Kehadiran sepasang suami istri itu bagaikan cahaya yang menyinari kegelapan di dalam hidup Shelina. Dia merasa sangat bahagia karena akan terbebas dari penderitaan yang selama ini dia alami. Tanpa berpikir panjang, Shelina yang selama ini mendambakan kebebasan, langsung menerima tawaran Pak Reno juga Istrinya, untuk segera berangkat ke Indonesia pagi hari nanti.
"Shelina,, apa kamu bersedia untuk berangkat ke Indonesia pagi nanti?" Tanya Ibu Lara sambil menatap Shelina yang berdiri tepat di hadapannya, dengan wajah yang masih terlihat sembab.
"Iya Tante,, aku ingin menemui Ibu Lili secepatnya." Jawab Shelina dengan begitu bersemangat.
"Kalau gitu kamu pulang dulu untuk memberitahukan keluargamu! Takutnya mereka tidak mengizinkanmu." Sambung Pak Reno.
Mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Pak Reno, seketika Shelina kembali murung dengan perasaan yang tak menentu. Ingin sekali dia berpamitan kepada keluarga yang sudah membesarkannya, dan mengucapkan rasa terima kasih atas jasa mereka, walaupun semua itu mereka lakukan dengan tujuan yang sangat buruk. Namun dia tidak bisa untuk melakukan hal itu. Setelah memikirkan resiko yang begitu besar.
"Nanti saja aku hubungi mereka kalau sudah berada di Indonesia." Ujar Shelina dengan tatapan penuh beban.
Melihat ekspresi Shelina, Pak Reno dan Ibu Lara seketika saling menatap dengan tatapan sedikit bingung. Sebagai orang yang lebih dewasa, pasangan suami istri itu merasakan ada sesuatu yang tidak mereka ketahui tentang Shelina. Dan Ibu Lara yang merasa sedikit khawatir dengan keadaan Shelina, memilih untuk segera bertanya.
"Nak,, apa kamu punya masalah?" Tanya Ibu Lara penuh perhatian layaknya seorang Ibu.
"Ngga ada ko Tante." Jawab Shelina berbohong.
"Tapi kamu terlihat begitu sedih." Sambung Pak Reno.
"Aku hanya terharu dengan semua ini. Karena aku masih punya kesempatan untuk bertemu Ibu Lili setelah sekian lama berpisah." Jawab Shelina sambil menatap kedua pasangan suami istri di depannya itu, dengan mata yang kembali berkaca-kaca.
Rasa haru, bahagia, sedih juga khawatir menjadi satu di dalam benak Shelina. Dia merasa sangat bahagia karena ada celah, untuk meninggalkan penjara yang di buat oleh keluarga angkatnya selama ini. Namun di sisi lain, dia juga merasa sedih karena tidak bisa membalas jasa mereka, yang sudah merawatnya walaupun dengan perlakuan yang kejam. Selain itu dia juga merasa khawatir, kalau rencana keberangkatannya ke Indonesia di ketahui Ayah angkatnya sebelum dia benar-benar pergi.
Melihat ekspresi Shelina, Ibu Lara yang tidak henti-hentinya menatap wajah cantik di depannya itu semakin yakin, kalau Shelina tidak dalam keadaan baik-baik saja. Namun dia memilih untuk tidak bertanya. Karena menurut dia itu hal yang biasa buat seorang wanita yang masih lajang. Ibu Lara maupun suaminya yang tidak mengetahui apa- apa, berpikir kalau Shelina seperti itu mungkin karena masalah asmara.
"Shelina,, kamu mau kemana setelah ini? Apa kamu mau ikut pulang ke rumah kita? Rumah kita tidak jauh ko dari sini." Tanya Ibu Lara yang membuat Shelina semakin merasa tertolong. Dengan segera Shelina pun langsung memilih untuk ikut bersama kedua malaikat penolongnya itu.
"Iya Tante,, aku mau." Jawab Shelina dengan senyum bahagia terpancar di wajah cantiknya.
"Kalau gitu ayo kita pergi sekarang!" Sambung Pak Reno dan langsung melangkah pergi.
Senyum yang terukir di wajah cantik Shelina, menunjukan betapa dia sangat bahagia mendapat kesempatan, yang sama sekali tidak pernah terbayang dalam pikirannya selama ini. Namun baru beberapa langkah mereka meninggalkan taman itu, menuju mobil yang sedang terparkir di luar taman, tiba-tiba ponsel Shelina berdering tanda ada pesan masuk. Dan hal itu seketika membuat Shelina merasa ketakutan.
Dengan perasaan yang penuh kekhawatiran, Shelina mencoba untuk membuka pesan masuk di ponselnya yang baru saja dia keluarkan dari dalam tasnya. Dan serentak dia langsung menegang setelah membaca pesan masuk yang ternyata dari Farel Ayah angkatnya. Di dalam pesan itu, Farel memperingatkan Shelina untuk tugas yang sudah dia berikan nanti malam, beserta ancaman yang membuat Shelina tidak bisa untuk menolaknya.
Farel yang berhati iblis, memperingatkan Shelina untuk menjalankan semua rencana yang sudah dia atur. Dan kalau semua tidak berjalan sesuai keinginannya, Farel akan membakar rumah keluarga sahabat Shelina.
Mengingat kebaikan Chelsea juga keluarganya selama ini terhadapnya, Shelina benar-benar tidak berdaya untuk menghindar dari perangkap yang sudah di pasang oleh Farel.
Shelina yang sudah mematung tidak bisa untuk melangkah mengikuti kedua orang tua, yang sudah berada beberapa langkah di depan sana. Dan Ibu Lara yang menyadari itu, langsung berbalik dan melangkah menghampiri Shelina kemudian bertanya.
"Shelina,, ada apa sayang?" Tanya Ibu Lara penuh perhatian.
Ibu Lara yang tidak memiliki anak begitu menyayangi Shelina semenjak dia masih bayi, begitupun dengan suaminya. Sebenernya sepasang suami istri itu sudah berencana untuk mengadopsi Shelina beberapa tahun yang silam. Tapi semua itu tidak dapat mereka lakukan karena orang tua Farel yang lebih dulu mengadopsi Shelina.
"Apa ada masalah?" Tanya Pak Reno yang juga sudah berada di depan Shelina.
"Ngga ada apa-apa Om, Tante." Jawab Shelina berbohong.
"Tapi mengapa kamu tiba-tiba murung? Kalau ada apa-apa, ceritakan sama kami! Anggap saja kami ini keluargamu." Ujar Ibu Lara sambil menatap Shelina yang juga sedang menatapnya.
Mendengar perkataan Ibu Lara, Shelina begitu ingin memberitahukan situasi yang sebenarnya terjadi. Namun dia tidak ingin ada yang menjadi korban dalam masalah besar yang sedang dia hadapi saat itu. Akhirnya dengan terpaksa Shelina pun memilih untuk tetap berbohong, demi keselamatan orang-orang yang sudah sangat baik terhadapnya. Terutama Chelsea dan keluarganya yang sudah banyak membantunya selama ini.
"Aku benar ngga apa-apa Tan. Aku hanya teringat dengan sahabatku yang sudah sangat baik padaku. Dan aku ingin menemuinya terlebih dulu sebelum pergi." Jawab Shelina berbohong dengan senyum yang sangat di paksakan.
"Ya sudah,, kalau gitu kamu pergi dulu menemui sahabatmu. Dan ini nomer telpon Tante juga Om Reno. Kamu bisa menghubungi kami kapanpun kamu mau." Ujar Ibu Lara sambil memberikan kartu namanya, juga kartu nama suaminya yang terdapat nomor telepon kepada Shelina.
Shelina yang begitu takut di ketahui oleh keluarga angkatnya atas keputusan yang sudah dia ambil, memilih untuk tidak mengikuti Pak Reno dan Ibu Lara ke rumah mereka. Selain tidak ingin semuanya gagal, dia juga tidak mau membawa Pak Reno, Ibu Lara, juga Chelsea dan keluarganya masuk ke dalam masalah kalau semuanya sampai di ketahui Ayah angkatnya.
Setelah Pak Reno dan Istrinya pergi meninggalkan taman itu, Shelina memilih untuk segera pulang ke rumah keluarga angkatnya. Dia sama sekali tidak punya pilihan selain mengikuti apa yang di perintahkan oleh Farel. Dan dia juga sudah pasrah kalau harus kehilangan kehormatannya. Asalkan tidak terjadi apa-apa dengan orang-orang yang sudah sangat baik padanya. Dia juga sudah bertekad untuk pergi meninggalkan negara itu setelah malam berlalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fenty Izzi
kasian sekali shelina berada dalam dilema🥺semoga ada jalan keluar terbaiknya😔
2022-10-09
0
Gina
kayak gak masuk sih,orang masih bayi udah kenal aja pas gede
2022-10-05
1
Zainab Ddi
ya ampun jahat banget ya keluarga farel ini
2022-02-19
0