Chapter ke-enam

Nathan yang sudah ganti pakaian berjalan dengan tatapan kosong menuju kamar Haruka, sesampainya di kamar Haruka, Nathan mengusir semua pelayan yang tengah mengobati Haruka.

"Pergi kalian semua, aku ingin bicara dengan wanita bodoh ini," titah Nathan.

Semua pelayan langsung berlarian keluar kamar, lalu mereka pun menutup pintu kamar. Haruka sudah sadar, tapi badannya masih lemas dan tidak bisa berbuat apapun, bahkan hanya untuk bicara pun Haruka kesusahan.

Nathan berdiri di samping tempat tidur Haruka, "Jangan pernah lakukan hal bodoh semacam tadi lagi, jika kau mau mati, bicara saja padaku. Agar aku nanti yang langsung membunuhmu," tegas Nathan kesal.

"Aku sudah bilang padamu, kalau kau ini milikku dan itu artinya apapun yang kau lakukan harus seizin diriku," tambah Nathan.

Haruka menjatuhkan air matanya tanpa bicara sedikit, saat kondisinya seperti ini saja Nathan masih bisa memarahi dirinya. Tapi Haruka lagi-lagi tak bisa melawannya.

"Jangan nangis, aku memperingati mu untuk terakhir kalinya, jangan sampai buat aku benar-benar marah lagi," Nathan keluar dari kamar Haruka untuk tidur, karena hari sudah mulai malam.

Fiona yang menunggu Nathan keluar di depan pintu kamar Haruka, langsung masuk ketika melihat Nathan keluar dari kamar itu, Fiona khawatir pada Haruka, Fiona duduk di samping Haruka yang sedang menangis.

"Sudah yah sabar saja, Nathan memang seperti itu orang nya," Fiona mengelus rambut Haruka dengan perlahan.

Sedangkan itu di tempat lain seorang pemuda bernama Tomo yang tak lain adalah temannya Haruka pergi ke rumah pamannya Haruka untuk menanyakan kabar Haruka, mereka kerja di sebuah kafe yang sama, tapi sudah beberapa hari ini Haruka tak kunjung ada kabar, karena khawatir akhirnya Tomo mendatangi rumah pamannya Haruka.

Tomo tau kalau Haruka tinggal bersama dengan pamannya, sesampainya di depan rumah Tomo mengetuk pintu beberapa kali. Lalu seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk tomo.

"Halo tante, Haruka nya ada?" tanya Tomo tersenyum ramah.

"Tomo, Haruka sudah beberapa hari ini tidak pulang, tante juga tidak tau anak itu pergi kemana," balas ibunya Haruka, ternyata yang membuka pintu itu adalah ibunya Haruka.

"Benarkah, kemana dia pergi yah?" Tomo kaget karena tahu Haruka juga tidak ada di rumahnya.

"Saya juga tidak tahu, soalnya saya sudah tanya ke teman wanita Haruka mereka pada bilang gak tau. Apa kamu tau kalau Haruka punya pacar atau teman dekat semacamnya? " tanya balik ibunya Haruka.

"Aku kurang tahu, soalnya setau aku kayaknya Haruka tidak punya pacar deh," setahu Tomo Haruka memang tidak punya pacar.

"Lalu kemana dia pergi yah? Tante sama Om sudah mencari dia tapi tak kunjung ketemu," balas ibunya Haruka semakin kebingungan.

"Ya sudah tante, aku pamit pulang dulu sekalian mau cari Haruka. Siapa tahu saja nanti aku ketemu dia di jalan," ucap Tomo pamit pulang.

Tomo masuk ke mobilnya lalu mulai mencari Haruka, "Haruka kemana kau ini? Jangan buat aku khawatir," tanya Tomo yang bicara sendiri sembari terus mencari Haruka.

Tomo menyukai Haruka, tapi ia belum sempat bicara pada Haruka kalau dirinya mencintai Haruka. Tomo lahir dari keluarga yang cukup kaya raya, tapi demi bisa berdekatan dengan Haruka, Tomo rela kerja di sebuah kafe yang di sana ada Haruka.

Ia belum sempat menyatakan cintanya karena Haruka adalah sosok wanita yang sulit untuk di dekati, Haruka orangnya sangat tidak peduli dengan cinta. Menurutnya cinta sejati akan benar-benar datang di waktu yang pas, tanpa harus sibuk mencarinya.

Di rumah Nathan, Haruka sedang disuapi makan oleh Fiona, "Makan yang banyak yah biar cepet sembuh," ucap Fiona.

"Aku pengen pulang," ujar Haruka sembari menangis.

"Aku tahu kau pasti ingin pulang dan berkumpul dengan keluarga mu kembali, tapi aku benar-benar tidak bisa membantu mu untuk pergi dari sini, maafkan aku," balas Fiona tak bisa membantu Haruka untuk kabur dari tempat ini.

"Aku tahu itu," Haruka juga tau kalau tak ada yang bisa membantunya keluar dari rumah ini.

Fiona kembali menyuapi Haruka, beberapa saat kemudian Haruka selesai makan dan juga minum obatnya.

"Istirahat yah, jangan sampai tidur malam, pokoknya sekarang kamu harus tidur," ucap Fiona membantu Haruka berbaring.

Setelah setelah membaringkan Haruka, Fiona berjalan keluar sembari membawa nampan makanan yang berisi piring dan gelas bekas Haruka makan malam. Fiona mengerahkan nampan itu pada pelayan lain, dirinya pergi ke kamarnya untuk tidur.

Di kamar Nathan sudah tertidur pulas, sepertinya ia kecapean karena tadi banyak bekerja. Di tambah kejadian Haruka tadi membuat Nathan kesal dan naik darah, akhirnya untuk menenangkan perasaannya Nathan memilih untuk tidur saja.

Di Amerika sebenarnya Nathan punya seorang adik perempuan bernama Natasya, biasa di panggil dengan panggilan Tasnya. Tasya tak bisa berjalan karena sebuah kecelakaan, setelah kecelakaan itu Tasya benar-benar berubah.

Dari yang awalnya Tasya adalah wanita yang ceria, kini ia malah menjadi orang yang pendiam tak pernah banyak bicara dan juga tak mau bertemu dengan teman-teman lamanya, Tasnya bilang ia malu dengan kondisinya sekarang.

Nathan sangat menyayangi Tasya, ia akan memberikan apapun untuk Tasya. Tasya tidak ikut ke Jepang, Tasya tinggal bersama dengan para pengasuhnya di Amerika, ia berumur 17 tahun saat ini.

Tasya ingin ke Jepang untuk mengunjungi kakaknya dan tinggal bersama kakaknya, tapi kemarin kakaknya tak mengizinkan Tasya ikut dan meminta Tasya diam saja di Amerika.

Tasya saat ini mencoba menghubungi kakaknya, namun tak kunjung Nathan angkat, "Kak angkat," ucap Tasya sembari menelpon kakaknya.

Sudah beberapa kali Tasya menelpon Nathan, tapi tetap tak Nathan angkat. Tasya melemparkan ponselnya ke kasur karena kesal dengan Nathan yang terus tidak mengangkat telpon darinya.

"Kak kemana sih kakak ini?" tanya Tasya kesal.

Tasya mendorong kursi rodanya menuju keluar kamar, ia pergi ke lantai bawah dengan bantuan pengasuhnya.

"Aku ingin pergi jalan-jalan," ucap Tasya dingin.

"Baik nona," balas pengasuhnya.

Mereka berdua pun pergi keluar dari rumahnya, mereka naik mobil lalu berjalan-jalan mengelilingi jalanan kota New York, Tasya merasa kesepian karena jika kakaknya pergi Tasya di rumah hanya dengan para pengasuh, pelayan, dan juga bodyguard nya.

Terpopuler

Comments

Ei Sutan Umar

Ei Sutan Umar

lanjut

2021-07-31

0

🥀Novie🥀

🥀Novie🥀

kok jadi ingat Waseda boys Tomohiro 🤣🤣🤣🤣🤣


mantabjiwa

2021-07-27

2

Nurulfajriyah

Nurulfajriyah

adik nathan

2021-07-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!