"Aduhhhhhh......," ucap Tasya yang jatuh tersungkur ke tanah.
Lututnya berdarah dia kembali berdiri namun tidak menemukan keberadaan Pangeran, dia mulai merasa takut karena hari sudah gelap, Tasya sangat takut kegelapan jika sendirian, dan sekarang dia sendiri, namun di taman itu tidak terlalu gelap karena masih ada beberapa lampu taman yang menghiasi, Tasya berusaha kuat dan tidak panik, dia mulai berjalan tertatih untuk mencari pangeran, 10 menit berlalu namun dia tak kunjung menemukannya, Tasya memutuskan untuk istirahat sebentar dan duduk di bangku taman, dia terus meringis kesakitan karena lututnya yang luka.
#FLASBACK ON.
Saat Tasya bertabrakan, Pangeran tidak menyadarinya dan dia terus berjalan menuju mobil, setelah sampai di depan mobil, Pangeran baru menyadari bahwa Tasya tidak ada dibelakangnya, seketika Pangeran mulai panik, dan segera berlari menyusuri jalan yang tadi dia lewati dengan Tasya, namun Pangeran tetep tidak menemukan Tasya karena Tasya sudah lebih dulu pergi mencari Pangeran, Tasya tidak tau jalan makanya dia malah tersesat di taman.
#FLASBACK OFF
Beberasa menit kemudian Pangeran menemui Tasya yang sedang duduk dibangku taman sambil memegangi lututnya yang luka.
"Tasya," teriak Pangeran yang berlari menghampiri Tasya.
Tasya kaget karena ada yang berteriak memanggil namanya saat dia melihat ke arah suara, dia sangat senang karena itu Pangeran.
"Apa kau baik baik saja?," tanya Pangeran dengan nada cemas sambil memeriksa tubuh Tasya.
Pangeran meraba rambut hingga membalikan tubuh Tasya memeriksa apakah ada yang luka, dan benar saja ketika Pangeran mendudukan Tasya, dia melihat lutut Tasya yang memar dan berdarah.
"Kenapa dengan lututmu," tanya Pangeran lagi.
Belum sempat Tasya menjawab pertanyaan pertama sudah ada pertanyaan kedua, Tasya hanya diam dan tersenyum tipis melihat Pangeran yang menghawatirkan dirinya.
"Kanapa kau diam?," tanya Pangeran yang masih cemas.
"Aku tidak apa apa tuan, lututku hanya luka sedikit," jawab Tasya sambil tersenyum.
"Sedikit bagaimana lututmu memar dan mengeluarkan darah, apa kau pikir ini sedikit," ucap Pangeran membentak.
"Apa segitu khawatirnya tuan pada saya," ucap Tasya.
"Jelas aku sangat khawatir Tasya, kau tanggung jawabku," ucap Pangeran.
"Apa kau lupa siapa yang menabrakmu, dan aku sudah berjanji pada ibumu untuk menjagamu," ucap Pangeran.
"Kau tidak perlu berlebihan padaku tuan," jawab Tasya sambil berdiri.
Saat Tasya ingin berjalan namun lututnya terasa semakin sakit hingga Tasya meringis kesakitan.
"Awwwwwww," ringis Tasya.
Sementara Pangeran sama sekali tidak membantu Tasya berjalan dia hanya melihat Tasya dari belakang.
Tasya tetap mencoba berjalan perlahan dengan tertatih, namun lututnya semakin sakit, sebenarnya Pangeran tidak tega melihat Tasya seperti itu, namun dia paham akan ucapan Tasya yang menyuruhnya jangan berlebihan.
Tasya yang merasa sudah tidak mampu berjalan lagi, akhirnya menyerah dan meminta bantuan Pangeran.
"Maaf, tuan apa kau tidak mau membantuku, aku sudah tidak sanggup berjalan," ucap Tasya.
"Bukannya aku tidak mau tapi kau sendiri kan yang bilang kalau kau baik baik saja dan aku tidak perlu berlebihan," ucap Pangeran dingin.
"Aku tarik kembali perkataanku tuan, aku benar benar sudah tidak sanggup berdiri sekarang," ucap Tasya yang kemudian jatuh.
Namun sebelum Tasya jatuh ke tanah Pangeran lebih dulu menahannya dan menggendong Tasya menuju mobil.
Diperjalanan tidak ada percakapan, Tasya menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Pangeran karena merasa malu, sementara Pangeran terus berjalan dengan menatap ke depan, Pangeran segera memasukkan Tasya ke mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi, 20 menit mereka sudah sampai didepan gerbang instana Pangeran, para penjaga segera membukakan gerbang dan mobil mewah itu sudah masuk ke garasi.
Pangeran keluar dan berjalan menuju pintu mobil sebrang lalu menggendong kembali Tasya masuk ke rumah dan menuju lift, para pelayan termasuk pak Seto dan bibi Li kaget melihat Tasya dengan lutut yang luka digendong Pangeran.
Setelah Pangeran masuk kedalam lift para pelayan kembali ke tempatnya masing masing.
Di dalam lift Tasya menatap wajah Pangeran yang bercucuran keringat mungkin karena cape menggendong Tasya sejak tadi, dengan perasaan ikhlas Tasya mengusap dahi Pangeran yang penuh keringat dengan tangan kirinya.
"Apa yang kau lakukan," ucap Pangeran.
"Maaf tuan saya hanya mengusap keringat tuan," ucap Tasya.
Pangeran sudah sampai di depan pintu kamar Tasya dan langsung menerobos masuk, lalu mendudukan Tasya di ranjangnya, Pangeran kembali keluar menemui pak Seto dan menyuruhnya menyiapkan air hangat dan kotak P3K, lalu Pangeran kembali ke kamar Tasya, terlihat Tasya masih meringis kesakitan sambil memegang lututnya yang berdarah.
"Sudah jangan dipegang, nanti infeksi," ucap Pangeran kemudian berjongkok dilantai menghadap ke arah kaki Tasya yang luka.
"*Eihhhh apa yang sedang kau lakukan tua*n?," ucap Tasya yang kaget melihat Pangeran berjongkok didepannya.
"Aku hanya akan mengobati lukamu," jawab Pangeran sambil mengamati lutut Tasya yang luka.
Saat Pangeran sedang mengamati luka dilutut Tasya, pak Seto datang dengan membawa kotak P3K dan air hangat di wadah kecil yang dipinta Pangeran tadi.
"Ini tuan," ucap pak Seto sambil menyodorkan kotak P3K, handuk kecil juga air hangat.
"Simpan di bawah, lalu pergilah," ucap Pangeran.
Pak Seto segera menaruhnya di samping Pangeran dan beranjak keluar kamar untuk kembali ke dapur.
Pangeran segera mengambil air hangat dan handuk kecil lalu mencelupkan handuk itu dan menemelkannya pada lutut Tasya yang terluka dengan kasar, alhasil bukannya luka itu bersih Tasya malah menjerit kesakitan.
"Ahhhhhhhh, sakitttt tuan," ucap Tasya menjerit.
"Maaf ini pertama kalinya aku mengobati luka orang lain," ucap Pangeran dingin dan kembali membersihkan lukanya secara halus.
"Hah?, benarkah aku jadi cemas dengan nasib lututku," gumam Tasya dalam hati.
"Kau tidak perlu takut aku akan mengobatinya dengan baik," ujar Pangeran yang seperti tau saja apa yang sedang dipikirkan Tasya.
"Biar saya obati sendiri saja tuan," ucap Tasya.
"Ini kemauanku dan kau tidak bisa melarang ataupun membantah," ucap Pangeran sambil fokus mengobati lutut Tasya.
"Baiklah tuan, tapi pelan pelan," ucap Tasya.
"Heummm....," jawab Pangeran.
5 menit bergelut mengobati lutut Tasya yang luka akhirnya selesai juga, Pangeranpun pergi ke kamarnya untuk beristirahat, dia berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Tasya.
Tasya hanya menatap heran.
"Hah, kenapa dia?
Dasar manusia robot kaku, beruang kutub dingin, ihhhhhh menyebalkan, kenapa dia pergi begitu saja, kenapa tidak mengucapkan selamat beristirahat tasya, mimpi indah
Ahhhhh sudahlah kenapa juga aku mengharapkan dia mengucapkan itu," gumam Tasya yang berdebat dengan dirinya sendiri.
"Sadar Tasya, sadar, pasti ada maksud dibalik kebaikannya hari ini padaku, kamu harus siaga Tasya," ucap Tasya pada dirinya sendiri.
Kemudian Tasya merebahkan badannya lalu tertidur.
**author
selamat tidur tasya dan pangeran mimpi indah ya😂**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments