Malam hari di desa Shindae..
"Apakah kalian sudah menemukan Raja atau pengawal pribadinya didesa ini???"
"Lapor tuan...saya melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan dikawal oleh pengawal pribadi raja beserta beberapa pengawal masuk secara diam-diam ke sebuah rumah kosong sebelah barat desa"
"Bagus!!malam ini kita akan bergerak"
"Baik tuan!!"
..............
Para pembunuh sudah mengepung rumah disebelah barat desa, sang ketua melambaikan tangan tanda untuk segera maju.
Didalam rumah tersebut Ji San duduk santai sambil memicingkan mata dan menajamkan pendengarannya..ia merasakan bahwa para pembunuh bayaran akan segera masuk..ia mengangguk memberi kode ke pengawal bayangan yang lain.
"BRUAKKKKK!!", pintu terpental para pembunuh bayaran masuk kedalam mengepung Ji San, 2 pengawal bayangan raja serta 2 orang yang menyamar sebagai raja dan Soo Hwa.
"Siall..itu bukan raja dan gadis itu!!!kita ditipu...bunuh mereka!!!", para pembunuh bayaran menyerang Ji San dan pengawal bayangan. Jumlah pembunuh bayaran yabg dikerahkan sekitar 25 orang, namun tanpa diduga muncul pengawal bayangan raja yang lain diluar sekitar 10 orang. Pertarungan sengit berlangsung.
"TRANGGG...TRINGGG....SRAATTT...BUGHHH......BRUKKKK"
Bunyi pedang beradu dan mayat berjatuhan terjadi berulang.
"Tuan kita terdesak, lebih baik kita pergi dari sini sekarang", seorang anggota pembunuh bayaran membujuk ketua mereka untuk pergi dari sana, paling tidak harus ada yang pergi hidup-hidup agar bisa menemukan raja ditempat lain. Ketua dan 2 orang pembunuh lain segera beranjak kabur dari sana dengan langkah secepat kilat.
Satu per satu pembunuh bayaran mati ditangan Ji San dan para pengawal bayangan raja..ada yang mencoba untuk kabur tapi tertangkap oleh mereka. Akhirnya pertarungan selesai, Ji San segera memerintahkan pengawal bayangan untuk membersihkan semua kekacauan itu.
"Kubur mayat-mayat ini segera dan interogasi pembunuh yang tertangkap..siksa mereka sampai mau mengaku!!", perintah Ji San.
"Baik tuan!!"
"Apakah ada yang kabur?"
"Ada tuan..salah satu diantara mereka adalah ketuanya"
"Biarkan saja mereka pergi, sekarang bereskan tempat ini!!"
"Baik tuan!!"
............
"Memberi hormat kepada Yang Mulia Raja", 4 orang pengawal bayangan raja baru saja sampai digua persembunyian Dae Hoo dan Soo Hwa.
"Hormat kalian aku terima"
"Yang Mulia kami diperintahkan tuan Ji San untuk membawa Yang Mulia ke desa Shindae besok pagi"
"Baiklah, sekarang kalian beristirahatlah dulu"
"Baik Yang Mulia..kami akan berjaga diluar gua"
................
Di sebuah ruangan tertutup "Tuan sepertinya kita sudah aman", salah satu pembunuh bayaran.
"BRAKKKK", ketua pembunuh menggebrak meja dengan geram.
"Hahh kurang ajar!!!mereka menjebak kita,,besok pagi kita harus memanggil anggota yang lain kemari..mereka sudah menghabisi banyak orangku,,kita tak punya waktu untuk menyelesaikan tugas dari pangeran Dae Jun untuk menghabisi raja"
"Baik tuan"
2 orang anggota yang tersisa itu saling memandang dan memberi kode, salah satu dari mereka mengeluarkan pedang dan tiba-tiba..
"Jangan bergerak!!", menodongkan pedang ke leher ketua pembunuh
"Haaahhhh apa-apaan kau ini??beraninya menodongkan pedang kepadaku!!!berani-beraninya kalian mengkhianati aku!!!", kedua tangan ketua pembunuh dikunci dari belakang oleh satu orang lainnya.
"Kami bukan anggotamu", sambil membuka penutup wajah.
Mata ketua pembunuh bayaran itu membelalak.,ternyata ia sudah ditipu dari awal.
"Sialannnn.....kalian menipuku lagi!!"
Ji San muncul dengan pengawal bayangan lain ditempat itu.
"Hormat tuan...kami sudah melaksanakan perintah tuan"
"Bagus,,kalian bawa dia ke tempat yang aman...ikat dia jangan biarkan dia berbuat macam-macam...orang ini akan menjadi saksi kejahatan pangeran kedua!!", perintah Ji San.
"Baik tuan!"
Ketua pembunuh itu sudah tidak bisa berkutik..ia sudah membocorkan rahasia kejahatan pangeran kedua secara terang-terangan.
Kejadian sebelum ini......
2 orang berpakaian hitam terlihat mengendap-endap mengawasi Ji San dari belakang..Ji San sengaja memancing mereka ke rumah kosong di sebelah barat desa Shindae, mereka kemudian kembali ke markas melapor pada ketua pembunuh bayaran, tanpa mereka sadari mereka telah dibuntuti oleh 2 orang pengawal bayangan.
.............
Paginya dengan menaiki kuda Dae Hoo, Soo Hwa diikuti para pengawalnya segara berangkat ke desa Shindae. 2 jam kemudian mereka sudah sampai didesa Shindae.
"Hormat kami Yang Mulia", Ji San dan pengawal lain menyambut kedatangan Dae Hoo secara serempak.
"Hormat kalian aku terima"
"San..apakah semuanya sudah beres?"
"Sudah Yang Mulia...kami sudah menangkap ketua pembunuh bayaran dan ia juga mengakui siapa dalang dari rencana pembunuhan Yang Mulia"
"Bagus...siang ini kita akan melanjutkan perjalanan..kalian bersiap-siaplah sekarang"
"Baik Yang Mulia, kami undur diri"
..............
Siang itu rombongan raja berangkat menuju desa Gyeonggi..setelah sampai didesa Gyeonggi mereka harus melewati hutan utara Donggi sebelum sampai di ibukota Pyehan.
Menjelang petang rombongan raja tiba di desa Gyeonggi. Mereka beristirahat disebuah penginapan.
"San....apakah ada berita lain dari istana?", tanya Dae Hoo sambil duduk dengan santai didalam kamar penginapan. Ji San masih saja berdiri dibelakangnya.
"Sepertinya pangeran keempat sudah mulai bergerak Yang Mulia".
"Haiiishhhh..apa kau tidak bisa duduk dulu..kenapa masih berdiri?aku ingin mengajakmu bicara seperti teman..duduklah!".
"Baik Yang Mulia", Ji San langsung duduk menurut.
"Dan satu lagi..jangan panggil aku Yang Mulia jika diluar istana...apa kau lupa?kau ini bisa membongkar identitasku", Dae Hoo sedikit kesal, melihat itu Ji San hanya tersenyum kecil.
"Tapi tuan apakah tuan dan nona Soo Hwa akan berada dalam satu kamar ini?"
""BLUSSHHHH....", wajah Dae Hoo memerah, Ji San benar-benar tidak tahu kenapa Dae Hoo hanya memesan 2 kamar untuknya dan Ji San. Harusnya Ji San dan Dae Hoo bisa tidur dalam satu kamar..dan 1 kamar lainnya bisa dipakai Soo Hwa sendiri..tapi entah kenapa Dae Hoo tidak melakukan seperti itu..tentu saja Ji San heran dengan rajanya ini, ia akhirnya berpikir bahwa Soo Hwa sudah menjadi wanita raja.
"Jangan-jangan kau dan nona Soo Hwa sudah melakukan........"
"Bi...bi..cara apa kau?memangnya apa yang aku lakukan dengan Soo Hwa?", potong Dae Hoo dengan gelagapan.
"Ke.kenapa kau mengalihkan pembicaraan hahh?", tambah Dae Hoo kesal.
"Heii..aku hanya bertanya..kenapa tuan ini menjadi memerah seperti itu?", Ji San tersenyum tipis melihat kelakuan rajanya.
"Sudah...sudah...lebih baik kau pergi ke kamarmu beristirahat..aku sudah kehilangan selera bicara denganmu", dengus Dae Hoo.
"Baiklah aku akan kembali kekamar..sepertinya kerajaan Pyehan akan segera memiliki pangeran kecil", Ji San sambil beranjak keluar pintu.
"Ka...kau!!"teriak Dae Hoo sambil berdiri dari tempat duduk, sayangnya Ji San yang diteriaki sudah keburu kabur.
Tiba-tiba Soo Hwa masuk ke kamar..Dae Hoo tertegun..
"Ada apa Dae Hoo sepertinya aku mendengarmu berteriak?"
"Ahhh...tidak ada apa-apa...aku hanya sedang berlatih tadi", Dae Hoo menjadi kikuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ini makanan yang tadi kau pesan....dan aku sudah membeli pakaian seperti yang kau minta...aku sudah makan tadi bersama Chil Bo....sekarang aku mau membersihkan diri dulu", Soo Hwa memberikan bungkusan pakaian dan makanan kepada Dae Hoo. Sebenarnya ia minta Chil bo, salah satu pengawalnya untuk mengantar Soo Hwa membeli makanan dan pakaian hanya sebagai alasan Dae Hoo agar bisa berbicara hal penting dengan Ji San.
"Terima kasih, aku akan makan ini"
...............
Soo Hwa keluar dari bak mandi...ia segera memakai pakaiannya satu per satu..setelah selesai, dengan wajah dan rambut yang masih basah ia masuk ke kamar...dikamar Dae Hoo sedang duduk sambil meniup seruling didekat jendela..alunan yang indah dan merdu. Soo Hwa terkesima, wajah Dae Hoo yang teduh saat meniup seruling ditambah sinar bulan yang menerangi menambah kesan tegas dan menawan. Lama Soo Hwa berdiri memandang Dae Hoo mengikuti alunan seruling yang indah. Setelah cukup lama, Dae Hoo beranjak dari duduknya, Dae Hoo kaget melihat Soo Hwa yang ternyata sudah mematung memandangnya sedari tadi.
"Kau sudah selesai mandi?", suara Dae Hoo mengalihkan pandangan Soo Hwa.
"Aahhh ya...aku sudah selesai..kau bisa membersihkan diri sekarang", Soo Hwa agak gugup.
"Baiklah..aku membersihkan diri dulu", tersenyum sambil berlalu.
Soo Hwa duduk didepan cermin sambil mengeringkan rambutnya. Tidak lama kemudian Dae Hoo selesai mandi. Dae Hoo keluar dengan bertelanjang dada dan rambut hitam yang tergerai, ia mendekat ke arah Soo Hwa. Tiba-tiba ia mengangkat tubuh Soo Hwa dengan kedua tangannya.
"Ahh...ada apa Dae Hoo", Soo Hwa sedikit terkejut.
Dae Hoo memandang lekat Soo Hwa digendongannya "aku menginginkanmu Soo Hwa"...bisik Dae Hoo sembari membaringkan Soo Hwa ke ranjang dan tangannya mulai beraksi liar, mereka beraksi penuh gairah sepanjang malam itu, mereka tidak menghiraukan penghuni kamar sebelah yang mengumpat mendengar suara desahan-desahan mereka.
"akhhh...siallll...kenapa mereka sungguh bersemangat...apa mereka tidak malu aku ada dikamar sebelah mendengar suara mesum mereka seperti itu!!", merinding menutup kedua telinganya.
Penghuni kamar sebelah itu adalah Ji San..hohoho..
................
Paginya....
"Kelihatannya tuan sangat bersemangat pagi ini?", Ji San nyengir menyapa Dae Hoo diluar penginapan.
"Kau kenapa San?apa kau tidak tidur nyenyak?", Dae Hoo melihat kantung mata Ji San yang hitam tebal.
"Bukankah tuan sepanjang malam membuatku tidak bisa tidur nyenyak dengan suara-suara aneh dari kamar tuan??"
Dae Hoo melotot ke arah Ji San, ia sekarang paham dengan arah pembicaraan Ji San. Ji San menahan tawa dipelototi Rajanya. Dae Hoo menghampiri Ji San.
"Jangan katakan itu lagi!!apa kau mau membuatku kehilangan muka jika Soo Hwa dan Pengawal lain sampai mendengarnya...kau ini benar-benar tidak bisa menjaga rahasiaku!!", bisik Dae Hoo ke telinga Ji San dengan nada kesal. Ji San benar-benar geleng-geleng kepala dengan kelakuan rajanya kali ini.
Soo Hwa dan pengawal lain yang tidak paham hanya memandang kearah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sejahtera
Tidak sabar untuk baca episode selanjutnya
2021-01-30
3