Sementara Tasya terus merutuki pria disampingnya.
"Heiii, manusia robot sialan, beruang kutub jadi jadian, bisa bisanya kau berbuat kasar padaku, kalau bukan karena balas budi sialan itu aku akan memukulmu, andai aku bisa mengutukmu akan ku kutuk kau menjadi lalat," gumam Tasya merutuki dan menahan amarah di hatinya.
Setelah selasai makan Pangeran memberikan secuir kertas kepada Tasya yang hendak berdiri.
"Baca ini," ucap Pangeran.
Tasya kembali duduk dan membacanya.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, berdasarkan hutang budi Tri Anatasya Lestari kepada Pangeran Andara selama 1 bulan penuh nona Tri Anatasya Lestari harus melayani dan menuruti perintah apapun yang diinginkan tuan Pangeran Andara, tanpa adanya pengecualian dan penolakkan," begitulah isi surat perjanjian itu.
"Hah? Surat perjanjian macam apa ini," ucap Tasya kaget dengan membulatkan matanya, amarahnya sudah tidak bisa ia pendam.
Pangeran terkekeh melihat tingkah Tasya yang kaget seperti itu.
"Kenapa? Apa kau keberatan?," tanya Pangeran dengan tatapan tajam.
Jelas Tasya ketakutan dan tidak berani membantah.
"Ti....tii... Dak tuan," ucap Tasya gugup dengan memaksakan tersenyum.
"Baiklah," ucap Pangeran dengan santainya.
Setelah itu Pangeran beranjak kekamarnya begitupun dengan Tasya yang sedari tadi masih mengomel dilubuk hatinya sendiri sambil berjalan di belakang Pangeran, sesekali dia meledek Pangeran dengan menirukan gaya Pangeran tadi, kadang dia juga menjulurkan lidahnya dan menaruh ke dua tangan di telinya.
"Ye, ye ye ye . Terserah elo aja deh, gua udah kagak peduli dasar manusia robot, euhhhhhh," itu yang terus diucapkan Tasya dalam hatinya sambil mengejek Pangeran.
Tanpa Tasya sadari dari tadi Pangeran mengetahui tingkahnya yang konyol itu.
"Dasar gadis gila yang konyol, kau pikir aku tidak tau," gumam Pangeran sambil menahan tawa karena melihat tingkah konyol Tasya.
Sesampainya dikamar Tasya langsung masuk dan menutup pintu dengan keras.
"Brukkkkk," suara pintu kamar Tasya yang dibanting keras olehnya.
Pangeran yang sudah tidak bisa menahan tawa langsung masuk ke kamarnya dan tertawa terbahak bahak.
"Hahaha hahahah.....Hahahah..........gadis konyol baru kali ini aku melihat gadis sekonyol itu, dia benar benar membuat perutku sakit karena menahan tawa....hahahahah," ucap Pangeran sambil tertawa.
Sementara didalam kamar dengan perasaan murka dia memukul mukul ranjang besarnya itu sambil merutuki Pangeran.
"Hah, keterlaluan beruang kutub sialan, kenapa dia semena mena padaku, bahkan namanya saja aku tidak tau kenapa aku harus menurutinya, perjanjian itu menguntungkan baginya, sedangkan aku ahhhhh sial sial sial," Tasya terlihat sangat kesal dan murka.
Saat Tasya berusaha memperbaiki moodnya suara ponsel membuyarkan semuanya, ternyata yang menelpon adalah ibu Dewi.
Ibu Dewi : "Assalamualaikum, hallo sayang",
Tasya : "waalaikumsalam iya bu ada apa?",
ibu Dewi : "ibu hanya sedikit mencemaskanmu sayang, apa kau baik baik saja?,"
Tasya : "Tasya baik bu,"
ibu Dewi : "kamu tinggal dimana sekarang?, apakah benar perkataan pria kemarin di telpon?,"
Tasya : "iya bu itu benar, ibu tenang saja pria itu baik padaku dan bertanggung jawab, dia menjagaku bu,".
Tasya sengaja menyembunyikan yang sebenarnya karena dia tidak mau ibu Dewi mencemaskannya.
Ibu Dewi : "syukurlah kalo begitu, kamu baik baik disana, kalo ada apa apa segera hubungi ibu,"
Tasya : "baik bu, Tasya tutup dulu telponnya ya bu,"
ibu Dewi : "iya sayang,"
sambunganpun terputus, Tasya kembali meletakkan ponselnya di atas laci samping ranjangnya, baru saja Tasya ingin merebahkan badannya, ponsel kembali berdering, ternyata itu hanya pesan gruf dari sahabatnya Romi dan Gina.
#PESAN.
Gina : "hai guys, gimana kabarnya nih?,"
Romi : "aku baik Gin, gak tau deh sama Sya,"
Gina : "oh iya, Tasya kamu gimana kabarnya?,"
Tasya : "aku baik guys,"
Gina : "syukurlah, oh iya Sya, kemarin sore aku ke panti tapi bu Dewi bilang kamu lagi ngineup di rumah cowo, siapa tuh🤭,"
Romi : "apa cowo?,"
Tasya : "iya Gin aku sementara tinggal di rumah pria yang menabrakku kemarin sore,"
Gina : "apa?, kamu ketabrak, kurang ajar tuh cowo, siapa sih dia biar gue gibeng tuh cowo,"
Romi : "pantas aja hari ini kamu gak ke cafe Sya,"
Tasya : "iya Rom aku minta maaf mungkin sebulan ini aku bakal banyak izin kerja,"
Romi : "ok gakpapa, aku bakal bilang sama papa,"
Tasya : "makasih Rom,"
Gina : "lahhh gua di cuekin nih,"
Tasya : "kamu jangan kawatir Gin, aku baik baik aja,"
Gina : "gimana kalo besok kita ketemu di cafe Romi,"
Tasya : "insyaallah ya kalo aku diizinin sama pria itu,"
Romi : "gue sih ok,"
Gina : "pokoknya kamu harus datang Sya,"
Tasya : "iya,"
percakapanpun berakhir, dan Tasya merebahkan badannya lalu tertidur, begitupun dengan Pangeran yang sudah terlelap dari tadi.
Matahari pagi sudah menampakkan cahayanya yang menembus dinding kamar Pangeran, tak lama Pangeranpun terbangun dia melihat ke arah jam dikamarnya yang menunjukan sudah pukul 07.00.
"A**hhh aku kesiangan gara gara semalam menertawai gadis jutek yang gila itu," ucap Pangeran sambil mengucek matanya.
Sementara Tasya masih terlelap dalam tidurnya.
Pangeran segera beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan badannya lalu menggunakan pakaian kantor dan bersiap siap menuju ruang makan, sesampainya Pangeran di meja makan dia tidak melihat keberadaan Tasya, yang membuatnya naik darah pagi pagi.
"Dimana gadis konyol itu, sudah jam segini dia belum ada," ucap Pangeran kesal.
Pak Seto dan sekretaris Bay yang sudah berdiri tepat dihadapan Pangeranpun menunduk.
"Pagi tuan," ucap pak Seto dan Bay.
"Mungkin nona masih tidur dikamarnya tuan," ucap pak Seto.
"Panggil dia," ucap Pangeran.
Pak Seto segera beranjak menuju kamar Tasya dan benar saja Tasya masih tertidur pulas, pak Seto langsung menghampiri Tasya dan membangunkannya.
"Maaf nona, anda sudah ditunggu tuan muda dibawah, sebaiknya anda segera menghampirinya, karena tuan muda tidak suka menunggu," ucap pak Seto panjang kali lebar.
Tasya dengan malasnya langsung beranjak ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi lalu mengikuti pak Seto yang sudah berjalan duluan.
"Pagi tuan," ucap Tasya pada Pangeran dengan suara khas bangun tidurnya.
"Ah apa apaan kau gadis konyol jam segini kau baru bangun, keterlaluan," ucap Pangeran kesal.
Namun Tasya yang masih malas dan ngantuk tidak mau menanggapinya dia langsung duduk disamping Pangeran lalu menyiapkan makanan untuknya.
"Ini tuan selamat makan," ucap Tasya dingin.
Pangeranpun langsung duduk dan memakannya.
Sebenarnya Pangeran ingin sekali memarahi Tasya saat itu juga namun karena otaknya yang cerdik dia menyiapkan suatu hukuman yang pastinya akan membuat Tasya jera dan menuruti semua perintahnya.
Tidak ada percakapan sama sekali di sana seperti biasa suasana sunyi lah yang menyelimuti pagi ini.
Setelah mereka selesai makan, makeran berdiri dan menarik tangan Tasya.
"Dengarkan aku," ucap Pangeran dengan tatapan tajam.
Tasya membulatkan matanya, dia kaget melihat pria didepannya seperti ingin memakannya hidup hidup.
"Mulai sekarang kau yang harus menyiapkan semua kebutuhanku paham?," ucap Pangeran tegas, namun wajahnya sudah kembali datar.
"Ba... baaik tuan," ucap Tasya gugup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments