Sang pelindung yang tangguh. Itulah sebutan yang paling tepat untuk Faris. Di dalam keluarga Permana, Faris adalah sosok yang memiliki peranan penting. Dia selalu memasang badan di saat ada yang mau menyakiti anggota keluarganya. Dan dia juga termasuk manusia berjiwa iblis, di saat kemarahannya menguasai hati dan pikiran. Keganasan Faris itulah, yang membuat semua orang selalu merasa takut untuk berurusan dengannya. Apalagi dia tidak pernah berpikir dua kali untuk menghabisi para musuhnya.
Sebagai anak laki-laki pertama, Alfa pun memiliki pemikiran yang sama dengan Papanya. Selain itu, dia juga memiliki sifat seratus persen seperti Papanya. Bedanya Alfa tidak pernah melukai, apalagi sampai membunuh. Sedangkan Papanya, di saat masih remaja darah sudah membasahi tangannya. Dan itulah yang membuat dia tidak pernah takut, dengan segala bahaya yang dia hadapi. Tapi semua itu yang selalu membuat seluruh anggota keluarga Permana, sering kali merasa khawatir akan keselamatan dirinya.
"Alfa.. Alfa bangun..!" Faris berusaha membangunkan putranya, setelah di baringkan di atas tempat tidur di dalam kamar hotel.
"Pa.. Apa yang Papa lakukan?" Tanya Alfa setelah membuka matanya.
"Papa tidak melakukan apa-apa." Jawab Faris santai.
"Tapi tadi saya lihat Papa berada di dalam gedung itu." Ujar Alfa dan langsung terduduk di samping Faris, dengan tampang serius.
"Papa hanya ingin mencaritahu kebenaran yang sebenarnya." Jawab Faris tanpa menatap Alfa.
"Kebenaran apa lagi yang ingin Papa cari? Bukannya semuanya sudah terbukti?" Tanya Alfa bingung.
"Alfa,, kamu memang sudah terbukti tidak meniduri wanita itu. Tapi kamu telah melakukan kesalahan itu." Jawab Faris yang membuat Alfa semakin bingung.
"Kesalahan apa yang saya lakukan Pa..? Saya tu malah menjadi korban dalam masalah ini." Ujar Alfa sambil menatap Papanya dengan kening berkerut, karena merasa tidak setuju dengan apa yang baru saja di katakan oleh Papanya.
"Memang benar, kamu termasuk salah satu korban di dalam masalah itu. Tapi kamu sama sekali tidak di rugikan sebagai seorang laki-laki. Ada seseorang yang lebih tersiksa. Karena di peralatkan untuk menjebak mu." Jawab Faris sambil menatap putranya, yang terlihat belum mengerti maksud pembicaraannya.
"Apa yang Papa maksudkan?" Tanya Alfa datar.
"Sebelumnya Papa Ingin bertanya. Tadi malam apa yang kamu lakukan di dalam kamar itu?" Tanya Faris yang membuat Alfa langsung gugup dan terlihat sangat malu.
Memiliki sifat pendiam dan rasa malu yang besar, membuat Alfa jadi bingung untuk menjawab pertanyaan Papanya. Tanpa berani menatap mata Papanya, Alfa pun memilih untuk berbohong.
"Saya tidak melakukan apa-apa. Dan tadi malam saya minum sangat banyak. Jadi saya tidak tahu apa-apa." Jawab Alfa sambil menundukkan kepalanya.
"Alfa,, Papa pernah mengalami ini sebelum kamu. Dan kejadian itulah yang membuat Mama kamu sangat menderita." Ujar Faris yang sudah menyadari kebohongan putranya.
"Semua masa depan dan mimpi Mama kamu, telah Papa hancurkan dalam keadaan setengah sadar. Dan itu juga yang kamu lakukan oleh seorang wanita yang tidak berdosa." Ujar Faris yang membuat Alfa langsung menatapnya dengan tatapan kaget.
"Pa,, wanita yang bersama saya tadi malam hanyalah seorang wanita penghibur. Dia melakukan semua itu hanya demi uang. Jadi jangan salahkan saya." Ujar Alfa mencoba membela diri.
Kemampuan Faris dalam berpikir memang tidak bisa untuk di ragukan lagi. Dia hanya tersenyum menanggapi apa yang di katakan oleh putranya. Sedangkan Alfa yang melihat ekspresi Faris, semakin kebingungan dan memilih untuk kembali bersuara.
"Mengapa Papa tersenyum? Apa Papa pikir saya berbohong hanya untuk membela diri?" Tanya Alfa dengan ekspresi kesal.
"Papa tahu kamu tidak berbohong. Karena Papa tidak mengajarkanmu menjadi seorang pembohong. Tapi Papa hanya ingin kamu bisa memikirkan lagi apa yang kamu katakan.
"Maksud Papa apa..?" Tanya Alfa dengan tatapan mencari tahu.
"Apakah wanita itu yang mengatakan, kalau dia melakukan semua itu hanya demi untuk mendapatkan uang? Ataukah dia hanya menangis menerima semua yang kamu lakukan?" Tanya Faris yang membuat Alfa terdiam serentak, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Kalau wanita itu yang mengatakannya, berarti kamu tidak bisa di salahkan. Tapi kalau semua itu kamu dengar dari orang lain, berarti perlu di curigai dan di pertanyakan." Ujar Faris dengan begitu tenangnya.
"Saya di beritahukan sama seorang laki-laki yang baru saya kenal. Dan laki-laki itu juga yang membawa saya ke dalam kamar yang gelap itu." Jelas Alfa sambil menatap Papanya, yang sudah berdiri membelakanginya.
"Berarti sudah bisa dipastikan, kalau semua itu adalah rencana yang sudah di susun oleh Farel dan laki-laki itu. Dan laki-laki itu juga yang mengajakmu minum. Iya kan?" Tanya Faris sambil berbalik menatap Alfa, yang sedang duduk di tepi ranjang.
"Iya Pa. Itu memang benar. Apa Papa kenal sama laki-laki itu? Saya harus mempertanyakan semua itu sama dia." Jawab Faris sambil mengepalkan tangannya saking marahnya.
"Dia adalah orang suruhannya Farel. Dan dia juga yang menyiapkan semua jebakan itu. Dan kamu tidak perlu repot-repot untuk bertanya kepadanya. Karena dia sudah tidak bisa untuk di temui lagi." Sambung Faris dengan senyum sinis nya.
"Memangnya dia sudah menghilang Pa? Kabur kemana dia Pa?" Tanya Alfa.
"Dia tidak menghilang ataupun kabur. Yang lebih tepatnya, dia sudah di hilangkan." Jawaban Faris yang membuat Alfa seketika mematung, dengan mata terbuka lebar saking terkejutnya.
"Tapi dia tidak sendirian. Dia masih tetap bersama orang yang telah menyuruhnya untuk menjebak mu, dan menyakiti seorang wanita yang tidak berdosa." Tambah Faris dengan begitu tenangnya, yang membuat Alfa semakin kaget.
"Apa... Jadi Papa telah melenyapkannya?" Tanya Alfa kaget.
"Bukan dia saja. Tapi Farel juga sudah Papa lenyapkan. Karena orang-orang seperti itu tidak pantas untuk di biarkan hidup lebih lama lagi." Jawab Faris.
"Iya Pa. Menurut saya juga seperti itu." Jawaban Alfa yang terdengar mendukung kekejaman Papanya.
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Sama seperti Alfa yang memiliki sifat juga mental yang sama seperti Faris. Walaupun tidak pernah membunuh, namun Alfa terlihat begitu tenang, dan sangat mendukung semua kejahatan yang di lakukan Papanya. Malah semua yang di lakukan Papanya, di jadikan panutan dan satu kebanggaan oleh Alfa. Karena dia tahu, di balik kejahatan yang di lakukan Papanya, ada niat baik dan alasan yang mendukung.
"Mengapa Papa langsung menghabisi mereka? Apa tidak ada pilihan lain selain membunuh? Aku takut Mama, juga Oma Opa akan marah bila mengetahuinya." Tanya Alfa.
"Kamu percaya kan? Kalau Papa melakukan semua itu bukan tanpa alasan. Papa memilih untuk melenyapkan mereka, demi untuk menyelamatkan Ratu, Putri Farel. Papanya sendiri ingin menembaknya, di saat dia ingin menjelaskan semuanya terhadap Papa di gedung kosong itu. Untung saja Papa bertindak cepat. Kalau tidak, Ratu sudah lenyap dengan semua cerita yang tidak kita ketahui." Jelas Faris yang membuat Alfa seketika menjadi penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fenty Izzi
faris👍👍👍🥰🥰🥰😘😘😘😘😘😘❤❤❤❤❤❤❤❤
2022-10-09
0
Zainab Ddi
semoga ratu menceritakan tentang shelina yg hanya korban
2022-02-19
0
Suhairah Su
penasaran
2021-06-29
0