Hari kembali berlalu, di pagi ini Nathan telah bangun dan berjalan mengambil ponselnya, di ponsel Nathan terdapat sebuah telpon masuk yang tidak ia angkat dari Tasya adiknya.
Nathan kembali menelpon Tasya, tak perlu lama akhirnya Tasya mengangkat telpon dari Nathan. Tasya memang sudah menunggu kakaknya menelpon balik, "Akhirnya kakak angkat juga, aku tungguin kakak dari kemarin," ucap Tasya merengek.
Nathan bangun dan berjalan menuju kamar Haruka, "Memangnya ada apa kau menelpon ku?" tanya Nathan dingin.
"Kakak pokoknya aku mau ke Jepang menemui kakak," tegas Tasya tak mau ucapannya di tolak.
"Tapi-" Ucapan Nathan di potong oleh Tasya, hanya adiknya yang bisa memotong pembicaraan Nathan, selama ini tak ada yang bisa melakukan itu.
"Aku pokoknya mau ke Jepang, kalau kakak gak izinkan aku ke Jepang aku bakalan mogok makan dan gak mau minum obat," ancam Tasya.
"Baiklah kau boleh datang ke Jepang, kakak tunggu," Nathan langsung mematikan ponselnya karena ia sudah sampai di depan kamar Haruka.
Saat Nathan akan membuka pintu, ia malah keduluan oleh Haruka dari dalam membuka pintu dan tanpa sengaja menabrak tubuh Nathan.
"Aduh," ucap Haruka memegang keningnya karena bertabrakan dengan Nathan.
Nathan menyimpan punggung tangannya di kening Haruka, untuk memastikan kondisi Haruka saat ini, setelah Nathan tau kalau Haruka sekarang sudah baik-baik saja Natha malah berjalan meninggalkan Haruka untuk mandi dan pergi kerja.
Haruka menatap kepergian Nathan, Fiona berjalan ke depan Haruka, "Mau kemana? Kamu kan masih sakit, jangan dulu banyak gerak nanti sakit lagi," ucap Fiona menatap Haruka.
Haruka membalas tatapan Fiona, "Aku udah gak papah kok, sekarang aku mau siapin sarapan buat Nathan," balas Haruka.
"Tapi semuanya udah siap di meja makan," ucap Fiona.
Di meja makan semua makanan dan minuman untuk sarapan sudah tersusun rapih, "Ya sudah sekarang kita ke bawah buat sarapan, Nathan pasti mau sarapan dengan mu," tambah Fiona mengajak Haruka untuk sarapan di lantai bawah.
"Aku siapin pakaian buat Nathan kerja dulu," ucap Haruka sembari berjalan menuju kamar Nathan, ia ingat kalau semalam Nathan minta kalau Haruka sudah sembuh Haruka harus menyiapkan semua kebutuhannya.
Sampailah Haruka di kamar Nathan, Haruka membuka kamar Nathan perlahan dan setelah membukanya Haruka langsung masuk untuk menyiapkan pakaian yang akan Nathan gunakan.
Haruka mengambil kemeja putih, celana hitam dan juga jas hitam dari dalam lemari, Haruka tak tau harus mengambil apa lagi. Karena ia tak tau apa saja yang harus Nathan pakai jika Nathan ingin pergi ke kantor, kemarin kan Nathan pergi sebelum Haruka bangun tidur.
Nathan keluar dengan hanya menggunakan handuk, Nathan menatap Haruka yang sedang berdiri di depan lemarinya.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Nathan menatap Haruka.
Haruka tak membalas tatapan Nathan, "Aku mau nyiapin pakaian buat kamu kerja, tapi aku gak tau apa aja yang bakalan kamu bawa atau pakai kalau kamu kerja," balas Haruka menatap lemari pakaian.
Nathan berjalan menghampiri Haruka dan memeluk Haruka dari belakang, Haruka sempat terkejut dengan apa yang Nathan lakukan.
"Tumben kamu kayak gini?" tanya Nathan heran kenapa Haruka mau melayani dirinya tanpa paksaan dulu.
"Bukannya semalam kamu paksa aku untuk kayak gini?" balas Haruka.
Nathan melepaskan pelukannya, ia berjalan menuju lemari, "Semuanya sudah kamu siapkan?" tanya Nathan.
"Aku baru nyiapin itu saja, memang ada yang kurang?" balas Haruka sembari menunjukkan pakaian yang sudah Haruka siapkan untuk Nathan.
Nathan mengikuti tatapan Haruka, "Sudahlah itu saja cukup, nanti adikku akan datang ke Jepang. Kau jaga dia dan buat dia nyaman, jangan sampai kau buat dia terluka atau sedih, atau kau akan menerima akibatnya," ujar Nathan.
"Iya," balas Haruka.
"Ya sudah kalau semuanya sudah beres aku keluar dulu," tambah Haruka.
Haruka berjalan keluar dari kamar Nathan, Haruka berjalan menuju meja makan, Haruka duduk di kursi meja makan dan menunggu Nathan datang. Bisa marah besar kalau Nathan di tinggal sarapan pagi.
Tak lama kemudian Nathan datang dan langsung duduk di kursi, Haruka menyiapkan makanan ke piring Nathan. Kemudian setelah itu mereka sarapan bersama, di tempat lain Tasya sedang kegirangan karena akhirnya ia bisa kembali bertemu dengan kakaknya di Jepang.
Kini gadis itu sedang membereskan pakaian dan juga beberapa barang yang akan ia ambil di bantu oleh beberapa pengasuhnya juga.
"Nona semua barang-barang yang nona minta bereskan semuanya sudah beres," ucap salah satu pengasuh Tasya.
"Aku ke Jepang cuman mau sama Felicia, kalian semua gak usah ikut," balas Tasya yang hanya ingin pergi bersama Felicia, Felicia adalah pengasuh Tasya sedari kecil, bahkan Tasya sudah menganggap Felicia sebagai ibunya sendiri.
Felicia yang baru saja datang dari dapur langsung duduk di samping Tasya, "Ada apa ini? Kok kayaknya tadi dengar ada yang ngambek," tanya Felicia menatap Tasya dan beberapa pengasuh Tasya yang tengah membantu Tasya berkemas.
"Aku ke Jepang cuman mau sama kamu, gak mau sama yang lain, mereka tunggu di sini saja," jelas Tasya dingin.
"Baiklah aku tidak akan membawa mereka semua, asalkan kau juga harus di dampingi bodyguard, karena kita akan naik pesawat umum bukan helikopter kakakmu," balas Felicia.
"Oke tidak masalah," setuju Tasya.
"Ya sudah kita makan dulu sekarang, lalu setelah itu kita pergi ke bandara. Aku juga sudah memesan tiketnya tadi," Felicia mengajak Tasya untuk makan.
"Aku makan di sini saja, kau bawa makannya kemari," Tasya tak mau makan di luar, ia ingin makan di kamarnya saja.
"Baiklah kau tunggu dulu di sini, aku akan bawakan makanannya untukmu," Felicia berjalan pergi ke arah dapur untuk mengambil makanan.
Tasya sudah benar-benar tak sabar ingin pergi ke Jepang. Di Jepang Haruka sedang bersama Fiona di dalam kamar Haruka, Nathan sudah pergi dari rumah ke tempat Nathan kerja.
Haruka duduk di balkon kamarnya bersama dengan Fiona, "Tadi Nathan bilang katanya hari ini adiknya akan datang, memangnya Nathan punya adik?" tanya Haruka menatap Fiona.
"Punya, dia punya adik perempuan yang sering di panggil dengan panggilan Tasya, dia lumpuh karena sebuah kecelakaan mobil, tapi kamu harus hati-hati, Tasya orangnya licik. Ia tak pernah mau berbagi masalah Nathan," Jelas Fiona.
"Maksudnya gak mau berbagi masalah Nathan tuh apa?" Haruka tak mengerti dengan ucapan Fiona.
"Tasya tidak mau kakaknya punya pacar ataupun wanita lain selain dirinya yang kakaknya sayangi," jelas Fiona.
Haruka tertawa kecil sembari memalingkan tatapannya, "Aku gak perlu hati-hati, orang Nathan kan gak suka sama aku. Dia benci malahan sama aku, dia juga sering marah-marah dan kasar sama aku, jadi hal yang sangat tidak mungkin kalau Nathan sayang sama aku," balas Haruka tertawa kecil.
"Yah tapi Tasya juga gak mau kalau lihat kakaknya terlalu dekat dengan wanita lain," ucap Fiona.
"Yah bagus dong, itu artinya nanti Nathan gak bakalan deket-deket sama aku lagi, semoga aja aku di lepasin sama Nathan," balas Haruka yang malah senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Fitri Sinaga
semangat thor 💪
2021-11-11
0
Ei Sutan Umar
lanjut dulu thor.. ndak tsi mau komen opo
2021-07-31
1
Nurulfajriyah
senang
2021-07-18
1