Hari berikutnya di rumah sakit Haruka di temani oleh Fiona dan juga Tasya, tadi Nathan mereka datang ke rumah sakit karena Nathan ada urusan yang harus di selesaikan.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Fiona menatap Haruka.
Haruka tersenyum, "Aku sudah lumayan baik hari ini," balas Haruka.
"Kakak maafin aku yah," Tasya menggenggam tangan Haruka sambil minta maaf.
"Hey, tidak usah minta maaf lagian ini semua bukan salahmu kan," balas Haruka yang merasakan ini bukanlah salah Tasya.
"Bukan untuk masalah ini, tapi masalah waktu aku marah-marah sampai menyiram mu waktu itu," Tasya menjelaskan mengapa ia minta maaf pada Haruka.
Haruka terkekeh, "Sudahlah tidak usah di pikirkan, lagi pula aku sudah memaafkan mu dari hari itu juga," balas Haruka tak masalah.
"Benarkah?" tanya Tasya senang.
"Iyah beneran," balas Haruka membalas senyum Tasya.
"Kemarin kakak ku di sini?" tanya Tasya.
"Nathan?" tanya Haruka.
"Iya Nathan memangnya siapa lagi kakakku," balas Tasya, Tasya melepaskan tangannya dari tangan Haruka.
"Iyah Nathan kemarin di sini, aku mau tanya boleh gak?" Ada hal yang ingin Haruka tanyakan pada Tasya.
"Tanyain aja gak papah kok," balas Tasya tak masalah jika Haruka ingin bertanya.
"Nathan memang biasanya marah-marah yah?" ternyata Haruka ingin menanyakan hal tentang kebiasaan buruk Nathan.
Tasya menahan tawanya, ia tau pasti kemarin saat Nathan berada di sini pasti Nathan selalu membentak Haruka bahkan hanya karena hal tidak penting.
"Kok senyum sih? Aku tanya loh," ucap Haruka yang melihat Tasya yang malah tersenyum.
"Kak Nathan emang suka marah-marah sih, tapi kakak tau gak?" tanya Tasya.
"Enggak tau lah, kan kamu belum bilang apa," balas Haruka.
"Kayaknya kak Nathan suka deh sama kakak," ledek Tasya sambil terkekeh.
"Enak saja, mana ada Nathan suka sama aku," balas Haruka tak mungkin itu terjadi.
"Ya ampun beneran, aku yakin betul kalau kak Nathan suka sama kakak," yakin Tasya.
"Kalau pun seandainya Nathan suka sama aku, aku gak mungkin suka sama pria kasar yang sukanya bentak-bentak mulu itu," Haruka tak akan pernah mungkin suka pada Nathan.
"Kak jangan dulu terlalu yakin, kita lihat saja nanti, aku yakin kakak pun akan suka sama kak Nathan," Goda Tasya sambil tersenyum dan menatap wajah Haruka.
"Nona Tasya ada benarnya juga sih," Fiona pun ikut setuju dengan pernyataan Tasya.
Haruka menatap kedua orang itu dengan tatapan sinis, "Pokoknya sampai kapanpun tidak akan pernah terjadi," Haruka masih yakin dengan hatinya kalau ia tidak akan mungkin suka pada Nathan.
Tasya dan Fiona malah tertawa melihat keyakinan Haruka pada saat ini, di tempat lain Nathan pulang ke rumahnya untuk melihat Sakura dan juga Kishimoto. Nathan sampai di penjara bawah tanah, di sana sudah ada Herry dan anak buah lainnya.
Tadi di rumah sakit Nathan juga memerintah dua penjaga untuk menjaga Haruka dan Tasya, Herry menghampiri Nathan, "Mereka ada di sana," Herry menunjuk penjara yang ada di jajaran paling ujung.
Tanpa bicara Nathan langsung berjalan menuju penjara itu, setelah sampai Sakura terlihat sangat bahagia saat melihat Nathan ada di hadapannya, Sakura bangun dan berdiri di hadapan Nathan. Tetapi mereka masih terhalang jeruji besi.
"Ternyata kau yang namanya Nathan, aku sudah menantikan saat-saat seperti ini," ucap Sakura sambil menyeringai.
"Kau menaruhkan segalanya hanya untuk menyerang ku? Dasar bodoh," balas Nathan yang juga menyeringai.
"Aku tidak peduli dengan hilangnya kekayaan ku saat ini, karena memang itu ku dapatnya untuk ku gunakan balas dendam padamu," ujar Sakura meninggikan suaranya.
"Bagaimana kalau begini, aku akan menghancurkan rumah sakit mu nanti malam," ancam Nathan sambil menaiki alis kanannya.
Sakura membulatkan matanya dan menelan ludahnya sendiri, ia tak mau orang lain yang tak punya salah mati karena nya.
"Jangan pernah berani-beraninya melakukan itu, kalau kau sampai melakukan itu aku tidak akan pernah memaafkan mu sampai kapanpun," teriak Sakura tak Terima.
Nathan tertawa pelan, "Memangnya kalau aku melakukan itu kau mau apa? Keluar dari penjara ini saja kau tak akan bisa, apalagi menyentuh ku," balas Nathan.
Sakura terdiam apa yang Nathan katakan benar, Sakura melihat keadaan Kishimoto yang sedang pingsan karena kekurangan darah. Kemarin kakinya di tembak oleh Herry karena melawan saat akan di tangkap, Sakura menangis bahkan tubuhnya lemas ia tidak tau kalau Nathan bisa senekat itu.
"Aku mohon jangan hancurkan rumah sakit ku, di sana banyak anak-anak yang tak berdosa," pinta Sakura sambil terduduk di lantai.
"Permintaan mu tidak di Terima," balas Nathan angkuh.
"Aku janji akan lakukan apapun yang kau inginkan kalau kau tidak menghancurkan rumah sakitnya," Sakura terus meminta Nathan tidak menghancurkan rumah sakit.
"Masih akan ku tolak," Nathan masih tak mau mendengarkan permohonan dari Sakura.
"Herry," Nathan memanggil Herry.
Herry berjalan ke samping Nathan, "Iya," saut Herry yang sudah berada di samping Nathan.
"Apakah semalam ada polisi yang datang?" tanya Nathan.
"Ada, tapi semuanya sudah di bereskan, mereka bersedia menutup semua kejadian kemarin dengan uang yang saya berikan pada mereka," balas Herry.
Nathan tersenyum, "Ternyata uang masih segalanya di dunia ini, bahkan hukum dunia pun masih kalah kalau berurusan dengan uang," ucap Nathan senang.
"Kita bakar rumah sakit itu nanti malam," ujar Nathan.
"Tolong jangan lakukan itu aku mohon," Sakura terus memohon pada Nathan.
Nathan menatap Sakura, "Baiklah akan ku pikirkan kembali, tapi kemungkinan besar aku tidak akan merubahnya," balas Nathan sambil berjalan meninggalkan Sakura.
"Aku akan membiarkan mu hidup sampai rumah sakit itu di bakar tepat di hadapan wajahmu," tambah Nathan sambil berjalan.
Sakura benar-benar tidak tau harus berbuat apa, ia tidak menyangka kalau Nathan sampai akan membakar rumah sakitnya, sedangkan ada banyak orang yang saat ini di rawat di sana.
"Nathan sebenarnya kau manusia atau iblis?" teriak Sakura frustasi.
Nathan pergi ke kamarnya untuk mandi sudah dari kemarin dirinya belum mandi karena terus menemani Haruka di rumah sakit, sedangkan Herry masih di ruangan bawah tanah untuk menjaga Sakura dan Kishimoto agar tidak kabur.
Nathan masih belum mengatakan kalau ia akan benar-benar membakar rumah sakit itu pada bawahannya yang lain, mungkin Nathan akan membicarakan itu nanti setelah dirinya mandi, Nathan juga pasti belum makan saat ini.
Di rumah sakit Tasya tidur di samping Haruka sedangkan Fiona terus menjaga Haruka, "Kau benar-benar sudah membaik atau tidak?" tanya Fiona.
"Sebenarnya aku tidak yakin dengan kondisi ku, tubuhku memang mungkin sudah membaik, tapi tidak dengan hati dan pikiranku," balas Haruka tanpa menatap Fiona.
"Aku sudah menduganya, Nathan pasti kemarin terus membentak mu kan?" Fiona sudah menduganya.
"Iya begitulah, terkadang ada titik di mana aku benar-benar muak dan ingin mati saja, perkataan Nathan selalu membuatku sakit hati," balas Haruka, kalau mengingat perkataan Nathan, Haruka selalu jadi sedih.
Maaf yah agak telat, soalnya tadi ketiduran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ei Sutan Umar
nyimak aja
2021-07-31
0
Fitria opit
💪💪💪💪💪
2021-06-28
0
Miah Restiana
ok d lanjut thor
2021-06-17
0