Nathan kembali lagi ke rumah nya dengan amarah yang sudah naik pita, saat sampai di ruang utama Nathan memanggil Haruka.
"Harukaaaaa," teriak Nathan.
Haruka yang ada di lantai tiga bersama Tasya dan yang lainnya langsung ke luar, Haruka kedinginan karena tadi di guyur oleh Tasya. Haruka berhenti di hadapan Nathan dengan pakaian yang masih basah kuyup.
Nathan yang awalnya mau memarahi Haruka langsung khawatir karena melihat wajah Haruka yang pucat.
"Iya ada apa?" tanya Haruka menundukkan pandangannya.
Nathan menarik Haruka masuk ke kamarnya Haruka, Tasya tersenyum licik karena Tasya beranggapan kalau Haruka akan di marahi oleh Nathan. Sedangkan itu di kamar Haruka langsung di selimut oleh Nathan, "Kamu ngapain?" tanya Nathan dingin.
Haruka duduk di kasur sembari menangis, "Tadi Tasya-" Haruka tak melanjutkan ucapannya karena tak kuasa menahan tangisannya.
"Jangan nangis atau saya akan marah besar," ucap Nathan.
"Gak bisa, air matanya gak mau berhenti," balas Haruka tak bisa menghentikan air matanya.
"Siapa yang namanya Tomo?" tanya Nathan tak bisa menyembunyikan keingintahuan nya mengenai Tomo.
Haruka langsung menatap Nathan, "Tomo teman aku kerja?" tanya balik Haruka.
"Yah," balas Nathan.
"Dia cuman temen biasa aku waktu kerja doang," jelas Haruka dengan suara seraknya.
"Dia orang kaya dan dia suka sama kamu," ucap Nathan bangun dari duduknya.
"Orang kaya? Enggak dia cuman pekerja biasa saja kok," balas Haruka.
"Bukan, dia bohong sama kamu, dia suka sama kamu dan dia adalah orang kaya, terus tadi dia serang markas ku," jelas Nathan dingin sembari memalingkan tatapannya.
"Tapi dia baik kok, dia gak mungkin lakuin itu apalagi sampai dia serang markas kamu, mungkin saja itu orang lain," Haruka merasa kalau semua itu bukan kelakuan Tomo.
Nathan kesal lalu berbalik dan mendorong Haruka sampai Haruka terjatuh ke kasur, "Itu memang kenyataannya, kenapa kamu gak setuju? Kamu suka juga sama dia?" tanya Nathan kesal karena Haruka terus membela Tomo.
"Tapi Tomo memang baik," balas Haruka yang tetap menganggap Tomo itu orang baik.
Nathan mengangkat kerah baju Haruka, "Kau lihat saja nanti siapa dia sebenarnya," balas Nathan, kemudian setelah itu Nathan menjatuhkan kembali tubuh Haruka ke kasur.
Nathan keluar dari kamar itu dengan suasana yang sangat kesal, di atas Tasya sudah menunggu Nathan dengan beberapa pertanyaan yang akan ia ajukan pada Nathan.
"Jangan banyak bertanya dulu, aku sedang malas menjawabnya," ucap Nathan saat melihat Tasya, seakan-akan Nathan tau apa yang ada di pikiran adiknya itu.
Tasya pun semakin kesal, Tasya meminta Felicia membawanya ke kamar, ia ingin istirahat sembari mendinginkan kepalanya. Di kamar Nathan pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan kepala dan badannya juga, rasanya kepalanya saat ini sudah mau meledak.
Sedangkan itu di kamar Haruka, Haruka malah sedang menangis, Haruka memeluk kedua lututnya. Fiona datang ke kamar Haruka untuk menenangkan Haruka, Fiona duduk di samping Haruka yang sedang duduk di lantai.
"Kenapa mereka jahat sama aku?" tanya Haruka menatap Fiona sambil nangis.
"Tomo emang baik kok, apa aku salah kalau bilang kayak gitu?" tambah Haruka.
"Tuan Nathan orangnya memang kayak gitu, kamu tenang aja sekarang dia mungkin lagi emosi saja nanti juga dia baik lagi," balas Fiona.
"Pria itu tidak pernah baik padaku, dia cuman iblis dalam hidupku," ucap Haruka yang menganggap Nathan sebagai iblis.
Fiona memeluk Haruka untuk sedikit membuat Haruka tenang, setelah beberapa detik mereka berpelukan Fiona melepaskan pelukannya kembali, "Udah yuk, kamu ganti baju sekarang, nanti sakit lagi," Fiona meminta Haruka untuk segera ganti baju.
Haruka menganggukkan kepalanya dan bangun di bantu oleh Fiona, Fiona mengantarkan Haruka ke kamar mandi. Di kamar Nathan yang sudah mandi malah mendadak ingin menghampiri Haruka kembali untuk melampiaskan semua kekesalannya pada Haruka.
Nathan berjalan ke kamar Haruka, tanpa izin ia masuk ke kamar Haruka, "Haruka mana?" tanya Nathan menatap Fiona yang sedang menyiapkan pakaian Haruka.
"Di kamar mandi, masih merendam diri kayaknya," balas Fiona menundukkan pandangannya.
Nathan langsung berjalan ke arah kamar mandi dan menggedor pintu kamar mandi.
"Handuknya simpan di luar saja," balas Haruka, ia tak tau kalau yang menggedor pintu itu adalah Nathan.
Nathan tetap menggedor pintu kamar mandi hingga akhirnya Haruka membuka pintu itu, Nathan langsung masuk saat Haruka membuka pintu, Nathan menutup pintu kamar mandi itu lagi.
Haruka kini tak menggunakan pakaian apapun, Haruka memundurkan langkahnya sampai membentur tembok, Nathan merangkul pinggang Haruka dan mencium bibir Haruka dengan lembut.
Haruka yang tak dapat menghindar hanya bisa mencoba menikmati apa yang Nathan lakukan, beberapa detik kemudian Nathan melepaskan ciumannya.
"Kalian yang masih ada di kamar cepat pergi dari sana," teriak Nathan pada semua orang yang ada di kamar Haruka.
Para pelayan yang ada di sana langsung meninggalkan kamar Haruka, setelah tak ada orang di kamar itu Nathan membawa Haruka keluar dari kamar mandi, Haruka masih malu-malu dan menutupi badannya yang tak memakai busana itu.
Nathan meminta Haruka untuk tidur di kasur, di pergelangan tangan Haruka terdapat memar merah karena tarikan Nathan tadi yang terlalu kasar, Nathan menciumi pergelangan Haruka. Haruka merintis Kesakitan.
"Tunggu aku akan membawa wiski," Nathan meninggalkan Haruka untuk mengambil botol whisky di dapur.
Nathan meminta pelayannya mengambil Whisky di dalam lemari penyimpanannya di dapur, beberapa menit berlalu Nathan kembali ke kamar Haruka dengan mengambil dua gelas dan satu botol Whisky.
Nathan meminta Haruka bangun, "Bangun," titah Nathan.
Haruka terduduk di sofa, Nathan memberikan gelas yang sudah di beri Whisky untuk Haruka, "Minum," titah Nathan.
Haruka mengambil gelas itu lalu meminumnya, setelah meminum itu Nathan mendorong kembali tubuh Haruka lalu Nathan menindih tubuhnya Haruka, Nathan menuangkan whisky ke tubuh Haruka, Haruka mengeram geli karena Whisky yang mengenai tubuhnya.
Nathan kemudian langsung menjilati whisky yang tumpah di tubuh Haruka, Haruka semakin mengeraskan suaranya karena geli. Haruka meremas seprai dengan kuat, sedangkan itu Nathan terus melakukan itu sampai Haruka kelelahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nie Kartini
adegangan nya kurang d perjelas ...... inginnya komplit biar terasa baper ketika bacanya
2021-09-26
1
Ei Sutan Umar
lanjut Thor.. nyimak aja
2021-07-31
0
Nurulfajriyah
whiskey
2021-07-18
0