Senja di sore itu begitu sepi. Sesepi hati Shelina yang telah hilang harapan akan masa depannya. Kehampaan yang dia rasakan saat itu bagaikan langkah yang tak berjejak. Ingin sekali dia berlari ataupun meronta melawan kejamnya hidup. Namun tak ada harap yang bisa menjanjikan seperti jingga di langit cakrawala, yang sudah berjanji untuk mendatangkan cahaya setelah malam berlalu.
Di balik jendela kamar, gadis malang itu terduduk dengan berlinang air mata sambil menatap langit yang mulai redup, karena mentari akan tenggelam di ufuk barat. Dia terdiam memikirkan hidupnya yang akan hancur di dalam jurang yang sudah di siapkan oleh Ayah angkatnya sendiri. Penderitaan juga sepi yang dia rasakan tak pernah berujung. Dan hanya air mata juga kata-kata dalam kebisuan, yang bisa dia utarakan sebagai pelepas rindu juga curahan hati yang penuh dengan derita.
"Ibu,, Ayah,, aku tak tahu harus bagaimana? Selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi seperti senja, yang selalu menantikan cahaya di pagi hari. Namun semua harapku telah sirna dengan derita yang sedang aku hadapi.
Shelina berkata-kata di dalam hatinya, mencurahkan apa yang sedang dia rasakan kepada kedua orang tuanya, sambil menatap jingga yang terlihat indah di cakrawala. Hanya di dalam kamar itu dia bisa merasa nyaman, dan bisa mengurangi sedikit beban yang ada di dalam hatinya. Tapi tidak lama, suara ketukan pintu pun menyadarkannya dari lamunan yang sejak tadi menguras air matanya.
"Tok..tok..tok.." Suara ketukan pintu yang membuat Shelina langsung buru-buru menghapus air matanya, sambil melangkah ke arah pintu kamarnya.
"Ini gaun juga undangan untukmu." Suara Karina yang terdengar begitu datar.
"Untuk apa gaun dan undangan ini Bu?" Tanya Shelina bingung.
"Untuk persiapan kamu menjalankan rencana yang sudah di atur oleh Ayahnya Ratu. Malam ini kamu akan mewakili keluarga kami untuk menghadiri acara besar di hotel berbintang itu." Ujar Karina dan langsung pergi meninggalkan Shelina yang kembali berkaca-kaca, sambil memeluk gaun berwarna hitam yang di berikan oleh Ibu angkatnya itu.
"Ya Tuhan,, mengapa dunia ini begitu kejam terhadapku? Apa salah ku sehingga mendapatkan siksaan seberat ini?" Shelina berkata-kata dengan berlinang air mata, sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kamar setelah menutup pintu kamarnya.
"Selama ini, aku tidak berhayal untuk menjadi seorang putri yang hidup serba ada. Aku hanya mengharapkan hidup yang lebih baik di masa depan nanti. Hiks,,,hiks,,,hiks." Tambah Shelina dengan tangisan yang begitu pilu.
Sedangkan di sebuah hotel berbintang, Ratu yang begitu berambisi untuk mendekati Alfa, mulai mencari-cari perhatian dengan memuji-muji ketampanan, juga kesuksesan yang di miliki Alfa. Tanpa ada rasa canggung, dia mendekati Alfa dan langsung memperkenalkan dirinya dengan tingkah yang begitu menggoda.
"Halo tampan, perkenalkan nama ku Ratu. Aku adalah model yang turut serta meramaikan acara nanti malam." Ujar Ratu sambil menjulurkan tangannya ke arah Alfa.
"Aku tahu." Jawab Alfa dingin tanpa memperdulikan Ratu, yang sudah seperti cacing kepanasan di depannya.
"Kamu sudah tahu namaku?" Tanya Ratu dengan begitu percaya diri.
"Aku sudah tahu kamu itu seorang model. Bukan tahu namamu." Jawab Alfa dingin.
Melihat sikap juga ekspresi Alfa, Ratu malah merasa semakin tertantang untuk mendapatkannya. Karena Alfa adalah laki-laki yang unik juga memiliki pesona yang luar biasa bagi ratu wanita matre itu. Selama menjalin hubungan dengan beberapa orang pria selama ini, Ratu selalu di sanjung dan di kejar. Dan baru kali ini dia mendapatkan perlakuan yang berbeda dari seorang pria.
"Maaf,, aku harus pergi sekarang." Ujar Alfa dan langsung melangkah pergi meninggalkan Ratu, yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh kelicikan.
"Hmmm,, aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkan mu. Karena kamu telah membuatku jatuh cinta dalam waktu yang singkat."
Ratu berucap di dalam hatinya sambil tersenyum sinis menatap Alfa, yang telah berlalu bersama beberapa pengusaha sukses lainnya. Selain matre, Ratu juga sangat berambisi dalam mendapatkan sesuatu yang dia mau. Dan dia akan menghalalkan segala cara demi mewujudkan keinginannya.
Malam itu Shelina terlihat sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya. Gaun hitam yang membalut tubuhnya, menambah kesempurnaan kecantikan yang dia miliki. Namun raut wajahnya terlihat begitu sendu menghadapi situasi yang teramat sulit di malam itu. Dengan langkah yang berat, Shelina menuruni tangga menuju ruang keluarga setelah selesai bersiap-siap.
"Penampilanmu sudah sangat sempurna. Dan aku ingin kamu bisa melakukan tugasmu juga dengan sempurna." Ujar Farel setelah Shelina berada di ruang keluarga.
"Ingat,, kita sudah bersusah payah merawat mu sejak bayi. Dan kamu harus menjalankan semua tugasmu malam ini dengan sebaik mungkin. Sebagai balas jasa untuk apa yang sudah kita berikan padamu." Sambung Karina yang membuat Shelina semakin tenggelam dalam kesedihannya.
"Iya Bu." Jawab Shelina sambil mengembangkan senyum walau hatinya menangis merintih kesakitan.
"Ingat apa yang aku katakan. Apapun yang terjadi rencana ku kali ini harus berhasil." Sambung Farel.
Setelah itu Shelina langsung melangkah pergi dengan hati yang hancur, mengingat perlakuan orang tua angkatnya yang begitu kejam terhadapnya. Dia pergi di antar oleh supir pribadi Farel. Dan laki-laki itu juga yang di tugaskan untuk mengawasi Shelina di acara besar itu.
Dalam perjalanan, Shelina hanya menatap ke arah luar melewati kaca mobil yang sedikit terbuka. Dari tatapannya yang begitu kosong, menandakan betapa tertekan Shelina di saat itu. Harga diri yang dia jaga selama ini, terpaksa harus dia korbankan demi balas dendam Ayah angkatnya, untuk orang yang tidak pernah dia kenali.
"Nona,, sudah sampai." Perkataan supir pribadi Farel, yang baru saja bekerja di rumah mereka satu bulan yang lalu.
"Iya Pak." Jawab Shelina dengan tampang yang sangat tidak bersemangat. Sambil membuka pintu mobil.
Dengan hati yang di penuhi beban, Shelina melangkah memasuki hotel mewah itu. Penampilannya begitu luar biasa sehingga mencuri perhatian semua tamu yang hadir. Tatapan penuh kekaguman dari para tamu lainnya terutama kaum pria, membuat Shelina seketika jadi gugup. Namun dengan segera dia pun berusaha untuk tenang, biar tidak di curigai atau di halangi masuk ke dalam acara yang di jaga dengan begitu ketat.
Sampainya di dalam, Shelina langsung duduk di tempat yang sudah di sediakan untuk para tamu. Semua yang ada di situ begitu ceria menikmati acara. Hanya Shelina saja yang terlihat murung tanpa ekspresi. Dia duduk di kursi paling pojok berdekatan dengan beberapa tamu lainnya. Dan tidak lama dari situ acara pun di buka oleh dua orang wanita cantik, di atas panggung yang terlihat begitu mewah.
Sedangkan Ratu yang sudah berada di belakang panggung, hanya termenung tanpa memperdulikan model-model lainnya yang juga berada di situ. Bayangan Alfa benar-benar sudah menguasai pikiran Ratu dalam sekejap. Apalagi setelah pertemuan tadi Ratu tidak tinggal diam. Dengan segera dia langsung mencari tahu tentang kehidupan Alfa. Dan setelah mengetahui tentang kesuksesan Alfa, Ratu wanita matre itu semakin bertekad untuk memilikinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fenty Izzi
jadi ikut senam jantung🥺
2022-10-09
0
Zainab Ddi
hei ratu itu Uda disediakan oleh ayahmu untuk shelina tahu
2022-02-19
0
Fida gemoy 😉
semoga Alfa tau kebusukan orang tua angkatnya shelina dan menolong juga melindungi tidak salah paham 🥺🙏🏽
2021-11-18
0