Chapter Limabelas

Makanan mereka datang, Haruka dan Nathan mulai makan sambil di temani musik romantis yang membuat suasana malam ini tambah romantis.

"Maksudnya apa coba dia ajak aku makan malam di sini? Kenapa gak ajak pacarnya saja, lagian suasananya cocok buat yang pacaran," tanya Haruka dalam hati, Haruka tak berani langsung bertanya pada Nathan.

Sambil makan Haruka terus memandang Nathan dengan tatapan heran, "pria ini kadang bisa baik juga yah, yah walaupun baik nya kadang banget, soalnya kebanyakan gak baik," tambah Haruka dalam hatinya, tanpa sadar Haruka tersenyum sedikit.

Nathan membalas tatapan Haruka, tapi nampaknya Haruka belum sadar dengan tatapan Nathan, "Kau sedang lihat apa?" tanya Nathan sinis.

Haruka tersadar dari lamunannya, "Baru saja di puji baik, eh sudah keluar lagi galaknya," ucap Haruka dalam hati.

"Ah enggak papah kok, cuman heran saja ngajak aku makan malam," balas Haruka berbohong.

"Makan malam ini cuman sekedar makan malam biasa, jangan salah paham," tegas Nathan.

"Iyah aku juga tahu," balas Haruka melanjutkan makannya.

"Kayaknya gak usah di puji baik deh, soalnya emang gak ada baik-baiknya," ujar Haruka dalam hati, menurutnya Nathan memang tidak bisa berprilaku baik padanya.

Beberapa saat kemudian, mereka berdua sudah selesai makan hidangan pertama, kini Haruka dan Nathan sedang menikmati makanan penutup, "Habis ini kita langsung pulang nih?" tanya Haruka menatap Nathan.

"Memangnya mau kemana lagi?" tanya balik Nathan.

"Yah aku pikir mau main kemana kek," balas Haruka tersenyum dan memalingkan tatapannya ke samping lain.

"Kita pergi ke hotel, aku ingin tidur di hotel denganmu," ujar Nathan.

"Hotel? Baiklah terserah kamu, lagian mau nolak juga gak bisa," balas Haruka pasrah.

Mereka menikmati malam itu dengan kebahagiaan, setelah beberapa saat kemudian Haruka dan Nathan pulang ke hotel, di mana hotel itu termasuk hotel termahal yang ada di kawasan Tokyo.

Haruka menatap Nathan, sebenarnya ia tak mau melakukan itu dengan Nathan, soalnya ia benar-benar lelah dan ingin langsung tidur saja.

"Tidurlah, lagipula aku juga mau tidur saja," ucap Nathan datar.

Haruka tersenyum, "Baiklah, tapi aku ke kamar mandi dulu mau cuci muka," Haruka berlari kecil menuju kamar mandi.

Herry asisten Nathan tidur di samping kamar Nathan, Nathan dan Haruka memilih kamar yang ada di lantai paling atas. Nathan pergi ke balkon untuk merokok, ia duduk di kursi lalu merokok di sana, karena kalau merokok di dalam kamar tidak di perbolehkan.

Haruka keluar dari kamar mandi, Haruka menidurkan tubuhnya di kasur, Haruka menarik selimut agar menutupi tubuhnya. Nathan dari luar menatap ke arah Haruka yang sedang tertidur.

Tanpa sadar Nathan melengkungkan senyumannya, ada hal yang membuat Nathan merasa nyaman ketika berada di dekat Haruka, sebenarnya Haruka juga pernah bertemu dengan Nathan sebelum ini.

Tepatnya dua tahun yang lalu, di saat Nathan pergi ke Jepang untuk mengurus anak buahnya yang di tangkap musuh. Nathan bertemu dengan Haruka saat Nathan sedang berjalan sendiri di jalan, Nathan melihat kebaikan Haruka pada waktu itu.

Haruka pada saat itu menolong seorang wanita tua yang melintas tanpa melihat-lihat terlebih dahulu, hampir saja wanita tua itu akan tertabrak. Tapi Nathan tidak pernah menyangka kalau ia akan bertemu lagi dengan gadis itu, mungkin ini yang di namakan takdir.

Sekeras-kerasnya hati seseorang, pada dasarnya hati kecilnya tetaplah hati yang lembut dan berperasaan. Setelah selesai merokok Nathan masuk kembali ke dalam kamar, Nathan membuka jas dan juga kemejanya.

Nathan tidur di samping Haruka, "Selamat tidur," ucap Nathan memeluk Haruka, Nathan sudah tau kalau saat ini Haruka sudah benar-benar tidur.

Nathan mulai memejamkan matanya dengan perlahan, Nathan juga menyelimuti tubuhnya. Nafasnya mulai selaras dengan nafas Haruka, kemungkinan Nathan sudah mulai tertidur pulas.

Di tempat lain Herry belum juga tidur, tapi sikapnya terlihat aneh, sedari tadi Herry terus memeriksa ponselnya dengan wajah yang tegang.

"Brengsek, berani-beraninya orang itu," ucap Herry sambil menggenggam ponselnya dengan kuat.

Herry berdiri di belakang jendela kaca kamarnya, Herry menatap gemerlap gedung-gedung dan juga bangunan lainnya.

"Tuan Nathan pasti sudah tidur, aku tidak mungkin membangunkannya saat ini," tambah Herry.

"Sepertinya sekarang aku harus tidur terlebih dahulu untuk menenangkan semua pikiran ku," Herry memutuskan untuk tidur agar pikirannya agak sedikit tenang.

Herry berjalan menuju kasur, pria itu menyimpan ponselnya di atas meja, dan ia pun menidurkan tubuhnya di kasur, Herry tidur terlentang menatap ke arah langit-langit kamar.

Di tempat lain Tasya sedang melamun di kamarnya, Felicia pun ada di dekat Tasya.

"Kenapa belum tidur? Ini sudah malam," tanya Felicia berdiri di belakang kursi roda Tasya.

"Apa aku kemarin terlalu berlebihan pada Haruka?" tanya Tasya merasa bersalah pada Haruka.

"Aku pikir juga begitu, karena di lihat dari wajahnya dan juga kelakuannya. Sepertinya Haruka hanya korban kakakku, dia tidak masuk ke sini karena keinginannya sendiri," itulah yang ada di pikiran Felicia.

Tasya menghembus nafas beratnya, "Mungkin besok aku harus minta maaf, terkadang emosiku juga akhir-akhir ini tidak bisa di kontrol," ucap Tasya yang merasa kalau akhir-akhir ini ia sering sekali marah-marah karena hal sepele.

"Ya sudah jangan di pikirkan lagi, sebaiknya Nona sekarang tidur dulu," Felicia meminta Tasya untuk tidur.

Tasya menghentikan kursi rodanya, "Aku harus minta maaf padanya sekarang," ucap Tasya sambil menundukkan kepalanya.

"Percuma kau minta maaf sekarang, Haruka tidak ada di rumah saat ini. Tadi bukannya kakakmu bawa Haruka pergi, seperti mereka belum pulang sampai saat ini," balas Felicia.

"Sudah mending tidur dulu, besok kita minta maaf pada Haruka," tambah Felicia.

"Baiklah kalau begitu," akhirnya Tasya mau menurut permintaan Felicia untuk segera tidur.

Tasya di bantu oleh Felicia untuk tidur di kasurnya, setelah membantu Tasya, Felicia mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampur tidur.

"Baiklah kalau begitu aku pergi ke dapur dulu untuk mengambilkan minum," ucap Felicia.

"Iya," balas Tasya sambil membelakangi Felicia.

Felicia menutup pintu kamar Tasya dan pergi ke dapur, setiap malam Felicia selalu menyediakan minum untuk Tasya, karena terkadang Tasya suka ingin minum tengah malam.

Haruka berjalan menuju dapur dengan tenang, di luar para bodyguard menjaga rumah ini 24 full, mereka bergantian setiap 5 jam sekali untuk istirahat. Sedangkan di dapur ada beberapa pelayan yang sudah beristirahat dan juga ada yang masih bekerja membereskan pekerjaan rumah.

Setelah mengambil air putih dalam botol minum Felicia kembali naik ke kamar Tasya untuk tidur.

Terpopuler

Comments

Maya Siregar

Maya Siregar

#

2022-03-04

0

Mamake Zahra

Mamake Zahra

bukannya Haruka dihotel ini kok dirumahnya nathan

2021-10-15

0

Tya Siswanto

Tya Siswanto

bahasanya terlalu kaku,dan di sn ceritanya haruka budaknya tp suka melawan banget sm nathan

2021-09-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!