Pada hari berikutnya Tasya datang dengan di temani Felicia, saat mereka menginjakkan kakinya di halaman rumah mereka langsung di sambut kedatangannya.
Tasya dan Felicia masuk ke rumah itu dan di dalam ia juga sudah di sambut oleh beberapa orang pelayan termasuk oleh Haruka juga.
Haruka berdiri di samping Fiona, "Itu yang namanya Tasya," ucap Fiona pelan sembari menatap Tasya.
Tasya di bantu oleh Felicia pergi ke kamarnya, sedangkan barang-barang Felicia juga Tasya di bawa oleh pelayan lainnya. Para pelayan itu bergegas mengikuti Tasya dan Felicia menuju kamar Tasya untuk membereskan barang-barang mereka.
Fiona masih berdiri di samping Haruka, "Jam segini Nathan belum pulang?" tanya Haruka melihat jam tangannya.
Di atas Tasya kaget saat melihat kamar baju milik Haruka, awalnya Tasya berpikir kalau pakaian yang ada di ruangan itu untuknya. Nathan sengaja membelikan Tasya pakaian itu untuk memberi Tasya kejutan.
Tasya di temani Felicia masuk ke ruangan itu, "Wah, kakakmu ternyata membelikan ini semua untukmu," ucap Felicia yang juga beranggapan kalau itu semua untuk Tasya.
"Tapi kok pakaiannya kelihatan bukan untuk tubuhku," ucap Tasya heran, Tasya punya tubuh yang lumayan besar beda dengan Haruka yang punya tubuh tinggi tapi ramping.
"Benarkah?" tanya Felicia, Felicia mengambil salah satu dress panjang yang tergantung di sana.
"Iyah aneh sekali, padahal kan kakakmu baru beberapa hari pergi. Masa sudah lupa dengan tubuhmu," Felicia juga merasa kalau pakaian itu bukan untuk Tasya.
"Mungkin saja ini hanya barisan depan doang, yang lainnya pasti pas di tubuhku," Tasya kembali mencari pakaian lainnya di bantu oleh Felicia.
Di tempat lain Haruka dan Fiona berjalan menuju kamar Haruka, "Aku mau mandi dulu, nanti kalau Nathan datang tinggal bilang aja," ucap Haruka pamit mandi.
"Baiklah aku juga akan mengurus hal lainnya," balas Fiona berjalan pergi dari kamar Haruka.
Haruka masuk dan mulai berjalan ke kamar mandi, di tempat lain Nathan baru saja pulang. Ia datang dan langsung pergi ke kamar Haruka, Nathan mengetuk pintu kamar Haruka dengan tak sabaran.
"Siapa?" tanya Haruka yang baru saja ingin pergi ke kamar mandi.
"Cepat buka atau aku akan dobrak pintunya," ucap Nathan tegas tak mau menunggu.
Haruka berlari untuk membuka pintunya, Nathan langsung masuk ke kamar Haruka tanpa bicara apapun lagi, Haruka menatap Nathan yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.
"Kamu kenapa masuk ke sini? Bukannya di atas ada adik kamu, harusnya kamu datengin dia dulu," tanya Haruka.
"Gak usah banyak tanya deh, pokoknya sekarang aku lagi pengen di sini," balas Nathan menatap Haruka dengan tatapan tajam.
Haruka menutup pintu kamar lalu berjalan ke arah Nathan, "Ya sudah aku mau mandi dulu," ucap Haruka berjalan ke arah kamar mandi.
"Pergilah," balas Nathan menidurkan tubuhnya di sofa.
Nathan tadi juga minta para pelayannya tak usah bicara kalau Nathan sudah pulang pada Tasya, Nathan sepertinya sekarang sedang tak mau di ganggu oleh anak itu.
Di atas Tasya dan Felicia yang tengah mencari pakaian yang pas untuk Tasya hanya menemukan beberapa pakaian saja, "Kok cuman sedikit sih? Ini baju sebenarnya untuk siapa sih?" tanya Tasya kesal.
"Saya juga tidak tahu," balas Felicia.
Tasya mendorong kursi rodanya sendiri menuju pintu keluar, "Pelayan," teriak Tasya memanggil pelayan rumah itu.
"Iyah ada apa Nona?" tanya salah satu pelayan yang menghampiri Tasya.
"Sebenarnya pakaian ini untuk siapa sih?" tanya Tasya datar.
"Nona tanya langsung sama Mr. Nathan saja yah, soalnya kita takut di salahkan," balas pelayan tadi.
"Ah dasar kalian ini tidak berguna, lalu mana kakakku sekarang? Dia sudah pulang atau belum?" tanya Tasya kembali dengan nada suara kesal.
"Belum Non," balas pelayan tadi.
"Felicia antar saya ke kamar lagi," titah Tasya pada Felicia.
"Baik," balas Felicia mendorong kursi roda Tasya menuju kamar Tasya.
Di kamar Haruka, Nathan sudah tertidur pulas saat Haruka keluar dari kamar mandi. Haruka menatap wajah tenang Nathan yang sedang tertidur, "Wajahmu tampan, tak seperti hatimu yang bakal iblis," ucap Haruka dalam hatinya.
Haruka mendekat ke arah Nathan, "Andai aku bisa membunuhmu, aku akan melakukannya sekarang ini, tapi walaupun kau sedang tidur aku tidak bisa melakukan itu. Lalu sampai kapan aku menjadi budak mu? Jujur saja aku sudah lelah dengan semua permainan mu ini," tambah Haruka dalam hatinya.
Haruka kembali berjalan pergi untuk berganti pakaian, ia menggantikan pakaiannya menggunakan pakaian tidur. Setelah itu Haruka keluar dari kamarnya untuk mengambilkan makanan dan juga minum yang akan ia berikan pada Nathan.
Setelah mengambil makanan dan minum Haruka kembali ke kamarnya, saat di kamar ternyata Nathan sudah bangun dan bahkan tengah menunggu Haruka.
"Darimana saja kau?" tanya Nathan saat Haruka masuk ke kamar.
"Aku bawakan makanan untukmu," balas Haruka menyimpan semua yang ia bawa di meja.
Di kamar Haruka ada meja dan juga kursi yang letaknya berada di dekat tempat tidur, di kamar itu juga terdapat banyak buku bagaimana di Perpustakaan, tak hanya buku di kamar itu pun ada televisi dan tempat untuk bersantai.
"Kamu sudah makan?" tanya Nathan pada Haruka.
"Belum sih," balas Haruka yang juga belum makan malam.
Karena hari ini sudah mulai menjelang malam, Haruka duduk di kursi, "Ya sudah kamu duluan aja makannya, nanti aku makan di dapur sama pelayan lainnya," balas Haruka.
"Tidak, kamu makan bersamaku sekarang, kau ambil lagi makanan dari dapur," titah Nathan.
"Enggak usah aku makannya nanti saja," balas Haruka yang tetap tak mau makan sekarang.
"Aku gak suka kalau permintaan ku di tolak," kekeh Nathan.
"Baiklah aku akan kembali ke dapur untuk mengambil makanan, setelah itu aku akan kembali lagi ke sini dan makan bersama mu," akhirnya Haruka dengan terpaksa menuruti permintaan Nathan.
Nathan berjalan ke hadapan Haruka, "Anak baik," ucap Nathan mengelus rambut Haruka.
Haruka bangun dan pergi ke dapur, sesampainya di dapur Haruka bertemu dengan Fiona.
"Ada apa lagi? Kamu di marahin Nathan kembali?" tanya Fiona yang melihat wajah kesal Haruka.
"Aku gak di marahin sih, cuman kesel aja semua hal yang dia ucapkan harus aku turuti kalau tidak ia akan tetap memaksaku sampai aku bilang iya," balas Haruka kesal.
"Ya sabar aja deh, soalnya Nathan dari dulu memang kayak begitu," Fiona meminta Haruka untuk sabar.
Dari Lift Tasya dan Felicia keluar, mereka keluar dari kamarnya untuk makan malam. Sambil menunggu Nathan pulang, padahal Nathan memang sudah pulang dari tadi. Sedangkan itu Haruka kembali ke kamarnya untuk makan bersama dengan Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Maya Siregar
LAalL
2022-03-04
0
Nuryathie
nyimak
2021-08-14
0
Ei Sutan Umar
seru nih.. lanjut thor
2021-07-31
0