Chapter sebelas

Hari sudah mulai pagi, Haruka sudah terbangun sedari tadi, Haruka saat ini sedang memakai pakaian. Setelah memakai pakaian Haruka menatap Nathan yang masih tidur di kasurnya tanpa menggunakan pakaian, tubuh Nathan hanya di tutupi oleh selimut.

Haruka berjalan ke luar, saat ia sampai di meja makan ia sudah melihat Felicia dan Tasya yang sedang sarapan, Tasya hanya menatap Haruka sekilas tanpa bicara apapun pada Haruka.

Setiap malam Haruka selalu minum pil pengendali kehamilan yang waktu itu pernah Nathan berikan padanya, agar Haruka tak hamil saat ini. Karena percuma saja Haruka hamil pada akhirnya anaknya Haruka tidak akan di anggap oleh Nathan.

Haruka mengambil piring dan gelas beserta nampan untuk meletakkan piring dan gelasnya, setelah itu Haruka mengambil beberapa potong roti dan juga susu putih yang biasa Nathan minum setiap pagi.

"Biar saya bantu," Fiona menghampiri Haruka dan membantu menyiapkan sarapan untuk Nathan.

Haruka menatap Fiona dengan tatapan yang sendu, "Aku bisa sendiri," balas Haruka yang menolak secara harus tawaran Fiona.

Fiona merasa ada yang aneh dengan Haruka hari ini, Haruka terlihat lebih tidak bersemangat dari biasanya. Setelah semuanya selesai, Haruka mengambil semua makanan dan minuman itu ke kamarnya kembali.

Saat Haruka sampai Nathan masih juga belum bangun, Haruka meletakan nampan makanan itu di meja, sedangkan dirinya kembali keluar untuk membantu pekerjaan rumah para pelayan.

Haruka mengikat rambutnya lalu berjalan menuju pelayan yang sedang membersihkan kaca, "Sini aku bantu," ucap Haruka.

Pelayan itu memberikan peralatan untuk mengelap kaca pada Haruka, "Memangnya tidak papah?" tanya pelayan itu.

"Tidak papah, lagian aku sedang bosan dan tidak punya kerjaan," balas Haruka, setelah menerima peralatan untuk membersihkan kaca Haruka langsung membersihkan kaca yang ada di samping pintu keluar.

"Nona, pakai ini biar bajunya tidak kotor," ucap pelayan tadi.

"Oke," balas Haruka tersenyum tipis.

Di kamar Nathan terbangun, Nathan duduk sembari mengucek matanya, Nathan menguap sambil merentangkan tangannya, pria itu mencari Haruka yang sudah tidak ada di kamar itu.

"Kemana perginya wanita itu? Padahal aku masih ingin bersamanya," tanya Nathan.

Nathan menatap meja samping di mana sarapannya sudah tersedia di sana, Nathan berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, di Jepang saat ini sedang musim salju.

Setelah dari kamar mandi Nathan duduk di sofa untuk memakan sarapan yang sudah Haruka siapkan untuknya, saat sedang sarapan Nathan melihat sebuah buku yang ada di laci. Karena pria itu penasaran akhirnya ia membuka buku milik Haruka itu.

"Ternyata masih pada kosong," Ternyata buku itu masih kosong, Haruka belum menulis apapun.

Nathan melemparkan buku tersebut ke lantai, buku itu jatuh tak jauh dari tempat Nathan duduk. Buku itu terbuka dan memperlihatkan sebuah foto yang tersalip di antara lembar buku.

"Foto apa?" Nathan mengambil foto itu untuk melihatnya, ternyata foto itu adalah foto Haruka yang masih kecil bersama dengan kedua orang tuanya.

Nathan memasukan foto itu ke saku celananya, kemudian setelah itu Nathan melanjutkan sarapan paginya, di luar Haruka baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

"Ada lagi gak yang harus aku kerjain?" tanya Haruka pada pelayan yang masih berada di sampingnya.

Fiona datang menghampiri Haruka, "Bagaimana kalau kamu bantu aku di perpustakaan yang ada di sana?" tanya Fiona sambil menunjuk lorong menuju perpustakaan.

"Boleh," balas Haruka.

Mereka berdua berjalan menuju perpustakaan, sesampainya di perpustakaan Fiona dan Haruka langsung membereskan buku-buku yang tidak tersusun sesuai tempatnya, Haruka juga tak lupa menyapu dan mengepel perpisahan itu.

"Ada apa denganmu hari ini? Aku rasa kau tidak seperti hari-hari biasanya," tanya Fiona tanpa menatap Haruka.

Haruka yang sedang menyapu mendadak terdiam, Haruka menyenderkan tubuhnya ke rak buku, "Aku hari ini hanya sedang rindu pada orang tuaku, aku ingin tau bagaimana kabar mereka, mereka pasti sedih karena aku gak pulang-pulang," balas Haruka.

Fiona bernafas berat, "Aku pikir kau kenapa, untuk itu aku benar-benar tidak bisa membantunya," Fiona ingin membantu Haruka tapi rasanya tak mungkin.

"Aku tau itu, makannya tadi waktu bangun tidur aku sempat sedih dan tak mau banyak bicara," ucap Haruka mengatakan kenapa tadi sikapnya sedikit berbeda.

Di tempat lain kedua orang tua Haruka sedang mencari Haruka di temani oleh Tomo, mereka bertiga mencoba menelusuri beberapa teman Haruka, mungkin saja Haruka ada di sana.

Tetapi mereka bertiga sudah mencari Haruka hampir ke lima rumah, tapi Haruka masih belum ketemu. Kini mereka beristirahat di rumah pamannya Haruka.

Mizuki pamannya Haruka tersenyum tipis saat melihat ketiga orang itu kecapean karena mencari Haruka yang tak kunjung ketemu, "Aku jamin kalian tidak akan menemukan Haruka," ledek Mizuki yang tau dimana Haruka sebenarnya berada.

Kedua orang tua Haruka dan Tomo tak memperdulikan ucapan Mizuki, tapi Mizuki tetap menggoda mereka.

"Aku bahkan tidak jamin kalau Haruka saat ini masih hidup," tambah Mizuki.

"Jangan bilang kalau kamu yang bawa Haruka pergi," ucap ayahnya Haruka kesal sambil menunjuk Mizuki dengan penuh amarah.

Mizuki yang sedang menyenderkan tubuhnya malah tersenyum meledek Ayahnya Haruka, "Apa kau bilang? Aku yang membawanya? Untuk apa aku membawa gadis bodoh itu pergi, dan untuk apa juga aku menyembunyikannya?" tanya Mizuki mengangkat salah satu alisnya.

Ibunya Haruka menarik tangan suaminya lalu menenangkannya agar tidak marah-marah lagi, keadaannya akan semakin memanas kalau di tambah berantem.

"Aku janji akan menemukan Haruka dan membawa Haruka dengan selamat ke rumah ini, kalian tenang saja. Aku sudah meminta anak buah orang tuaku untuk mencari keberadaan Haruka," ucap Tomo serius.

Mizuki kembali tertawa mendengar ucapan Tomo, "Hey anak kecil, kau ini orang miskin jadi gak usah sok seakan-akan kau ini adalah orang kaya yang punya banyak anak buah," ujar Mizuki.

Tomo menatap pamannya Haruka dengan tatapan tajam, Tomo pun tersenyum miring, "Orang tuaku memang orang kaya, jadi aku tidak sok kaya," balas Tomo.

Tomo memalingkan tatapannya ke arah kedua orang tua Haruka, "Ya sudah kalau begitu aku akan pulang terlebih dahulu, nanti kalau ada perkembangan tentang Haruka aku akan hubungi kalian. Ini ponsel untuk kalian, agar aku mudah menghubunginya," Tomo pamit pulang tapi sebelum benar-benar pulang Tomo memberikan ponsel pada orang tua Haruka.

"Makasih, nanti uang yang kamu gunakan untuk membeli ponsel itu biar saya ganti," balas ayahnya Haruka.

"Tidak usah, ini untuk kalian," ucap Tomo tak mau mereka membayar ponsel yang ia berikan.

Setelah itu Tomo pulang, sebenarnya Tomo tak langsung benar-benar pulang pada saat itu, Tomo pergi untuk menanyakan perkembangan pencarian Haruka.

Terpopuler

Comments

Karmila

Karmila

sayang nasib haruka

2023-06-15

0

Nurulfajriyah

Nurulfajriyah

bingung

2021-07-18

0

Fitria opit

Fitria opit

💪💪💪💪💪

2021-06-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!