"San, cobalah kau ceritakan padaku bagaimana ibu bisa membujuk Soo Hwa untuk ikut bersamanya?"
"Hemmmm bukankah sesama wanita pasti bisa lebih saling memahami..yang kutau seperti itu.."
"Haissssshhhh kau ini!!tapi kenapa Soo Hwa waktu itu tidak mau menemuiku?kenapa kalau kau yang kesana dia mau menemuimu?"
"Apa kau cemburu padaku?hemmm..."
"Tentu saja tidak!!a..aku hanya ingin tahu.."
"Sudahlah...bukankah setengah bulan lagi kalian menikah..aku hanya ingin kau berbahagia..itu saja...", Ji San berdiri akan pergi.
"Tunggu...tunggu.....aku belum selesai bicara..kemarilah sebentar.!!"
"Ada apa lagi?", Ji San menoleh malas.
"Aku ingin berterima kasih padamu...bagaimana jika aku mencarikan istri untukmu?"
Ji San melotot tajam kearah Dae Hoo..."Kau ingin aku meminta ibu suri membatalkan pernikahanmu haaa?"
"Heii..ayolah...aku hanya ingin berterima kasih....kau ini laki-laki normal kan?apa kau tidak ingin mempunyai seorang pendamping hidup!?"", gerutu Dae Hoo.
"Sudahlah aku mau pergi..."Ji San ngeloyor tanpa pamit keluar kamar Dae Hoo.
"Dasar pemarah!aku ini hanya berbaik hati ingin mencarikan dia istri kenapa responnya seperti itu?dia itu normal apa tidak sih?", Dae Hoo menggerutu sendirian.
......................
Hari ini kerajaan Pyehan kedatangan tamu agung dari kerajaan Hanreum, Raja Dae Ha Su, Permaisuri Ra Sang Sil dan Putra Mahkota Dae Ha Joon. Diperkirakan mereka bersama rombongan tiba nanti siang. Para dayang dan pelayan istana sedang sibuk dengan segala persiapan.
"Putriku yang cantik....apakah kau sudah mempertimbangkan lamaran Putra Mahkota Dae Ha Joon nanti?"
"Iya ibu....aku hanya menurut saja..jika menurut ibu, putra mahkota adalah orang yang baik dan mampu menyayangiku setulus hati aku bersedia menjadi istrinya ibu...", Putri Dae Yeon memegang tangan ibundanya..tampak dibelakangnya para dayang sedang merias rambut hitam panjangnya dengan hati-hati, Dae Yeon memakai pakaian berwarna merah dengan bersulam emas berbentuk teratai dibagian depan dan belakang, dibagian ujung lengan bersulam emas melingkar.
"Baguslah...sebentar lagi putra putriku akan menikah.....calon kakak iparmu juga sedang mengandung....ibu benar-benar beruntung dengan kebahagiaan kalian yang datang bersamaan", ibu suri terlihat bahagia bercampur perasaan haru.
"Iya ibu....ibu pantas mendapatkan semua kebahagiaan itu ibu...", Putri Dae Yeon menatap ibunya dengan tersenyum.
"Iya putriku.."
"Yang Mulia Raja tiba..", suara dari luar mengagetkan Ibu Suri dan putri Dae Yeon.
"Kakak"
"Apakah adikku sudah siap?"
"Sudah kakak, ibu sudah menyiapkan semua untukku"
"Hemmm ibu memang selalu memanjakanmu"
"Kakak kau membuatku malu...bukankah ibu juga sering memanjakan kakak daripada aku?"
"Hahaha.....baiklah...ibu memang selalu memanjakan kita berdua....karena ibu memang yang terbaik", Dae Hoo merangkul ibu dan adiknya dari belakang. Ibu suri dan Dae Yeon membalas mengelus tangan Dae Hoo dengan lembut.
"Baiklah sebentar lagi kita akan menyambut tamu kerajaan..mari bersiap...oya adikku aku ingin meminta tolong padamu tolong kau temani Soo Hwa nanti...dia masih belum terbiasa dengan lingkungan istana...jadi kau bisa sambil mengajarinya tata cara penyambutan tamu diistana...."
"Tentu saja kakak...aku pasti akan menemani calon kakak ipar dengan baik....aku akan menjaganya untuk kakakku ini......aku tidak akan membiarkan laki-laki lain menggoda calon kakak iparku yang sangat cantik", Putri Dae Yeon menggoda kakaknya.
"Hemmmm", Dae Hoo hanya menjawab singkat.
"Sudah-sudah...putriku kau segera jemputlah Soo Hwa........aku dan kakakmu akan pergi ke aula utama terlebih dahulu untuk menyambut tamu dari Hanreum.....sebentar lagi mereka sampai......ayo Dae Hoo kita pergi", Ibu Suri melangkah keluar diikuti Dae Hoo.
"Baik Ibu", Putri Dae Yeon segera memerintahkan dayangnya bersiap keluar dari kamar, ia bersama beberapa dayang kemudian menuju kediaman lentera putih yang didiami Soo Hwa sementara waktu.
Sesampainya dikediaman lentera putih.....
"Salam kepada kakak ipar...", Putri Dae Yeon memberi salam dan menunduk pelan.
"Salam kepada Putri", Soo Hwa memberi hormat.
"Ahhh...kakak ipar tidak usah sungkan kepadaku...sebentar lagi kau akan menjadi Ratu dan kakak iparku...panggillah aku adik ipar saja.."
"Engg...iya put...eh...adik ipar", Soo Hwa sedikit canggung.
"Wahhh...kakak ipar kau benar-benar sangat cantik...bahkan dengan riasan natural saja kakak masih terlihat cantik...pantas saja kakak sangat tergila-gila padamu kakak ipar", putri Dae Yeon kagum dengan kecantikan Soo Hwa. Hari itu Soo Hwa memakai pakaian berwarna biru muda yang berhias corak sulaman bunga teratai berwarna merah muda dibagian bawah dan ujung lengan..riasan wajahnya sangat tipis..rambutnya sebagian ia naikkan keatas memakai tusuk konde berwarna emas berbentuk bunga teratai bermata giok berwarna biru safir, sedangkan sebagian rambutnya dibiarkan tetap tergerai. Sebenarnya ibu suri sudah mengirimkan beberapa potong pakaian dan perhiasan kepada Soo Hwa, namun Soo Hwa merasa tidak percaya diri memakai semua itu sehingga ia hanya memakai tusuk konde itu saja, ia juga hanya memilih pakaian yang tidak terlihat mencolok.
"Kakak ipar sebaiknya kakak ipar memakai kalung dan gelang ini....pasti akan lebih cantik", putri Dae Yeon mengambil sebuah kalung berwarna emas yang berbandul giok berbentuk lonjong berwarna biru safir dan gelang giok berwarna biru safir dan memakaikannya ke Soo Hwa.
"Ahh...ta tapi adik ipar....aku tidak biasa memakai perhiasan seperti ini..."
"Kakak ipar akan terbiasa nanti...tidak perlu sungkan seperti itu...."
"Ahh ya baiklah..", Soo Hwa segera memakai cadar yang sedikit transparan dan berwarna senada dengan pakaian yang ia pakai.
"Kakak ipar kenapa kau memakai cadar?kakak ipar sangat cantik....kenapa harus ditutup-tutupi?"
"Ahhh....i...itu...Yang Mulia Raja yang menginginkan adik ipar"
'Hemmmm dasar kakak!!pasti dia takut jika banyak laki-laki melihat kecantikan kakak ipar!dasar pencemburu!', Dae Yeon merutuki kakaknya didalam hati.
"Ayolah kakak ipar...setengah bulan lagi kalian akan menikah....semua orang pasti juga akan tahu siapa ratu kerajaan ini nanti....biarkan saja semua orang tahu betapa cantiknya kakak iparku ini....kenapa harus mau menuruti kakakku", Putri Dae Yeon melepaskan cadar yang dipakai Soo Hwa dengan paksa.
"Ta...ta..tapi adik ipar....", Soo Hwa sedikit canggung...sebenarnya dia masih takut berkumpul dengan banyak orang...ia takut disana ada mata-mata dari kerajaan langit, oleh karena itu ia masih ingin mengenakan cadar.
"Tidak apa-apa kakak....percayalah padaku......nah....sekarang kita harus segera ke aula utama untuk menyambut tamu kerajaan, ayo kakak ipar", Putri Dae Yeon menggandeng tangan Soo Hwa, mereka melangkah keluar menuju aula utama diiringi para dayang.
Sementara itu rombongan kerajaan Hanreum baru saja tiba didepan aula utama. Raja Dae Hoo, ibu suri dan para pejabat kerajaan menyambut rombongan dengan hangat, mereka kemudian mempersilakan rombongan masuk ke aula utama dan menempatkan mereka ke tempat duduk yang sudah disediakan khusus. Mereka kemudian saling beramah tamah, para dayang dan pelayan sibuk menyajikan makanan dan minuman untuk para tamu undangan. Penyambutan akan digelar dengan beberapa pentas tarian dan musik tradisional.
Putri Dae Yeon dan Soo Hwa baru saja tiba diaula utama...
"Yang Mulia Putri Yun Dae Yeon dan Putri Han Soo Hwa telah tiba...."
Ketika Putri Dae Yeon dan Soo Hwa melangkah masuk ke ruangan aula, mereka berjalan dengan anggun...seluruh pandangan orang didalam ruangan segera beralih kepada dua wanita cantik itu dan benar saja, semua orang benar-benar terpesona, terlebih dengan kecantikan Soo Hwa, mereka memandangnya dengan tatapan kagum sampai tak berkedip sedikitpun...mereka seperti melihat seorang dewi....Ya Soo Hwa memang dewi pada kenyataannya.
"Lihatlah dia seperti dewi kecantikannya benar-benar tidak tertandingi."
"Kecantikan yang langka..lihatlah rambutnya ada yang berwarna biru...darimana dia mendapatkannya?"
"Lihatlah dia begitu sempurna!!!pantas saja raja Dae Hoo ingin menjadikannya permaisuri"
"Apa dia sudah menikah?jika belum beruntunglah jika aku bisa memenangkan hatinya.."
"Aku dengar dia adalah calon istri Yang Mulia Raja dan setengah bulan lagi mereka akan menikah....raja benar-benar terpikat oleh kecantikannya"
"Dia benar-benar cantik tiada tara...pantas saja raja memberinya gelar bangsawan agar bisa segera menikahinya"
"Mereka benar-benar pasangan yang serasi!andai saja aku yang bertemu dengan putri itu dulu pasti aku akan memintanya menikah denganku"
Ya...sehari setelah datang ke istana Soo Hwa diberi gelar kebangsawanan oleh Dae Hoo untuk menguatkan posisi Soo Hwa sebelum menjadi permaisurinya. Jika seorang rakyat biasa akan menikah dengan seorang raja atau bangsawan, maka pemberian gelar kebangsawanan adalah wajib dilakukan oleh raja agar tidak ada yang merendahkannya dikemudian hari.
Seketika ruangan aula utama riuh, semua orang bergumam dan berbisik melihat Soo Hwa, namun tidak seperti yang lain, seseorang didepan sana rupanya terlihat jengah dan kesal mendengar orang-orang berbisik-bisik seperti itu.
'Kenapa Soo Hwa tak memakai cadarnya?!bukankah aku sudah bilang dia harus menutupi kecantikannya itu....Lihatlah mata mereka benar-benar menjijikkan rasanya ingin aku mencongkelnya!!berani-beraninya mereka menatap Soo Hwa seperti itu!!huh....aku harus segera melakukan sesuatu!!', orang itu tentu adalah Dae Hoo, ia sangat kesal karena banyak sekali mata penuh nafsu memandang Soo Hwa.
Dae Hoo beranjak bangun dari singgasananya ia kemudian menyambut Soo Hwa dan putri Dae Yeon.
"Hormat kami Yang Mulia", Dae Yeon dan Soo Hwa berbarengan.
"Hormat kalian aku terima....adik silakan duduk disamping ibu suri...dan untuk putri Soo Hwa..kemarilah...", Dae Hoo mengulurkan tangannya kearah Soo Hwa, sementara dua orang yang dihadapannya bingung 'bukankah kakak tadi menyuruhku untuk menemani kakak ipar?kenapa sekarang kakak berubah pikiran', Dae Yeon mengernyitkan keningnya memandang kakaknya aneh, Dae Hoo mengedipkan-ngedipkan matanya kearah Dae Yeon, ia memberi kode pada Dae Yeon untuk menuruti apa yang ia perintah. Soo Hwa bingung melihat kelakuan kedua kakak adik itu.
"Ahhh tentu kakak, adik undur diri dulu..", Dae Yeon segera berjalan ke arah ibu suri. Dae Hoo tersenyum manis ke arah Soo Hwa sambil memberi kode untuk segera menyambut uluran tangannya, Soo Hwa paham, ia segera mengulurkan tangannya ke tangan Dae Hoo, Dae Hoo tersenyum senang, dipandangnya wajah Soo Hwa dengan penuh cinta, ia kemudian menuntun Soo Hwa ke tempat duduk disebelah singgasananya.
"Duduklah..", Dae Hoo mengusap lembut tangan Soo Hwa sebelum ia melepas tangannya dari Soo Hwa dan kembali ke singgasananya. Semua orang benar-benar iri dengan pasangan itu.
"Baiklah...aku ucapkan selamat datang kepada Yang Mulia Raja Dae Ha Su, permaisuri Ra Sang Sil, putra mahkota Dae Ha Joon beserta rombongan dari kerajaan Hanreum.....aku harap Yang Mulia beserta rombongan dari kerajaan Hanreum dapat tinggal dengan nyaman selama berada di kerajaan Pyehan...silakan menikmati hidangan yang sudah kami sediakan.....sebagai keramahtamahan, kami juga akan menyuguhkan beberapa pertunjukan tarian dan musik tradisional...silakan pertunjukan segera dimulai....", Dae Hoo memberi beberapa kata pembuka acara penyambutan tamu agung dari kerajaan Hanreum.
Acara segera dimulai...satu per satu tarian dan musik tradisional ditampilkan dengan indah oleh para seniman berbakat dari lingkungan wilayah Pyehan.
Tidak terasa acara penyambutan sudah berlangsung hingga sore, setelah sore acara dibubarkan. Raja Dae Ha Su, permaisuri Ra Sang Sil, putra mahkota Dae Ha Joon beserta rombongan diantar ke kamar-kamar yang telah dipersiapkan secara khusus. Dae Hoo mengantar Raja dan Permaisuri Hanreum secara pribadi, sedangkan putra mahkota Dae Ha Joon diantar oleh putri Dae Yeon. Ibu Suri dan Soo Hwa kembali bersama ke kamar masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments