"Pria tadi mengatakan bawah orang ini lah yang telah menyerang markas kita kemarin," Herry menunjukkan beberapa data mengenai orang yang sudah membuat kekacauan di sini kemarin.
Nathan mengambil berkas-berkas itu, "Ternyata wanita itu," ucap Nathan.
"Iyah, dia adalah Sakura," balas Herry.
"Kau siapkan orang untuk menjaga markas dan ikut bersama ku besok malam, besok malam kita akan pergi menghampiri Sakura," titah Nathan.
"Baik Tuan, Saya akan lakukan itu, tapi kenapa tidak nanti malam saja?" tanya Herry.
"Bukannya kau tadi sendiri tahu nanti malam aku akan kemana," balas Nathan dingin sambil membaca berkas tadi.
"Bersama nona Haruka bukan?" tanya Herry masih tak yakin dengan jawabannya.
"Iyah itu kau tahu, sudahlah nanti malam aku tidak mau di ganggu apapun urusannya, tapi nanti malam kau ikut dengan ku," balas Nathan yang tak mau acara malamnya nanti di ganggu.
"Baik Tuan, Saya akan menjalankan semuanya," ucap Herry.
"Ya sudah kau boleh keluar dari ruangan ku," Nathan mempersilahkan Herry untuk keluar dari ruangannya.
Di tempat lain seorang wanita yang bernama Sakura sedang kebingungan, mengetahui kalau anak buahnya yang di tugaskan menjadi mata-mata di markas Nathan malah tak ada kabar.
Wanita itu kini tengah mundar-mandir di sebuah ruangan khusus di rumah sakit, "Kemana dia yah?" tanya Sakura cemas.
"Maaf nona apa Nona sudah menghubunginya?" tanya Asisten Sakura.
"Sudah ku coba tapi masih belum di angkat," balas Sakura masih panik.
"Bukannya sudah ku peringati kalau ini adalah hal yang bahaya Nona, aku sejak dulu tak mau Nona melakukan ini, tapi Nona masih keras kepala," ujar Pria yang menjadi asisten Sakura.
"Dulu aku pernah bekerja dengan Nathan, jujur aku sangat beruntung bisa lepas dari pria yang sepertinya bukan lagi manusia, melainkan iblis itu," tambah pria itu, ternyata dulu asisten Sakura adalah anak buah Nathan.
Namun karena sebuah hal akhirnya pria itu bisa keluar dari Nathan dan kabur ke Jepang, sampai suatu hari pria itu bertemu dengan Sakura, Sakura mengangkat pria itu menjadi Asistennya karena menurut Sakura orang itu adalah orang yang tangguh dan juga kuat.
Pria itu bernama Max namun namanya di ganti menjadi Kishimoto, Kishimoto juga membuat identitas baru di Jepang dan mulai hidup bersama dengan Sakura.
"Tapi aku ingin membalaskan dendam ayahku yang dulu mati di bunuh Nathan, aku membangun semua ini untuk membalaskan dendam ku pada Nathan, aku tidak peduli jika sampai nanti aku mati di tangannya, yang penting aku sudah membalaskan dendam ayahku," jelas Sakura tak peduli dengan hidupnya, karena yang terpenting dendamnya sudah terbalas nanti.
"Aku memang ingin menemuinya, dan ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri," tambah Sakura.
"Tapi bagaimana kalau kau belum sempat membunuhnya kau sudah terbunuh duluan, aku tidak mau hal itu terjadi," balas Kishimoto.
"Tidak papah, yang penting aku sudah bertemu dengannya dan melakukan hal ini padanya," bagi Sakura saat ini yang terpenting adalah ia bisa bertemu dan sedikit melukai Nathan.
Di tempat lain Haruka sedang membereskan pakaiannya di ruangan pakaian, karena kemarin Tasya sempat mengacak-acak pakaian itu. Haruka juga di bantu Fiona, "Nanti malam mau pakai baju apa?" tanya Fiona dengan nada menggoda.
"Baju apa? Memangnya nanti malam aku mau kemana?" tanya Haruka yang nampaknya lupa kalau nanti malam ia ada janji dengan Nathan.
Fiona berjalan mendekati Haruka lalu merangkul pundaknya, "Bukannya kau ada janji dengan Nathan nanti malam, jangan bilang kalau kau lupa," balas Fiona menatap Haruka dengan tatapan selidik.
Haruka membuka mulutnya lebar sambil memukul keningnya, Haruka langsung menatap Fiona, "Aku lupa, kalau tadi pagi Nathan ajak aku keluar malam ini, tapi memangnya pria itu mau bawa aku kemana?" akhirnya Haruka ingat dengan hal itu.
Fiona melepaskan rangkulannya, Fiona berjalan ke hadapan Haruka, "Aku pikir Nathan akan mengajakmu makan malam romantis," Fiona berpikir Nathan akan mengajak Fiona makan malam yang romantis di sebuah kafe.
Tiba-tiba Haruka tertawa terbahak-bahak sampai-sampai perutnya terasa sakit karena tertawa terlalu keras dan lama, "Bagaimana bisa orang gila kayak Nathan melakukan itu, aku malah berpikir Nathan akan mengajakku ke rumah hantu, atau ke penjara," balas Haruka sambil terus tertawa.
"Hey ayolah mana mungkin Nathan melakukan itu, aku rasa Nathan orang yang romantis," ucap Fiona masih menganggap Nathan orang yang romantis.
Haruka kembali tertawa, "Di lihat dari sisi manapun Nathan tak sama sekali terlihat bisa bersikap romantis dan lembut pada wanita," balas Haruka yang merasa itu adalah hal yang tak mungkin terjadi pada diri Nathan.
"Aku ngebayangin sih gimana nanti istrinya Nathan, ah sudahlah bisa gila aku memikirkan hidup orang lain. Hidupku saja masih perlu ku pikirkan," tambah Haruka berhenti tertawa.
"Nih, ku rasa ini adalah pakaian yang cocok untuk kau pakai nanti malam," Fiona memberikan pakaian dress berwarna hitam di atas lutut, tetapi pakaian itu terlihat terlalu terbuka.
"Aku akan minta Nathan sendiri saja yang memilihkan pakaiannya, takut nanti salah pilih. Yang ada aku di marahin Nathan lagi deh," balas Haruka dengan nada suara pelan.
"Benar juga, ya sudahlah bagaimana kalau kita keluar dari sini sekarang juga, lagian pakaiannya sudah beres," Fiona mengajak Haruka untuk keluar dari ruangan itu.
Mereka berdua pun berjalan menuju ruang utama yang ada di lantai bawah, Haruka duduk di sofa dan menatapi sebuah televisi yang masih belum di nyalakan.
"Mau nonton televisi?" tanya Fiona yang berdiri di samping Haruka.
"Iya, remote nya mana?" Haruka menanyakan Remote nya.
"Nih, kalau gitu aku ke dapur dulu, mau di ambilkan makanan atau minuman?" tanya Fiona menawarkan makanan dan minuman.
"Tidak usah, aku masih belum mau makan, ataupun ngemil," balas Haruka, Haruka menyalakan televisi itu.
Di rumah sakit Sakura masih berada di ruangan pribadinya bersama dengan asistennya, "Begini saja, kau tahu dimana rumahnya Nathan?" tanya Sakura.
"Tahu, memangnya mau apa ke rumahnya? Bukannya Nathan tidak pernah ada di rumah," tanya Kishimoto yang tak tahu apa yang akan Sakura lakukan.
"Besok kumpulkan anak-anak, kita akan serang rumahnya untuk memberikan sedikit ancaman," ucap Sakura.
"Tapi-" Sakura malah memotong ucapan Kishimoto.
"Tidak menerima penolakan, pokoknya ikuti saja apa yang aku perintahkan," potong Sakura.
"Baik Nona," balas Kishimoto menundukkan pandangannya.
"Kalau begitu saya permisi keluar dulu, saya akan menemui yang lainnya dan mengatakan perintah Nona," Kishimoto pamit untuk keluar.
"Keluar lah," balas Sakura.
Kishimoto pun keluar, setelah Kishimoto keluar Sakura terduduk di lantai, tubuhnya lemas. Sebenarnya ia takut berurusan dengan Nathan, tapi ia harus membalaskan kematian ayahnya apapun yang terjadi, bahkan Sakura tak peduli dengan hidupnya sendiri.
"Ayah, besok orang suruhan ku akan menyerang rumah Nathan yang ada di Jepang, aku tahu setelah besok Nathan tidak akan pernah membiarkan ku hidup, tapi tidak papah. Tujuan ku hidup sampai saat ini memang karena alasan ini ayah, jika nanti aku mati sebelum aku membunuh Nathan, maafkan aku ayah, karena mungkin hanya ini yang bisa ku lakukan," ucap Sakura dengan nada sedih, tanpa sadar Sakura pun menjatuhkan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ludi Asih
orang marah dendam dan sakit hati mana bisa berpikir jernih dan bnr,yg ada pengen buru2balas dendam,apapun yg terjadi,mungkin itu yg terjadi pd sakura,sungguh sangat disayangkan
2022-07-07
0
Ei Sutan Umar
lanjut
2021-07-31
0
🥀Novie🥀
tujuan hidup kok bunuh diri
udah jadi dokter juga 🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈
2021-07-27
1