Setelah puas menggerutu dengan kekesalannya sendiri, Tasya beranjak menuju kamar mandi lalu membersihkan badannya setelah itu dia menggunakan piama berwarna merah marun, lalu duduk bersantai di ranjang dengan memainkan ponselnya, Tasya menelpon ibu Dewi untuk menanyakan kabar.
Pembicaraan di telpon.
Tasya : "Assalamualaikum ibu,"
Ibu Dewi : "waalaikusalam Sya ada apa?
tumben kamu nelpon ibu duluan,"
Tasya : "hehe Tasya kangen ibu,"
Ibu Dewi : "eumm Tasya sayang, setahu ibu
kamu adalah gadis kuat dan mandiri
kenapa sekarang jadi manja begini?,"
Tasya : "tidak ada apa apa bu, Tasya hanya
sedang merindukan ibu saja,"
Ibu Dewi : "Nak apa kamu sudah makan?,"
Tasya :"oh iya bu aku lupa harus menyiapkan
makanan untuknya, aku tutup dulu telponnya ya bu, nanti aku pasti telpon lagi,"
IBu Dewi : "iya sayang by,"
Tasya : "by ibu,"
Dan Tasyapun segera beranjak menuju dapur untuk memasak, sesampainya didapur Tasya langsung memasak dengan dibantu oleh bibi li juga pak Seto.
"Malam nona," sapa bibi Li sambil memotong wortel.
"Pagi bi," ucap Tasya sambil tersenyum.
"Kenapa nona telat kebawah biasanya setelah magrib sudah ada di dapur," tanya bibi Li.
"Ahhh iya bi aku telat karena tadi sedang kesal dan menelpon ibuku dulu," jawab Tasya jujur.
"Memangnya nona kesel dengan siapa?," tanya bibi Li.
"Dengan siapa lagi bi, kalo bukan Pangeran si manusia robot itu," ucap Tasya meledek Pangeran.
"Jangan begitu non, nanti jadi cinta loh," ucap bibi Li menggoda Tasya.
"Ahhhh bibi ini, memangnya drama benci jadi cinta ," ucap Tasya sambil tertawa.
"Bukan begitu non, tapi jujur saja, bibi dan pelayan yang lain berharap nona bisa menjadi kekasih tuan muda, ya kalo bisa sampai menikah," ucap bibi Li yang membuat Tasya kaget.
Saking kagetnya Tasya sampai teriris tangannya oleh pisau karena dia sedang mengupas bawang.
"Awwwww," jerit Tasya.
"Aduhhh non sini biar bibi obati," ucap bibi Li yang dengan segera membawa Tasya ke meja makan.
Bibi Li menyuruh pelayan lain untuk melanjutkan perkerjaan Tasya lalu dia mengambil kotak P3K dan mengobati luka ditangan Tasya.
"Belum juga luka di lututku sembuh total sekarang jari ku yang luka, euhhh ceroboh sekali kamu Tasya," gumam Tasya pada dirinya sendiri.
"Maafkan bibi ya non," ucap bibi Li.
"Kenapa bibi minta maaf," ucap Tasya.
"Karena omongan bibi nona jadi terluka," ucap bibi Li.
"Ahhhh jangan khawatir bi aku sudah biasa seperti ini di panti dulu," ucap Tasya sambil tersenyum.
"Oh iya bi udah jam segini ko Pangeran belum turun juga yah," tanya Tasya.
"Pak Seto bilang sejak siang tuan berada di ruang olahraga di lantai 4 non," ucap bibi Li.
Makanan sudah siap dan segera di taruh di meja makan dengan rapih.
"Bi aku mau mencari tuan Pangeran dulu ya," ucap Tasya yang sudah bosan menunggu.
"Silahkan non," ucap bibi Li.
Tasyapun segera beranjak menuju lift dan menekan tombol menuju lantai 4.
Sesampainya di depan ruang olahraga yang besar Tasya langsung mengetuk pintu
"Tok..tok...tokkk... Tuan apa kau ada di dalam, makan malamnya sudah siap," teriak Tasya.
"Hoaammmmm," Pangeran yang terbangun karena suara Tasya dan menguap.
"Masuk," ucap Pangeran.
Tasya segera masuk dan betapa kagumnya dia melihat ruang olahraga yang begitu luas dan alat alat gym yang mewah.
"Wahhhhhh, apa ini tempat olahraga khususmu tuan," ucap Tasya.
"Ya memangnya kenapa," tanya Pangeran.
"Tidak," ucap Tasya yang kembali jutek.
"Ada apa kau kemari," ucap Pangeran yang bangun dari tidurnya lalu duduk disofa dengan telanjang dada karena habis olahraga sore tadi.
"Makan malamnya sudah siap tuan," ucap Tasya.
"Apa malam?," ucap Pangeran kaget.
"Iya malam memangnya apalagi subuh," ucap Tasya ketus.
"Kenapa tidak ada yang membangunkanku," ucap Pangeran.
"Mana ada yang berani membangunkan harimau saat tidur," ucap Tasya keceplosan.
"Apa kau bilang," bentak Pangeran.
"E...eee...ehhhh maaf tuan saya keceplosan," jawab Tasya.
"Ehhhh bodoh tasya kenapa kamu malah jujur sih," gumam Tasya.
"Cepat pergi sebelum aku terkam kau," ucap Pangeran dengan tatapan tajam.
"Ba..baik tuan," ucap Tasya sambil berlari keluar dan menuju meja makan.
Sementara Pangeran segera menuju kamarnya lalu mandi, berganti pakaian dan turun ke lantai dasar menuju meja makan dan duduk disamping Tasya seperti biasanya
Tasyapun segera menyendok nasi juga lauk pauk kemudian diberikan pada Pangeran dan dia menyiapkan makanan untuknya sendiri.
"Selamat makan tuan," ucap Tasya.
"Hmmmm...," ucap Pangeran.
Lalu merekapun makan bersama tidak ada aktifitas lain di meja makan selain suara sendok dan garfu yang berdenting memecahkan kesunyian malam.
Beberapa menit kemudian mereka telah selesai makan, Pangeran melihat ke arah leher Tasya untuk memastikan apakah kalung pemberiannya dipakai Tasya atau tidak, dan betapa bahagianya hati Pangeran ketika melihat kalung itu masih dipakai oleh Tasya.
Tasya segera membereskan piring kotor dan makanan di meja makan lalu menyimpannya ke dapur dengan dibantu pelayan lain.
Setelah selesai Tasya beranjak menuju lift dan Pangeran mengikutinya dari belakang.
"Ehhh tuan kenapa kau mengikutiku," tanya Tasya.
"Aku mau mengajakmu ke lantai dua," ucap Pangeran.
"Memangnya ada apa dilaintai 2 tuan," tanya Tasya.
"Sudah jangan banyak tanya, nanti kau akan tau sendiri," ucap Pangeran.
Kemudian mereka masuk kedalam lift dan Pangeran menekan tombol menuju lantai 2, beberapa saat kemudian mereka sudah berada di lantai 2, dan disana terdapat ruangan seperti bioskap, yang begitu luas, gelap dan ada layar besar di depan, pokoknya bak bioskop tapi ini lebih bagus.
"Ayo masuk," ucap Pangeran.
"Ini tempat apa tuan," ucap Tasya.
"Nonton," ucap Pangeran.
"Ouhhhh," ucap Tasya yang masih clingak clinguk melihat kemewahan di ruangan itu.
"Kenapa kau seperti orang kebingungan?," tanya Pangeran sambil tersenyum tipis.
"Hehehe jelas saya bingung tuan, rumahmu sangat mewah dan luas," ucap Tasya yang jujur dan polos.
"Sudah mari duduk, aku akan memutar film nya," ucap Pangeran.
"Baiklah tuan," jawab Tasya.
Dan diapun langsung duduk di atas sofa berwarna hitam yang besar dan empuk.
"Kau suka film apa Sya," ucap Pangeran.
"Eihhhhhh apa aku tidak salag dengar pangeran memanggilku Sya seperti dengan teman saja," gumam Tasya yang heran.
"Heh, malah bengong lagi," ucap Pangeran yang membuyarkan keheranan Tasya.
"Ahhhh apa tuan," ucap Tasya.
"Apa kau tuli hah?," ucap Pangeran sinis,
"Ohhh aku suka film horor tuan," ucap Tasya.
"Oh baiklah," ucap Pangeran yang kemudian memutar film horor luar negri.
Didalam ruangan yang gelap dan sunyi mereka menonton film horor kesukaan mereka berdua memang kebetulan sekali Tasya menyukai film horor sama seperti pangeran, mereka nampak tegang dan serius menatap layar.
Sampai suara jeritan Tasya yang memekikkan telinga membuyarkan ketegangan itu.
**Author
aku gak bakalan bosan bosa ingatkan para pembaca untuk like setiap karya yang kalian baca sebagai tanda dukungan kalian terhadap author, jadi jangan lupa like nya ya😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Febriyantari Dwi
aku hadir... like....dan juga komen...meski dikiiiiitttt ...hehe....kadang emotion aja sih
biar Author semangat
👍💗👍💗👍💗👍💗👍💗
2021-03-29
1