3 hari berlalu..kondisi Dae Hoo mulai pulih...ia sudah tidak sabar ingin menemui Soo Hwa.
"San, siapkan kereta kudaku..aku ingin menjemput Soo Hwa hari ini!", perintahnya sambil tersenyum cerah.
"Apa Yang Mulia yakin sudah sembuh?jangan memaksakan diri!"
"Aku ini sudah sangat sehat...ayolah San...kau ini tidak pernah jatuh cinta mana mungkin kau tau bagaimana darah mudaku ini sudah mendidih!"
"Hemmm...dasar otak mesum!!", umpat Ji San sambil nyengir.
"Apa yang kau katakan??!!"
"Tidak ada..baiklah aku siapkan kereta kudamu dulu..."
Pagi itu rombongan kereta raja meninggalkan istana dipimpin oleh Ji San...
.....................
Setibanya didekat gerbang Dae Hoo memerintahkan para pengawal menunggu digerbang keluar...
"Kalian tunggulah aku disini dulu, aku dan Ji San akan masuk hutan dengan menunggang kuda!".
"Baik Yang Mulia"
Dae Hoo dan Ji San segera memacu kuda masuk ke hutan tempat Soo Hwa tinggal.
Sesampainya digua dekat mata air tempat tinggal Soo Hwa, Dae Hoo segera turun dari kuda...kemudian berlari masuk ke dalam gua, Ji San menyusulnya.
"Soo Hwa...", panggil Dae Hoo, namun didalam gua itu kosong.
"San, apa kau yakin Soo Hwa tinggal disini?"
"Aku yakin..karena terakhir kali aku mengantarnya pulang..dia berkata dia tinggal disini"
"Soo Hwa!!"
"Soo Hwa!!!
"Nona Soo Hwa!!!..."
Dae Hoo terus memanggil Soo Hwa disekitar mata air itu..
'Soo Hwa.....dimana kau...aku mohon muncullah....kau tidak bisa pergi meninggalkanku seperti ini', guratan kecemasan terlihat diwajah Dae Hoo.
"Soo Hwa!!!"...
"Nona Soo Hwa!!!"
Hampir setengah hari Dae Hoo dan Ji san mencari dan memanggil Soo Hwa di sekitar wilayah yang masih dekat dengan mata air tersebut..namun Soo Hwa tak juga muncul disana. Mereka kembali ke gua dekat mata air lagi namun sosok Soo Hwa tak kunjung ditemukan..
Dae Hoo terduduk lemas..ia baru saja pulih dari sakit..namun kini hatinya mulai terasa sakit..yang ia cinta malah pergi entah kemana..
"Yang Mulia sebaiknya kita pulang sekarang..hari sudah akan sore..kita cari nona Soo Hwa esok hari lagi..."
"Tidak..aku tidak ingin kembali..kau kembalilah dulu San...aku akan tetap menunggu Soo Hwa disini!"
"Yang Mulia!!kau tidak boleh menghukum dirimu seperti itu..mungkin saja ketika kita kembali esok nona Soo Hwa sudah kembali kemari!! Kau harus tetap menjaga kesehatanmu..kau baru pulih..jangan memaksakan dirimu!!"
"Aku bilang pulanglah!!!!"
"Yang Mulia!!", Ji San mencoba mengangkat bahu Dae Hoo..namun Dae Hoo menolak tangan Ji San.
"Sudah kubilang pulanglah!!!ini perintah raja!!!", Dae Hoo bersikeras.
"Aku tidak akan pergi jika Yang Mulia tidak pergi"
Dae Hoo benar-benar kesal dengan sifat keras kepala Ji San..ia kemudian bangun dan menghampiri Ji San, ia mengambil pedang Ji San dan mengarahkannya ke lehernya sendiri.
"Yang Mulia!! Apa yang kau lakukan!!!"
"Jangan kemari!!jika kau tak segera pergi aku akan membunuh diriku sendiri!!!!"
"Jangan berbuat nekad Yang Mulia!!aku mohon berpikir jernihlah...."
"Pergilah..", Dae Hoo sedikit menekan pedang ke lehernya, lehernya sudah tergores. Ji San sudah tak berdaya melihat darah dileher Dae Hoo. Ia memilih melangkah mundur pergi meninggalkan Dae Hoo.
Dari tempat yang jauh, dibelakang pohon, seseorang sedang menyaksikan apa yang terjadi antara Dae Hoo dan Ji San barusan,..tak terasa air mata sudah membasahi pipinya..
'Maafkan aku Dae Hoo.....', gumamnya.
.................
Dae Hoo masih menunggu ditepi mata air......perlahan ia berlutut dengan mata yang sembab..pandangannya tertunduk..dadanya terasa sesak dan sakit...'Soo Hwa...ijinkan aku bertemu denganmu...'
Tak terasa hujan turun membasahi bumi..hari telah petang..Dae Hoo masih duduk berlutut disana dengan pandangan tertunduk..ia tidak peduli walau hujan ataupun badai datang...yang ia inginkan hanya bertemu Soo Hwa...
"Uhukkk..uhukk...", badan Dae Hoo yang masih belum sehat benar mulai menggigil setelah terkena air hujan,,udara malam dihutan semakin menusuk ke tulang sumsum.
Sepasang mata masih mengawasinya dari jauh..ia benar-benar sudah tak tahan melihat kondisi Dae Hoo yang seperti itu..namun ia harus menahannya.
Tepat tengah malam Dae Hoo mulai goyah..badan yang kedinginan dibalik baju basahnya dan tubuhnya masih lemah membuatnya tak berdaya. Perlahan tubuhnya ambruk kesamping, ia terkapar ditanah, matanya perlahan terpejam "Soo Hwa....", itulah kata terakhir yang ia ucapkan..
" Dae Hoo bangunlah...Dae Hoo..!", samar-samar ia melihat bayangan Soo Hwa yang memanggilnya dan menepuk-nepuk pipinya..
................
Mata Dae Hoo perlahan terbuka, ia melihat sekeliling...barang-barang disekitarnya tidak asing...ia sudah berada dalam kamarnya sendiri..Ia mencoba bangun.
"Ughhhh kepalaku....", Dae Hoo kesakitan memegang kepalanya, ia mencoba duduk.
"Yang Mulia sudah bangun.."
Dae Hoo tertegun, ia menoleh ke sumber suara itu.
"San?", ia masih merasa bingung...bukankah ia kemarin masih ada ditepi mata air?kenapa sekarang ia sudah berada dikamarnya sendiri?
"Kau pingsan 2 hari..aku yang membawamu pulang"
"Apa maksudmu?"
"Dimana Soo Hwa?aku datang untuk menjemputnya kemarin..."
Ji San mengambil nafas panjang lalu menghembuskan dengan kasar....ia berjalan mendekati Dae Hoo...Ji San merogoh ke dalam pakaiannya dan mengeluarkan sesuatu...
"Ini surat dari Soo Hwa", menyerahkan sebuah surat ke Dae Hoo. Dae Hoo mengambil surat itu dan langsung membukanya..
"Dae Hoo....aku tahu ini berat bagi kita...bagiku dan bagimu...tapi ada sesuatu yang tidak pernah kau tau tentang aku..aku memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu untuk kebaikanmu...aku mohon hiduplah dengan baik..jangan cari aku lagi...aku mencintaimu...Soo Hwa".
Surat itu jatuh...airmata mulai berjatuhan dipipi Dae Hoo yang pucat..ia sangat terpukul...Soo Hwa pergi darinya begitu saja..
"Kenapa?huhu...huhu...kenapa Soo Hwa?huhu...setidaknya beri aku alasan yang jelas kenapa kau pergi!!bukan seperti ini!!!"huhu...huhu", Dae Hoo tersedu-sedu. Ji San merasa kasihan dengan rajanya itu..tapi itulah keputusan Soo Hwa..ia merangkul dan menepuk-nepuk punggung Rajanya "sudah..jangan sedih...pasti Soo Hwa punya alasan lain kenapa dia pergi..setidaknya kau harus tetap bersemangat hidup..agar suatu saat kau bisa menemukannya lagi"
Sebenarnya saat Dae Hoo tak sadarkan diri kemarin Soo Hwa lah yang menolongnya. Soo Hwa berteriak meminta tolong, untungnya Ji San tak berada jauh dari sana, Soo Hwa meminta Ji San untuk membawa Dae Hoo pulang ke istana. Ia sudah meminta Soo Hwa untuk kembali pada Dae Hoo..namun Soo Hwa menolak. Soo Hwa hanya menitipkan sebuah surat untuk Dae Hoo.
"Jika dia mencintaiku kenapa dia pergi?huhu...huhu", Dae Hoo benar-benar larut dalam kesedihannya..Ji San hanya bisa membiarkan Dae Hoo melepaskan semua kesedihannya didekapannya.
.................
Sepeninggal Soo Hwa hari-hari Dae Hoo hanya dihabiskan merenung dikamarnya...ia tak memperhatikan kesehatannya yang mulai menurun..semua urusan istana menjadi carut marut tak karuan....untungnya Ji San masih mampu menanganinya.
"Nak...tolonglah jujur padaku...sebenarnya apa yang terjadi pada Dae Hoo dihutan utara Donggi saat terakhir kali kau membawanya pulang dengan kondisi tak sadarkan diri?kau adalah satu-satunya orang yang paling dia percaya dibanding aku ibunya...tolong ceritakan apa yang kau ketahui semua padaku...aku tidak akan marah atau menghukummu....bagaimanapun kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri", ibu suri menggenggam tangan Ji San dengan lembut.
"Yang Mulia ibu suri, sebenarnya...............", Ji San menceritakan dari awal hingga akhir...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments