Di tempat lain ibu dan ayahnya Haruka sedang kebingungan mencari anaknya, mereka berdua sudah menghubungi teman-teman Haruka tapi tidak ada yang tau kemana anak mereka pergi.
Sedangkan itu Mizuki dengan santainya sedang makan di ruang tengah sembari nonton televisi, ia sama sekali tidak peduli dengan keponakannya itu.
"Kau pasti yang sudah membawa Haruka pergi? Kau bawa kemana anakku?" tanya Ebisu ibunya Haruka pada Mizuki.
"Kau ini gila? Aku tidak tau tentang keberadaan anakmu, memangnya apa untungnya aku membawa anakmu pergi dari sini?" tanya balik Mizuki tak Terima dirinya di salahkan.
"Sudah jangan memfitnah orang sembarangan, kita kan tidak punya bukti apapun," Akira ayahnya Haruka menenangkan istrinya agar tidak marah-marah.
"Iyah sudah numpang, masih saja fitnah orang, tidak sadar diri sekali mereka," timpa Erika istrinya Mizuki.
"Mungkin dia kabur bersama pacarnya, memangnya anak muda seperti dia mau tinggal susah sama kita? Tidaklah dia juga ingin hidup enak," tambah Erika, Erika sebenarnya tidak tau apa yang suaminya lakukan pada Haruka.
Di tempat lain Nathan sedang mengecek persediaan obat-obatan dan juga senjata api di sebuah rumah yang ada di bawah tanah, ia masuk ke ruangan bawah tanah itu lewat rumah kecil yang ada di pinggiran kota Tokyo.
"Semuanya masih bagus dan beberapa paket yang akan di kirim hari ini juga sudah siap," ucap Herry asisten Nathan.
"Baik, lalu stok yang akan datang kemari kapan sampai?" tanya Nathan menghentikan langkahnya.
"Menurut jadwalnya akan datang dua jam lagi," balas Herry.
"Baik, kau cek semuanya dengan benar, lalu habis itu kau kirim semua berkas-berkasnya ke kamar ku, aku akan istirahat di sana," ucap Nathan melanjutkan langkahnya menuju kamar khusus yang ada di sana juga.
"Iyah," ucap Herry.
Setelah Nathan masuk ke kamar, Herry langsung mengecek beberapa pekerja yang sedang mengemas paket yang nanti akan di kirim ke beberapa negara Asia, ayahnya Herry juga bekerja bersama Nathan. Tapi ayahnya Herry di beri kesempatan mengambil alih pekerjaan Nathan yang ada di Amerika.
Herry punya sifat sebelas dua belas dengan Nathan, mereka berdua punya sifat yang hampir sama, sama-sama dingin, pendiam dan tidak banyak bicara jika tidak perlu.
Herry menulis beberapa macam obat-obatan yang akan di kirim ke Korea, "Ini macam-macam obat beserta senjata api yang akan di kirim ke Korea Selatan, ingat!!! Jangan sampai kalau salah masukkan," ucap Herry.
Setelah itu Herry berjalan menuju paket yang akan di kirim ke Cina, Herry kembali menulis macam-macam obat dan senjata api yang akan di kirim.
Sedangkan itu di rumah Haruka baru saja mengompres wajahnya menggunakan air dingin, tiba-tiba Fiona datang dengan beberapa pelayan wanita lainnya. Mereka membawa setumpuk pakaian untuk Haruka, Haruka terlihat sangat kaget dengan apa yang Fiona bawa.
"Itu apa?" tanya Haruka.
Fiona tersenyum dan meminta pelayan lain untuk keluar, "Ini adalah pakaian untuk kamu, tadi saya sudah minta izin pada Tuan Nathan untuk membelikan kamu pakaian," jelas Fiona.
"Sebanyak ini?" tanya Haruka kembali, Fiona membelikan Haruka pakaian sangat banyak.
"Iyah," balas Fiona menganggukkan kepalanya sembari tersenyum bahagia.
"Tapi aku cuman mau pinjem beberapa saja pada kamu tadi, lagian pakaian sebanyak ini buat apa? Aku kan tidak akan jualan pakaian," ucap Haruka yang merasa pakaian ini terlalu banyak.
"Tadi saya sempet bingung mau beli baju yang seperti apa? Soalnya takut salah pilih di mata Tuan Nathan, akhirnya pas saya tanya Tuan mau baju yang bagaimana dia bilang beli saja semuanya," jelas Fiona membicarakan apa yang ia bicarakan dengan Nathan tadi.
"Tapi seharusnya tidak usah sebanyak ini juga," balas Haruka yang masih kebingungan dengan pakaian di hadapannya.
"Saya juga tidak tau seperti apa ukuran baju kamu, jadi saat saya tanya Tuan Nathan dia bilang katanya beli semua ukuran saja. Ya sudah saya beli semua ukuran di toko baju, ini saya borong dari tiga toko baju," jelas Fiona kembali.
"Ya ampun, ini kalau di simpan di lemari tidak akan muat," ucap Haruka.
"Di rumah ini ada kamar khusus untuk nyimpan pakaian, nanti saya beresin di sana, saya juga beli beberapa sepatu dan sandal," ujar Fiona.
Fiona memanggil beberapa pelayan untuk membereskan pakaian Haruka di kamar khusus pakaian dan juga beberapa di lemari Haruka yang ada di kamar Haruka, Fiona juga meminta pelayan lain untuk membawa air bekas kompresan Haruka.
Fiona berjalan ke arah Haruka, "Tadi Tuan juga minta saya buat beliin kamu make-up dan beberapa pakaian dalam juga," Fiona mengeluarkan make-up dan juga pakaian dalam dari tas belanjaannya.
"Makasih yah," ucap Haruka yang senang juga bingung.
"Makasih nya sama Tuan Nathan,saya hanya jalanin perintahnya saja," balas Fiona tersenyum.
"Sudah membaik sakitnya?" tanya Fiona mengecek pipi Haruka.
"Sudah, sekarang sudah agak baikan," balas Haruka membalas senyuman Fiona.
"Kamu suka eskrim tidak?" tanya Fiona.
"Suka," balas Haruka menganggukkan kepala.
"Ini saya belikan kamu Eskrim tadi, kamu makan yah," Fiona memberikan eskrim yang tadi ia beli untuk Haruka.
Haruka menerimanya dan langsung memakannya, Fiona ikut makan eskrim bersama Haruka di kasur. Sedangkan pelayan lain masih sibuk membereskan pakaian Haruka. Setelah memakan Eskrim Haruka pamit ke kamar mandi untuk pipis, sedangkan Fiona kembali ke dapur untuk melihat pekerjaan pelayan lain.
Di tempat lain Nathan masih terdiam di kamarnya sembari memainkan ponselnya, ada beberapa barang yang harus ia cek lewat ponsel. Nathan bangun dari duduknya lalu keluar dari kamar itu menghampiri Herry yang masih memeriksa paketnya.
"Aku pergi dulu, kau tidak usah ikut," ucap Nathan pada Herry.
"Iyah," balas Herry menundukkan pandangannya.
Nathan melanjutkan langkahnya keluar dari tempat itu, Nathan ada janji menemui teman lamanya yang ada di Jepang, mereka satu profesi dengan Nathan, namun temannya ini ada beberapa langkah di belakang Nathan.
Mereka punya janji di sebuah restoran khusus masakan Eropa, tempatnya juga lumayan tertutup dan pribadi. Tak sembarangan orang bisa makan di sana, hanya orang-orang kelas atas yang dapat makan di sana, karena tempat ini sangat mahal, yang ingin makan di sana bukan hanya harus membeli makanan yang mahal saja, tapi mereka juga harus menyewa tempatnya dengan harga yang cukup mahal.
Nathan sampai di restoran tersebut ia berjalan menuju lantai tiga, mereka sudah memesan ruangan di lantai tiga, lantai paling atas dari tempat makan itu. Nathan langsung menemukan temannya dan duduk di depan temannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
bellacute
hrsny pelayany jgn terlalu akrab biar seruuu
2021-12-10
0
Nurulfajriyah
borong baju
2021-07-18
0
Miah Restiana
next upnya thor... visualnya thor
2021-06-17
3