"Dae Hoo memberi hormat kepada Ibu Suri!", Dae Hoo berkunjung kekediaman ibunya.
"Duduklah nak..."
"Baik ibu..", Dae Hoo duduk dihadapan ibunya.
"Bagaimana keadaanmu?apakah sudah lebih baik?ibu dengar kau memimpin pertemuan tadi pagi?"
"Sudah lebih baik Ibu...iya ibu...banyak hal yang harus dibahas tadi pagi.."
"Syukurlah kalau begitu...ibu senang mendengar kau sudah sehat nak..", Ibu Suri memandang putranya dengan penuh perhatian.
"Iya ibu...emmm...kedatangan ananda kemarin ingin menyampaikan bahwa ananda telah mempertimbangkan saran ibu beberapa hari yang lalu..dan ananda setuju jika ibu menginginkan ananda untuk segera menikah dengan pilihan ibu...!"
"Benarkah putraku??ibu sangat senang kau mau mendengar perkataan ibu nak.."ibu harap kau bisa melepas kesedihanmu dan memulai semuanya dengan baik lagi..kalau begitu 3 hari lagi ibu akan memperkenalkanmu dengan calon menantu pilihan ibu"
"Baik ibu terima kasih...kalau begitu ananda pamit undur diri dulu sekarang", memberi hormat kemudian pergi.
'Hmmmphhh....sebenarnya ibu tau nak jika kau melakukan ini dengan terpaksa..ibu berharap tidak mengecewakanmu nanti'
..................
"San...nanti sore antarkan aku ke hutan utara Donggi?"
"Yang Mulia?apa yang Yang Mulia pikirkan sekarang?bukankah baru kemarin anda sudah memutuskan untuk menikah dengan pilihan ibu suri?kenapa anda masih ingin mencari nona Soo Hwa?"
"Hemmmmph....bukankah aku sudah bilang..walaupun aku menikah dengan wanita lain, aku juga tetap akan mencari Soo Hwa...!"
"Yang Mulia hamba tidak setuju!mohon Yang Mulia pertimbangkan kembali..jangan membuat keadaan menjadi bertambah rumit.."
"Kau itu cerewet sekali San...bagaimanapun Soo Hwa sedang mengandung anakku...aku tidak mau disebut menelantarkan mereka dan bersenang-senang dengan wanita lain!!"
"Kalau begitu....hamba dan beberapa pengawal yang akan pergi mencari nona Soo Hwa..Yang Mulia tidak usah pergi dari istana..hamba tidak ingin Yang Mulia melakukan hal bodoh seperti kemarin terakhir kali kita ke hutan utara Donggi!!"
"San!!kau berani melawan perintahku!!"
"Ini semua demi kebaikan Yang Mulia.....mohon Yang Mulia lebih bijaksana dan jangan bertindak bodoh lagi.."
"Baiklah lakukan saja!!tapi jika dalam waktu 5 hari kau tidak bisa menemukannya..aku yang pergi mencarinya sendiri!!", tegas Dae Hoo dengan nada mengancam.
"Baik Yang Mulia"
Ji San segera keluar dari kamar Dae Hoo, sementara Dae Hoo dikamar duduk dengan perasaan marah.
..................
Di sebuah kamar tertutup terlihat Ji San sedang berbicara dengan seseorang yang memakai tudung hitam dikepalanya.
"Apakah semua sudah siap?baiklah ayo kita berangkat!!"
Ji San hanya mengangguk dan mengikuti orang itu dari belakang.
.....................
"Hormat Yang Mulia.......Ibu Suri telah mengatur pertemuan anda dengan calon menantu pilihan ibu suri dikediaman lentera putih hari ini nanti siang Yang Mulia.."
"Hemmmm", Dae Hoo hanya menjawab singkat, ia sedang membaca beberapa dokumen penting yang harus ia survei hari ini.
"Aku harap Yang Mulia tidak lupa nanti.."
"Hemmm...kau cerewet sekali!!aku akan kesana kalau sudah selesai dengan dokumen-dokumen ini...apa kau tidak lihat pekerjaan istana menumpuk seperti ini!!", sambil menunjuk kearah gulungan2kertas yang masih belum diperiksa.
"Sekarang kau bantu aku disini!!", tambah Dae Hoo lagi.
"Baik Yang Mulia", Ji San melangkah mengambil beberapa dokumen dan mulai memeriksanya.
Mereka berdua sekarang sudah disibukkan dengan beberapa gulungan kertas yang menumpuk, jika Dae Hoo kemarin tidak sakit tentu semua pekerjaan istana tidak akan menumpuk.
Tanpa terasa hari sudah siang..Dae Hoo dan Ji San Masih berkutat dengan gulungan-gulungan itu, hingga akhirnya sebuah suara ketukan menghentikan mereka.
"Tok...tok...tok..."
"Siapa diluar?"
"Hamba Kasim Park, Yang Mulia..."
"Masuklah", Dae Hoo menyuruhnya masuk.
"Hormat hamba Yang Mulia", kasim Park masuk dan langsung memberi hormat.
"Ada apa?"
"Ampun Yang Mulia...hamba diutus ibu suri untuk mengingatkan Yang Mulia untuk bertemu calon istri pilihan ibu suri sekarang dikediaman lentera putih"
"O...ohh itu..baiklah sebentar lagi aku akan kesana!"
"Baik Yang Mulia hamba pamit undur diri...."
"Hemmmm", singkat Dae Hoo. Sebenarnya ia malas ingin beranjak pergi, namu karena ini perintah dari ibu suri maka ia harus segera datang.
"San...kau beresi ini semua..aku akan pergi dulu ke kediaman lentera putih"
"Baik Yang Mulia"
..................
Dae Hoo berjalan dengan santai ke kediaman lentera putih....ia berpikir ia hanya akan melihat dan berbicara sekenanya dengan wanita itu lalu pergi dari sana nanti.
Sesampainya ia disana dayang mengumumkan kedatangannya dan ia langsung masuk ke dalam..pintu ditutup..disana terlihat seorang wanita sedang berdiri yang terlihat hanya bagian belakang wanita itu..tubuhnya ramping menawan...wanita itu memakai pakaian berwarna biru muda, rambutnya tertutup kain dari belakang...Dae Hoo pun juga membalikkan badannya..ia tidak ingin memandang wanita itu. Wanita itu hanya diam, tak menyapa Dae Hoo 'Cihhh..apa wanita ini yang akan menjadi istriku?!!wanita itu benar-benar tidak tahu sopan santun, sudah tau aku masuk tapi tidak menyapaku!', gumam Dae Hoo.
"Aku akan bicara sebentar saja padamu...inti dari pernikahan ini hanya perintah dari ibu suri, jadi jangan mengharapkan sesuatu yang lebih dari ini...aku akan memberimu semua tapi jangan harap aku akan memberikan hatiku padamu....hatiku sudah dimiliki oleh seorang wanita...dan wanita itu kini tengah mengandung anakku....jangan pernah berpikir kau akan memperoleh anak dariku...q menikahimu demi kerajaan ini.....camkan ini!!"
"Dan satu lagi...jangan pernah semua yang aku katakan ini pada ibuku..jika kau mengadu maka aku tidak akan segan mengirimmu kembali"
"Benarkah itu Yang Mulia?", wanita itu tiba-tiba mengeluarkan suara tanpa menoleh ke belakang.
"DEG",...'su...suara ini?', Dae Hoo terkejut mendengar suara wanita itu..ia sepertinya mengenali suara lembut wanita itu...ia pun menoleh ke arah wanita yang masih membelakanginya itu..kemudian berjalan cepat mendekati wanita itu dan meraih lengannya kemudian membalikkan badan wanita itu...matanya tak percaya dengan yang ia lihat..
"Soo Hwa.."
Ya, wanita dihadapannya sekarang itu adalah Soo Hwa...air mata Dae Hoo mengalir...ia segera memeluk wanita dihadapannya itu, wanita itu juga membalas pelukannya.
"Tak apa Yang Mulia, sekarang aku sudah ada disini", wanita sambil menepuk-nepuk punggung Dae Hoo dengan lembut.
"Soo Hwa...Soo Hwa...", panggilnya terus menerus dengan sesenggukan..kemudian dilepasnya pelukan itu dan ditangkupnya wajah Soo Hwa dengan kedua tangannya..dipandanginya wajah Soo Hwa dengan tatapan sendu.
"Tolong jangan pergi lagi..maaf aku tak bisa menjagamu..aku sangat mencintaimu..aku tidak sanggup kehilanganmu", Dae Hoo memohon pada Soo Hwa.
"Aku sudah disini...tidak mungkin aku meninggalkanmu..aku juga mencintaimu:, Soo Hwa tersenyum untuk membuat Dae Hoo tenang sambil memegang tangan Dae Hoo yang masih menangkup diwajahnya.
Dae Hoo tersadar akan sesuatu ia pun melepas tangan dari wajah Soo Hwa dan beralih memperhatikan perut Soo Hwa.
"Ba..bagaimana dengan anak kita Soo Hwa?apa dia baik-baik saja?"
"Tentu saja dia baik-baik saja", Soo Hwa tenang.
"Anakku...", Dae Hoo beringsut mencium perut Soo Hwa dan memeluknya. Soo Hwa mengelus pucuk kepala Dae Hoo dengan lembut..keduanya benar-benar terlarut dalam melepas kerinduannya satu sama lain, bahkan mereka tidak menyadari jika ibu suri dan Ji San sudah berdiri di depan pintu.
"Ahemmm", ibu suri berdehem, membuat insan yang sedang saling rindu itu kaget dan segera saling melepaskan pelukan.
"Ibu...", Dae Hoo berlari memeluk ibunya.
"Ibu....terima kasih..maafkan aku karena membuat ibu sedih", Dae Hoo memeluk ibu suri dengan perasaan bahagia.
"Iya putraku...seorang ibu pasti akan berusaha membuat putranya bahagia...jangan bersedih lagi", ibu suri sambil menepuk-nepuk punggung Dae Hoo.
"Kau harus berterima kasih pada Ji San bagaimanapun dia yang sudah menceritakannya pada ibu, dia juga yang memberi tahu ibu dimana Soo Hwa berada sehingga ibu bisa membujuk Soo Hwa untuk kembali padamu", ibu suri melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan putranya sambil menoleh sedikit ke arah Ji San.
"San...maafkan aku yang berkali-kali marah padamu...terima kasih..kau memang yang selalu mengerti aku,,", Dae Hoo menghampiri Ji San dan memeluknya.
"Sudah tugasku menjaga anak manja sepertimu.!", Ji San tersenyum sambil menepuk bahu Dae Hoo.
"Kau!!", Dae Hoo mendelik kesal sambil melepas pelukannya.
"Apa?kau mau marah kepadaku?bagaimana kalau q meminta ibu suri membatalkan pernikahanmu dengan nona Soo Hwa?!!", Ji San tersenyum tipis sambil nyengir.
"Tentu saja tidak boleh!!!!", Dae Hoo dengan nada tinggi sedikit berteriak.
"Hahahahahaha....", sekejap ruangan dipenuhi tawa melihat kelakuan Dae Hoo yang marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments