri menaruh sedikit garam laut.

“Bagaimana rasanya?” tanya Kansha penasaran.

Alan kembali bertepuk tangan, “Luar biasa. Makanan laut memang harus diberi sedikit rasa. Kamu koki hebat.” puji Alan.

Kansha mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Tentu saja. Ucapkan terima kasih pada otakku yang ingin mengambil resiko antara hidup dan mati itu.” Ujar Kansha bangga.

Alan terkekeh, “Makan makananmu. Malam semakin larut, kita harus segera tidur.” Ucap Alan ambigu.

Sedetik kemudian---

Kansha mematung. Alan juga menghentikan gerakannya yang sedang mengunyah. Pipinya serasa memanas. “Maksudku bukan dalam artian ‘tidur’. Kita hanya memejamkan mata, maksudku—aku dan kamu tidur terpisah.” Jelas Alan gugup. Pipi Kansha makin memanas, Alan tidak perlu menjelaskan sampai sedetail itu pula.

“O-oh.” Hanya itu tanggapan Kansha. Lalu mereka hening kembali mulai menyantap makanan mereka.

Ditemani cahaya bulan dan kepulan asap api unggun yang membumbung, mereka makan dengan khidmat. Lalu tak lama, Kansha berhenti mengunyah, ia terdiam berusaha menajamkan pendengarannya. Lalu matanya menengadah ke atas. Dugaannya benar, ada helikopter yang melintas.

“Alan! Helikopter!” seru Kansha sambil menunjuk ke atas.

Alan terkejut lalu ikut menengadah, Kansha benar ada helikopter yang melintas. Alan dan Kansha lalu berdiri, mereka melambai-lambaikan tangan mereka sambil berteriak. Berharap awak heli itu mendengar mereka.

“Tolong! Kami disini!” teriak Kansha. Mereka terus mengikuti kemana helikopter itu pergi.

“Hei!”

“Tolong! Kami disini!”

“Selamatkan kami!”

Alan dan Kansha terus berteriak, namun sepertinya para awak helikopter itu tidak mendengar. Helikopter terus melaju hingga akhirnya hilang dari pandangan. Seketika Alan dan Kansha mendesah kecewa.

“Ini tidak semudah yang dibayangkan.” Ucap Kansha kembali duduk.

Alan menghela nafas pelan, ia juga kembali duduk. “Kurasa mereka memang tidak mendengar dan melihat kita.”

“Apa yang harus kita lakukan Alan? Aku tidak mau terperangkap disini selamanya!” seru Kansha mulai menangis.

Alan gelagapan ketika mendengar tangisan Kansha. “Eh eh, jangan menangis.” Ucap Alan panik.

Kansha terus saja menangis bahkan tangisannya makin keras. “Aku muak terus makan singkong bakar! Aku muak terus minum air kelapa, jangankan jadi muda, malah aku makin menua setiap hari karena stress! Aku muak dengan baju bau ini! aku muak, aku ingin pergi, hiks hiks.” Kansha terus menangis. Alan tambah panik, ia bingung harus menenangkan Kansha dengan cara apa.

“Kansha.” Panggil Alan lembut. Ia menepuk bahu bergetar Kansha.

“Jangan menangis, kumohon. Kita pasti segera pergi dari tempat ini. sabar ya.” Hibur Alan.

Kansha menelungkupkan kepalannya di lipatan lututnya. Ia tidak memberikan tanggapan apapun pada penghiburan Alan.

Alan bingung. Lalu tangannya terangkat ingin merangkul bahu Kansha, bermaksud menenangkan. Alan tahu itu salah, namun dia tak punya pilihan lain, Kansha terus menangis. maafkan aku ya Allah batin Alan.

Alan memeluk Kansha. Ia melingkarkan kedua tangannya di bahu Kansha. Bisa dirasakan Kansha menegang. Tangisannya pun terhenti.

“Aku sudah melanggar batasanku. Jadi kumohon jangan menangis lagi.” Bisik Alan.

***

“Para awak helikopter yang menyisir tadi malam di sekitar laut Banda belum menghasilkan apapun. Tidak ada tanda-tanda puing-puing pesawat yang jatuh. Namun mereka menemukan hal aneh.” lapor Kevin pada Andrian.

Andrian menatap sekrestarisnya itu ,”Apa?” tanya Andrian.

“Di salah satu pulau tak berpenghuni, ada setitik cahaya kecil mirip api. Namun mereka tidak bisa mendarat untuk memeriksa dikarenakan saat itu persediaan bahan bakar mesin sudah habis. Mereka juga tidak yakin apakah itu hanya halusinasi dari bias cahaya helikopter dan bulan atau memang sungguhan ada api.”

Penjelasan Kevin membuat Andrian sedikit terhenyak. Ia menaruh harapan besar bahwa titik cahaya itu adalah penanda keberadaan putrinya.

“Setelah semua perlengkapan selesai, segera pergi menuju pulau itu. Saya yakin, disana akan menemukan petunjuk.” Titah Andrian.

“Baik, Pak.” Kevin mengangguk lalu pamit undur diri.

Tak lama setelah kepergian Kevin, Grace mengetuk pintu. Setelah itu ia masuk ke dalam ruang kerja suaminya itu.

“Apa ada kabar?” tanya Grace gusar.

“Para awak helikopter yang menyisir Laut Banda kemarin menemukan titik cahaya yang disinyalir merupakan api.” Jawab Andrian.

“Jadi mereka sudah menemukan petunjuk? Katakan, apa Kansha selamat?” tanya Grace cepat.

Andrian menggeleng, “Belum ada kepastian apakah titik cahaya yang dilihat tadi malam adalah api. Kalaupun benar, kita juga tidak bisa memastikan apa api yang dibuat itu merupakan penanda ada korban pesawat yang selamat atau tidak.”

Grace melemas. Ia kecewa. “Kufikir, sudah ada keterangan pasti.” Lirih Grace.

Andrian merangkul bahu istrinya yang kini tertunduk lemah, “Berdo’a saja, agar Kansha baik-baik saja.” Ucap Andrian menenangkan istrinya.

***

Pagi kelabu bukan hanya dirasakan oleh suami istri Williams, namun Kansha sang anak yang nun jauh pun merasakan yang sama. Ia merenung di pesisir pantai. Laut kini berombak tenang. Formasi burung camar pun yang menghias cakrawala pagi juga tidak bisa mengusir kegundahan hati wanita berusia 25 tahun itu.

Kegundahan hati Kansha juga disadari oleh Alan. Sejak semalam, ia mulai murung. Kansha bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun sejak bangun. Ia hanya terdiam bak mayat hidup.

Alan mendekati Kansha. Ia berdiri disamping Kansha, ikut menatap laut yang terhampar luas dihadapannya.

“Katanya, kesedihan itu harus dibagi pada orang lain. Agar yang tadinya sedih bisa merasakan kekuatan untuk tidak semakin sedih.” Ucap Alan.

“Sejak semalam, kamu nampak murung. Apa kamu masih merasa sedih karena helikopter itu tidak menyelamatkan kita?” lanjut Alan.

Kansha mendesah, “Sebenarnya, aku sudah tidak masalah. Mungkin memang belum waktunya untuk pulang.” Jawab Kansha pelan.

“Jadi apa yang membuatmu masih murung?” tanya Alan.

Kansha menunduk, melihat kedua kakinya yang telanjang. Butiran pasir membungkus kedua kakinya.

“Aku hanya merasa, bahwa ternyata aku belum siap kembali.” Ujar Kansha jujur.

Alan terdiam, “Apa maksudmu?” tanya Alan tidak mengerti.

“Selain Nana dan Bu Sari, aku tidak merindukan siapapun lagi. Kesedihan atas kepergianku mungkin hanya akan dirasakan oleh mereka berdua.” Jawab Kansha lirih.

“Kansha, bolehkah aku bertanya?” tanya Alan. Ia menatap Kansha yang masih menatap laut dengan kosong. Kansha mengangguk.

“Dari awal ketika kita bertemu, aku belum tahu tentangmu sama sekali dan aku juga tidak terlalu peduli akan hal itu. Tapi saat ini aku sungguh penasaran, apakah kamu hanya hidup sebatang kara?” tanya Alan ragu.

Kansha terkekeh pelan, mendengar nada penuh kehati-hatian yang dilontarkan Alan, “Lebih tepatnya sejak 10 tahun yang lalu aku sudah dinyatakan sebatang kara.” Jawab Kansha. Alan mengangkat alisnya.

“Orang tuaku mengusirku dari rumah.” Lanjut Kansha menatap Alan.

Terpopuler

Comments

Dwi Agustin

Dwi Agustin

lama kali ya thor ditemukannya.. trus kenapa tim basarnas kok gak menemukan puing² pesawat. apakah korban yg lainnya jg blm ditemukan ya thor... kyk musnah mcm pesawat malaysia itu ya... mh berapa itu ya... mh317 apa ya...

2021-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Benang Hitam
2 Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3 Bab 3. Kabar Duka
4 Bab 4. Bertahan Hidup
5 Bab. 5 Mencari Cara
6 Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7 Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8 Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9 Bab 9. Titik Terang
10 Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11 Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12 Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13 Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14 Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15 Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16 Bab 16. Kebenaran
17 Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18 Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19 Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20 Bab 20. Pulang
21 Bab 21. Sungguhan Selamat
22 Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23 Bab 23. Kecemasan Alan
24 Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25 Bab 25. Trauma
26 Bab 26. kabar Mengejutkan
27 Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28 Bab 28. Tanpa Pamit
29 Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30 Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31 Bab 31. Gagal
32 Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33 Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34 Bab 34. Tinggal Serumah
35 Bab 35. Paralel Terulang
36 Bab 36. Perang 'Urat'
37 Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38 Bab 38. Kansha dan Aisyah
39 Bab 39. Masokis Cinta
40 BAB 40. Khawatir
41 Bab 41. Mulai Bertindak
42 Bab 42. Tur ARC
43 BAB 43. Dia Memesona
44 Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45 Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46 Bab 46. Cinta Segitiga
47 Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48 Bab 48. Dilema
49 Bab 49. Pengakuan Paksaan
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab 52.
53 Bab 53.
54 Bab 54.
55 Bab 55.
56 Bab 56.
57 Bab 57.
58 Bab 58.
59 KARAKTER
60 Bab 59.
61 Bab 60.
62 Bab 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63.
65 Bab 64.
66 Bab 65.
67 Bab 66.
68 Bab 67.
69 Bab 68.
70 Bab 69.
71 Bab 70.
72 BAB 71.
73 Bab 72.
74 Bab 73.
75 Bab 74.
76 Maafkan Aku!
77 Bab 75.
78 Bab 76.
79 Bab 77.
80 Bab 78.
81 Bab 79.
82 Bab 80.
83 Bab 81.
84 Bab 82.
85 Bab 83.
86 Bab 84.
87 Bab 85.
88 Bab 86.
89 Bab 87.
90 Bab 88.
91 Bab 89.
92 Bab 90.
93 Bab 91.
94 Bab 92.
95 Bab 93.
96 Bab 94.
97 Bab 95.
98 Bab 96.
99 Bab 97.
100 Bab 98.
101 Bab 99.
102 Bab 100.
103 Bab 101.
104 Bab 102.
105 Bab 103.
106 Bab 104.
107 Bab 105.
108 Bab 106.
109 Bab 107.
110 Bab 108.
111 Bab 109.
112 Bab 110.
113 Bab 111.
114 Minal Aidzin, Teman-Teman
115 Bab 112.
116 Bab 113.
117 Bab 114.
118 Bab 115.
119 Bab 116.
120 Bab 117.
121 Bab 118.
122 Bab 119.
123 Bab 120.
124 Bab 121.
125 Bab 122.
126 Bab 123.
127 Bab 124.
128 Bab 125.
129 Bab 126.
130 Bab 127.
131 Bab 128.
132 Bab 129.
133 Bab 130.
134 Bab 131.
135 Bab 132.
136 Bab 133.
137 Bab 134.
138 Bab 135.
139 Bab 136.
140 Bab 137.
141 Bab 138.
142 Bab 139.
143 Bab 140. END
144 Seakhir Kata
145 Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146 Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147 Announcement!
148 Karya Baruuuu!!
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1. Benang Hitam
2
Bab 2. Tragedi Pesawat Jatuh
3
Bab 3. Kabar Duka
4
Bab 4. Bertahan Hidup
5
Bab. 5 Mencari Cara
6
Bab 6. Satu Lagi yang Bersedih
7
Bab 7. Pelengkap Hati dan Teman Pemberi Pisau Lipat
8
Bab 8. Ulah Manusia dan Kelapa Jatuh
9
Bab 9. Titik Terang
10
Bab 10. Jawaban Satu Pertanyaan
11
Bab 11. Aisyah Zakariyanissa
12
Bab 12. Kansha 10 Tahun yang Lalu
13
Bab 13. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 2
14
Bab 14. Kansha 10 Tahun yang Lalu pt 3
15
Bab 15. Titik Cahaya Kecil
16
Bab 16. Kebenaran
17
Bab 17. Rahasia dibalik Tabir
18
Bab 18. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
19
Bab 19. Penyelamatan di Tengah Krisis
20
Bab 20. Pulang
21
Bab 21. Sungguhan Selamat
22
Bab 22. Percobaan Bunuh Diri
23
Bab 23. Kecemasan Alan
24
Bab 24. Berbincang dengan Adik Alan
25
Bab 25. Trauma
26
Bab 26. kabar Mengejutkan
27
Bab 27. Retak yang Tak lagi Retak
28
Bab 28. Tanpa Pamit
29
Bab 29. Nyaris Punya Jejak
30
Bab 30. Gelang Nene dan Lamaran
31
Bab 31. Gagal
32
Bab 32. Algoritma Takdir tak Pernah Terbaca
33
Bab 33. Kisah Romantis Selalu Tak Ada Kelanjutannya
34
Bab 34. Tinggal Serumah
35
Bab 35. Paralel Terulang
36
Bab 36. Perang 'Urat'
37
Bab 37. Posisi di Hati Harus Dimenangkan Dahulu
38
Bab 38. Kansha dan Aisyah
39
Bab 39. Masokis Cinta
40
BAB 40. Khawatir
41
Bab 41. Mulai Bertindak
42
Bab 42. Tur ARC
43
BAB 43. Dia Memesona
44
Bab 44. Reuni Berujung Petaka
45
Bab 45. Semut Kecil Pemberani dan Angsa Hitam Pendendam
46
Bab 46. Cinta Segitiga
47
Bab 47. 4 Ciri Orang Jatuh Cinta
48
Bab 48. Dilema
49
Bab 49. Pengakuan Paksaan
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab 52.
53
Bab 53.
54
Bab 54.
55
Bab 55.
56
Bab 56.
57
Bab 57.
58
Bab 58.
59
KARAKTER
60
Bab 59.
61
Bab 60.
62
Bab 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63.
65
Bab 64.
66
Bab 65.
67
Bab 66.
68
Bab 67.
69
Bab 68.
70
Bab 69.
71
Bab 70.
72
BAB 71.
73
Bab 72.
74
Bab 73.
75
Bab 74.
76
Maafkan Aku!
77
Bab 75.
78
Bab 76.
79
Bab 77.
80
Bab 78.
81
Bab 79.
82
Bab 80.
83
Bab 81.
84
Bab 82.
85
Bab 83.
86
Bab 84.
87
Bab 85.
88
Bab 86.
89
Bab 87.
90
Bab 88.
91
Bab 89.
92
Bab 90.
93
Bab 91.
94
Bab 92.
95
Bab 93.
96
Bab 94.
97
Bab 95.
98
Bab 96.
99
Bab 97.
100
Bab 98.
101
Bab 99.
102
Bab 100.
103
Bab 101.
104
Bab 102.
105
Bab 103.
106
Bab 104.
107
Bab 105.
108
Bab 106.
109
Bab 107.
110
Bab 108.
111
Bab 109.
112
Bab 110.
113
Bab 111.
114
Minal Aidzin, Teman-Teman
115
Bab 112.
116
Bab 113.
117
Bab 114.
118
Bab 115.
119
Bab 116.
120
Bab 117.
121
Bab 118.
122
Bab 119.
123
Bab 120.
124
Bab 121.
125
Bab 122.
126
Bab 123.
127
Bab 124.
128
Bab 125.
129
Bab 126.
130
Bab 127.
131
Bab 128.
132
Bab 129.
133
Bab 130.
134
Bab 131.
135
Bab 132.
136
Bab 133.
137
Bab 134.
138
Bab 135.
139
Bab 136.
140
Bab 137.
141
Bab 138.
142
Bab 139.
143
Bab 140. END
144
Seakhir Kata
145
Bonus Chap : Selamat Datang di Neraka
146
Bonus Chap : Alfin's Initial Story
147
Announcement!
148
Karya Baruuuu!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!