Apa yang Alfa lihat di dalam kamar mandi tadi benar-benar menguras hati dan pikirannya. Rasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, membuatnya sampai tidak bisa untuk berpikir apa-apa. Sebagai seorang laki-laki, dia merasa begitu buruk telah merenggut kesucian seorang wanita, yang dia sendiri tidak tahu siapa orangnya.
"Tok...tok...tok... Alfa..." Suara ketukan pintu yang di iringi suara Aldo.
"Masuk..!" Jawab Alfa.
"Ada apa sama kamu?" Tanya Aldo berpura-pura tidak tahu apa yang menjadi beban pikiran sahabatnya itu.
"Sini duduk dulu! Saya ingin membicarakan masalah semalam." Jawab Alfa sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Mengapa? Apa kamu malu dengan apa yang sudah kamu lakukan? Alfa,, apa yang terjadi denganmu semalam, tidak ada orang luar yang mengetahuinya. Jadi kamu tidak perlu malu." Ujar Aldo setelah duduk di samping Alfa.
"Saya ngga malu dengan kejadian itu. Saya tu laki-laki yang tidak akan malu dengan hal yang berkaitan dengan wanita. Tapi ada sesuatu yang membuat Saya merasa bersalah." Ujar Alfa sambil menatap Aldo.
"Memangnya ada apa?" Tanya Aldo dengan tatapan mencari tahu ke arah Alfa.
"Do,, semalam kan saya minum banyak bangat. Dan di saat kejadian itu, saya sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. Karena di dalam kamar itu sangat gelap. Tapi tadi di kamar mandi, saya melihat ada noda darah di ****** ***** saya, dan bagian bawah saya." Jelas Alfa yang membuat Aldo langsung tertawa.
"Hahahaha..." Suara tawa Aldo.
"Kamu ko tertawa? Saya tu lagi serius." Ujar Alfa dengan kening berkerut.
"Jadi sekarang kamu berpikir, kalau wanita yang kamu tiduri itu masih perawan?" Tanya Aldo sambil tersenyum menatap Alfa.
"Iya. Saya tu bingung. Mengapa sampai dia rela mengorbankan kesuciannya hanya demi uang." Jawab Alfa.
"Itu dia,, tidak ada wanita yang mau mengorbankan kesuciannya hanya demi uang." Ujar Aldo.
"Jadi menurut kamu bagaimana?" Tanya Alfa.
"Fa,, tidak ada wanita penghibur yang masih perawan. Apalagi di negara sebebas ini. Jangankan wanita penghibur, wanita biasa saja sudah tidak ada yang masih suci. Terkecuali anak kecil." Ujar Aldo sambil tersenyum karena meras lucu dengan pemikiran Alfa.
"Lalu menurut kamu itu darah apa?" Tanya Alfa yang masih bingung.
"Darah haid lah,, mau darah apa lagi?" Jawab Aldo sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
Mendengar jawaban dari sahabatnya, Alfa pun langsung merasa lega. Keresahan di dalam hatinya atas perbuatannya semalam, seketika menghilang tanpa bekas. Setelah mendengar penjelasan Aldo. Sebagai orang yang lebih berpengalaman dalam masalah yang berkaitan dengan wanita.
"Fa,, wanita baik-baik tidak akan semudah itu menyerahkan kehormatannya hanya demi sejumlah uang. Sesulit apapun hidup, wanita yang terhormat akan selalu menjaga kehormatannya. Karena kesucian seorang wanita itu, adalah salah satu sumber kebahagiaan dalam rumah tangga." Jelas Aldo yang membuat Alfa langsung tersenyum sambil berkata.
"Benar juga apa yang kamu bilang. Wanita terhormat akan selalu menjaga kehormatannya." Ujar Alfa.
"Tapi aku tu penasaran banget Fa. Wanita yang bersamamu tadi malam itu, wanita muda atau Tante girang?" Tanya Aldo dengan sangat serius.
"Saya juga tidak tahu. Karena tidak ada cahaya di dalam kamar itu. Yang saya ingat, hanyalah bau parfumnya." Jawab Alfa.
"Ya sudahlah. Lagian siapa dia itu ngga penting. Karena wanita penghibur, hanyalah kenikmatan sesaat yang harus di lupakan." Ujar Aldo dan langsung bergegas pergi.
"Aku pergi dulu. Soalnya aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Kamu istirahat dulu Fa!" Ujar Aldo dan langsung melangkah pergi meninggalkan Alfa.
Setelah Aldo pergi, Alfa langsung memilih untuk beristirahat karena dia merasa sangat kecapean. Sedangkan Faris yang saat itu berada di kamarnya, hanya sibuk dengan ponselnya mencari tahu tentang keadaan di RS. Dari salah satu orang suruhannya.
("Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Faris melewati sambungan telepon.)
("Iya Pak. Semua berjalan dengan baik. Tapi ada satu informasi yang ingin saya beritahukan Pak." Ujar anak buah Faris yang saat itu berada di RS.)
("Informasi apa?" Tanya Faris.)
("Tadi saya tidak sengaja mendengar laki-laki itu berbicara dengan seseorang melewati telpon. Di saat saya mau ke toilet." Jawab anak buah Faris.)
("Pembicaraan apa yang kamu dengar?" Tanya Faris dengan tampang yang terlihat begitu serius.)
("Dia menyuruh seseorang untuk mencari seorang wanita di beberapa tempat. Salah satunya di bandara. Dan dari raut wajahnya dia terlihat sangat marah." Jelas anak buah Faris.)
("Ya sudah. Kamu fokus saja dengan tugasmu! Itu urusan mereka, yang tidak perlu untuk kita urus." Ujar Faris dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.)
Faris yang memang sangat sibuk dengan segala urusannya, sama sekali tidak peduli dengan informasi yang di sampaikan orang suruhannya. Faris adalah orang yang tidak mau tahu dengan segala urusan orang yang tidak ada kaitan dengannya. Yang dia pikirkan saat itu hanyalah urusan pekerjaan juga urusan putranya.
"Tok...tok...tok... Pak." Suara Aldo dari depan pintu kamar sambil mengetuk-ngetuk pintu.
"Masuk Do! Apa yang ingin kamu sampaikan?" Tanya Faris.
"Hasil tesnya sudah keluar Pak." Jawab Aldo.
"Loh,, katanya nanti malam baru bisa keluar hasilnya." Ujar Faris.
"Kecanggihan alat mereka bisa merubah segalanya Pak." Sambung Aldo.
"Iya benar. Terus apa hasilnya?" Tanya Faris dengan tampang yang terlihat begitu santai.
"Alfa terbukti tidak bersalah Pak." Jawab Aldo sambil tersenyum menatap Faris.
"Aku sudah pastikan itu." Jawaban Faris yang membuat Aldo langsung menatapnya dengan kening yang berkerut, sambil berkata-kata di dalam hatinya.
"Kalau sudah di pastikan, kenapa juga mau tanya?"
Aldo hanya bisa berkomentar tanpa tanpa bersuara. Siapapun orangnya, tidak ada yang berani untuk mengomentari apa yang di katakan oleh Faris. Apalagi membatah keputusannya. Padahal Faris itu manusia berhati mulia. Hanya kekejamannya di saat marah yang membuat semua orang selalu merasa takut berhadapan dengannya.
"Apa kamu sudah memberitahukan ini kepada Alfa?" Tanya Faris terhadap Aldo.
"Sudah Pak. Aku sudah memberitahukan dia." Jawab Aldo.
"Lalu bagaimana reaksi dia?" Tanya Faris lagi.
"Reaksinya biasa saja Pak." Jawab Aldo.
"Ya,, begitulah dia. Di dalam situasi apapun dia selalu datar seperti itu." Ujar Faris yang membuat Aldo langsung memalingkan mukanya, sambil berkata-kata dengan nada yang hampir tidak terdengar.
"Hmmm,, sama seperti orang yang bilang." Aldo berkata-kata sendirian tanpa menatap Faris.
"Kamu bilang apa tadi..?" Tanya Faris yang membuat denyut jantung Aldo hampir berhenti saking kagetnya.
"Aku,,, aku bilang Alfa memang selalu bersikap sama setiap saat." Jawab Aldo gugup.
"Terus sebentar malam kita mau kemana Pak? Kita kan sudah tidak punya acara. Apalagi besok kita mau kembali ke Indonesia. Jadi malam ini lebih baik kita jalan-jalan dulu." Tanya Aldo buru-buru untuk mengalihkan pembicaraan.
"Terserah kamu sama Alfa mau kemana. Kalau aku masih punya urusan lain yang harus aku urus." Jawab Faris.
Mendengar jawaban Faris Aldo jadi sedikit khawatir. Setahu Aldo mereka sudah tidak punya acara sama sekali. Karena setiap acara ataupun pekerjaan Faris dan Alfa, pasti di ketahui oleh Aldo. Dalam diam Aldo pun berpikir kalau ada sesuatu hal yang ingin di lakukan Faris, tanpa sepengetahuan dia ataupun Alfa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fenty Izzi
semoga faris segera ngeh... mengetahui dn mencari shelina🥺
2022-10-09
0
Zainab Ddi
semoga Alfa ketemu shelina dr bau parfumnya
2022-02-19
0
Suhairah Su
diam2 faris
2021-06-29
0