Pagi itu setelah mengisi perut mereka yang kosong dengan buah-buahan seadanya dihutan, Dae Hoo dan Soo Hwa bergegas keluar gua dan menyusuri hutan. Mereka hanya berbekal uang yang untungnya masih terbawa saat jatuh dari jurang. Dae Hoo memanggil merpati pengirim pesan dengan sebuah seruling yang ia buat dari bambu tadi pagi, ia berusaha mengirim pesan kepada Ji San untuk segera menjemputnya ditempat yang telah ia tentukan. Ia tahu bahwa diluar sana pasti masih banyak musuh yang mengincarnya, jika ia kembali tanpa pengawalan tentu tidak menguntungkan baginya. Disepanjang perjalanan Dae Hoo terus menggenggam erat tangan Soo Hwa.
Tak terasa sudah hampir 4 jam mereka berjalan menyusuri hutan..Soo Hwa sedikit kelelahan sehingga mereka beristirahat sebentar dibawah pohon. Untuk keluar dari hutan menuju perbatasan Pyehan dan Hanreum paling tidak membutuhkan waktu 6 sampai 8 jam perjalanan. paling tidak mereka harus segera sampai didesa terdekat sebelum petang.
Setelah cukup beristirahat, mereka segera bergegas melanjutkan perjalanan mereka kembali. Tak terasa sudah hampir petang. Akhirnya mereka sampai disebuah desa kecil bernama Guhee diperbatasan wilayah Pyehan dan Hanreum. Sesampainya didesa mereka segera mencari penginapan.
"Maaf tuan dan nona apakah ada yang bisa saya bantu?", terlihat seorang pemuda menyapa Dae Hoo dan Soo Hwa dari teras penginapan.
"Kami ingin memesan 1 kamar untuk 1 malam...ini uangnya "
"Baik tuan mari saya antar kekamar.."
Dae Hoo dan Soo Hwa mengikuti pelayan itu masuk kedalam penginapan.
"Ini kamar anda tuan dan nyonya..jika ada yang tuan dan nyonya butuhkan anda bisa memanggil saya didepan"
"Baik..terima kasih.."
"Engg...Dae Hoo kenapa hanya ada 1 kamar?"
"Ahhh..ya...maafkan aku Soo Hwa..aku tidak bermaksud apa-apa..tapi uang yang aku bawa ini tidaklah cukup jika tidak dihemat..aku berjanji tidak akan berbuat macam-macam padamu"
"Emmm...baik Dae Hoo"
Soo Hwa sendiri tidak tahu menahu apa itu uang..yang ia tahu kemarin saat Dae Hoo membelikannya cadar dan lampion ia melihat Dae Hoo memberi ke setiap penjual itu lempengan kecil berbentuk bulat berwarna emas, dan tadi saat didepanpun Dae Hoo juga memberi lempengan emas itu pada pelayan.
Dae Hoo dan Soo Hwa masuk kekamar...hanya ada satu ranjang dan kursi meja...
"Bersihkan dirimu dulu Soo Hwa..aku akan pergi sebentar membeli beberapa potong pakaian"
"Baik, Dae Hoo"
Dae Hoo sudah keluar. Soo Hwa membuka cadar dan pakaiannya, ia segera berendam ke bak mandi untuk membersihkan diri.
Tidak berselang lama Dae Hoo masuk ke penginapan kembali membawa bungkusan pakaian dan makanan.
"Soo..", Dae Hoo terhenti..matanya membelalak melihat pemandangan di depannya..Soo Hwa berdiri dengan rambut basah terurai bak dewi membuat Dae Hoo begitu terpesona melihatnya, ia menelan ludah dan segera sadar menepuk pipinya sendiri.
"Engg..Soo Hwa gantilah pakaianmu dengan ini..setelah itu kau makanlah ini..aku akan membersihkan diri dulu", Dae Hoo canggung.
"Baiklah Dae Hoo"
Dae Hoo berendam ke bak mandi...pikirannya mulai membayangkan Soo Hwa dengan nakal...
"Haissshhhh...bisa bisa aku memakannya jika lama-lama bersamanya....dia sangat membuatku bergairah tiap dekat dengannya", gerutu Dae Hoo sambil menepuk keningnya.
.....
Dae Hoo sudah selesai mandi dan berpakaian dia kembali ke kamar..dilihatnya Soo Hwa sudah berbaring di tempat tidur, diam-diam Dae Hoo mendekat ke tempat tidur ia membungkuk memandang Soo Hwa lekat..'Apa dia benar-benar sudah tidur?apakah selelah itu hingga langsung tertidur?' gumam Dae Hoo.
Lagi-lagi pikiran mesumnya keluar..Daeho mengecup bibir Soo Hwa diam-diam dan langsung berbalik keluar dari kamar, ia keluar dari penginapan untuk berjalan-jalan sebentar menghilangkan hawa panas ditubuhnya.
.....
Paginya Soo Hwa dan Dae Hoo keluar dari penginapan untuk segera melanjutkan perjalanan. Dari desa Guhee mereka harus melewati hutan Anpyong untuk mencapai desa Shindae..di desa Shindae inilah yang akan menjadi titik temunya dengan Ji San.
Ji San dan para pengawal bayangan sudah hampir sampai didesa Shindae. Sementara itu mata-mata dari pangeran Dae Jun sudah bergerak menemukan jejak Dae Hoo.
"Mereka baru saja keluar dari penginapan didesa Guhee tuan..saya yakin hari ini mereka akan menuju ke desa Shindae", seorang pria berpakaian hitam melapor kepada ketua mereka.
"Segera kumpulkan yang lain..siang ini kita akan bergerak ke desa Shindae"
"Siap tuan"
....
Setelah 4 jam perjalanan menyusuri hutan Anpyong...
"Dae Hoo aku lelah...apakah kita bisa beristirahat sebentar?"
"Baiklah ayo kita beristirahat didalam gua itu agar lebih aman.."
Soo Hwa mengangguk, dia tidak biasa berjalan kaki seperti manusia, namun karena saat ini ia bersama Dae Hoo ia tetap bersikap layaknya manusia biasa agar Dae Hoo tidak curiga.
Mereka berdua duduk beralaskan kain seadanya yang mereka bawa. Soo Hwa membuka cadarnya, peluh bercucuran diwajah cantik Soo Hwa.
"Kau sangat kelelahan...maafkan aku sudah menyeretmu dalam situasi yang buruk", Dae Hoo menyeka wajah Soo Hwa yang berkeringat dengan lengan bajunya.
"Tidak Dae Hoo aku senang bisa membantumu".
Pandangan mereka bertemu..Dae Hoo terpesona oleh Soo Hwa yang selalu menawan tanpa polesan..begitupun Soo Hwa terpana akan ketampanan dan ketegasan wajah Dae Hoo..perlahan wajah mereka semakin mendekat satu sama lain..seperti ada magnet yang menarik satu sama lain..dekat..dan lebih dekat tanpa jarak..mereka berciuman..sejenak ciuman itu terhenti karena kekagetan Soo Hwa, namun Dae Hoo segera menarik tengkuk Soo Hwa dan menciumnya..ciuman mereka menjadi lebih dalam..lagi.....dan lagi..mereka menikmati itu..perlahan gerakan mereka menjadi lebih liar...
.....
"BLEDAAARRRRR....BLEDARRR...", suara petir menyambar-nyambar disekitar kerajaan langit. Di aula utama kerajaan Raja Langit terlihat berdiri dengan cemas 'Apa yang terjadi?apakah ini pertanda buruk?'.
Di sisi lain, di sebuah tempat yang gelap dan mengerikan dipenuhi tengkorak manusia..sesosok laki-laki paruh baya dengan wajah yang tampan dan pupil mata merah tersenyum menyeringai..ia berjalan dengan rambut tergerai berwarna hitam dengan beberapa helai warna merah...ia mengenakan jubah hitam bercorak merah darah dan mahkota hitam berbentuk matahari dengan batu ruby merah ditengahnya...didepannya terdapat sebuah peti mati hitam dari terbuat dari kaca, didalamnya terlihat sesosok wanita cantik berambut putih yang terbaring dengan mata tertutup, wanita itu memakai baju biru langit,.didahi wanita itu terlihat sebuah tanda biru seperti api.
"Sayang..putra kita akan segera bereinkarnasi..dan dia akan membalaskan dendam kita secepatnya", bisik laki-laki itu dengan lembut ke telinga wanita yang terbaring itu. Laki-laki itu kemudian berdiri kembali dan tertawa sangat keras "HAHAHAHAHAHHA......."
.....
Soo Hwa membuka matanya dengan senyuman..ia membelai wajah laki-laki yang tertidur dihadapannya itu. Laki-laki itu akhirnya membuka matanya..Dae Hoo tersenyum..ia mempererat pelukannya..4 jam mereka bergumul dalam penyatuan hingga mereka kelelahan dan tertidur.
"Dae Hoo...sepertinya gua ini mulai gelap..apakah kita akan melanjutkan perjalanan lagi?"
Dae Hoo melepas pelukannya dan beringsut bangun..ia segera mengenakan pakaiannya...begitupun Soo Hwa.
"Sepertinya kita akan bermalam digua ini dulu..aku akan keluar mencari kayu bakar dan buah-buahan sebentar..kau tunggulah disini"
"Baik Dae Hoo"
Dae Hoo segera keluar dari gua bergegas mencari kayu bakar dan buah-buahan. Ia menyusuri hutan dengan berhati-hati.
"Ahhh..sudah selesai..aku harus segera kembali", Dae Hoo tersenyum senang..ia mendapat sepikul kayu bakar dan buah-buahan. Tiba-tiba saat Dae Hoo akan melangkahkan kakinya, samar-samar ia mendengar suara hentakan kuda, ia menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya melihat sekeliling..mencari sumber suara itu..ia segera mengendap-endap bersembunyi. Akhirnya dia melihat beberapa orang menunggang kuda dengan pakaian hitam dan wajah setengah tertutup sedang bergerak ke arah desa Shindae.
'Huh sial..para pembunuh bayaran..jangan-jangan mereka sudah membuntutiku sedari kemarin..aku harus cepat-cepat kembali ke gua', geram Dae Hoo. ia kemudian berlari secepat mungkin
"Hoshh..hoshh..hoshh..."sampai dipintu gua Dae Hoo berhenti.
"Ada apa Dae Hoo?kenapa nafasmu tersengal-sengal?", Soo Hwa kaget melihat Dae Hoo panik.
"Sepertinya kita akan menginap digua ini dulu sampai besok..para pembunuh bayaran sudah menuju desa Shindae..sepertinya mereka sudah mengawasi kita sejak dari desa Guhee..aku akan mengirim pesan kepada Ji San untuk menjemput kita disini"
"Iya Dae Hoo"
"Sekarang aku akan menyalakan api dulu..makanlah buah-buahan ini dulu", Dae Hoo menyerahkan beberapa buah pada Soo Hwa, Soo Hwa hanya menjawab dengan anggukan.
.....
Paginya diluar gua Dae Hoo meniup seruling memanggil burung merpati pengirim pesan..ia menyelipkan pesan dan segera melempar burung itu pergi.
......
Ji San menerima pesan dari Dae Hoo ia segera menyusun rencana untuk mengelabui para pembunuh bayaran itu..ia harus mengurus para pembunuh terlebih dahulu agar mempermudah penjemputan sang raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments