Pemandangan yang sangat indah didepan Dae Hoo adalah sesosok perempuan dengan rambut hitam bercampur biru tergerai..wajahnya begitu menawan..dengan pupil mata cokelat..bibir tipis dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putih yang berjajar rapi..kulit yang putih dan halus..tubuh ramping yang berbalut kain putih yang panjang..Ya..gadis itu adalah Han Soo Hwa..ia berdiri dipinggir mata air bersenda gurau dengan beberapa burung di sekelilingnya. Gadis itu belum sadar jika ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya dari jauh..
"Deg..deg..deg..deg.." dada Dae Hoo berdegup..ia terpesona dengan sosok didepannya..baru pertama kali ini dalam hidup Dae Hoo merasakan getaran aneh yang mendebarkan dalam hatinya. Sudah banyak wanita yang pernah Dae Hoo temui dalam hidupnya namun ia tak pernah merasakan debaran-debaran aneh menyusupi hatinya seperti saat melihat gadis didepannya itu.
Perlahan Dae Hoo mendekat ke arah gadis itu namun tidak sengaja ia menginjak ranting kering sehingga menimbulkan suara.."Kretakk"
Burung-burung disekeliling gadis itu tersadar mendengar gangguan tersebut dan segera berhambur pergi, gadis itu akhirnya tersadar dan segera melesatkan pandangannya ke arah suara yang menakuti burung-burung itu..pandangan mereka bertemu..ia mendapati sesosok laki-laki yang rupawan yang tengah mengamatinya sedari tadi..sejenak gadis itu terpesona..ia merasakan debaran dihatinya..
"Ahemm.."deheman Dae Hoo memecahkan kesunyian diantara mereka.
"Engg..siapa tuan?sejak kapan tuan berada disini?" , segera Soo Hwa menundukkan pandangan dan melempar pertanyaan kepada Dae Hoo.
"Maaf jika kehadiranku menganggu nona..perkenalkan aku Yun Dae Hoo..aku sedang berjalan-jalan mencari mata air ini..dan kebetulan ketika aku mendengar suara nona akhirnya menuntunku sampai disini", balas Dae Hoo dengan sopan.
"Kalau boleh aku tau siapa nona ini?kenapa nona ada dihutan sendirian?" tambah Dae Hoo.
"Ahh..ya..perkenalkan namaku Han Soo Hwa..dan aku memang tinggal dihutan ini tuan", jawab Soo Hwa lembut.
"Tinggal dihutan ini??", Dae Hoo kaget, bagaimanapun seorang wanita tinggal dihutan adalah sebuah hal yang tidak biasa bagi Dae Hoo mengingat masih banyak binatang buas yang berkeliaran dihutan ini.
"Iya tuan"
"Dengan siapa kiranya nona tinggal dihutan ini?"
"Hamba tinggal sendiri tuan"
"Sendirian??????", Dae Hoo terperangah tak percaya..bagaimana mungkin seorang gadis cantik seperti dia tinggal dihutan sendirian..apa ini masuk akal?atau jangan-jangan gadis ini gadis jadi-jadian? Batin Dae Hoo sedikit bergidik ngeri.
"Iya tuan?Ada apa tuan?" Soo Hwa sedikit tertegun dengan ekspresi wajah Dae Hoo.
"Ahh..tidak apa-apa..hanya saja aku sedikit terkejut karena ada gadis yang sangat berani tinggal sendirian didalam hutan seperti ini..apa kau tidak takut nona?sudah berapa lama nona tinggal dihutan ini?" selidik Dae Hoo.
"Tentu tidak tuan..bagi saya alam ini adalah keluarga..saya senang bisa menjaga dan melindunginya...saya tinggal disini sudah sangat lama tuan", jelas Soo Hwa.
'Alam adalah keluarga?Menjaga dan melindungi?sudah lama dihutan?', berbagai pertanyaan timbul dibenak Dae Hoo..'jika dia sudah tinggal dihutan ini sangat lama tapi kenapa beberapa tahun yang lalu saat musim berburu aku tidak pernah bertemu dengannya?jangan-jangan dia ini bukan manusia' gumamnya lagi.
"SYUUTTT.."seseorang melesat tepat dibelakang Dae Hoo.
"Yang Mulia" sebuah suara membuat Dae Hoo tersentak dari lamunannya. Soo Hwa pun juga tak kalah kagetnya dengan Dae Hoo ketika melihat seseorang datang dengan tiba-tiba. Mereka serempak mengarahkan pandangannya ke arah orang itu.
'Siapa dia' batin Soo Hwa.
Ya..siapa lagi jika bukan Ji San. Akhirnya dia menemukan junjungannya itu.
"Heh..kau kalah Ji San", ejek Dae Hoo melihat kemunculan Ji San.
"Hamba mengaku kalah Yang Mulia"
"Hemmm", Dae Hoo sembari tersenyum tipis.
"Ehem..Nona perkenalkan dia Ji San pengawal pribadiku"
Soo Hwa dan Ji San saling menundukkan kepala menghormati satu sama lain.
"Apakah tuan ini seorang raja?", Soo Hwa sedikit tertegun saat Ji San memanggil Dae Hoo dengan sebutan Yang Mulia.
"Ahh..ya..aku raja dari kerajaan Pyehan", tukas Dae Hoo.
"Engg Hormat hamba Yang Mulia..maafkan atas kelancangan hamba..", Soo Hwa merendah.
"Ahh nona tidak apa-apa..nona tidak perlu seformal itu padaku..panggillah aku seperti tadi saja"
"Baik tuan..terima kasih"
"Apakah nona berkunjung ke ibukota?, selidik Dae Hoo. Ji San hanya diam dibelakang junjungannya sambil mendengarkan pembicaraan Dae Hoo dan Soo Hwa.
"Engg..iya tuan..saya berkunjung ke ibukota untuk membeli beberapa kebutuhan saja tuan", Soo Hwa sedikit gugup..tentu saja..Soo Hwa bukan manusia biasa..dia seorang dewi..tidak pernah berinteraksi dengan keramaian manusia..makan dan minum bahkan tempat tinggal bisa ia dapatkan secara mudah dengan pulang ke kerajaan langit. Ia tidak tahu dan tidak pernah belajar bagaimana kehidupan manusia dibumi, Raja Langit hanya memerintahkan Soo Hwa turun ke bumi untuk menjaga alam. Saat ini pun bertemu dengan Dae Hoo dan Ji San merupakan kali pertama baginya. Sebenarnya Soo Hwa sangat ingin mengetahui seperti apa kehidupan dibumi dan bagaimana cara hidup seperti manusia dibumi. Namun selama ia tinggal dibumi belum sekalipun ia pernah bertemu manusia.
"Benarkah?kalau begitu bagaimana jika saat perayaan festival lampion dikerajaan Pyehan tepatnya 3 hari lagi nona berkunjung ke istana Pyehan..aku akan sangat senang jika nona bersedia datang", Dae Hoo berbinar.
"Ahh..ya..terima kasih tuan atas undangannya..tapi perayaan lampion apa itu tuan?", Soo Hwa tak paham.
"Perayaan festival Lampion itu menerbangkan Lampion pada malam hari dengan menuliskan setiap harapan pada lampion itu..seperti jika mereka memiliki harapan akan pasangan maka harapan itu akan terkabul", jelas Dae Hoo sedikit merona.
"Lampion?ahh..semacam kertas permohonankah tuan?" Soo Hwa bertanya dengan polosnya.
"Ahh..bukan..seperti balon udara..tapi terbuat dari kertas dan diterbangkan menggunakan sumbu minyak yang diberi api..dikertas yang membungkus lampion itu kita menulis harapan", Dae Hoo sedikit bingung menjelaskan karena sebenarnya dari dulu ketika perayaan festival lampion dia tidak pernah tertarik untuk hal-hal sepele semacam itu..dan mungkin saja itu hanya akal-akalan Dae Hoo untuk bisa bertemu Soo Hwa lagi.
'Ada apa dengan Yang Mulia?', batin Ji San sambil mengernyitkan dahinya. Bagaimanapun Ji San telah mengabdi lama sejak Dae Hoo dan dia masih sama-sama berumur 7 tahun, tentunya ia lebih kenal dengan sifat dan kebiasaan junjungannya. Ia tahu bahwa Rajanya tidak pernah tertarik dengan hal-hal yang membuang waktu seperti itu. Sepertinya Ji San bisa mengambil sedikit kesimpulan jika junjungannya ini memiliki ketertarikan dengan gadis itu.
"Engg..." Soo Hwa masih belum bisa menjawab Dae Hoo. Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang disebut perayaan festival lampion tapi dia belum siap untuk bertemu dengan banyak manusia di keramaian.
"Bagaimana nona Soo Hwa?" Dae Hoo sangat berharap Soo Hwa tak menolak.
"Engg baiklah tuan..saya akan datang"
Tentu saja mendengar jawaban Soo Hwa hati Dae Hoo sangat senang..wajahnya berbinar..ia pun tersenyum sambil memandang Soo Hwa. Soo Hwa yang ditatap dengan senyuman indah Dae Hoo menunduk malu. Keduanya menjadi salah tingkah.
Sekejap suasana menjadi hening..sebelum akhirnya Ji San memecah suasana canggung itu.
"Yang Mulia sudah saatnya kita kembali ke perkemahan..hari sudah semakin sore..hamba takut para bangsawan dan pengawal mengkhawatirkan Yang Mulia", ucap Ji San.
"Ahh..ya..kita harus kembali" sejenak pandangan Dae Hoo memandang ke arah Soo Hwa..rasanya berat untuk pergi dari sana..ia baru saja bertemu dengan gadis yang menggetarkan hatinya..apakah ia bisa bertemu dengan gadis itu kembali disini..Dae Hoo mematung melihat Soo Hwa..Soo Hwa yang sedari tadi menyadari tatapan itu hanya menunduk malu.
"Yang Mulia?" Ji San memecahkan lamunan Dae Hoo. Dae Hoo segera tersadar dari lamunannya dan beralih memandang Ji San.
"Baiklah kita akan kembali Ji san..eumm..nona aku dan pengawalku akan kembali..3 hari lagi di sore hari Ji San akan menjemputmu ditempat ini"
"Baik tuan..selamat jalan..hati-hati tuan", Soo Hwa membungkuk menghormat.
Dae Hoo dan Ji San bergegas berjalan meninggalkan Soo Hwa dibelakang..Soo Hwa memandang punggung Dae Hoo hingga si pemilik punggung itu hilang dari pandangannya.
Yah..pertemuan singkat itu sangat membekas dihati Dae Hoo dan Soo Hwa..ingin rasanya mereka segera melewati 2 hari setelah itu..
Gaess tunggu kelanjutannya ya..jangan lupa like and comment yah..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments