"Kenapa kau gadis konyol," ucap Pangeran yang mengagetkan Tasya.
"Ahhh tidak tuan," ucap Tasya sambil menunduk malu.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Pangeran serius.
Tasya segera mengangkat wajahnya menatap Pangeran, tanpa dia sadari Pangeran mendekatkan wajahnya hingga hembusan nafas Pengeranpun terasa dipipinya yang mulus, Tasya menutup matanya, pipinya memerah, sedangkan Pangeran tersenyum geli melihat wajah Tasya dia segera membisika sebuah kalimat pada Tasya.
"Kau dihukum karena banyak melanggar perintahku dan pergi tanpa seizinku, maka kau harus tinggal dan melayaniku selama 2 bulan," ucap Pangeran sinis.
"Apa..............," ucap Tasya berteriak kaget.
Tasya pikir Pangeran mau apa, ternyata menambah hukuman untuknya.
"Euhhhh sialan manusia robot brengsek, beruang kutub tak punya hati, kenapa dia begitu padaku," gerutu Tasya menahan amarah yang sudah diubun ubun.
Mata Tasya seketika menoleh ke arah Pangeran dengan tatapan tajam dan membunuh, namun Tasya tak sanggup melontarkan kata kata apalagi menolak dan protes yang ada hukumannya akan semakin bertambah, dia langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu sangat keras.
"Brukkkkk," suara pintu yang dibanting Tasya.
Dan membuat Pangeran yang melihat itu kaget juga menaha tawa karena melihat wajah Tasya yang merah padam, jelas Pangeran tau kalo Tasya sedang menahan amarah karena hukumannya dia tambah, tapi Pangeran sangat puas karena dia bisa lebih lama bersama Tasya dan bisa mengenal Tasya lebih jauh lagi. Pangeran langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan badannya di ranjang yang besar dan empuk miliknya, sambil memainkan ponsel samsung keluaran terbaru, terlihat dia menekan beberapa tombol lalu menelpon sekretaris Bay.
"Hallo tuan," ucap Bay disebrang sana.
"Cari tau tentang gadis gila itu," ucap Pangeran dan langsung memutuskan sambungannya.
Bay yang mendapatkan perintah dari tuannya segera menelpon orang orang kepercayaannya untuk segera mengumpulkan informasi dan data data identitas Tasya.
Sementara Tasya di dalam kamar karena dia merasa sangat kesal dia beranjak mandi di malam hari dan merendamkan badannya sampai beberapa menit, kemudian menggunakan pakaian dan beranjak tidur di ranjang yang tak kalah besar dengan milik Pangeran, karena badannya sudah segar dan emosinya sudah terkendali Tasya tidur dengan lelap, begitupun dengan Pangeran yang selesai memberikan tugas pada sekretaris Bay, keheningan dan kesejukkan malah menyelimuti kamar mereka berdua.
Malam berlalu dengan cepatnya suara alarm di ponsel Tasya berdering keras membangunkan gadis jutek pemilik ponsel terbangun dari mimpi indahnya semalam.
"Huaaaaahh, sudah pagi," Tasya menguap.
Dan dia segera beranjak ke kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi lalu dia beranjak turun ke lantai dasar, waktu masih menunjukan pulu 05.00 pagi, Tasya pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan pagi, dia bertemu pak Seto.
"Pagi nona," ucap pak Seto menyapa ramah.
"Pagi pak," ucap Tasya.
"Non kenapa ke dapur," ucap pak Seto.
"Hari ini dan 2 bulan kedepan saya yang akan menyiapkan makanan untuk tuan Pangeran pak," ucap Tasya dengan mengembangkan senyum tulusnya.
"Tapi nona, ini sudah tugas kami," sambung bibi Li, yang sedang memotong bawang.
"Tapi ini perintah tuan bi ," ucap Tasya.
"Baiklah non," jawab bibi Li dan menyerahkan semuanya pada Tasya.
Tasya memang gadis yang pandai memasak dan dia sangat suka saat memasak jadi tidak terlalu keberatan jika Pangeran menyuruhnya menyiapkan makanan untuknya setiap hari, justru dia senang karena ada pekerjaan yang bisa Tasya lakukan.
Saat memasak Tasya selalu tersenyum dan sesekali bercanda dengan pak Seto dan bibi Li, memang semua pelayan di rumah itu sangat menyukai Tasya selain cantik Tasya juga cekatan dalam bekerja, memang dia menantu idaman, dan yang lebih membuat mereka menyukai Tasya adalah semenjak kedatangannya di rumah itu Pangeran jadi sedikit berubah dia tidak marah marah dan tidak terlalu dingin lagi seperti sebelumnya, sesekali Pangeran menunjukan senyum tipisnya dihadapan para pelayan walaupun mereka tau senyum itu ditujukan untuk Tasya bukan untuk mereka, namun mereka sedikit lega melihat tuan mudanya bahagia.
Setengah jam berlalu Tasya telah selesai memasak, ayam goreng balado, sayur capcai, sup kambing, dan menu lainnya Tasya juga menyiapkan jus leci kesukaan Pangeran karena dia diberitau oleh bibi Li tentang semua hal hal yang disukai Pangeran dan itulah salah satu alasan Taysa tertawa tadi saat memasak karena mendengarkan segala sesuatu tentang Pangeran dari bibi Li.
#**Author BTW bibi Li mulutnya comel amat ya, kalau sampai Pangeran tau bisa skakmat entar**😂
Setelah selesai memasak Tasya segera menaruh makanan ke meja makan dengan dibantu bibi Li setelah semuanya rapi Tasya kembali beranjak ke kamarnya untuk mandi dan bersiap siap makan bersama dengan Pangeran, 30 menit kemudian Tasya selesai mandi lalu dia memilih rok mini selutut berwarna kuning yang dipadukan dengan kemeja tanpa lengan berwarna putih polos, yang menambah kecantikan Tasya semakin terpancar, Tasya terlihat elegan menggunakannya, tubuhnya yang mulus dan body nya yang bak model sungguh membuat semua mata meleleh jika melihatnya.
Setelah menggunakan pakaian yang rapih Tasya duduk di depan meja rias lalu dia menyisir rambutnya yang panjang, Tasya membiarkan rambutnya terurai, setelah dia rasa sudah selesai Tasya turun ke bawah menuju meja makan namun tidak melihat keberadaan Pangeran di sana, Tasya kemudian duduk di kursi yang biasanya ia duduki, dia melihat sekretaris Bay dan pak Seto yang sudah berdiri di samping meja makan, entah kapan sekretaris Bay datang ke rumah ini.
"Sekretaris Bay seperti mahluk harus saja tiba tiba muncul dan seketika hilang entah kemana," gerutu Tasya sambil tersenyum tipis menatap sekretaris Bay.
Sekretaris Bay yang tidak menyadari itu hanya berdiri tegak seperti patung dan wajahnya sama datar seperti Pangeran.
10 menit berlalu karena Tasya kesal menunggu Pangeran yang tak kunjung datang dia memutuskan untuk pergi ke kamar Pangeran, pak Seto yang melihat gerak gerik Tasya hanya menggelengkan kepala dan tersenyum tipis.
Tasya berjalan menuju lift saat pintu lift terbuka dia kaget bukan kepalang karena melihat Pangeran yang sudah berdiri rapih berjalan keluar lift dan menabrak badan Tasya yang mungil. Pangeran bergerak dengan cepat hingga Tasya tidak bisa menghindar
"Aaaaaaa...... ," teriak Tasya kaget dan terjatuh karena tertabrak Pangeran.
Dengan sigap Pangeran segera menangkap tubuh mungil Tasya agar tidak terjatuh ke lantai.
Tasya menatap lekat wajah Pangeran, begitu juga dengan Pangeran.
Sekretaris Bay dan pak Seto yang mendengar teriakan Tasya segera berlari ke sumber suara dan betapa terkejutnya mereka berdua yang malah melihat tuan Pangeran sedang menahan tubuh Tasya dengan mata mereka yang saling tatap.
"Ehmmmm," suara sekretaris Bay yang membuat aktivitas tatap tatapan buyar seketika.
Pangeran yang kaget dengan suara Bay refleks menjauhkan badannya dan tanpa sengaja menjatuhkan tubuh Tasya.
Yang akhirnya Tasya terjatuh juga ke lantai.
"Aduhhhhhhhh," jerit Tasya yang jatuh terlentang di lantai.
Kemudian Tasya bangkit dan menatap Pangeran dengan wajahnya yang sudah merah padam.
Sementara Pangeran hanya menatap wajah Tasya gugup, karena dari tadi jantungnya berdetak tak beraturan saat menatap wajah cantik Tasya.
"Hei, apa kau sengaja menabrakku lalu menjatuhkanku?," ucap Tasya menatap Pangeran dengan tatapan kesal.
"Siap suruh kau berdiri di depan lift," ucap Pangeran berpura pura dingin dengan memalingkan wajahnya.
Lalu berjalan menuju meja makan.
"Dasar manusia robot, sekarang aku semakin yakin kalo dia tidak punya hati nurani," gerutu Tasya dengan amarah yang menggebu gebu dihatinya.
Ingin rasanya Tasya menampar Pangeran namun dia ingat dengan balas budi dan hukuman yang harus dia jalani.
Tasyapun berjalan mengikuti langkah Pangeran lalu duduk disampingnya.
Dengan cekatan Tasya seperti biasa mengambil piring dan menaruh nasi juga lauk pauk yang sudah dia masak tadi, lalu memberikannya pada Pangeran.
"Aku tidak mau makan ini," ucap Pangeran ketus.
"Hah?, apa maksudmu?, aku sudah memasaknya dengan susah payah dan kau tidak mau memakannya," ucap Tasya kesal.
Entah ada keberanian dari mana Tasya sangat berani mengucapkan kata kata itu, mungkin karena amarahnya sudah mencapai batas.
"Ini sarapan bukan makan siang jadi aku hanya mau makan nasi goreng atau roti saja," balas Pangeran yang begitu dingin dan datar.
Tasya menghembuskan nafas kasar lalu menyimpan kembali makanan tadi dan membawa roti juga selai kacang kesukaan Pangeran tidak lupa dengan segelas susu.
**Author.
M****akin seru lho ceritanya, terus baca dan like ingat like ya dan comment, masukkan dari pembaca sangat berharga buat author kedepannya😁**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Opung Boru Caroline
ok bos
2021-03-30
2
Febriyantari Dwi
CEO jahil....gadis lugu dan lucu
😀👍💗👍💗👍💗👍💗👍💗
2021-03-29
1